• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan Kendala Kantor Pertanahan Kabupaten Malang Dalam Mengawasi Kepemilikan Tanah Secara Absentee/Guntai Di Kabupaten

Malang

1. Kendala Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang Dalam Mengawasi Kepemilikan Tanah Secara Absentee/Guntai Di Kabupaten Malang.

Berdasarkan keterangan yang penulis dapatkan bahwa selama ini pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang belum melaksanakan monitoring secara langsung terhadap kepemilikan tanah pertanian secara absentee/guntai di Kabapaten Malang kerana beberapa kendala dalam melaksankan ketentuan tersebut antara lain.

1. Tidak adanya perintah langsung dari atasan untuk mengawasi kepemilikan tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang

2. Tidak tersediannya anggaran untuk melaksanakan tugas untuk mengawasi kepemilikan tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang

3. Kurangnya kerjasama dan sosialisasi dengan Notaris PPAT dalam pencegahan terjadinya kepemilikan tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang, yang mana dalam hal ini PPAT sangat berperan dalam pembuatan akta jual-beli dan hibah untuk pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Malang.

4. Tidak adanya komunikasi dan kerjasama dengan Kecamatan yang berada di Kabupaten Malang dalam mengawasi kepemilikan tanah secara absentee/guntai di setiap masing-masing Kecamatan yang tugaskan,y ang mana dalam hal ini Kecamatan termasuk berperan penting dalam

mengawasi kepemilikan tanah secara absentee/guntai karena Kecamatan merupakan Notaris PPAT sementara.15

Menurut penulis sebenarnya ada atau tidaknya perintah dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dan ada atau tidaknya anggaran untuk melaksanakan monitoring secara langsung terhadap pemilik tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang pada dasarnya memiliki tugas dan fungsi untuk melaksankan peran tersebut .

Dalam Pasal 12 dan Pasal 13 UUPA, pemerintah menegaskan usaha pencegahan monopoli swasta. Sedangkan usaha pemerintah dalam lapangan agraria yang bersifat monopoli hanya dapat diselenggarakan dengan undang-undang. Masalah penguasaan tanah pertanian, prinsip dasarnya telah digariskan dalam Pasal 7 dan Pasal 10 (prinsip mengerjakan atau mengusahakan sendiri hak atas tanah pertanian secara aktif) serta pasal 17 yang mengisyaratkan tentang perlunya peraturan mengenai batas maksimum luas tanah pertanian yang dapat dipunyai oleh satu keluarga atau badan hukum.

Kantor Pertanahan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara

15 Wawancara penulis dengan Sugianto (Sub Seksi Landreform Dan Konsulidasi Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten Malang), tanggal 15 Desember 2016, di Kantor Pertanahan Kabupaten Malang.

nasional, regional dan sektoral. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, dalam Pasal 3 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan fungsi, antara lain :

1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan.

2. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum 3. Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah

wilayah khusus

4. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa apa yang menjadi kendala pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dalam memonitor secara langsung kepemilikan tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang, tidak dapat dibenarkan dan diterima karena monitoring tersebut merupakan tugas dari pihak Kantor Pertanhan Kabupaten Malang. Namun berbeda dengan yang terjadi, bahwa selama ini dengan diberikannya aspek pertimbangan landreform kepada pemilik tanah secara absentee/guntai, pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang tidak mendata dan memonitor secara langsung apakah pemilik tanah pertanian secara absentee/guntai tersebut telah melaksanakan isi pertimbangan yang termuat dalam aspek pertimbangan landreform.

Selanjutnya kendala kurangnya koordinasi dan sosialisasi dengan Notaris PPAT dan Kepala Kantor Kecamatan. Menurut penulis sebenarnya hal tersebut tidak menjadi kendala jika pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang telah melakukan kerjasama untuk selalu koordinasi dan selalu mensosialisaikan dan

mengingatkan kepada Notaris PPAT serta Kepala Kantor Kecamatan untuk mendukung larangan kepemilikan tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang bahkan dapat menegur dan memberikan sanksi jika tidak melaksanakan ketentuan program landreform. Demi terwujudnya larangan kepemilakan tanah secara absentee/guntai secara maksimal

2. Faktor Pendukung Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang Dalam Mengawasi Kepemilikan Tanah Secara Absentee/Guntai Di Kabupaten Malang

Telah diketahui ada beberapa kendala pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dalam mengawasi kepemilikan tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang. Namun setelah berlakunya Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengendalian Penguasaan Tanah Pertanian. Dengan dikeluarkan peraturan tersebut. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dapat menolak secara tegas terhadap pemohon pendaftaran hak atas tanah yang berstatus absentee/guntai. Peraturan ini telah dilaksankan mulai dari bulan April 2016 sampai sekarang dan sudah ada kurang lebih 50 (lima puluh) pemohon pendaftar hak atas tanah yang berstatus absentee/guntai,ditolak pendaftarannya.

Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dapat menolak secara tegas terhadap pemohon pendaftaran hak atas tanah berstatus absentee/guntai berlandaskan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengendalian Penguasaan Tanah Pertanian, tepatnya berdasar pada pasal pasal 4, 5, dan 6 yang berisi: Pasal 4 Ayat

1

Ayat 2

Pasal 5

Pasal 6

Tanah pertanian milik perorangan sebagaimana dimaksudd dalam pasal 3 ayat (2) huruf a dapat dialihkan kepada pihak lain dengan ketentuan:

a. Pihak lain harus berdomisili dalam satu kecamatan letak tanah dan

b. tanahnya harus dipergunakan dan dimanfaatkan untuk pertanian

Domisili sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dibuktikan dengan kartu identititas setempat

Dalam hal terjadi perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah,penggunaaan dan pemanfaatan tanah pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 berpedoman pada perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah dimaksud.

Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 mengakibatkan peralihan hak atas tanah tidak dapat didaftarkan pada kantor Pertanhan

Dengan adanya Peraturan ini pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dapat menolak secara tegas dan tidak memberikan aspek pertimbangan landreform seperti sebelumnya terhadap pemilik tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang. Dengan adanya Peraturan ini akan sangat mendukung peran pihak Kantor

Pertanahan Kabupaten Malang dalam mengawasi kepemilikan tanah secara absentee/guntai di Kabupaten Malang

D. Upaya Kantor Pertanahan Kabupaten Malang Dalam Mengawasi