• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SEJARAH DAN EKSISTENSI PSMS DALAM MENGINSPIRASI SMeCK SEBAGAI SUPPORTERNYA 2.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II SEJARAH DAN EKSISTENSI PSMS DALAM MENGINSPIRASI SMeCK SEBAGAI SUPPORTERNYA 2.1"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

SEJARAH DAN EKSISTENSI PSMS DALAM MENGINSPIRASI SMeCK

SEBAGAI SUPPORTERNYA

2.1 Sepak Bola dan PSMS Ditinjau Dari Aspek Historisnya

Sepak bola adalah olahraga yang paling digemari di seluruh dunia. Olahraga tersebut pertama kali diperkenalkan dari negeri China yang dinamakan Tsu chu, Tsu artinya menendang dan Chu artinya bola. Jadi secara harfiah tsu chu artinya adalah menendang bola. Menurut sejarah, bukti-bukti yang menyatakan olahraga sepak bola pertama kali berasal dari China yaitu ditemukannya bola sebagai permainan para prajurit china di sekitar abad 2-3 pada zaman pemerintahan Dinasty Han12

Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan

.

Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Tidak adanya badan yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan sepak bola secara global. Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football Association (FIFA). Yang memiliki kantor pusat di Zurich, Swiss.

(2)

sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.

2.1.1 Kemunculan Olahraga Sepak Bola Modern Di Indonesia

Sepak bola pertama kali diperkenalkan ke Indonesia melalui bangsa Belanda yang kala itu sedang menjajah Bangsa Indonesia. Dengan waktu yang cukup lama menjajah Indonesia yakni sekitar 3,5 abad, bangsa Belanda banyak meninggalkan pengaruh-pengaruh dan kebiasaan pada bangsa Indonesia. Sejak adanya kegiatan olahraga pada zaman kekuasaan Belanda di Indonesia yakni menjelang tahun 1920-an, hanya cabang olahraga sepak bola yang paling menonjol. Hal inidikarenakan sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling banyak peminatnya maka tidak heran kalau olahraga ini menjadi olahraga rakyat.

Olahraga sepak bola yang ditangani oleh bangsa Belanda dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang menggembirakan dan dengan pengaturan administrasi yang baik maka terus mengalami kemajuan. Di kota-kota besar dengan nyata kelihatan kemajuan tersebut berkat adanya berbagai fasilitas dan kemampuan dari segi keuangan untuk menyediakan berbagai keperluan. Hal tersebut tidak terdapat di kota-kota kecil.

(3)

PSSI sering mengadakan kompetisi antar klub yang membuat olahraga sepak bola menjadi berkembang dan diminati di berbagai kalangan di Indonesia. Semula, hubungan antara NIVB dan PSSI menunjukkan ketidak akraban. Bangsa Belanda pada umumnya memandang remeh bangsa kita. Akan tetapi menjelang tahun 1940-an keadaan membaik dan pada tahun 1941 mulai mengadakan hubungan organisasi yang lebih baik, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:57)

Sejak angkatan udara Jepang menyerang Pearl Harbour yakni pangkalan laut Amerika Serikat di bulan Desember 1941, Belanda meninggalkan Indonesia. Pada Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa dan mulai saat itu Indonesia berada di bawah pemerintahan militer Jepang.

Semua organisasi yang sebelumnya telah berdiri di Indonesia dilarang, apalagi organisasi yang bersifat politik. Dengan sendirinya riwayat organisasi sepak bola buatan Hindia Belanda juga berakhir. Begitu juga dengan organisasi olahraga bangsa Indonesia yang tidak luput dari segala akibat tindakan Jepang. Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang terbentuk pada tahun 1938 sebagai satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi, oleh berbagai kesulitan dan rintangan tidak dapat menggerakkan aktivitasnya sebagaimana mestinya.

Gerakan keolahragaan ditangani oleh suatu badan yang dibentuk oleh Jepang dengan nama TAI IKU KAY. Kompetisi sepak bola berjalan dengan segala keprihatinan. Pertandingan olahraga biasanya diadakan bertepatan dengan hari besar Jepang terutama sepak bola.

(4)

IKU KAY. Dalam situasi demikian urusan olahraga diserahkan kembali kepada bangsa Indonesia terutama sejak tahun 1944 dengan terbentuknya GELORA singkatan dari Gerakan Latihan Olahraga Rakyat. Selama tahun 1942-1945 yakni selama kekuasaan Jepang di indonesia tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat, disebabkan Jepang terus terdesak kedudukannya sehingga dengan sendirinya perhatian pemerintahan militer Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan kegiatan Olahraga di Indonesia.

Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945, yang disusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia maka terbukalah jalan selebar-lebarnya bagi Negara Indonesia untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah air sendiri.

2.1.2 Sejarah Terbentuknya PSMS

Pada bulan Maret 1950 militer Belanda meninggalkan Medan. Organisasi sepak bola selama kependudukan Belanda dan semasa Negara Sumatera Timur, Voetbal Bond Medan en Omstreken (VBMO) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930 –an kemudian pada tahun 1950 diubah namanya menjadi Persatuan Sepak bola Medan Sekitarnya atau yang disingkat menjadi PSMS, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992 : 64)

(5)

Voetbal Bond) yaitu asosiasi klub sepak bola asuhan Belanda yang diyakini merupakan cikal bakal PSMS berdiri13.

Sejak dahulu kota Medan dikenal sampai ke beberapa belahan dunia karena perkebunan tembakau Delinya, maka dari itu logo PSMS digambarkan berupa daun dan bunga tembakau Deli. PSMS Medan juga dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas.

Gambar 1. Logo PSMS

PSMS mengalami zaman gemilang di bidang prestasi yang dibuktikannya mulai tahun 1954. Pada saat itu PSMS sering diundang dan mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Gak Graz dari Austria, Kowloon Motorbus kesebelasan tangguh dari Hongkong, Crasshoppers, Star Soccerites Singapura dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dikecap oleh PSMS dalam melawan kesebelasan luar negeri, PSMS mendapat gelar / julukan “The Killer” atau algojo pembunuh kesebelasan-kesebelasan luar negeri.

(6)

2.1.3 Kepengurusan PSMS

Berikut adalah urutan pengurus PSMS sejak awal berdirinya tahun 1950, hingga kini yang terdiri dari :

1951-1952

Ketua : Kompol Amir Hamzah Wakil Ketua : R.M Lubis

Sekretaris : K. Panggabean, Tjong Lie Liong

Bendahara : Muchtar Siregar, De Raadt, firdaus Siregar, Korver dan A.H.C. Jans

1952-1953

Ketua : Kompol Mustafa Pane, Tengku Johan Arifin Wakil ketua : Tamas Siregar

Sekretaris : B.T.S Hasibuan

Bendahara : T.D Pardede, A.H.C. Jans • 1954-1955

Ketua : Drs. Soeharjo Soeryo-subroto dan dibantu oleh beberapa teman-teman. Selama dalam pimpinan Drs. Soeharjo Soeryosubroto lah PSMS mengalami zaman gemilang.

1959-1960

Ketua Umum : Muslim Harahap Ketua I : Kompol Kadiran Ketua II : Kapten Tamas Siregar

(7)

2009 - 2014

Ketua : Drs. Zulmi Eldin MSi Sek. Umum : Idris SE

Sek. 1 : Agus Suryono Manajer Tim : Hendra DS Ass. Manajer : Benny Tomasoa Ketua Harian : Agus P Simorangkir Sek. Harian : Fityan Hamdi KaBid Organisasi : Hardi Mulyono

Dalam struktur kepengurusan PSMS, SMeCK dan beberapa kelompok supporter PSMS lainnya tidak berada di struktur apapun secara fungsional. Namun secara tekhnis, para supporter selalu diundang dalam rapat-rapat khusus maupun beberapa kegiatan tertentu yang dilakukan oleh pengurus PSMS sebagai salah satu pihak yang memiliki pengaruh “suara” terhadap beberapa keputusan-keputusan pengurus PSMS.

2.2 Eksistensi PSMS di Liga Sepak Bola Hingga Tahun 2010

Keberadaan PSMS di liga sepak bola luar negeri maupun Indonesia di awal-awal kemunculannya tidak dapat diragukan lagi. PSMS kerap meraih gelar juara di setiap laganya melawan klub dalam negeri maupun klub luar negeri. Kala itu PSMS dijuluki dengan julukan “The Killer” karena selalu mengalahkan lawannya di arena lapangan hijau.

(8)

Yusuf Siregar dan lain-lain. Kepiawaian mereka menggiring bola membuat PSMS kerap memenangkan beberapa turnamen dan liga olahraga seperti PON (Pekan Olahraga Nasional), Kejuaraan Nasional PSSI hingga Olimpiade Melbourne.

Kini di tahun 2010 PSMS juga terus berusaha untuk meningkatkan eksistensinya di liga sepak bola Asia dan liga sepak bola Indonesia khususnya. Terdegradasinya PSMS dari Super Liga menjadi Divisi Utama di Liga Super Indonesia membuat keberadaan PSMS sebagai klub yang berpotensi kurang diakui masyarakat. Hal ini semakin diperkuat dengan ketidakjelasan status pendanaan PSMS yang notabene merupakan asset pemerintah Kota Medan. Buruknya permainan para pemain PSMS juga tidak bisa lepas dari minimnya dana yang dialokasikan bagi PSMS untuk dapat mencari bibit- bibit pemain lokal maupun pemain dari luar kota Medan serta memberikan latihan, serta sarana dan prasarana yang baik dan layak bagi seorang atlit.

Terlepas dari masalah kemunduran prestasi yang dialami PSMS saat ini, masyarakat Medan tetap dengan setia membela Klub PSMS untuk dapat merebut kembali kejayaannya dan mengharumkan “Ayam Kinantan” sebagai pilar pemersatu masyarakat-masyarakat fanatisme sepak bola kota Medan.

2.2.1 Masa Kejayaan PSMS di Tahun 1950-an Hingga Kini

(9)

Table 2. Hasil Kejuaraan PON : Bidang Olahraga Sepak Bola PON ke : Tahun Juara I Juara II Juara III

II 1951 Jawa Barat Jakarta Raya Jawa Timur

III 1953 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

IV 1957 Sumatera Utara Sumatera Tengah Jawa Tengah

V 1961 Sulawesi Selatan Jawa Tengah Jakarta Raya

VII 1969 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

VIII 1973 Sumatera Utara Jawa Timur Sulawesi Selatan

IX 1977 Jakarta Raya Irian Jaya Aceh

X 1981 Lampung Sumatera Utara Jawa Timur

XI 1985 Sumatera Utara Irian Jaya Jakarta Raya

XII 1989 Sumatera Utara Jawa Timur Jakarta Raya

Sumber : Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:76)

Tabel 3. Hasil Kejuaraan PSSI 1951 – 1990

No Tahun Juara I Juara II Juara III

I 1951 Persebaya PSM Persija

II 1952 Persebaya PSMS Persib

III 1954 Persija PSMS Persebaya

IV 1957 PSM PSMS Persib

V 1959 PSM Persib PSIS

VI 1961 Persib PSM Persija

VII 1964 Persija PSM Persib

VIII 1965 PSM Persebaya Persib

IX 1966 PSM Persib PSMS

X 1967 PSMS Persib Persebaya

XI 1969 PSMS Persija PSM

XII 1971 PSMS Persija PSM

XIII 1973 Persija PSMS Persebaya

XIV 1975 Persija / PSMS - -

XV 1977 Persebaya Persija PSMS

XVI 1979 Persipura PSMS Persebaya

XVII 1981 Persiraja - -

XVIII 1983 PSMS Persib Persebaya

XIX 1985 PSMS Persib PSM

XX 1986 Persib Persemen Persija

XXI 1987 PSIS Persebaya Persib

XXII 1988 Persebaya Persija Persib

XXIII 1990 Persib Persebaya -

(10)

Tabel 4. Rekor di liga Indonesia

Tahun Keterangan

1994 / 1995 Peringkat 9 Divisi Utama wilayah barat

1995 / 1996 Peringkat 11 Divisi Utama wilayah barat

1996 / 1997 Peringkat 10 Divisi Utama wilayah tengah

1997 / 1998 Peringkat 1 Divisi Utama wilayah tengah (Liga dihentikan)

1998 / 1999 Semi finalis Divisi Utama

(Juara grup A, Peringkat 2 Grup Q babak 10 besar)

1999 / 2000 Peringkat 4 babak 8 besar Divisi Utama wilayah barat

2001 Semi finalis Divisi Utama (Juara wilayah barat babak 8 besar)

2002 Peringkat 11Divisi Utama (Degradasi)

2003 Peringkat 2 Divisi Satu

2004 Peringkat 7 Divisi Utama

2005 Peringkat 4 Divisi Utama (Peringkat 4 wilayah barat, Peringkat 2 Grup Timur babak 8 besar)

2006 Peringkat 5 wilayah Satu

2007 Runner-up (kalah dari Sriwijaya FC)

2008 Degradasi ke Divisi Utama

Sumber :

GELAR LAINNYA

• Tahun 2005 : Juara 4 Copa Dji Sam Soe

• Tahun 2005 : Juara I Piala Emas Bang Yos II (14 Februari 2005),

mengalahkan tim asal Singapura, Geyland United FC dengan Skor (5-1). • Tahun 2005 : Juara I Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005),

mengalahkan Persik Kediri dengan skor (2-1).

• Tahun 2006 : Juara I Piala Emas Bang Yos IV (16 Desember 2006),

mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.

2.2.2 Stadion Teladan Medan, Saksi Kejayaan PSMS

(11)

pula stadion sering menjadi saksi kejayaan sebuah klub sepak bola saat bertarung dalam arena lapangan hijau. Bagi klub PSMS, Stadion Teladan merupakan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi kemajuan PSMS di bidang olahraga sepak bola sebab Stadion Teladan merupakan saksi bisu atas kemenangan-kemenangan PSMS di lapangan hijau.

Stadion Teladan merupakan stadion yang terbesar di Sumatera Utara. Pada awalnya, kota Medan hanya memiliki lapangan sepak bola yang tidak terlalu besar seperti yang terdapat di Kebun Bunga Medan (sekarang menjadi lapangan untuk latihan pemain PSMS). Dengan ditunjuknya kota Medan sebagai penyelenggara PON III pada tahun 1953, maka kota Medan harus memenuhi persyaratan yang diantaranya yaitu harus membangun sebuah stadion yang dapat menampung puluhan ribu penonton yang akan menghadiri upacara pembukaan PON lengkap dengan Sintelbaan di mana dapat diadakan perlombaan atletik.

Pada buku “Sejarah Olahraga Sumatera Utara” dikatakan bahwa: Cukup tersedianya lapangan sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan olahraga, sehingga dengan tegas dapat dinyatakan bahwa tanpa lapangan yang baik tidak akan dapat dicapai kemajuan yang diharapkan (1992:120)

Melalui kerja keras selama 8 bulan, pembangunan stadion Teladan dapat diselesaikan dengan menelan biaya sekitar 7 Juta Rupiah pada saat itu yang diperoleh dari Pemerintahan Daerah Sumatera Utara, para Bupati dan Walikota Tk.II, anak-anak sekolah, para pegawai, pengusaha juga masyarakat umum di kota Medan (1992:121).

(12)

untuk menjadi sebuah Homebase bagi PSMS untuk bertanding di Divisi super liga di musim yang lalu. Hal ini menyebabkan PSMS harus meminjam stadion klub sepak bola lain yang berada dekat dengan kota Medan. Keadaan ini juga yang memaksa banyak supporter PSMS di kala itu untuk hanya bisa menonton pertandingan PSMS dari layar kaca untuk mendukung tim kesayangannya.

Sungguh diluar dugaan, kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki pusat perbelanjaan yang super mewah dengan beberapa gedung pencakar langit di pusat kotanya ternyata tidak memiliki sebuah sarana olahraga yang memadai menurut standarnya. Hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di daerah lain di Indonesia. Daerah-daerah seperti Solo, Sleman atau Malang saja mempunyai Stadion yang cukup bagus. Padahal daerah-daerah tersebut masih berada di wilayah Kabupaten.

Gambar 2. Stadion Teladan Medan

Gambar 3. Stadion Manahan Solo dan Stadion Maguwoharjo Sleman

(13)

Renovasi yang diharapkan oleh masyarakat Medan terhadap Stadion Teladan merupakan sebuah mimpi yang mungkin belum dapat terlaksana hingga kini. Bukankah pada Undang-Undang No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, BAB V mengenai TUGAS, WEWENANG, DAN

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 12 menjelaskan :

Ayat 1 : Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi bidang keolahragaan secara nasional.

Ayat 2 : Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan dan mengkoordinasikan pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standarisasi bidang keolahragaan di daerah. Serta pada BAB XI mengenai PRASARANA DAN SARANA OLAHRAGA Pasal 67 menjelaskan :

Ayat2 : Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standard dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah.

(14)

2.2.3 Regenerasi dan Pemain Asing di tubuh PSMS

Seiring berjalannya waktu, sepak bola di Indonesia terus mengalami perkembangan dan PSMS terus mengalami pertumbuhan sehingga mengharuskan adanya regenerasi di dalam tubuh PSMS. Baik di dalam kubu pemain maupun pengurus. Peraturan pun terus berganti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang yang mengharuskan beberapa metode-metode lama berganti menjadi sebuah terobosan yang baru. Pemain-pemain PSMS yang telah “berumur” digantikan dengan pemain-pemain PSMS yang masih “segar” dan mempunyai efektivitas yang lebih baik dari pemain lama. Tentunya semua itu setelah melalui proses penseleksian yang ketat.

Peraturan-peraturan di PSSI pun beberapa mulai diperbaharui dan ada pula yang ditambahkan sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satunya mengenai pemain asing yang dapat bermain di liga Indonesia. Hal ini merupakan salah satu metode baru yang dikeluarkan PSSI untuk dapat memberikan kemajuan kualitas terhadap sepak bola Nasional. Dan diantaranya tertuang dalam Pedoman Dasar Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) BAB VII mengenai PEMAIN PASAL

30 :

(15)

Ayat 5 : Pengadaan pemain asing hanya dilaksanakan oleh agen resmi yang terakreditasi, diketahui dan disetujui oleh Pengurus Pusat PSSI14

Pemain sepak bola asing yang berada di Indonesia umumnya berasal dari Negara-negara di benua di Amerika seperti Chille, Argentina dan hanya beberapa yang berasal dari benua Asia. Pemain asing yang didatangkan ke Indonesia pada umunya memiliki kualitas permainan yang lebih baik dari pemain Nasional. Umumnya mereka mempunyai nilai kontrak yang tinggi. Bahkan rata-rata pemain asing memiliki nilai kontrak yang lebih tinggi dari pemain sepak bola Nasional.

.

Diperbolehknnya pemain asing bermain di klub-klub di Indonesia juga harus melalui beberapa proses yang diantaranya tercantum dalam Peraturan Organisasi Tentang Regulasi Agen Pemain Asing BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1 :

Ayat2 : Agen pemain asing merupakan institusi profit yang mengkhususkan keberadaannya sebagai medium interkoneksitas dalam industry sepak bola.

Ayat3 : Pemain asing adalah seorang atlet sepak bola yang memiliki status sebagai pemain professional (non amatir), secara de facto dan de jure berstatus sebagai warga negara asing.

Ayat 4 : Setiap klub yang berhimpun dalam Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak diperkenankan merekrut pemain asing untuk menjadi anggota tim klub tersebut tanpa melalui agen pemain.

(16)

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti postur tubuh mereka yang besar sangat mendukung untuk menampilkan pola permainan sepak bola yang baik.

Namun terkadang pemain asing juga bisa menambah daya tarik tersendiri bagi sebuah klub. Karena pada umumnya para supporter akan lebih antusias melihat permainan pemain asing dan tidak dipungkiri juga bahwa supporter- supporter wanita di Indonesia yang kebanyakan awam mengenai teknis pemainan sepak bola lebih menggandrungi pemain asing yang nota bene berpenampilan lebih menarik dibandingkan pemain sepak bola Indonesia. PSSI juga tidak lantas menjadikan pemain nasional terpuruk sebab kini PSSI telah mengeluarkan batasan jumlah pemain asing yang dapat dibeli oleh sebuah klub di Indonesia maksimalnya hanya tiga orang saja.

Gambar 4. Pemain Asing di Klub PSMS

(17)

2.2.4 PSMS Sebagai Inspirasi Para Supporternya

Dalam olahraga pada umumnya, supporter berfungsi memeriahkan suasana pertandingan, mendorong semangat atlet-atlet yang didukungnya, mengarahkan dan mempercepat irama permainan, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:244). Mengingat pentingnya fungsi-fungsi diatas, maka supporter merupakan salah satu yang harus diperhitungkan dalam sebuah pertandingan olahraga khususnya sepak bola.

Sepak bola dan supporter merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat pada saat ini. Sepak bola menjadi olahraga yang sangat digemari di seluruh dunia sejak dahulu hingga sekarang. Namun, fenomena munculnya supporter fanatik dengan instrument musik di setiap pertandingan sepak bola di Indonesia merupakan tradisi yang dianut dari kawasan Eropa namun hal itu kini sudah menjadi ciri khas supporter sepak bola di Indonesia juga.

Dalam perjalanan PSMS menjadi salah satu klub sepak bola kebanggaan masyarakat Medan, kiranya tidak lepas dari dukungan para supporter-supporternya. Dengan alasan kecintaan terhadap PSMS dan demi melestarikan bentuk apresiasi yang tinggi kepada pemain-pemain PSMS sebagai pahlawan kota Medan di lapangan hijau, masyarakat kota Medan membentuk sebuah kelompok organisasi sosial.

(18)

Medan Cinta Kinantan. Seperti yang diungkapkans Djohan (2009:70), “ Karena perilaku mempromosikan identitas kelompok akan memiliki nilai yang berharga sekali. Untuk itu mereka harus memiliki satu kesatuan perasaan dengan ide, sasaran, visi, mimpi, dan kepercayaan umum yang telah disepakati. ”

SMeCK sebagai komunitas Pendukung PSMS juga berusaha memberikan dukungan yang baik di setiap pertandingan PSMS baik pada pertandingan kandang maupun tandang demikian disampaikan Nata Simangunsong pada saat wawancara dengan penulis. Hal ini terbukti melalui penelitian yang penulis lakukan melalui media Kuisioner kepada dua puluh orang responden yang kesemuanya adalah pemain sepak bola PSMS, menghasilkan data 100 % dari jumlah responden mengenal SMeCK dengan baik. Kemudian, 80% responden menyatakan keberadaan supporter bagi para pemain PSMS sangat penting.

2.3 Berdirinya SMeCK diatas Persamaan atas Kecintaan Terhadap

PSMS

(19)

Taneko, 1994 : 104-105). Namun berbagai perbedaan dapat dipersatukan dengan sepak bola. Beberapa masyarakat Medan yang berlainan suku, ras, agama dan lapisan mampu mengesampingkan semua itu diatas persamaan mencintai PSMS dengan membentuk sebuah komunitas Pecinta PSMS.

Pada tanggal 30 September 2003 tepatnya hari Sabtu Pukul 18.00 Wib di Medan, dengan tekad juang yang bulat dan satu ikrar menyatukan Visi dan Misi yang berbeda lahirlah Suporter Medan Cinta Kinantan Fans Club15. SMeCK adalah salah satu kelompok supporter fanatik sepak bola PSMS yang muncul setelah berdirinya KAMPAK (Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan ). SMeCK terbentuk karena adanya perbedan visi dan misi di dalam tubuh KAMPAK yang menyebabkan beberapa anggota dari KAMPAK mengundurkan diri dari keanggotaan dan membentuk komunitas baru dan menamakan diri mereka sebagai SMeCK FC (Supporter Medan Cinta Kinantan Fans Club).

Gambar 5. Logo SMeCK FC (Ayam yang sedang memainkan bola kaki)

Seiring berjalannya waktu nama SMeCK FC berganti menjadi SMeCK Mania hingga kini berubah lagi Menjadi SMeCK Hooligan. Hooligan merupakan julukan bagi kelompok supporter sepak bola di Inggris dan di adopsi oleh

15

(20)

SMeCK. Hooligan sendiri apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti keramaian, kejahatan, atau pengacau. Jadi Hooliganism berarti orang yang membuat kekacauan. Namun hal ini tidak menjadikan SMeCK sebagai komunitas yang selalu mengacaukan keadaan saat menonton pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan, hal ini dapat penulis katakan berdasarkan hasil pengamatan penulis saat menonton pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan dimana SMeCK ikut andil untuk terus berupaya mengamankan keadaan disaat PSMS bertanding di Stadion Teladan Medan. Salah satu cara mereka ialah dengan terus menghimbau supporter agar berlaku sportif dan tidak berlaku sewenang-wenang seperti : melempar botol-botol air mineral kedalam lapangan maupun ke petugas keamanan.

Sebagai kelompok supporter yang masih muda, SMeCK banyak belajar dari kelompok supporter sepak bola lain di Indonesia untuk dapat berdiri, berjalan bahkan berlari kencang untuk menjadi yang terdepan dalam beratraksi, berkreativitas, dan jiwa sportif yang tinggi untuk mendukung PSMS Medan dalam laga kandang maupun laga tandang. Sampai saat ini SMeCK tetap eksis untuk terus berkarya, berkreasi dan berjuang untuk menciptakan iklim supporter Medan yang damai, kreatif dan anti kekerasan supporter16. Hal ini ditandai dengan diakuinya legalitas SMeCK oleh pengurus harian PSMS sebagai pendukung PSMS Medan.

(21)

2.3.1 Teknis Pelaksanaan Kegiatan Organisasi SMeCK

SMeCK merupakan salah satu kelompok sosial yang mempunyai struktur organisasi di dalamnya. Seperti yang diungkapkan Soerjono Soekanto dalam “Sosiologi, Suatu Pengantar” (1982:103) bahwa kelompok sosial merupakan kumpulan manusia tetapi bukan sembarang kumpulan. Suatu kumpulan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok apabila memenuhi kondisi tertentu. Kondisi ini ialah:

a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebahagian dari kelompok yang bersangkutan

b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.

c. Adanya faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan, ideologi politik yang sama dan lain- lain.

d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola prilaku.

(22)

2.3.2 Sistem Kepengurusan

Sesuai dengan sistem kepengurusan dalam sebuah organisasi, SMeCK di pimpin oleh seorang Ketua yang masa jabatannyasatu periode selama dua tahun. Selain itu terdapat Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Divisi seperti Divisi Keamanan, Divisi Peralatan, dan lain-lain. Teknis pemilihan dilakukan dalam rapat pengurus SMeCK dengan cara Voting. Namun calonnya harus memenuhi syarat yang diberlakukan SMeCK bagi calon pemimpin. Anggota-anggota SMeCK pada umumnya merupakan remaja usia 12-30 Tahun. Tetapi tidak ditutup kemungkinan apabila ada masyarakat yang berusia diatas rata-rata tersebut untuk bergabung dalam SMeCK. Saat ini SMeCK dipimpin oleh Nata Simangunsong, yang masih berstatus sebagai mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM).

2.3.3 Dana Operasional

(23)

2.3.4 Jenis-jenis Kegiatan

Dalam upaya memberikan dukungan terhadap PSMS, SMeCK melakukan berbagai ide-ide kreatif yang disosialisasikan ke dalam beberapa kegiatan. Selain mendukung PSMS di setiap pertandingannya di stadion Teladan dengan cara menyanyikan yel-yel hingga akhir pertandingan, SMeCK juga kerap melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Salah satu yang dilakukan SMeCK pada akhir tahun 2009 kemarin, SMeCK mengadakan aksi sosial ngamen sebagai sebuah simbol untuk membantu perekonomian PSMS yang saat ini sedang dalam masa yang memprihatinkan mengingat PSMS yang terpuruk ke Liga Utama kini kepemilikannya tidak mempunyai kejelasan. Jika di musim sebelumnya PSMS masih dipegang oleh pengusaha Sihar Sitorus ( Pemilik PT Togos Gopas ), kini PSMS tidak lagi memiliki sumber dana yang kuat.

Kini PSMS hanya mengharapkan dana hibah Pemko Medan setelah sebelumnya Pemerintah mengeluarkan larangan pemberian APBD kepada klub-klub sepak bola di Indonesia. Seiring dengan itu juga, PSSI mengeluarkan aturan bahwa klub yang ikut di Liga-liga yang diselenggarakan PSSI tidak diperbolehkan lagi berstatus klub yang dimiliki pemerintah daerah namun harus milik swasta atau perorangan.

(24)

antara SMeCK dan Dinas Lalu Lintas Jalan Raya serta pihak – pihak kepolisian untuk menjamin keamanan dan ketertiban lalu lintas Kota Medan.

Beberapa SMeCK Hooligan meneriakkan yel-yel dukungan kepada PSMS saat berada di atas kendaraan. Kegiatan ini selalu menjadi perhatian warga Kota Medan yang mereka lintasi sepanjang perjalanan menuju mess Kebun Bunga. Disamping kegiatan-kegiatan sosial itu, SMeCK juga turut mengawasi penggunaan dana hibah yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk dana operasional PSMS sebagai suatu bentuk perlindungan SMeCK mengantisipasi kecurangan pengurus PSMS dalam mengelola dana hibah tersebut.

2.4 Anarkisme dan Kekerasan Supporter Sepak bola Di Indonesia

Supporter sebagai penonton yang mendukung dan memihak salah satu regu yang bertanding, merupakan unsur penting yang tidak dapat diabaikan dalam pertandingan olahraga manapun, termasuk catur, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:243). Maka dari itu, kehadiran supporter dalam sebuah pertandingan olahraga dianggap menjadi salah satu faktor yang menentukan kemenangan seseorang atau tim.

(25)

Namun akhir-akhir ini, fakta yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak yang mecintai olahraga sepakbola. Fenomena kekerasan dan anarkisme yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia kerap dilakukan oleh para supporter sepak bola itu sendiri. Seperti yang banyak terjadi di kawasan Pulau Jawa dimana kelompok-kelompok supporter yang berbeda saling bermusuhan hingga diluar pertandingan. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan semboyan yang dianut bangsa kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai maksud “meskipun berbeda suku, agama, ras, kedudukan namun kita tetap bersatu jua”.

Perbedaan daerah administratif tempat tinggal juga dijadikan benteng untuk memulai permusuhan. Contohnya saja antara JAK MANIA (pendukung PERSIJA Jakarta) yang notabene merupakan masyarakat Kota Jakarta dengan VIKING (pendukung PERSIB Bandung) yang terdiri dari masyarakat Kota Bandung. PERSIJA dan PERSIB dinobatkan sebagai musuh bebuyutan dalam liga sepak bola yang diselenggarakan di Indonesia. Padahal apabila ditinjau dari segi lokasinya, kedua provinsi ini letaknya sangat berdekatan. Supporter sebagai “pengikut setia” tim kesayangannya akhirnya mengikuti keadaan tersebut yang sebenarnya dan seharusnya hanya terjadi dalam dunia pertandungan sepak bola saja. Keikutsertaan supporter memusuhi tim sepakbola lain juga diikuti dengan memusuhi supporter tim lawannya. Hal inilah yang sering menimbulkan terjadinya pertengkaran yang memicu terjadinya tindakan anarkisme.

(26)

Surabaya. Tim yang berasal dari Provinsi Jawa Timur ini memiliki supporter-supporter fanatik yang rela menyaksikan tim nya bertanding baik kandang maupun tandang. Namun semangat kefanatismean yang disandang oleh para BONEK sering menuai beragam kerusuhan. BONEK kerap pergi menyaksikan laga tandang PERSEBAYA di luar Jawa Timur tanpa membawa perbekalan yang cukup dengan menumpangi Pengangkutan umum seperti Kereta Api dengan tidak membayar tiket, atau membajak bus-bus umum untuk mengantarkan para BONEK ke stadion yang dituju. Perlakuan BONEK kerap merugikan masyarakat lain seperti halnya penjarahan yang dilakukan para BONEK yang kelaparan kepada para pedagang kaki lima di stasiun kereta api dan pinggir jalan lainnya sebab para Bonek tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan perjalanan keluar Surabaya.

Gambar 6. Kerusuhan yang ditimbulkan oleh “Bonek”

Sumber

(27)

mengerikan, ”Salam Satu Nyali. Wani!” Slogan ini sengaja dibuat untuk memotivasi BONEK agar lebih berani dan nekat membela timnya17

Permusuhan sering menjadi penyebab timbulnya keributan dan kekerasan pada olahraga dan pertandingan. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya permusuhan dan salah satunya yaitu sikap agresif yang pada cabang-cabang olahraga tertentu sering diperlukan. Sikap agresif ialah sikap yang menunjukkan . Namun seharusnya kenekatan bukanlah menjadi hal yang utama dalam membela sebuah tim sepak bola melainkan sportivitas dan semangat keolahragaan.

2.4.1 Latar Belakang Kerusuhan Dalam Pertandingan Sepak Bola

Aksi pelemparan botol-botol air mineral, batu, ejekan dan cemoohan terhadap pemain dari tim lawan yang berbau SARA, merupakan gambaran prilaku anarkis supporter didalam lapangan. Di luar lapangan, supporter dapat melakukan hal-hal yang lebih tidak terpuji lagi seperti yang dilakukan BONEK akhir-akhir ini. Terjadinya kerusuhan oleh supporter yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Baik dari segi keamanan, pemerintahan, panitia penyelenggara, perekonomian, sosiologis masyarakat dan banyak hal lain. Fenomena anarkisme yang kerap mewarnai pertandingan sepak bola juga ditenggarai oleh sikap atlet sepak bola Indonesia yang banyak belum menganut paham Sportivitas dalam pertandingan olahraga sehingga berimbas pada kefanatisan supporternya.

17

(28)

usaha yang aktif, menyusun berbagai strategi untuk menguasai permainan dan mencapai kemenangan18

1. Penggemar tidak realistis terhadap penampilan regu, harapan terhadap regu terlalu tinggi.

.

Dra. Ny. Y . Singgih D. Gunarsa (1989 : 187-188) mengatakan bahwwa ada beberapa faktor yang mempercepat timbulnya keributan dan kekerasan pada sebuah pertandingan olahraga beregu diantaranya :

2. Ikatan yang kuat antara penggemar dan regu pujaannya. 3. Hasil penampilan regu pada pertandingan sangat berbeda.

4. Wasit dan ofisial kurang kompeten , terlalu memihak pada salah satu regu yang bertanding.

5. Permainan regu yang mencapai prestasi rendah akan menambah ketegangan, sebaliknya prestasi yang tinggi akan mengurangi ketegangan. 6. Banyak pelanggaran pada permulaan pertandingan.

Agresivitas penonton terwujud dalam bentuk keributan seperti yang sering dilakukan BONEK, JAK MANIA dan VIKING. Agresivitas antara sesama penonton juga pernah terjadi antara SMeCK dan supporter lain yang berasal dari komunitas berbeda. Menurut pengamatan penulis hal itu terjadi karena komunitas Pendukung PSMS bukan hanya SMeCK sehingga terbentuklah keadaan dimana anatara sesama pendukung PSMS saling berkompetisi untuk merebut perhatian penonton bahkan pemain PSMS. Misalnya saja yang terjadi antara SMeCK dan KAMPAK yang pernah mengalami konflik19

18

Lihat Psikologi Olahraga halaman 185. 19

Lihat halaman 39

(29)

pendukung PSMS sama di mata pemain dan mempunyai tempat yang sama di hati pemain PSMS20

20

Pemain sepak bola asal Medan yang membela PSMS pada Ligina Musim 2008/2009 dan kini membela tim PERSELA Lamongan, meninggalkan Skuad Ayam Kinantan akibat ketidak jelasan kepengurusan dan perekonomian PSMS pada akhir musim 2008. Wawancara penulis lakukan pada saat Fadly Hariri masih membela tim Ayam Kinantan pada Tanggal 12 Maret 2009 Pukul

. Persaingan tersebutlah yang hingga kini masih belum bisa dikesampingkan oleh kedua kubu tersebut untuk dapat memberikan dukungan yang terbaik bagi PSMS yang kini mengalami masa-masa yang sulit dan banyak membutuhkan dukungan baik moril dan spiritual. Namun diluar permasalahan tersebut, penulis melihat sangat besarnya antusias masyarakat Indonesia terhadap olahraga sepak bola saat ini.

Agresivitas pemain juga dapat terjadi dan biasanya disalurkan dalam bentuk kekerasan fisik, permainan kasar pada pemain lawan dalam pertandingan. Hal Hal inilah yang kerap memicu terjadinya keributan disertai kekerasan dan berimbas pada perbuatan anarkisme dalam pertandingan sepak bola di Indonesia akhir-akhir ini. Tingkah laku agresif terlihat pada supporter dan pemain itu sendiri namun tingkah laku agresif supporter seringkali melebihi tingkah laku agresif pemain bahkan bisa memuncak sampai terjadi perusakan.

Gambar

Tabel 3. Hasil Kejuaraan PSSI 1951 – 1990
Tabel 4. Rekor di liga Indonesia
Gambar 2. Stadion Teladan Medan
Gambar 4. Pemain Asing di Klub PSMS
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

17 model Terapi Pendampingan Psikososial dipergunakan pendamping dalam meningkatkan keberfungsian sosial penderita gangguan bipolar dalam upaya meningkatkan

Kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan dividen dalam membagikan hasil return yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang

proposed procedures to determine the optimal order quantities and total purchasing and inventory costs when products have either all-units or incremental quantity discount

Pada kondisi ini juga disaat throtle valve terbuka lebih besar dan hisapan piston semakin besar secara otomatis bahan bakar pun terisap lebih banyak, sehingga banyak

Alasan penggunaan metode Rare Association Rule Mining karena metode tersebut dapat digunakan untuk menemukan aturan asosiasi (association rule) antar item dalam suatu

Metode TIPS terdiri dari lima langkah dasar yaitu: (1) polimer dicampur pada suhu yang dinaikkan dengan kondisi bahan baku yang memiliki titik didih tinggi dan

Pada uji antimikrobial metode hitungan cawan, variabel pengukuran dengan menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media agar yang telah di inokulasi