• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELAAHAN RTRW PROVINSI RIAU (DRAFT 2012) YANG BERKAITAN DENGAN KOTA PEKANBARU

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 94-98)

9. Kawasan Khusus

2.6. PENELAAHAN RTRW PROVINSI RIAU (DRAFT 2012) YANG BERKAITAN DENGAN KOTA PEKANBARU

2.6.1. Konsepsi Struktur Ruang Wilayah Provinsi Riau (yang berkaitan dengan Kota Pekanbaru)

Struktur ruang wilayah menggambarkan tata-susunan dari sistem pusat-pusat permukiman perkotaan dan kawasan-kawasan di dalam suatu wilayah, yang ditunjang oleh rencana pengembangan jaringan prasarana dan sarana dasar.

Kawasan-kawasan yang dimaksudkan di sini adalah kawasan-kawasan pemanfaatan ruang di luar pusat-pusat permukiman perkotaan yang di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) didefinisikan sebagai Kawasan Andalan. Dengan mengacu pada tujuan penataan ruang dan sasaran pemanfaatan ruang wilayah Riau, serta pendekatan konsepsional yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan konsepsi struktur ruang wilayah Provinsi Riau sampai dengan tahun 2030 sebagai berikut :

a. Sebagai antisipasi terhadap proses globalisasi yang terus berlangsung, strukturruang wilayah Provinsi Riau pada saat ini maupun ke depan secara bertahap harus terbuka dan bersifat orientasi keluar (outwardlooking). Namun, orientasi ke luar ini tidak boleh sampai menyebabkan terputusnya basis perekonomiansetempat pada proses perekonomian global dan tercerabutnya akar sosial-budaya lokal. Investasi asing di wilayah Provinsi Riau perlu diupayakan agar senantiasa terkait dengan potensi SDA, penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan bahan-bahan lain yang bersifat lokal atau setempat.

b. Orientasi ke luar, dimana struktur ruang wilayah Provinsi Riau perlu ditunjang dengan pusat-pusat permukiman perkotaan jenjang PKN (Pusat Kegiatan Nasional) dan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), serta dilengkapi dengan simpul-simpul jaringan transportasi internasional berupa pelabuhanlaut, pelabuhan penyeberangan, dan bandar udara, yang tidak hanya handal dalam pelayanan tetapi juga mampu bersaing dengan prasarana serupa di daerah dan negara lain.Perkotaan jenjang PKN berfungsi sebagai “Gerbang Utama Antar Bangsa”, yang dilengkapi dengan Bandar Udara jenjang Pusat Penyebaran Primer dan Pelabuhan Laut jenjang Hub Internasional (International Hub), untuk meningkatkan aksesibilitas dan interaksi ekonomi wilayah Provinsi Riau kenegara-negara ASEAN dan Asia – Pasifik pada khususnya, yang secara bertahap juga dikembangkan untuk melayani negara-negara belahan dunia lainnya. Terdapat 2 (dua) PKN yakni Kota Pekanbaru, Kota Dumai dan 1 (satu) PKN yang akan dipromosikan yakni Kuala Enok, ketiganya dilengkapi dengan prasarana dan sarana transportasi internasional sebagaimana dimaksud.

c. Secara nasional sistem permukiman perkotaan ditata menurut jenjang fungsinya sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Terkait pada sistem permukiman perkotaan nasional ini, untuk keperluan penataan struktur ruang eksternal wilayah Provinsi Riau dibutuhkan pengembangan pusat-pusat permukiman perkotaan dengan jenjang sebagai PKN dan PKW.

d. Secara mikro, tata ruang wilayah Provinsi Riau harus pula ditunjang oleh struktur ruang internal yang integratif terhadap struktur ruang eksternal (lokasi-lokasi PKN, PKW, dan simpul-simpul kegiatan transportasi

II - 95 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017

internasional). Struktur ruang internal wilayah Provinsi Riau ini dibentuk melalui penataan sistem permukiman perkotaan pada jenjang di bawah PKW, yaitu PKL dan jenjang di bawahnya lagi yang akan disebut sebagai Sub PKL (Sub Pusat Kegiatan Lokal).

e. Untuk menciptakan interaksi dan hubungan langsung ke jaringan perkotaan poros perekonomian dunia, PKN perlu dilengkapi fasilitas pelabuhan laut dengan kelas fungsi “Pelabuhan Hub Internasional atau Pelabuhan Internasional” dan bandar udara dengan kelas fungsi “Pusat Penyebaran Primer atau Pusat Penyebaran Sekunder”. Dalam beberapa kasus (tergantung pada kebutuhan) PKN juga dapat dilengkapi dengan pelabuhan laut kelas fungsi lebih bawah dan pelabuhan penyeberangan.

f. Pada tiap-tiap pusat permukiman (PKN, PKW, dan PKL) ditetapkan fungsi-fungsi utama pelayanan perkotaan berdasarkan potensi sektor/subsektor unggulan kawasan dan peran perkotaan yang bersangkutan dalam konteks eksternal maupun internal wilayah.

2.6.1.1. Rencana Sistem Perkotaan (Urban System)

Untuk mendukung aksesibilitas global wilayah Provinsi Riau ke jaringan perkotaan poros perekonomian dunia dalam rangka menyongsong era pasar bebas, meningkatkan pola kegiatan dan keterkaitan ekonomi wilayah provinsi serta mengoptimalkan fungsi-fungsi pelayanan internal dan eksternal/regional, dikembangkan struktur sistem perkotaan PKN, PKW dan PKL sebagai berikut:

terdapat 2 (dua) Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu : Kota Pekanbaru dan Kota Dumai.Pengembangan kota Dumai dan Pekanbaru diarahkan ke dalam satu koridor/poros perkembangan yang ditumpu oleh pengembangan jaringan jalan tol yang menghubungkan kedua kota tersebut.

2.6.2. Kebijakan Pokok Pengembangan Permukiman Perkotaan

Sejalan dengan arahan komponen-komponen struktur ruang wilayah, maka diarahkan kebijakan pokok pengembangan permukiman perkotaan di wilayah Provinsi Riau. Dalam rangka menyongsong era pasar bebas (khususnya AFTA di lingkungan ASEAN), permukiman perkotaan jenjang fungsi PKN dan PKW yang sudah ditetapkan yaitu Pekanbaru, Dumai, Kuala Enok (PKNp), Pasir Pangaraian, Ujung Tanjung, Siak Sri Indrapura, Selat Panjang, Bengkalis–Buruk Bakul dan Rengat–Pematang Reba perlu terus didorong perkembangannya untuk lebih meningkatkan daya tarik dan daya saing kawasan, sedangkan untuk PKW yang belum berkembang maka upaya pengembangannya perlu dipercepat.

2.6.3. Kawasan Strategis Provinsi

Kawasan strategis provinsi adalah wilayah penataan ruang yang di prioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Penetapan kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:

II - 96 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017

 Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

 Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional;

 Memiliki potensi ekspor;

 Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

 Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

 Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;

 Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau

 Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Berdasarkan analisa yang bertumpu kepada peluang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat, kawasan strategis diwilayah provinsi Riau, yang berkaitan dengan Kota Pekanbaru adalah Kawasan Industri Tenayan.

Kota Pekanbaru sebagai Ibu kota provinsi sekaligus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau daratan membutuhkan sarana transportasi guna mendukung aktifitas ekonomi di daerahnya. Selain transportasi darat, transportasi air merupakan alat penghubung yang ekonomis. Sampai saat ini Sungai Siak masih dapat menyediakan transportasi air bagi Kota Pekanbaru, namun kedepan dengan meningkatnya lalu lintas di sungai Siak serta semakin tingginya pertumbuhan industri, maka perlu dilakukan relokasi pelabuhan maupun kawasan industri yang selama ini berpusat di Kota Pekanbaru ke wilayah Tenayan.

Perwujudan PKN Pekanbaru dilakukan melalui : a. Studi Penentuan Kawasan Metropolitan Pekanbaru b. Penyusunan Rencana Rinci Ruang Kawasan c. Fungsionalisasi terminal AKAP Payung Sekaki d. Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan e. Pengembangan system angkutan umum masal f. Pengembangan Infrastruktur Jalan Kota g. Pengembangan agro industri

h. Pengembangan Sarana Pendidikan Tinggi i. Peningkatan Sarana Pelayanan Umum RSUD

j. Peningkatan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Perumahan k. Peningkatan TPA Regional

l. Mengembangkan Kota Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan dengan jumlah penduduk sekitar 3.000.000 jiwa.

m. Meningkatkan Bandara Sultan Syarif Kasim II menjadi Pusat Penyebaran Primer (PPP) yang didukung bandara-bandara lainnya yang skala pelayanan dan jenjangnya ditata secara hierarkis.

Hasil analisis gambaran umum kondisi daerah terkait dengan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2.84.

II - 97 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 Tabel 2.84

Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

3 Kesejahteraan dan pemerataan ekonomi

3.1 Pertumbuhan PDRB per-tahun

(harga konstan tanpa migas) (%) 9,9 9,1 8,8 9,0

3.2 Laju inflasi di ibu kota Provinsi (%) 6,32% 7,53% 9,02% 1,94% 6,30%

3.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(%) - 77,00 77,54 77,86 78,27 -

Rasio ketersediaan sekolah per 10.000

penduduk usia sekolah -

SD/MI - 26,63 26,49 24,88 25,23 26,13 -

SMP/MTs - 26,60 28,66 27,67 27,40 23,00 -

SMA/MA/SMK - 20,92 21,43 21,16 21,49 18,99 -

4.1.3 Angka partisipasi murni

A SD/MI (%) 112,2 110,25 99,60 104,59 102 100 diatas

B SMP/MTs (%) 72,5 74,48 84,43 94,15 94,92 100 dibawah

C SMA/SMK/MA (%) - 49,01 64,98 64,98 63,62 100 dibawah

4.1.4 Angka partisipasi kasar

A SD/MI (%) 131,13 135,59 115,59 121,55 122,74 100 diatas

1 Pelayanan Urusan Wajib 1.1 PENDIDIKAN A Angka partisipasi sekolah

SMP/MTs(%) - 93,8 98,1 96,2 96,0 92,1 100 dibawah

SMA/SMK/MA(%) - 74,2 75,9 75,9 77,8 88,6 100 dibawah

II - 98 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017

1.2.6 Rasio Tenaga Medis per 1.000

Penduduk 2,9 2,6 3,4 1,4 3,4

Cakupan Balita gizi buruk mendapat

perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai

Cakupan penemuan dan penanganan

penderita TB BTA 25,76% 23,38% 20,09% 31,81% 33,87%

100% Dibawah

Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit DBD 100% 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasien masyarakat miskin 5% 5% 6,2% 12% 17,64%

100% Dibawah

Cakupan kunjungan bayi 81,06% 91,1% 96,39% 94,73% 80,05% 90% Mendekati

Cakupan Puskesmas 100% 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai

Cakupan Puskesmas Pembantu 58,62% 55,17% 55,17% 55,17% 56,9%

1.3 PEKERJAAN UMUM

1 Sumber Daya Manusia

Kualitas Tenaga Kerja Lulusan S1,S2,

S3 7,81% 7,98% 9,07% 16,77% 8,09% -

-

Tingkat ketergantungan 49,6% 48,3% 43,3% 47,7% 46,2% - -

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 94-98)