• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan"

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Agussani

Meraih Prestasi

dengan Keteladanan

(3)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam dan dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin tertulis dari penulis.

Agussani

Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Muhammad Arifin, Ribut Priadi, Winarti

(4)

Judul

Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Penulis

Muhammad Arifin, Ribut Priadi, Winarti Editor

H. Muhammad Arifin, Akrim, Rudianto Desain Sampul

Prayoga Dinata Layouter Fimanda Arlita Kontributor

Erwin Asmadi, Muhammad Qorib, Muthalib, Rizka Harfiani, Nadra Amalia

Cetakan Pertama; November 2021 (xlvi + 362 hlm) ; 15 x 23 cm ISBN : 978-623-408-015-5 E-ISBN : 978-623-408-016-2 (PDF) Penerbit

Redaksi

Jalan Kapten Muktar Basri No 3 Medan, 20238 Telepon, 061-6626296, Fax. 061-6638296 Email; [email protected]

Website; http://umsupress.umsu.ac.id/

Anggota IKAPI Sumut, No: 38/Anggota Luar Biasa/SUT/2020 Anggota APPTI (Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia) Anggota APPTIMA (Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi

Muhammadiyah Aisyiyah)

v

DAFTAR ISI

Prakata _________________________________________ xi Pengantar Penerbit ______________________________ xv Sambutan

Oleh Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. ____________ xxi Agussani Maju Bersama UMSU ___________________ xxi Sambutan

Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan _________ xxvii Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia _____ xxvii Sambutan

Gubernur Sumatera Utara ________________________ xxxi Sambutan Rektor

Universitas Sumatera Utara ______________________ xxxiii Sambutan Rektor

Universitas Negeri Medan ________________________ xxxvii Sambutan Rektor

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara __________ xli Sambutan

Kepala LLDikti Wilayah 1 Sumatera Utara _________ xlv Prolog

Agussani Membangun Peradaban Bangsa _________ 1 Bagian Pertama ______________________________ 5 Masa Kecil dan Remaja________________________ 5 Hidup Sebagai Anak Tunggal __________________ 7 Pernah Pindah Sekolah ________________________ 10 Kisah Mengaji________________________________ 12 Reporter Bioskop “Misbar” ____________________ 15 Agussani, Emak, dan ‘Sibualbuali’, ______________ 22 From Bangkinang To Medan ___________________ 22

(5)

vi

Bagian Kedua ________________________________ 29 Hidup di Perantauan __________________________ 29 Tinggal di Kos “Mak Ulung” ___________________ 31 Tinggal di Masjid yang ________________________ 32 Tak Kesampaian ______________________________ 32 Kuliah Sambil Kerja ___________________________ 32 Sepatu yang Rusak dan Akhirnya ______________ 33 Naik Angkot _________________________________ 33 10 Tahun Tak Pulang ke Kampung Halaman dan Cara Mencintai _______________________________ 34 Selalu Tampil Necis___________________________ 36 Bagian Ketiga ________________________________ 37 Kisah Bermuhammadiyah _____________________ 37

Pembinaan Hubungan dengan Persyarikatan

Muhammadiyah _____________________________ 39 Pelaksanaan dan Kekhasan Al Islam dan

Kemuhammadiyahan (AIK) ____________________ 49 Maju Bersama Persyarikatan ___________________ 53 Bagian Keempat ______________________________ 63 Agussani dan Sepak Terjang Membangun UMSU _ 63 Awal yang Begitu Berat _______________________ 65 Sejarah UMSU dan Kepemimpinan Agussani ____ 68 Pemimpinan yang Mewujudkan ________________ 81 Visi dan Misi_________________________________ 81 Kepemimpinan Humanis ______________________ 82 Menciptakan Suasana Kondusif dan Stabil _______ 83 Pengalaman Menghadapi Kondisi ______________ 87 Darurat (Covid-19) ____________________________ 87 Prestasi dan Akreditasi A _____________________ 90 Agussani dan Para Tokoh _____________________ 98 Perjuangan untuk Memenuhi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Kampus ________________________ 119 Pengelolaan Keuangan Kampus ________________ 123

vii

Pembinaan Karir Dosen _______________________ 124 Pelaksanaan Catur Darma Perguruan Tinggi _____ 126 Tantangan dalam Pengembangan Kerja Sama

Nasional dan Internasional ____________________ 129 Bagian Kelima _______________________________ 137 Pemimpin Yang Visioner ______________________ 137 Identifikasi Kebutuhan Masyarakat _____________ 139 OIF sebagai Keunikan dan Keunggulan _________ 141 Proses Perencanaan Strategi ___________________ 143 Tahap I. Renstra 2013-2018 ; UMSU Memiliki

Reputasi Nasional ____________________________ 147 Tahap II. Renstra 2018-2023 ; UMSU The Best

National University ____________________________ 149 Tahap III. Renstra 2023-2028 ; UMSU The Research And Innovation University ______________________ 151 Tahap IV. Renstra 2028-2033 ; UMSU The Research And Innovation University ______________________ 152 Pemasaran PTMA (Branding, Promosi, Hubungan

dengan Pers, Kampanye di Media Sosial) ________ 154 Bagian Keenam ______________________________ 161 Agussani dan Budaya Melayu __________________ 161 Mendapat Gelar Datuk ________________________ 163 Pendirian Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU ___ 165 Sekelumit Kisah Dari Jaring Halus ______________ 173 Bagian Ketujuh ______________________________ 185 Mereka Bicara Sosok Agussani _________________ 185 Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed _________________ 187 Letjen.TNI (Purn) H. Edy Rahmayadi ___________ 193 Rahmansyah Sibarahi, S.H. ____________________ 197 Bakhtiar Ahmad Sibarani ______________________ 199 Prof. Dr.H. Hasyimsyah Nasution, M.A. _________ 201 Hj. Elynita Koto ______________________________ 207

(6)

viii

Datuk Seri Prof.Dr. Ir. Djohar Arifin Husin II _____ 211 Dr. Saleh Partaonan Daulay, M.Ag.,M.Hum, M.A. 217 H. Nasril Bahar, S.E. __________________________ 219 Irwan Syahputra, M.A. ________________________ 223 Dr.H.Maratua Simanjuntak ____________________ 229 Dr.H. Rahmat Shah ___________________________ 233 Drs. H. Firdaus Naly __________________________ 237 Dr. H. Bahdin Nur Tanjung, S.E., M.M. __________ 243 Drs. H. Burhanuddin, M.Ag. ___________________ 249 Drs. H. Ilyas Halim, M.Pd _____________________ 253 Syaikh Dr. Zikmal Fuad, M.A.__________________ 255 Prof.Dr.M.Mohd.Hatta ________________________ 257 Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, M.A. ______ 261 Dr. Fauzan, MPd _____________________________ 265 Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. ____________________ 269 Fathul Wahid ________________________________ 273 Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum. ________ 275 Dr.dr.Sukadiono, M.M. ________________________ 279 Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd. _____________________ 281 Dr. Jebul Suroso, S.Kp., Ns. M.Kep. _____________ 285 Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag __________ 295 Dr. H. Mubarak, M.Si. _________________________ 299 Dr. Riki Saputra, M.A. ________________________ 301 Ridwan, ST __________________________________ 305 James _______________________________________ 307 Pastor Yosafat Ivo Sinaga ______________________ 309 Epilog __________________________________________ 311 Kesuksesan yang Tinggi Selalu Dimulai dari

Kesulitan yang Tinggi

Foto ____________________________________________ 315 Kenangan

ix

Indeks __________________________________________ 349 Tentang Penulis _________________________________ 357 Tentang Editor __________________________________ 359



(7)

x xi

Prakata

Tahun 2019, usai acara di Fakultas Kedokteran, bersama dengan Kepala Biro Humas UMSU, Dr Ribut Priadi, M.IKom. Kami mewawancarai Rektor UMSU, Prof. Dr.

Agussani, M.AP. Kegiatan itu berlangsung santai, ada canda dan tawa, tapi terkadang, hening, dan sepi. Sesekali Pak Rektor, biasa kami menyapa mencontohkan tindakan para guru-gurunya memberikan petuah atau nasehat.

Sejak itu, lengkaplah kami memahami sosok teladan di UMSU. Ternyata ibarat pepatah “Buah tak jauh jatuh dari pohonnya”. Sosok Beliau itu terbentuk tak lepas dari pengaruh sosok orangtuanya. Dari ayahnya, Said Ali, pedagang di Kepulauan Riau yang mampu berdagang di negeri seberang Singapura dan Malaysia. Ketika itu, pedagang yang mampu menembus Singapura dan Malaysia dianggap berhasil. Kekaguman terhadap ayahnya tergambarkan bagaimana Pak Rektor itu memimpin UMSU.

Kerja sama dan kolaborasi memajukan UMSU tidak hanya di tingkat negara serumpun atau ASEAN saja, tetapi hingga benua Eropa.

Menulis buku biografi Bapak Agussani, tokoh yang kami kenal sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dengan mengawali karir dari bawah hingga tampuk pimpinan tertinggi tentunya tidak mudah. Apalagi merekonstruksi perjalanannya mulai dari kanak-kanak tinggal di Bangkinang, Kampar Riau, kehidupan masa remaja, hingga merauntau dari Bangkinan 5 Januari 1976 ke Medan, kisah berMuhammadiyah, Sepak Terjang Membangun UMSU, Pemimpin yang Visioner dan Membangun Budaya Melayu.

(8)

xii

Perjalanan hidup seorang tokoh yang begitu penuh tantangan, mengalir seperti air, berangkat dari bawah, perjalanan yang memiliki liku, ada hambatan dan gelombang yang dengan strategi dan kiat mampu diatasi.

Dalam menyusun biografi ini, tim memiliki tantangan tersendiri. Apalagi, Bapak Agussani bukanlah orang yang mudah bercerita terkait keberhasilan dan keunggulan dirinya kepada orang lain. Inilah tantangannya tersendiri.

Tim berhasil mengumpulkan, serpihan-serpihan informasi dari setiap kegiatan yang diikuti, kata-kata yang terucap dalam setiap memberikan sambutan pada aneka acara menjadi menyempurna tulisan biografi ini.

Suatu ketika, saat pisah sambut Dekan Fakultas Hukum UMSU, antara Dr Ida Hanifah dengan Dr Faisal. Ada petuah disampaikan Beliau kepada juniornya bahwa pemimpin itu harus menjadi role model bagi bawahannya.

Maka, pemimpin itu harus mampu menyesuaikan diri, mulai performance, cara berpakaian, bersikap dan bertindak.

Tidak boleh asal-asalan.

Di tangan dingin, satu per satu amal usaha Muhammadiyah dibenahi, mulai dari Rumah Sakit Muhammadiyah Sumatera Utara, sampai sekolah dan pondok pesantren Muhammadiyah. Keberhasilannya dianggap sebagai sebuah oase di padang pemikiran.

Namun, kehadiran buku biografi “Agussani, Meraih Prestasi dengan Keteladanan” belumlah lengkap, mungkin masih banyak serpihan-serpihan kisah yang belum tertuang di buku ini.

Buku ini didedikasikan pada Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sesuatu yang istimewa dari seorang Agussani adalah ide, pemikiran, dan

xiii

sikap kesederhanaan dalam menjalakan aktivitas yang patut dicontoh.

Semoga kehadiran buku ini menambah cakrawalah pengetahuan dan memberi manfaata bagi pembaca khususnya generasi millennial yang merupakan harapan bangsa.

Tim Penulis

Muhammad Arifin, Ribut Priadi, Winarti

(9)

xiv xv

Pengantar Penerbit

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt., berkat nikmat yang masih mengalir di setiap nadi hamba-Nya, pada setiap hembusan angin dan udara yang masih bisa dihirup dengan bebas, dan pada setiap daun yang jatuh dari pohon tidak luput dari pengawasan-Nya, maka atas dasar itu pula setiap hati, pikiran dan fisik yang masih dapat menghasilkan sebuah karya, lalu terbitlah buku “Agussani, Meraih Prestasi dengan Keteladanan”.

Serta shalawat, salam dan keberkahan kita mohon kepada Allah Swt., agar senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabiullah, Muhammad Saw. Berkat pengorbanan, cinta kasih dan keteladanan beliau yang menjadikan kita makhluk dengan peradaban mulia, dengan akhlak, ketulusan dan rasa cinta kita dapat membangun keluarga, dan dari pendidikan keluarga itu kita menjadi manusia yang menyebarkaan kebermaanfaatan bagi orang lain, sebagaimana Prof. Dr. Agussani, M.AP., dalam membangun peradaban, mulai dari keluarga hingga ke menyentuh lapisan masyarakat, pada bidang yang sangat esensial yaitu pendidikan.

Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan dalam momen yang berharga ini. Pertama, Kami sebagai penerbit dan tim merasa bersyukur dan berbangga menjadi bagian yang diberi amanah untuk menerbitkan sebuah karya monumental, sebuah perjalanan hidup, keteladanan, konsep gagasan serta dedikasi Prof. Dr. Agussani, M.AP., atau Pak Rektor biasa kami menyebutnya, terhadap dunia pendidikan

(10)

xvi

terutama terhadap dedikasi beliau terhadap Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Kami menyadari berkat tangan dingin beliaulah UMSU bisa menjadi kampus swasta yang unggul dan sukses menghidupkan gairah pendidikan nasional melalu tri darma perguruan tinggi seperti saat ini. Tidak hanya mampu berbicara banyak pada tingkat regional, namun juga pada taraf internasional.

Kedua, ada sebuah cerita menarik dalam proses pembuatan buku dalam kurun waktu beberapa minggu ini.

Segala proses pengumpulan data dan informasi secara keseluruhan berjalan tanpa hambatan. Keterbukaan, keakraban dan kerendahhatian yang beliau tunjukan menjadi modal penting dalam kelancaran penulisan dan penerbitan buku.

Kami kagum dan mengapresiasi dengan perjuangan hidup dan konsep ide yang dituangkan oleh Pak Rektor dalam buku ini. Kami melihat begitu cintanya beliau dengan budaya literasi dan pendidikan, hingga tidak ada yang lebih berharga yang dapat diabadikan, diberikan dan dibagikan kepada sejawat, anak didik, seluruh civitas akademika dan masyarakat umum selain sebuah buku, sebagai buah hasil perjalananan hidup dan keteladanan yang beliau ajarkan dan tanamkan, terutama dalam mengembangkan persyarikatan Muhammadiyah melalui kemajuan UMSU dalam turut serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa.

Ketiga, bahwa buku biografi ini disusun dengan diawali oleh kisah perjalanan hidup masa kecil Pak Rektor sebagai anak tunggal di salah satu kampung Kepulauan

xvii

Riau, anak dari seorang ayah pedagang yang sukses dan ibu yang lihai dan aktif dalam beorganisasi, seorang anak yang hobi bola, hidup dalam lingkungan yang agamis dan aktif di masyarakat. Setelah itu, pembahasan dilanjutkan dengan perjuangan beliau di tanah perantauan.

Bagian selanjutnya, mendeskripsikan kontribusi, sinergi dan keorganisasian beliau bersama Muhammadiyah dalam membangun bangsa. Lalu, pada bagian setelahnya menceritakan tentang perjalanan hidup di dunia civitas akademika dan dedikasi beliau dalam membangun UMSU, yang tentunya banyak pelajaran dan sumber motivasi kemajuan yang dapat diambil. Selanjutnya pembahasan berkisah tentang gagasan, komitmen dan visi kepemimpinan beliau dalam membangun pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Setelah itu, menampilkan sosok Pak Rektor yang tidak lupa dengan asa muasalnya serta dedikasi beliau terhadap suku Melayu. Pada bagian terakhir berisi kumpulan testimoni dari pengurus persyarikatan Muhammadiyah, tokoh-tokoh bangsa, pemimpin pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang-orang yang selama ini dekat dan bersinggungan dengan beliau.

Kami menyadari bahwa keuletan, kedisiplinan, kepemimpinan, ketakwaan dan apa yang Pak Rektor capai hingga hari ini tidak lepas berawal dari pendidikan, keteladanan dan peran keluarga di dalamnya. Kami juga berkayinan bahwa, karya ini bisa sampai hadir di hadapan para pembaca saat ini, tidak lepas dari ada begitu banyaknya pesan baik, unik dan menarik yang ingin beliau sampaikan terhadap pentingnya nilai perjuangan, kejujuran, kemandirian, kolaborasi, pendidikan, ilmu pengetahuan,

(11)

xviii

pengabdian, prestasi dan berbagai nilai kebaikan lainnya yang dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua.

Keempat, kami berharap semoga buku biografi ini apat menjadi bahan pembelajaran, motivasi, inspirasi bagi kita semua, terutama semangat beliau dalam memajukan pendidikan tinggi. Telah cukup banyak menjadi bukti berhasilnya beliau membangun perguruan tinggi, yaitu dengan menjadi UMSU sebagai kampus swasta yang berpredikat akreditasi A. Termasuk, menjadikan Fakultas Kedokteran UMSU semakin unggul dengan raihan akreditasi “A” dari Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan. Selain itu, yang juga membanggakan dari kinerja Pak Rektor dan kolaborasi yang beliau lakukan, adalah mampu mendirikan, mengembangkan dan memadukan khazanah Islam dan sains modern melalui pendirian Organisasi Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU).

Kami juga turut berbangga terhadap budaya literasi, penerbitan dan perbukuan yang semakin bergairah dan berkembang semenjak kepemimpinan beliau. Terbukti dengan menjadikan Perpustakaan UMSU satu dari dua perpustakaan di Sumatera Utara yang berhasil memproleh akreditasi A, serta ditunjukkan dengan semakin giat dan berkembangnya UMSU Press.

Kelima, kami bekeyakinan buku adalah jendela dunia, tidak hanya bermanfaat bagi orang yang membaca dan menerima manfaatnya, namun juga bagi insiator, penulis dan aktor yang terlibat di dalamnya sebagai investasi jangka panjang, tidak hanya sebagai jalan kebaikan di dunia tetapi bernilai dan berkontribusi pula bagi kehidupan akhirat.

Maka dari itu, kami mengucapkan selamat kepada Prof. Dr.

xix

Agussani, M.AP., atas terbitnya buku biografi ini. Semoga menjadi amal jariyah pribadi bagi bapak, jalan kebaikan bagi keluarga dan sumber kebaikan bagi masyarakat dan Indonesia secara luas.

Kami berharap buku ini dapat diterima oleh semua kalangan serta menjadi bahan bacaan dan sumber motivasi, terutama bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.

Nashrumminaallah wa fathun qoriib

Penerbit UMSU Press

(12)

xx xxi

Sambutan

Oleh Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Agussani Maju Bersama UMSU

Namanya singkat, Agussani. Mudah dibaca dan diingat. Gelarnya lengkap Profesor Doktor, perpaduan kepangkatan dan gelar akademik tertinggi. Plus Gelar Datuk dari Kesultanan Negeri Serdang. Bukan hanya nama dan gelarnya, tetapi sosok dan kiprahnya pun sangat mudah diingat. Dia Prof. Dr. H.

Agussani, MAP., Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara disingkat UMSU.

Saya mengenal lama Pak Agussani, sejak beliau berkiprah di Muhammadiyah Wilayah Sumatera Utara, secara khusus di UMSU. Sosok yang tenang, tampak pendiam, tetapi ramah dan baik hati. Kalau makan durian, tidak berlebihan. Publik mungkin tidak selalu kenal beliau rektor perguruan tinggi swasta terbesar di Sumatra Utara, karena penampilannya yang sederhana dan apa adanya.

Tapi itulah Prof. Dr. Agussani, pribadi yang bersahaja. Beliau juga rendah hati, meski saya lebih muda usia, tetapi penghormatan kepada yang muda sangat tinggi.

Rekan-rekan sejawat Profesor Agussani yang yunior seperti Dr. Muhammad Qorib, M.A., Dr. Akrim, M.Pd., Dr.

(13)

xxii

Zailani, M.A., juga para Wakil Rektor (Prof. Dr. H.

Muhammad Arifin Gultom, M.Hum, Dr. Akrim, M.Pd., Dr.

Rudianto, M.Si) yang mendampinginya dihargai baik layaknya kawan dan saudara. Sikap takzim juga tampak kuat kepada senior seperti kepada Alm. Prof. Dr. H. Ali Yakub Matondang, M.A., Drs. H. Firdaus Naly (Ketua PWM periode sebelumnya), Drs. H. Dalail Ahmad, M.A. (Ketua PWM dan Rektor UMSU periode sebelumnya), Prof. Dr. H.

Hasyimsyah Nasution, MA (Ketua PWM saat ini), Dr. H.

Bahdin Nur Tanjung (Rektor UMSU periode sebelumnya), serta tokoh senior Muhammadiyah dan Aisyiyah lainnya maupun tokoh di luar Persyarikatan.

Di lingkungan persyarikatan dari tingkat pimpinan wilayah sampai ke ranting, Prof. Dr. Agussani memiliki hubungan yang baik. Di Musyawarah Wilayah terpilih suara terbanyak, tetapi berpikir dan mengutamakan kepentingan kolektif. Beliau lebih memilih menjadi Bendahara PWM Sumatera Utara. Sikapnya tetap rendah hati dan membangun hubungan yang baik dengan semua kader dan pimpinan serta anggota. Dibawanya UMSU menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang bersinergi baik dengan seluruh lingkungan internal persyarikatan, selain dengan pihak luar. Hubungan ke luar juga luas, baik dengan jajaran pemerintahan maupun sesama pimpinan perguruan tinggi serta organisasi lain, sehingga menjadikan UMSU dikenal dan berjaringan luas. Beliau mendapat Gelar Adat sebagai Datuk Mahesa Mukti dari Kesultanan Negeri Serdang dan Dunia Melayu Dunia Islam.

Ketika saya mendapat kabar Rektor UMSU memperoleh gelar guru besar atau profesor yang

xxiii

ditandatangani Mendikbudristek tanggal 21 April 2021, kami Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan selamat dan bangga atas pencapaian kepangkatan akademik tertinggi itu. Ternyata di tengah tugas berat memimpin UMSU, Rektor tidak lupa mengurus kepangkatan tertinggi itu. Muhammadiyah dan UMSU tentu senang dan bangga, sebagai wujud bersyukur kepada Allah Swt., atas karunia yang berharga itu. Putra Bangkinang Kampar yang menapaki perjalanan panjang di Kota Medan ini berjuang dengan berkhidmat untuk orang banyak melalui dunia pendidikan.

Kepangkatan dan gelar akademik memang bukan segalanya, tetapi penting dan berharga bagi komunitas atau sivitas akademika suatu perguruan tinggi di mana pun.

Lebih-lebih di lingkungan Perguruan Tingggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang memerlukan syarat keduanya bagi pengembangan akademik, sebagai persyaratan dan sekaligus menunjukkan kualitas dunia perguruan tinggi. Tentu saja segala hal dituntut perpaduan antara prasyarat formalitas dan kualitas, yang juga melekat pada diri Rektor UMSU tersebut. Sungguh tidak mudah meraih kepangkatan dan gelar akademik yang dilalui secara wajar, sesuai ketentuan, dan menempuhnya dengan perjuangan yang penuh pengorbanan. Berbeda dengan gelar dan kepangkatan akademik yang diperoleh secara instan, yang tentu tidak diharapkan bertumbuh di dunia akademik yang menuntut objektivitas, profesionalitas, dan perjuangan keras layaknya para ilmuwan untuk menjadi teladan bagi masyarakat.

(14)

xxiv

Kembali ke sosok Pak Agussani. Di balik pribadi yang bersahaja, pengabdian dan perjuangannya dalam memajukan Muhammadiyah khususnya UMSU diakui gigih dan memiliki visi ke depan yang baik. Pembangunan fisik UMSU berkembang pesat. Mendirikan pusat Observatorium Ilmu Falak. Perluasan lahan untuk penyediaan kampus terpadu bagi masa depan kemajuan UMSU. Peningkatan kualitas akademik terus dikembangkan sehingga meraih akreditasi institusi A, yang tidak banyak perguruan tinggi di negeri ini meraihnya. Di era kepemimpinannya UMSU membuka fakultas kedokteran, setelah itu diberi izin membuka Program Studi Doktor Bidang Hukum. Kegigihan dan keluwesan Prof. Dr Agussani mengantarkannya mampu berkomunikasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang luas di dalam dan luar negeri untuk UMSU pengembangan kolaborasi perguruan tinggi yang dipimpinnya. Sejumlah capaian tersebut merupakan bukti dari keberhasilan memimpin UMSU meraih kemajuan dan keunggulan.

Prof. Dr. Agussani adalah sosok pekerja keras.

Bekerja dengan contoh dan tindakan nyata. Sebagai rektor tidak suka ada orang yang malas-malasan atau bekerja secara instan. Semangat akademiknya mulai tertanam ketika ia menjadi siswa di Madrasah Mu’allimin di Riau. Demikian pula semangat beroraganisasinya di antaranya diasah di saat ia menjadi salah seorang pimpinan di Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara. Perjalanan panjang sebagai Kepala Tata Usaha di SMA Muhamamadiyah, menempuh karir pengkhidmatan dari bawah, serta pergulatannya dalam banyak hal dengan etos

xxv

kerja tinggi membuatnya sebagai pimpinan perguruan tinggi yang gigih dalam memajukan UMSU.

Ketulusan disertai kegigihan mengantarkannya pada keberhasilan. Selain itu, semangat kebersamaan juga dibangun di lingkungan UMSU, sehingga semua pihak merasa dihargai dan tergerak untuk terlibat memajukan UMSU. UMSU maju dalam spirit pengkhidmatan, kegigihan, visi, dan kebersamaan di bawah kepemimpinan Datuk Profesor Agussani. Tentu tiada gading yang tak retak sebagaimana pepatah Melayu, Prof. Dr. Agussani seperti kita semua, tiada luput dari kekurangan selaku insan biasa.

Setiap kekurangan itu justru menjadi unsur saling mengisi dan menyangga dalam memajukan UMSU dan Muhammadiyah Sumatera Utara dengan spirit kebersamaan menuju raihan keunggulan. UMSU dan Muhammadiyah maju di atas topangan sistem dan kebersamaan yang kuat.

Perjalanan setiap orang memiliki ceritanya sendiri, suka dan duka dalam menjalani kehidupan sebagai ladang ibadah dan meraih anugerah Allah. Masing-masing mengukir kisahnya sendiri dengan suratan takdir yang digariskan Tuhan Ilahi Rabbi. Selamat atas penerbitan buku ini, teriring pantun: Sedari kecil menempa diri//Dari Bangkinang ke Kota Medan//Pak Agussani hadirkan biografi// Hantarkan UMSU berkemajuan!

(15)

xxvi xxvii Sambutan

Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ucapan selamat kepada UMSU tentu menjadi sambutan pertama saya atas pencapaian meraih akreditasi A. Ini tentunya harus kita apresiasi karena merupakan prestasi yang sangat luar biasa. Tidak semua universitas bisa mendapatkan akreditasi bergengsi ini, namun UMSU dapat meraihnya dengan sangat membanggakan.

Prof. Dr. Agussani, M.AP., telah berhasil menjadi pemimpin yang visioner, apa yang dibutuhkan di masa depan telah mampu ia baca pada saat ini, sehingga beliau sanggup menyediakan kebutuhan-kebutuhan dengan baik.

Saya telah jauh-jauh hari mengingatkan kepada beliau untuk tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan kinerjanya sebagai rektor, misalnya untuk terjun dalam politik, sehingga dengan demikian rektor bisa fokus membesarkan perguruan tinggi yang dipimpinnya selama menjabat sebagai pemimpin tertinggi di perguruan tinggi itu. Alhamdulillah, Pak Agussani menjalankan apa yang

(16)

xxviii

saya pesankan. Beliau fokus membesarkan UMSU dan akhirnya bisa membawa UMSU meraih akreditasi A. Harus diingat prestasi tersebut adalah yang pertama diraih perguruan tinggi swasta di Sumatra.

Pada sisi lain saya juga menilai bahwa Pak Agussani adalah orang yang mampu membangun komunikasi dengan baik. Walaupun tidak terjun langsung pada wilayah politik, tetapi kemampuan beliau dalam berinteraksi dan komunikasi dengan stakeholder baik pemerintah atau masyarakat telah banyak membantu UMSU yang dengan sukses menggelar vaksinasi massal lintas agama tahap pertama dan tahap kedua dengan baik, yang artinya membuktikan pada kelompok civil society di luar ekosistem Muhammadiyah Pak Agussani diterima baik di kalangan tersebut.

Selain itu, visionernya Pak Agussani tampak dari tidak ragunya beliau untuk melakukan pembangunan Observatorium Ilmu Falak (OIF) UMSU yang menunjukkan keberpihakan dalam bidang keilmuan dan menyeim- bangkan dalam konteks dakwah. Saya sungguh mengap- resiasi langkah Pak Agussani khususnya dalam membangun narasi berkemajuan yang telah menjadi jargon utama Muhammadiyah. Karena bagaimanapun inti dari kepemim- pinan adalah adanya visi, dan Pak Agussani adalah salah satu dari sedikit kader Muhammadiyah yang mempunyai dan terbukti telah sukses memimpin UMSU selama tiga periode.

Selamat atas lahirnya buku biografi profil ini. Selamat atas hidup yang bermanfaat untuk umat.

xxix Tetaplah menginspirasi.

Nasrun Minallah Wafathun Qarib Wassalamu’alaikum Wr. Wb

(17)

xxx xxxi

Sambutan

Gubernur Sumatera Utara

Assalamu’alaikum Wr. Wb Salah Sejahtera Bagi Kita Semua

Puji syukur kehadiran Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayahNya. Saya menyambut baik terbitnya buku biografi Prof. Dr.

Agussani, M.AP. Dengan penerbitan buku biografi yang berjudul “Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan” ini, maka semakin banyaklah khazanah buku biografi tokoh-tokoh Sumatra Utara yang dapat dibaca masyarakat sebagai pedoman dan bahan suri teladan karena dalam buku ini tergambar jelas pengalaman seorang abdi negara sejati.

Melalui buku biografi ini kita dapat melihat apresiasi sosok Prof. Dr. Agussan, M.AP., dalam memberikan kenang- kenangan yang monumental dalam hidupnya untuk keluarga, masyarakat, daerah dan untuk kita semua.

Sungguh merupakan sebuah prestasi dari penulisan buku ini oleh penulisnya. Berbagai informasi yang selama ini ibarat gunung es mengapung di tengah samudera, kini menjadi terang dan dapat diukur sehingga tokoh yang ditulis memang pantas dijadikan teladan terutama bagi generasi muda kita.

(18)

xxxii

Dengan terbitnya buku biografi ini, kita faham dan mengerti bagaimana Prof. Dr. Agussani, M.AP., membawa kinerja Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ke arah yang terus membaik sejalan dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat. Seiring dengan itu, maka UMSU dapat terus melangkah cepat meningkatkan kualitas pendidikannya.

Dalam buku biografi ini, Prof. Dr. Agussani, M.AP., telah berbagi kisah hidup dan telah membuka diri dengan harapan akan terjalin pemahaman mengenai diri beliau. Di buku ini, kiprah hidup beliau dipaparkan, meski tentu saja akibat keterbatasan ukuran dan jumlah halamannya tidak akan mampu mencerminkan secara keseluruhan.

Di akhir sambutan in, saya Edy Rahmayadi-Gubernur Sumatera Utara menyampaikan terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh UMSU untuk memberikan sambutan dalam buku biografi Prof. Dr.

Agussani, M.AP.

Semoga Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan keberkahan dalam setiap langkah dan usaha kita dalam membangun negara kita tercinta, Indonesia.

Sekian dan terimakasih Wassalamualaikum Wr. Wb

xxxiii

Sambutan Rektor Universitas Sumatera Utara

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Alhamdulillahirabbil'alamin.

Puji dan syukur mari kita sampaikan ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih dapat beraktivitas dengan baik dan lancar, didukung fisik dan psikis yang sehat walafiat. Shalawat beriring salam juga turut kita persembahkan kepada teladan kita, Rasulullah Muhammad Saw., pembawa risalah kenabian yang mengantarkan umat manusia dari masa kegelapan dan kebodohan menuju pada kehidupan yang terang-benderang dan sarat ilmu pengetahuan.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya mewakili seluruh civitas akademika Universitas Sumatera Utara mengucapkan selamat dan turut menyambut dengan gembira atas terbitnya buku biografi Professor Dr.

Agussani, M.AP., Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Di mana buku tersebut memuat rangkaian perjalanan hidup seorang tokoh yang berkontribusi besar dalam dunia pendidikan di Sumatra Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya.

(19)

xxxiv

Saya mengenal Professor Dr. Agussani, M.AP., sebagai individu yang rendah hati, membumi serta memiliki komitmen dan kepedulian dalam mendukung terselenggaranya pendidikan yang baik bagi generasi muda Indonesia. Tidak saja dalam koridor pendidikan umum, namun juga dari sisi pembangunan keimanan dan akhlakul karimah. Professor Agussani berhasil membawa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ke jenjang reputasi terbaik dengan memperoleh status akreditasi A dari BAN PT. Tentu saja, keberhasilan ini didapatkannya tidak dengan mudah. Melainkan dengan kerja keras, kesungguhan dan tekad untuk mengukuhkan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi perguruan tinggi swasta terdepan di Sumatra Utara dan rujukan utama di luar perguruan tinggi negeri bagi para generasi muda untuk melanjutkan pendidikannya.

Semangat perubahan yang dibawa oleh Professor Agussani mampu menulari seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, sehingga menciptakan semangat, pola pikei, dan gerak langkah yang sama untuk melakukan transformasi di perguruan tinggi tersebut. Sistem tata kelola kelembagaan, sistem pendidikan dan pengajaran, semuanya ditata ulang dan disesuaikan secara dinamis dengan kebutuhan aktual Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dalam menyongsong revolusi industri 4.0 dan transformasi digital.

Sejak memimpin Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dengan jabatan rektor pada tahun 2010, Prof.

Dr. Agussani, M.AP., dinilai banyak kalangan, baik internal maupun eksternal, sukses melakukan transformasi melalui pembenahan tata kelola universitas. Dari berbagai sumber diketahui bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai rektor, Prof. Agussani mengedepankan membangun sistem, sehingga memungkinkan setiap orang di lingkup

xxxv

manajemen UMSU menjalankan program, tanpa tergantung pada satu orang figur. Beliau juga dikenal dekat dan humble dengan staf, sehingga mampu mengekalkan semangat kebersamaan di tengah civitas akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Beliau sukses membawa UMSU pada berbagai capaian prestasi demi prestasi.

Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga menjadi bukti sahih kinerjanya selama memimpin UMSU dan berkiprah di tengah masyarakat. Beliau tercatat sebagai Tokoh Sahabat Pers bagi Serikat Penerbit Surat kabar Sumatra Utara. Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Sumut juga memberikan penghargaan kepadanya sebagai tokoh pendidikan d i Sumatra Utara.

Penghargaan juga diberikan oleh Badan Koordinasi Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional. Sementara Markplus Institute memberikan penghargaan Industry Marketing Champion 2020 Kota Medan karena Professor Agussani dinilai memiliki marketing spirit yang luar biasa.

Dengan sederet prestasi dan pengakuan dari berbagai lembaga terhadap kemampuannya, maka sudah sepatutnya kehadiran buku biografi Professor Dr.

Agussani, M.AP. ini kita apresiasi dengan baik dan penuh hormat. Di mana dari rangkaian perjalanan hidup yang ditempuh beliau, kita semua mampu mencermati dan mendapatkan i’tibar atau pelajaran serta manfaat baik, sehingga mampu menjalankan peran dan fungsi masing- masing di tengah masyarakat dengan baik dan maksimal.

Sesungguhnya dari biografi Professor Agussani ini kita semakin yakin bahwa peran manusia di dalam kehidupan ini adalah mampu memberikan sebanyak-banyaknya manfaat bagi sesama dan seluruh alam semesta.

Tentu saja, kami berharap, seluruh pencapaian yang telah diraih oleh Professor Agussani tidak akan terhenti hanya pada lembaran akhir biografi ini saja, melainkan akan terus beranak pinak pada kebermanfaatan yang lebih

(20)

xxxvi

besar bagi dunia pendidikan khususnya, serta bangsa dan negara khususnya. Untuk itu kami dari civitas akademika Universitas Sumatera Utara mendoakan agar Professor Agussani senantiasa dalam karunia kesehatan dan lindungan Allah Swt., sehingga dapat terus berkarya dan melakukan kerja-kerja besar lainnya.

Biografi ini adalah catatan sepenggal perjalanan Rektor UMSU yang patut kita jadikan contoh terbaik dalam menjalankan peran kemanusiaan kita masing-masing. Kami berharap, melalui penerbitan biografi ini akan lahir tokoh- tokoh lain yang memiliki kepedulian yang sama dengan beliau. Yang berbuat hanya dengan bersandar pada ridha Allah Swt. dan mengabdikan diri bagi kepentingan terbaik bangsa dan negara. Semoga sumbangsih pemikiran dan upaya yang telah dicurahkan oleh Professor Agussani dalam membesarkan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan menghadirkan institusi pendidikan terbaik bagi anak negeri beroleh pahala dan berkah dari Allah Swt. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

Akhirul kalam, demikian saja yang dapat kami sampaikan dalam sambutan ini. Semoga Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa meridhoi segala harapan dan ikhtiar yang kita lakukan. Terima kasih.

Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si.

Rektor Universitas Sumatera Utara

xxxvii

Sambutan Rektor Universitas Negeri Medan

Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk memberikan pengantar buku yang berjudul “Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan”. Kita berharap buku ini dapat menginspirasi pembaca bahwa kesuksesan hidup itu tidak datang tanpa perjuangan dan pengorbanan.

Tidak banyak tokoh di negeri ini yang jalan hidupnya penuh inspirasi dalam kestabilan, artinya memiliki pribadi yang stabil dalam berbuat baik antarsesama dan terus secara kontiniu, terutama dalam mengembangkan dan memajukan UMSU menjadi perguruan tinggi swasta terbaik di Sumatra Utara. Walau kita paham bahwa prilaku manusia itu kadang tidak stabil dalam berbuat baik dan berbuat salah.

Ketaqwaan diri kepada Allah Swt., kejernihan berpikir dan kesantunan dalam bersikap sangat mempengaruhi seseorang berbuat baik. Sesuai hadits rasul, “keimanan setiap manusia kadang naik dan kadang turun”. Sungguh

(21)

xxxviii

sulit membentuk diri setiap manusia agar memiliki kestabilan diri dalam bersosial kepada masyarakat.

Saya mengenal Prof. Dr. Agussani, M. AP. sebagai tokoh Muhammadiyah yang berperan dalam membawa UMSU yang saat ini menjadi kampus terkenal dan maju.

Dari riwayat hidup yang saya kenal, beliau memiliki kepribadian yang baik dalam berbuat baik kepada semua orang. Jiwa leadership dalam memimpin sebuah perguruan tinggi menjadi maju, tidak kita ragukan lagi, serta beliau juga memiliki jiwa sosial yang baik di masyarakat. Sebagai hamba yang selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt., kemudian pekerja keras, gigih, disiplin, fokus pada tujuan dan harapan.

Karakter inilah yang menempa kepribadian beliau menjadi jiwa yang tangguh dalam berbuat baik sekecil apapun antar sesama, terutama pada civitas UMSU dan warga Muhammadiyah. Sebagai pendidik, agamawan dan pimpinan UMSU, beliau memiliki banyak prestasi dan berperan sangat penting dalam memajukan UMSU menjadi PTS satu-satunya terakreditasi A di pulau Sumatra dan terbaik di Sumatra Utara.

Sebagai akademisi, saya salut dan bangga kepada Prof. Dr. Agussani, M. AP., selaku tokoh yang rendah hati, berdedikasi, rendah hati dan memiliki semangat tinggi tanpa kenal lelah serta fokus pada tujuan dalam memajukan UMSU menjadi kampus unggul dan berdaya saing. Kita berharap para pimpinan perguruan tinggi swasta, terutama di Sumatra Utara dapat mencontoh dan meneladani kiprah dan kerja keras beliau dalam memajukan kampus menuju pengakuan nasional dan internasional.

xxxix

Selamat atas terbitnya buku yang inspiratif ini, semoga Allah Swt., memberikan kesehatan dan kekuatan untuk tetap menjadi manusia terbaik di hadapan Allah dan antarsesama. Segudang inspirasi dalam sejarah hidup beliau ada dalam buku ini, saya rekomendasi bagi kita semua untuk berkenan membaca buku ini agar dapat menginspirasi jiwa- jiwa kita semua untuk hidup sukses dan tetap rendah hati.

Dr. Syamsul Gultom, SKM., M. Kes.

Rektor Universitas Negeri Medan

(22)

xl xli

Sambutan Rektor

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Anak-anak Indonesia yang kini mencapai lebih dari 260 juta itu sepatutnya membuat negeri ini lebih dari keadaan sekarang. Akan tetapi harapan itu belum kunjung diperoleh karena berbagai faktor, yang salah satunya adalah kebanyakan kita “tidak fokus.”

Siapa bilang anak-anak Indonesia tidak hebat. Siapa yang mengingkari anak-anak negeri tidak cerdas? Lihatlah Tentara Republik Indonesia (TNI) menjadi juara dan penembak terbaik dunia. Lihatlah kemampuan BJ. Habibie, anak Indonesia yang menguasai ilmu dirgantara dan ahli pesawat terbang.

Demikian mengesankannya hingga ahli Asia dan dan Asia Tenggara, German, Arndt Graf menyebut Indonesia bagai raksasa yang sedang bangkit karena cakupannya yang luas. Anak-anak Indonesia ada di seluruh penjuru dunia, baik yang studi maupun bekerja.

(23)

xlii

Prof. Agussani, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara adalah salah seorang dari anak Indonesia yang menyadari pentingnya karakter fokus bagi anak-anak Indonesia untuk percepatan pembangunan dan kemajuannya.

Prof. Agussani fokus pada cita-cita dan pekerjaannya, memajukan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara hingga perguruan tinggi kebanggaan Muhammadiyah ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dari segi penguatan akademik, penelitian dan pengembangan masyarakat maupun pengembangan sarana dan prasarana.

Karakter Fokus

Karakter fokus pada tujuan menyembulkan tiga hal dalam kepemimpinannya. Pertama, dia sangat menekankan perencanaan yang matang dan target-target yang jelas dalam pekerjaannya.

Kedua, dia sangat mampu menjelaskan mana program prioritas dan mana program biasa, mana yang terkait dengan pengembangan universitas dan mana yang merupakan program penunjang.

Ketiga, dia tampak tidak terlalu banyak berbicara dan tampil di muka umum. Kalau dia tampil berarti ada sesuatu dalam even itu yang terkait dengan pengembangan universitas.

Karakter dan sikap Prof. Agussani ini menjadi sesuatu yang amat dibutuhkan oleh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, insan akademik dan masyarakat Indonesia pada umumnya karena kelemahan masyarakat Indonesia, termasuk dunia akademik, adalah

xliii

seringkali tidak fokus pada pekerjaan dan tujuan, sehingga banyaknya penduduk negeri ini, termasuk para ilmuwan dan para manajer di perguruan tinggi, belum memberi arti yang penting bagi kemajuan negeri ini.

Begitulah Prof. Agussani menjadi salah seorang teladan di kalangan masyarakat Muhammadiyah, khususnya dalam pengelolaan perguruan tinggi. Semoga keteladanan ini dapat memberi spirit bagi kaum milenial Indonesia, hingga negeri ini semakin maju di masa datang.

Wallahu A’lam.

Prof. Dr. Syahrin Harahap, M.A.

Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

(24)

xliv xlv

Sambutan

Kepala LLDikti Wilayah 1 Sumatera Utara

Prof. Dr. Agussani, M.AP., berhasil merantau menjadi pemimpin dalam bidang pendidikan. Sebagai seorang yang sudah lama berkiprah di perguruan tinggi swasta tentunya banyak hal telah beliau perbuat untuk meningkatkan kualitas dan mutu perguruan tinggi di Sumatra Utara.

Prof. Agussani saya kenal pertama sekali adalah sebagai seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada tahun 1990an. Saat saya juga menjadi tenaga pengajar di sana.

Dalam perjalanannya beliau telah menduduki beberapa jabatan penting di UMSU sampai menjadi Rektor Universitas Muhammdiyah Sumatera Utara dari tahun 2010 sampai saat ini.

Pada masa mulai menjabat sebagai rektor, perkembangan UMSU semakin maju dan unggul. Ini terlihat dengan banyaknya visi misi yang dibuat UMSU dan berhasil dilaksanakan. UMSU terus melakukan kerja sama dalam

(25)

xlvi

negeri dan luar negeri sebagai upaya meningkatkan mutu UMSU.

Program studi di semua fakultas dan pascasarjana kuantitas dan kualitasnya terus bertambah dan mutunya semakin baik. Pengembangan sumber daya manusia khususnya para dosen terus meningkat dalam hal kualifikasi pendidikan dan jabatan akademik, di mana doktor dan guru besar terus bertambah.

Peningkatan sarana prasarana yang representatif juga terus dilakukan sehingga pada saat ini UMSU di bawah kepemimpinan beliau menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang mendapatkan peringkat akreditasi institusi A di wilayah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah Sumatera Utara.

Selamat dan sukses atas peluncuran buku Pak Agussani yang berjudul “Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan”.

Semoga dapat menjadi rujukan bagi banyak orang dalam melakukan tata kelola perguruan tinggi.

Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara

~ 1 ~

 Prolog

Agussani Membangun Peradaban Bangsa

Berawal dari julukan ‘anak ayam satu ekor’, ia ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa ia bukanlah anak manja, anak yang tak bisa lepas dari emak dan ayahnya.

Sejak kecil ia telah menunjukkan kekuatan dari kehidupannya yang penuh dengan prinsip, suka belajar, dan suka dengan tantangan.

Ia yang memiliki ayah dan emak yang religius dianggap oleh masyarakat Bangkinang sebagai anak yang mengajak ke neraka, masalahnya ia sangat menyukai pekerjaan remajanya yaitu menjadi reporter bioskop. Ia terpaksa harus tiduran di lantai mobil pick up sambil mengumumkan tayangan film agar tidak terlihat wajahnya oleh masyarakat yang baru pulang dari salat di masjid tepat di pinggir jalan besar, apalagi ayah dan emaknya selalu ada di masjid itu. “Orangtuanya mengajak ke surga, anak mengajak ke nereka.” begitu kata orang-orang di sana.

Padahal sebenarnya ia ingin mengasah kemampuan berbicaranya, menguji keberaniannya. Emak melarang, kepala sekolah berang.

(26)

| 2 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Bersekolah di Daarun Nahdhah dan Mu’allimin Muhammadiyah Bangkinang membuat ia bertemu dengan guru-guru yang kejam dan sering memukul, tapi itu tidak membuat ia sakit hati lantas putus sekolah. Ia tetap menuruti guru-gurunya dan belajar dengan bahagia walau hanya ditemani dengan lampu teplok. Ia menikmati masa kecilnya yang sering menyanyi di atas meja, mencuri buah milik tetangga, berjualan es lilin, koran, dan lain sebagainya.

“Sampai kapan dia tahan?!” itu adalah kalimat pemantik yang membuat ia bertahan tak pulang ke kampung halaman selama 10 tahun. Ia ingin membuktikan kepada keluarga besarnya, kepada saudara-saudaranya, kepada masyarakat Muara Uwai bahwa ia sungguh serius dalam menempuh pendidikan di Medan. Kehidupan yang tak manis sudah siap ia tempuh, tak bertemu dengan emak dan ayah, jalan kaki dari daerah Teladan menuju Jalan Sutrisno untuk bekerja, sepatu yang rusak, menjadi KTU sekaligus pembuat teh untuk para guru, dimarahi kepala sekolah, ingin tinggal di masjid namun tak kesampaian, kuliah sambil bekerja, dan konflik-konflik lainnya yang terasa begitu sulit namun tetap setia dijalani lembar demi lembar ‘novel’

kehidupannya untuk menemukan akhir cerita yang bahagia.

Siapa sangka kesulitan-kesulitan itu ternyata sengaja dihadirkan oleh Allah untuk menempa keteladan dalam dirinya agar dapat membangun peradaban. Peradaban itu bukan hanya untuk lingkungan kecil, melainkan bangsa.

Sebuah bangsa yang bernama Indonesia dan ia akan terus tumbuh mekar dan mewangi secara mendunia. ‘Anak ayam satu ekor’ itu telah menjadi inspirasi bangsa melalui prestasi demi prestasi yang berhasil ia raih dan itu diakui oleh

Prolog | 3 | masyarakat luas. Ia bernama Agussani, pemuda brilian dari Bangkinang.

(27)

| 4 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan ~ 5 ~



Bagian Pertama

Masa Kecil dan

Remaja

(28)

| 6 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 7 |

Hidup Sebagai Anak Tunggal

Haji Said Ali, ayah Agussani adalah pedagang. Pada zaman beliau, pedagang di Pekanbaru, Riau menggunakan

“ukuran Singapura”. Jika orang sudah pernah ke Singapura, maka dianggap berhasil. Agussani kagum kepada ayahnya yang hidup di era itu dan berhasil menembus negara tetangga untuk berdagang, apalagi orang di Riau itu lebih mengenal dolar daripada rupiah.

Waktu itu siapa yang berhubungan dengan Singapura dan Malaysia dianggap berhasil.

Haji Said Ali Darisah

“Ayah saya sampai saat ini dikenal sebagai saudagar yang pintar berdagang. Saya sangat kagum kepada beliau karena berasal dari keluarga agamais. Semua berhasil dan spesialis berdagang.” ucap Agussani yang suka makan ikan bakar dan ikan asam pedas. Agussani kecil dan remaja

(29)

| 8 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

sendiri juga senang berdagang, ia pernah berjualan es lilin dan berjualan koran di Muara Uwai.

Darisah, ibunya adalah sosok yang sangat dikagumi Agussani. Salah satunya, ibunya bukan dilahirkan secara organisasi tetapi secara otodidak menjadi orang organisasi, sehingga waktu itu terutama organisasi ‘Aisyiyah’ tidak melalui jenjang pengkaderan tetapi karena ibunya belajar secara otodidak dan mengikuti perkembangan seperti mengikuti beragam kegiatan, di antaranya ketika datang tokoh-tokoh Muhammadiyah. Kalau tokoh Aisyiyah waktu itu di Bangkinang belum pernah datang, tetapi Aisyiyah sudah ada. Ibunya pun dinobatkan sebagai ketua Aisyiyah di Bangkinang. Sang ibu sangat senang merajut tali silaturahmi, suka bergaul, suka menelusuri keluarga, itu juga yang menjadi alasan pandai ber-Aisyiyah.

“Beliau orang yang ulet dan jika dilihat dari latar belakang pendidikan formalnya tidak ada, tetapi begitu belajar, betul-betul belajar keras dan secara otodidak pemahaman keagamanan bertambah.” kenang Agussani.

Bahkan Agusani kecil karena kedekatan dengan ibunya dijuluki sebagai “anak ayam satu ekor” karena anak tunggal. Ke mana ibunya berdagang waktu itu, ia terus mengikuti.

“Dulu kalau mengikuti orang tua sering disebut ‘anak ayam satu ekor’ ikut ke mana saja. Itu saya rasakan karena ke mana-ke mana diajak dan saya bisa menceritakan bagaimana kehidupan Kepulauan Riau karena saya dibawa-bawa hingga ke Tanjungbalai Karimun, Tanjung Batu, Selat Panjang, dan Bengkalis, sehingga saya diledek

Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 9 | orang ‘anak ayam satu ekor ini ikut juga?’” ucap pria yang hobi menonton bola ini.

Ya, Agussani sangat senang dengan dunia bola. Tak heran, nama-nama pemain bola dari Indonesia begitu diingat seperti Iswardi Idris, Nobon, Abdul Kadir, bahkan Agussani dari kecil sudah ikut pertandingan antarkampung, ikut pertandingan club-club semi di Bangkinang dan tergabung dalam Gelora Football Club.

Kegemaran main bola di waktu kecil dilakukan di “Pulau”

Lenggini. Tempat itu berada di pinggiran pantai sungai dan landai. Biasanya “pulau” itu terjadi ketika air pasang, tanah yang yang tertinggal menjadi rumput dan di bawah rumput itu pasir, sehingga kalau cedera kecil sangat berkemungkinan. Bermain di situ menjadi kenikmatan tersendiri bagi Agussani.

Sosok kedua orang tuanya yang membuat Agussani kecil hingga dewasa terus belajar. Berasal dari keluarga agamais dan atas didikan orangtua karena dirinya dimasukkan dalam madrasah H i m p u n a n P u t r a P u t r i I s l a m ( HPPI), apalagi Kampar disebut juga

“Serambi Mekkah” nya Riau turut memengaruhi kepribadian Agussani. Tak heran, orang tuanya selalu berpesan. Salah satunya pesan ketika dirinya harus meninggalkan kampung halaman untuk merantau ke negeri orang.

Orang tuanya berpesan, “Pandai-pandai meniti buih agar selamat badan sampai seberang dan d i m a n a bumi dipijak di situlah langit dijunjung.” Itulah pesan orang tua dan menjadi modal yang pertama selalu dipegang.

Nasihat agama seperti jangan pernah meninggalkan

(30)

| 10 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

komunikasi dengan Allah Swt. dan pandai-pandai bergaul.

Pernah Pindah Sekolah

Agussani waktu kecil sering juga dibawa orang tua di Daarun Nahdhah. Pesantren terkenal dan sampai sekarang masih ada. Sempat sekolah di situ sampai kelas tiga, namun peraturan ketat dan bermacam-macam akhirnya pindah ke Mu’allimin Muhammadiyah Bangkinang.

Mengapa pindah? ternyata Agussani memiliki cerita unik. Waktu sekolah di Daarun Nahdhah letaknya di pinggir sungai, waktu itu ada musim ikan. Agussani melihat ikan itu dan namanya musim tentunya asik sekali.

Agussani ikut menggiring ikan karena asik menggiring ikan jadi lupa sekolah.

“Itulah Buya Godang (besar) lalu bertanya ‘siapa yang tidak datang semalam karena menggiring ikan dipukul pakai rotan itu. Kalau tidak mau sekolah di sini, pigi, pigi’”. Agussani mencontohkan cara mengusir menggunakan tangan.

“Itu pengalaman saya. Saya pindah ke Mu’allimin tidak seperti itu, di Mu’allimin saya belajar sudah kelas tiga. Guru- guru mengajar ketika pelajaran Bahasa Arab dan gurunya paling kejam dan main pukul. Kalau pelajaran dia, kami di bawah bukit. Kalau kami tidak datang minggu depan jumpa juga. Main pukul lagi, tapi tidak pernah sakit hati.

Itulah pengalaman dalam artian kenakalan di sekolah seperti itu. Kalau kenakalan yang lain ya seperti pukul-

Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 11 | pukul meja, mencuri buah rambutan dan tebu milik tetangga.” Ucapnya sembari tersenyum.

Gambar Pondok Pesantren Mu’allimin Muhammadiyah Bangkinang tempat Agussani pernah bersekolah

(31)

| 12 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Pondok Pesantren Mu’allimin Muhammadiyah Bangkinang

“Di sekolah Daarun Nahdhah belajar pakai lampu teplok. Tidak jauh dari rumah kita dan saat kecil saya sering di bawah ke Daarun Nahdhah. Saya disuruh naik di atas meja dan disuruh menyanyi seperti lagu ‘Malam ini, malam yang bergembira, malam kisahnya Nabi besar kita’, Itu nyanyinya di atas meja.” Agussani mengenang sambil tertawa.

Kisah Mengaji

Tidak hanya saat menjadi pembawa acara bioskop, Agussani paling teringat ketika mengaji di Surau Ubudiah. Saat itu usia sudah menanjak remaja. Di situ tingkat keberanian sudah mulai beda dan mulai berkelompok. Waktu mengaji terkadang ada orang tua yang menitip anaknya mengaji. Di pengajian terkadang

Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 13 | ada anak yang mengaji itu nakal, sehingga ada anak yang mungkin diledeki dan menangis pulang. Waktu itu dia sangat terkejut, bapak dari anak yang salah satu diledeki temannya itu mencari orang yang meledek atau memukul anaknya.

“Ketika sedang mengaji, bapak itu mencari dan di situ dipukul anak itu. Itu sampai sekarang saya teringat. Siapa orang tua yang memukul anaknya dan anak yang dipukul, tapi ya nggak usah disebut namanya. Itu yang saya sangat ingat, sedang mengaji itu, dipanggil keluar dan kami saksikan sampai menjerit-jerit.” ucap Agussani sembari mencontohkan bentuk tangan jari.

Peristiwa lain, ketika sejak kecil mengaji di HPPI.

Saat belajar mengaji di situ. Model mengaji malam dan semua murid disuruh berkeliling. Ustaz menyimak, tetapi ketika ada yang salah, maka terdengar suara “tak”, Agussani mencontohkan dengan menggerakkan tangan memukul sandaran kursi. “Masing-masing semua ketakutan.” kenangnya.

Saat mengaji, Agussani sangat terkesan dengan guru mengaji yang juga disebut guru favorit. Ustaz Amirullah yang juga qori. Dia adalah qori papan atas di Bangkinang.

Guru ngaji itu memotivasi supaya anak-anak bisa berhasil. Saya waktu mengaji dengan qori Amirullah di Surau Ubudiyah pernah menjadi perwakilan desa dan dalam MTQ dari hasil bimbingan beliau pernah mendapat kambing.

Nasihat yang paling diingat disampaikan Ustaz Amirullah yakni jadilah sebagai orang yang fasih membaca Al-Qu’ran dan bisa menjadi qori terkenal. Dulu di atas

(32)

| 14 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Ustaz Amirullah namanya Sarkawi dan harus dicontoh. Di atas Sarkawi ada lagi Ustaz Abdul Manaf yang lebih bagus.

“Kalau orang mengaji dulu, maka dipesankan mengajilah seperti Abdul Manaf. Itulah nasihatnya. Waktu itu ada idola juga di Malaysia seperti R. Ismail yang merupakan qori internasional.” kenang Agussani.

Agussani ternyata masih ingat saat SD tidak membuat PR, maka hukumannya dipukul kepalanya.

Kalau di Daarun Nahdhah itu ketat peraturannya, kepala sekolahnya selalu memantau dan ada semacam kotak saran, bilik rekes, kalau ada salah-salah masuk ke bilik rekes tersebut.

Agussani juga memiliki guru favorit lain, dia adalah Miarif mengajarkan Ushul Fiqih. Agussani ingat betul metode mengajarkan bagaimana menjadi orang yang benar.

Itulah guru-guru favorit, ada juga yang lain seperti guru hadist. Membaca hadist sangat lancar dan banyak sekali.

Kalau semasa menjadi mahasiswa, Agussani teringkat Nazib Ibrahim yang mengajar demograpi.

“Sangat luar biasa, metode luar biasa. Saya sangat ingat. Pernah saat belajar saya sangat mengantuk dan menguap, dia menyeloteh tetapi tidak melihat mahasiswa.

Kalau nggak tahan di ruangan ini keluar saja.” Itu pedas, Agussani mengenang.

Ia sendiri mengakui sebagai anak normal seperti halnya yang lain kenakalan-kenalan itu memang ada, namun bukanlah kenakalan yang zalim. Jika sedang berada di masjid bersama kawan-kawannya, mereka pernah punya rencana besar mengambil rambutan orang, tebu, dan lain- lain. Tentu itu menjadi kenangan lucu yang tak terlupakan.

Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 15 |

Reporter Bioskop “Misbar”

Namanya Bioskop Anak Desa Bangkinang, tapi warga menyebutnya cukup dengan ADB. Pemiliknya orang kaya Bernama Haji Hasan Basri atau Mak Adang. Bisnis Mak Adang ini lumayan banyak dari mulai usaha kayu gelondongan sampai punya klub sepakbola. Mak Adang keturunan Minang dan Acu, tapi perawakannya lebih menyerupai bule. Pendeknya Mak Adang dikenal pengusaha tajir di daerahnya. Bisnisnya yang menggurita di daerah Bangkinang dan sekitarnya membuat sosok Mak Adang begitu terkenal. Ditambah lagi keberadaan Bioskop ADB yang menjadi satu-satunya tempat favorit warga Bangkinang dan sekitarnya menikmati hiburan dan aksi- aksi film artis idola.

Semua warga Kampar hampir dipastikan akrab dengan nama Bioskop ADB. Di situlah setiap malam warga yang ingin menyaksikan bintang film kesayangan berkumpul menghabiskan waktu bersama kolega sembari menikmati film. Nama Artis India seperti, Hema Malini, Dharmendra, Amitha Bachan menjadi magnet kala itu. Film- film yang dibintangi artis tersebut, bakal membuat warga berbondong memenuhi bioskop. Artis lokal juga cukup banyak yang menjadi idola masa itu, sebut misalnya Rhoma Irama, Yatie Octavia, Sopan Sopian.

Gedung tempat menayangkan film aktor dan aktris idola itu berdinding bata nan kokoh. Cuma bangunan kokoh yang desainnya dibuat seperti panggung theater itu dibuat tanpa atap. Jadi para penonton film dari dalam gedung bisa memandang bintang di langit. Hampir dipastikan jika hujan

(33)

| 16 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

deras sedikit akan membuat para penonton di dalam Gedung berlarian keluar jika tak ingin pulang masuk angin karena pakaian yang basah. Alhasil Bioskop ADB punya nama panggilan lain, Bioskop Misbar. Begitulah para penggemar film memberikan sebutan untuk bioskop kesayangan. Meski miskin fasilitas tapi bioskop Misbar ADB tidak kehilangan penggemar. Apalagi malam-malam libur, bisa full booking. Warga menjadikan aktifitas menonton bioskop

Pengelola ADB punya cara jitu agar bioskopnya selalu ramai pengunjung. Saban sore sebelum pemutaran film, pengelola Bioskop ADB menyuruh karyawan untuk menjadi reporter. “Reporter” sebutan untuk orang yang menyiarkan atau menyampaikan pengumuman menggunakan pengeras suara atau toa keliling kampung dengan menumpang mobil pick up. ”Saudara-saudara saksikan penampilan aktor-aktor kesayangan Anda, Hema Malini, Dharmendra siap beraksi menghibur ayo, jangan sampai ketinggalan.” Begitulah biasa reporter mempersuasi warga sepanjang jalan menyusuri kampung agar mau datang ke bioskop.

Aksi reporter bioskop itu ternyata cukup menarik perhatian remaja tanggung Bernama Agussani. Bagi Agussani menjadi reporter adalah sebuah kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Reporter olahraga, Sambas menjadi salah satu idolanya. Saking terobsesinya, Agussani selalu membayangkan dirinya hadir di tengah-tengah pertandingan olahraga. Seru sekali rasanya bisa melaporkan jalannya pertandingan menit permenit dengan suara lantang dan menjadi klimak saat salah satu tim berhasil

Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 17 | mencuri poin dari tim lawan. Sosok Sambas begitu diidolainya.

Tidak heran ketika pengelola bioskop ADB membutuhkan reporter baru untuk menyiarkan film-film yang akan diputar, dengan hati riang gembira dia menyambut tawaran yang sudah lama diimpikan.

Mengumumkan film dengan aktor dan aktris terkenal yang akan diputar di bioskop ADB membuat Agussani girang karena bisa menyalurkan hobinya. Suara Agussani terdengar lantang saat pertama memegang pengeras suara.

Tiba-tiba Agussani berasa dirinya menjelma menjadi Sambas Mangundikarta, sang reporter idola.

Profesi reporter sungguh benar-benar menarik minat Agussani. Bukan hanya Sambas, pengetahuannya soal nama-nama reporter beken juga cukup komplet, sebut misalnya Syam Amir, Ani Sumadi. Semua gaya para reporter yang sering muncul dalam siaran radio dan televisi, sampai reporter negeri jiran Malaysia dikenalnya. Agussani benar-benar memiliki kekaguman tersendiri dengan pekerjaan reporter. Dia punya referensi yang sangat komplet, sampai reporter BBC dalam siaran Bahasa Indonesia sangat dikenali Agussani.

Saking gandrungnya dengan profesi reporter, Agussani selalu membawa radio transistor untuk bisa menikmati reportase pertandingan sepakbola. Radio yang powernya mengandalkan batere kering itu ditentengnya agar tidak ketinggalan suara reporter radio idola yang melaporkan jalannya pertandingan,

(34)

| 18 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Bicara tentang Sambas, sang reporter idola, atau reporter-reporter lainnya, Agussani bisa begitu detil mengenali kiprah masing-masing. Apalagi soal Sambas.

Sosok komentator olahraga itu seakan berputar di kepala hingga setiap kata yang keluar bisa persis dihafalnya.

Semangatnya menyala kalua bicara soal Sambas, apalagi kalau bicara hobinya bermain sepakbola. Dua alasan itu yang membuat Agussani betul-betul antusias menjadi reporter bioskop Misbar ADB. Pertama bisa mengasah kemampuan komunikasi, kedua bisa menyalurkan hobi dan bakat bermain sepakbola di klub ADB.

Sejak jadi reporter Misbar, hari-harinya selalu disibukkan dengan rutinitas selepas sekolah. Saban hari, Agussani mengumumkan film yang bakal tayang di Bioskop ADB berulang-ulang di sepanjang jalan desa yang dilewati mobil pick up yang membawanya. Saat melewati kampungnya, orang-orang memandang Agussani yang menjelma menjadi reporter bioskop Misbar menjadi heran.

Agussani yang menjelma menjadi sosok reporter Misbar di kampung menjadi trending topic, khususnya emak-emak yang mengenal sosok orang tua Agussani.

Profesi yang baru dijalani Agussani menjadi gunjingan orang-orang di kampung. Profesi reporter Misbar dianggap bukan pekerjaan yang baik di mata warga kampung.

Apalagi bagi Agussani, yang dikenal punya orang tua taat agama dan belajar di sekolah agama.

Tapi gunjingan orang kampung tak membuat Agussani surut. Hanya saja saat melewati masjid Raya di Bangkinang pas waktu salat, Agussani terpaksa tiduran di lantai mobil pick up menyembunyikan wajahnya agar tak

Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 19 | kelihatan orang-orang yang ingin berjemaah atau pulang dari masjid. Pun begitu jemaah masjid tetap mengenali suara Agussani yang menggema dengan pengeras suara mengumumkan film yang bakal tayang di Bioskop ADB.

Kebandelan Agussani yang tetap nekad jadi “Reporter Misbar” yang suaranya dianggap menganggu jemaah saat melintasi masjid dan yang mengajak orang menonton kerap berbuah omelan dari emak. Bagi orang tuanya yang memang dikenal berfaham agama tinggi mengajak orang nonton film di bioskop dianggap mengajak ‘orang ke neraka’.

Emak betul-betul tak rela, Agussani mengumumkan film-film yang diputar di Bioskop ADB menggunakan pengeras suara keliling dari satu kampung ke kampung lainnya dengan pick up. Bisa jadi emak yang aktivis Aisyiah malu karena anak kesayangan jadi perbincangan gegara jadi reporter Misbar. Apalagi sebagai aktivis Aisyiah emak banyak diminta memberi ceramah mengisi pengajian.

Sungguh pekerjaan yang dijalani Agussani tak pantas dalam pandangannya.

Menghadapi omelan emak, biasanya Agussani hanya diam. Emak juga rasanya sangat paham dengan keteguhan Agussani yang tetap merasa tak ada yang salah dengan apa yang dijalani. Menjadi reporter Misbar hanya bagian dari proses belajar mengasah kemampuan. Dia sesungguhnya tak ingin melawan keinginan emak mengakhiri pekerjaan sebagai reporter Misbar, tapi keinginannya untuk menjadi Sambas lebih kuat menariknya untuk kembali berkeliling kampung mengumumkan film yang diputar.

(35)

| 20 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Kebandelan Agussani yang tetap jadi reporter bioskop Misbar juga membuat kepala sekolahnya, H Abdul Salambin Yudo atau Kuok murka. Menjadi reporter, bukanlah pekerjaan yang baik, sehingga keluarlah ultimatum segera berhenti dari pekerjaannya itu. Kepala sekolah tidak rela kalau anak didiknya jadi reporter Misbar.

Mu’allimin tempat Agussani menimba ilmu dikenal sebagai sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu agama sangat disiplin.

Jelas kepala sekolah merasa ikut malu gara-gara salah satu anak didiknya setiap hari mengumumkan film bioskop yang akan tayang keliling dari satu kampung ke kampung lainnya.

Agussani cukup menyadari pekerjaan reporter Misbar dianggap kurang baik bagi remaja seusianya. Nasihat dan peringatan yang diterimanya sudah cukup. Tapi dia memandang apa yang dilakoni itu sebenarnya hanya bentuk pelatihan berbicara dan tidak ada maksud lainnya. Hanya banyak orang tua di kampung yang berkomentar sinis, ibunya menyuruh ke surga, anak menyuruh ke neraka.

Menjadi reporter Misbar memberikan pengalaman tersendiri. Pekerjaan itu dilakoni sampai menamatkan sekolah di Mualimin. Niatnya melanjutkan sekolah dan merantau ke Medan mengakhiri aksi Agussani yang suaranya selalu ditunggu para pecinta film India di Bioskop ADB. Sedih menyelimuti batin Agussani. Tapi dia juga tidak mungkin terkurung di Kampung selamanya.

Tekadnya kuat untuk belajar melanjutkan pendidikan ke Medan.

Belajar melanjutkan pendidikan ke Medan adalah cita- cita dan tekad Agussani untuk menata masa depan. Menjadi

Bagian Pertama Masa Kecil dan Remaja| 21 | Reporter Misbar memberikan pengalaman sekaligus pembelajaran berharga. Bukan hanya keinginan kuat untuk hidup mandiri, tapi juga reporter Misbar menumbuhkan motivasi dan tekad untuk bisa sukses. Reporter Misbar membuat Agussani merasa dirinya tertempa untuk menghadapi berbagai tantangan dan pandangan miring tentang pekerjaan yang dilakoni. Makanya dia tetap keukeu melakoni kerja sebagai reporter Misbar, sampai pada akhirnya harus melepas pekerjaan yang digeluti karena harus melanjutkan pendidikan ke Medan.

Hari terakhir menjadi reporter Misbar melahirkan kesan tersendiri bagi Agussani. Inilah saatnya fikir Agussani, dirinya harus membuktikan hasil kerja keras dan pengalaman bekerja dan belajar mandiri di perantauan. Di hari terakhir bertugas sebagai Reporter Misbar, Agussani menyempatkan diri menjumpai Mak Adang untuk pamit.

Ada sedikit ragu karena Reporter Misbar, bukan cuma soal pekerjaan, tapi juga hobi. Tapi semua keraguan itu sirna karena ada tekad kuat untuk bisa merubah nasib dengan melanjutkan Pendidikan di Medan.

Akhirnya dengan suara mantap Agussani menyampaikan maksudnya mengakhiri pekerjaan sebagai reporter Misbar. Dia menjumpai Mak Adang pengusaha sukses yang punya perawakan tubuh seperti orang bule.

Penampilan Mak Adang yang tampak gagah dengan segala predikat sebagai pengusaha sukses membuat suara Agussani agak tertahan. Tapi sesaat Agussani mampu mengontrol diri untuk menyampaikan niatnya.

Mendengar Agussani ingin merantau ke Medan melanjutkan pendidikan ternyata membuat Mak Adang

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari berbagai tingkat protein dengan kandungan ener- gi metabolis 2850 kl~al per kg ransum, dan

Suatu transmisi oleh satu stasiun manapun manapun menyebar pada medium yang panjang dalam kedua arah dan dapat diterima oleh semua stasiun lainnya. Ring network

Sebagaimana yang telah diuraikan pada rumusan masalah yang ingin mengetahui faktor apakah yang memiliki relevansi dengan penilaian prestasi kerja karyawan

Dengan adanya informasi yang berkaitan dengan dampak lingkungan yang relevan inilah diharapkan dapat mendorong sebuah bisnis melakukan inovasi, karena dengan

Tungku ruang bakar merupakan salah satu unit operasi pembakaran limbah padat yang cukup baik, yang dapat mereduksi limbah cukup besar, dengan demikian merupakan unit

Sesuai dengan peraturan perundangan maka untuk kawasan hutan yang telah diberikan ijin usaha maka tanggung jawab kegiatan rehabilitasi diserahkan kepada pemilik ijin

1) Membangun komunikasi yang baik dengan pihak internal dan eksternal lembaga. Komunikasi internal dilakukan untuk mengumpulkan informasi-informasi terkait dengan

Analisis bivariat yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel, yaitu pengaruh hipnoterapi