• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

2. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti mengusulkan agar peneliti selanjutnya menggunakan data pendukung seperti, melakukan wawancara dan memastikan identitas subjek. Selain itu, perlunya melakukan penelitian ini dalam budaya lain, agar setiap budaya memiliki referensi mengenai gambaran konsep diri anak lebih dini, sehingga mampu memberi pendampingan lebih awal.

49

DAFTAR PUSTAKA

Bellak, L., & Abrams, David M. (1997).The TAT, The CAT, and The SAT in clinical use. 6th ed. Boston: Allyn and Bacon.

Berk, L.E. (2008). Infant and Children, 6th ed. USA: Pearson Education, Inc.

Burns, R.B. (1993). Konsep diri: teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku; alih bahasa Eddy; editor, Surya Satyanegara. Jakarta: Arcan.

Calhoun, J.F. & Aocella, J.R. (1990). Psychology Of Adjusment And Human Relationship(3rd ed). New York: McGraw-Hill. Centi, P. J. (1993).Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta: Kanisius.

Desmita, Msi. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ferdiansyah, M. (2010, 26 Februari). Latar Belakang Perkembangan Konsep Diri Negatif “D” Siswa Kelas IX.1 Sekolah Menengah Pertama Negeri 43 Palembang. Diunduh pada tanggal 3 Maret 2012, pukul 20.00 dari http://wwwferdibk06unsri.blogspot.com/ 2010/02/blog-post.html

Geertz, H. (1983).Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti

Ginting, L., & Sukmarini, L. (2009, 17 Agustus). Pola Asuh Orang Tua Berpengaruh Terhadap Pembentukan Konsep Diri: Harga Diri Pada Remaja. Diunduh pada tanggal 30 Mei 2012 pukul: 23.31 dari hhtp://leoginting.blogspot.com/ 2009/08/pola-asuh-orang-tua berpengaruh.html

Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Ruang Kehidupan. Alih bahasi:Istiwidayanti & Soedjarwo. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.

Idrus, M., & Rohmiati, A. (2011, 15 Juni). Hubunga Kepercayaan Diri Remaja dengan Pola Asuh Orang Tua Etnis Jawa. Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2011 pukul:22.46. dari http://kajian.uii.ac.id/wpcontent/uploads/2011/06/HUBUNGAN - KEPERCAYAAN-DIRI-REMAJA-DENGAN_DR-M-IDRUS-DKK.pdf

Jacinta, F. R. (2005, 16 Mei). Konsep Diri. Diunduh pada tanggal 31 Mei 2012, pukul 10.16 dari http://www.e-psikologi.com/ epsi/search.asp

McAdams, Dan. P. (1988). Power, Intimacy, and The Life Story Personological Inquiries Into Identity. New York: Guilford Press.

Nuryanti Lusi. (2008).Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks

Papalia, Old & Felman. (2009). Human Development. Jakarta: Selemba Humanika.

Poerwandari, K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : LPSP3 Universitas Indonesia.

Rakhmat, Jalaluddin. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Santrock, J.W. (2002). Live-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi 5). Jakarta: Erlanga

Sing Lau, Carol k.k, Siu., & Maria P.Y. Chik. (1998). The Self-Concept Development of Chinese Primary School Children: A Longitudinal Study. Journal Childhood. Vol. 5(1): 69-97

Susanti, R. (2005). Konsep Diri pada Pedagang Berusia Lanjut di Padar Beringharjo. Skripsi: Universitas Sanata Dharma (Tidak dupublikasikan)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfa Beta

Tarakanita, I., & Widiarti, P.W. (2002). Gambaran Konsep Diri Mahasiswa Kelompok Etnik Sunda, Kelompok Etnik Cina Dan Kelompok Etnik Jawa. Jurnal Psikologi. Vol. 10, No. 2.

Wenar, C., & Kerig, P. (2000). Developmental Psychopathology: from infancy through adolescence. 4th ed. United States of America: McGrow Hill inc.

Zahra, A.T., Arif, M.H., & Muhammad, Y.I. (2010, 19 Juni). Hubungan Dari Konsep Diri Akademik, Fisik Dan Sosial Pelajar Dengan Prestasi Akademik Mereka. Diunduh pada tanggal

10 Juni 2012, pukul 10.30 dari

http://singingemotions.wordpress.com/2010/05/02/jurnal-psikologi-konsep- diri-bahasa-indonesia/

Subjek 9

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik

Kartu 1

Anak-anak dengan bapak ibunya sedang makan, ini sedang makan sup, supnya bergizi untuk anak-anak dan orang tua.

Ini sedang makan siang, habis makan siang mandi belajar, makan mandi,terus berangkat sekolah habis berangkat sekolah mereka belajar. Habis itu mereka pulang terus mereka mengerjakan PR yang diberikannya oleh guru kemudian ada anak yang bolos dan tidak mengerjakan PR nya kemudian mereka dihukum 800 kata sekaligus. Setelah membuat 800 kata dia ngangis terus kerena dia tidak mengerjakan ulangan dari gurunya, yang dipikirkan ada satu anak itu berusaha mengerjakan PRnya satunya anak yang bolos tadi dia tidak mengerjakan PR karena ngantuk menulis 150 kata terus habis itu anaknya itu yang ngerjain PR itu diberikan pada gurunya. Yang dipikirkan apa ya 800 kata mereka dia nangis karena dia tdak mau mengerjakan PR

Seorang anak yang bolos dan tidak mengerjakan PR, sehingga dihukum membuat 800 kata dan menangis karena tidak mampu mengerjakan PR dan hukumannya  Anak tidak mampu mengejakan tugas sekolah (Akademik) Kartu 2

Ada dua anak mereka sedang main tarik tambang , anak yang kecil ini tidak kuat karena dia ini masih kelas satu SD terus yang besar ini adalah sudah kelas 6 SMP. jadi dia tidak bisa melawan yang tenaga kuat terus mereka menangis karena

Seorang anak yang bermain tarik tambang, namun menangis karena kalah dan bertengkar ketika bermain, tetapi akhirnya saling memaafkan karena di lerai oleh orang tuanya.

 Mennagis karena tidak mampu memenangkan suatu kompetisi. (Kemampuan Umum)

tidak menang tarik tambang terus ibunya memberikan kado pada anaknnya remot control dengan kekuatan ekologi 400 volt. Yang dipikirkan mereka menangis terus marah karena kedua orang itu tidak mau mengalah terus dia berantem terus kalo ketemu dia akan berantem. Saat main tarik tambang terus berantem, terus ibu yang lainnya datang terus ibunya bilang kenapa seperti itu. Akhirnya anak itu meminta maaf antara yang kalah sama yang menang.

Subjek 13

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik

Kartu 2

Ini anak bertiga sedang lomba tarik tambang. Anak bertiga bermain bersama sekuat tenaganya. Anak tiga ini rukun, tidak pernah bertengkar dan saling membantu. Anak bertiga mengerahkan semua tenaganya untuk menjadi pemenang. Anak bertiga terus lelah. Terus anak bertiga ini duduk dan beristirahat. Sudah beristirahat, anak bertiga bermain lagi. Anak bertiga terus berlomba sekeras

tenaganya dan

kemampuannya. Anak bertiga bermain di sebuah pasir. Anak yang sendiri jatuh, anak berdua memenangkan perlombaan. Anak satu ini duduk dan menangis karena kalah berlomba. Yang dirasakan harus tetap menang dan senang hatinya. Mereka

Seorang anak yang mencari kegiatan bermain bersama temannya agar tidak merasa malas. Walaupun ia kalah dalam lomba dari permainan tersebut dan mereka rukun, saling membantu dan tidak pernah bertengkar.

 Mampu mengatasi rasa malas dengan mencari kegiatan yang menyenangkan (Kemampuan Umum)  Saling membantu, rukun (Sifat Umum)

lomba supaya tidak malas di rumah. Dan ditantang sama anak yang sendiri ini

Kartu 5

Ini kakak dan adiknya tidur di kamar tidur. Ayah dan ibunya bekerja. Neneknya baru membikinkan susu. Terus adiknya ini mau pergi ke rumah temannya mau garap PR. Kan besok ulangan, kita harus mengerjakan PR, Yusuf. Ya, kita harus mengerjakan yang baik dan mungkin dan mendapat nilai 100. Bisakah kamu mendapat nilai 100? Bisa, aku bisa mendapatkan nilai 100, kata Andi ini, kakaknya. Terus kakaknya bermain. Kan besok semesteran, lupa kalau semesteran, kakaknya bermain, bermain sampai malam. Bermainnya itu bermain sepak bola dan balapan sepeda. Terus temannya kakaknya itu balapan sepeda sama Andi ini, kakaknya itu, temannya menabrak mobil. Terus temannya jatuh dibawa ke rumah sakit. Terus kepalanya itu dijahit dan kakaknya ini gak apa-apa. Terus orang tua yang kepalanya tadi dijahit, memarahi Andi kakaknya. Terus Andi menangis tidak ingin tinggal di sini lagi. Terus Andi pergi meninggalkan adiknya dari rumah ini, Andi pergi ke tempat neneknya. Terus ada gempa bumi. Terus semua penduduk di kota sini keluar semua. Rumah roboh semua dan semuanya keluar mengungsi tempatnya ketua

Seorang anak yang mengerjakan PR bersama temannya dan

yakin mampu

mengerjakan dengan baik dan memperoleh nilai yang baik. Lalu tiba2 ada bencana alam dan rumahnya roboh, namun pak dukuh memberikan rumah, akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga dan berbelanja.  Anak memiliki keyakinan mampu mencapai prestasi di bidang akademik. (Akademik)

RT. Terus pak dukuh membantu para pengungsi. Terus pak dukuh itu membangun rumah untuk penduduk yang rumahnya roboh. Terus pak dukuh, kakaknya ini bilang terimakasih kepada pak dukuh.Terus pak dukuhnya menjawab, iya sama-sama. Terus adik ini, kakak ini tinggal di rumah yang baru. Adik ini, kakak ini, bisa berenang di kolam renang. Terus kakak, adik, ayah dan ibu, pergi ke mall, dia belanja apa saja yang dibutuhkan dan pakaian. Ayahnya membeli baju koko, sedangkan adiknya membeli mainan. Kakaknya, membeli buah-buahan, neneknya membeli buah mangga. Sehabis itu, adik meminta roti, rotinya yang dikasih strawberry. Kakaknya mau yang strawberry, tapi sudah habis. Kakaknya marah, marah terus kakaknya ingin main game di timezone.

Subjek 15

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik

Kartu 2

Ini kan ada anak-anak yang main tarik tambang, pertamanya tu ininya pikir-pikir mau maen apa ama temen-temen gitu, sedangkan dia punya tali yang panjang, ga punya apa-apa cuman punyanya tali gitu, trus akhirnya aku berpikir maen tarik tambang aja ah..gitu. Temennya yang ini namanya mestinya vika ini perempuan sendiri soalnya. Vika....vika apa? Dia bilang gitu,

Seorang anak yang bermain tarik tambang bersama temannya, namun kalah karena sombong merasa dirinya lebih kuat, pintar dan sudah sering memenangkan lomba tarik tambang.  Badan besar (Fisik)  Pintar (Akademik)  Sombong karena menyepelekan sesuatu (Sifat, Sosial)

terus “ayo kita maen tarik tambang, terus...”ayuk..sekarang ngampirin doni dulu” gitu.. doni...”iya ada apa??” “mau maen tarik tambang gak??” “ayuk” . Terus pas dilapangan pada jenguk...”mau....mau maen

dimana?? rumahku

sempit..rumahku nggak luas..gimana kalo dilapangan”. “Oh iya..lapangan kan luas banget” gitu. Trus akhirnya ke lapangan, sek ini tu hompimpah yang beda sendiri nanti keluar duluan. Nanti ini kan pingsut dulu yang menang nanti sama ini, yang kalah sendirian. Ternyata yang kalah tu yang ngajak main tarik tambang. Trus akhirnya tu ditarik terus kan inikan purak-purak sombong “hu pasti kalian kalah” terus huu...sombong...pada

nyoraki..sombong-sombong. Akhirnya dia kan mentang-mentang paling besar dia kan paling pinter, paling jago pialanya ada dirumah itu sampe lebih dari lemari satu lomba maen tarik tambang, gara-gara kesombongannya terus lama

kelamaan ini udah

narik,,ternyata, yang ini nengok kebelakang..ayo cepet tarik yang kuat lagi. Terus ditarik-tarik akhirnya ini yang menang Ho’oh..gara-gara ini tu kesombongannya..jadi kan ini sombong..pura-pura,,huuu..kecil lah ini. Padahal gara-gara kesombongannya kan jadi menang ini..gitu...

Kartu 7

Nah ini pertamanya sehari sebelumnya mereka di sekolah, gurunya itu kan ngumumin,

Seorang anak yang berkemah dan satu kelompok dengan teman yang jahat, akan

 Baik mw

membantu teman dlm kesulitan (Sosial)

besok tu ada kegiatan camping, berkemah, jadi kalian tu harus menyiapkan peralatan yang kalian butuhkan disitu. Nah, sesuai dengan kelompok-kelompok kalian. Terus akhirnya kan ada satu orang yang gak dapat kelompok. Terus ini tuh maju ke depan “Bu, saya gak punya kelompok. Hmm...gimana ya?” Nah, dia tu ternyata ditunjuk kelompok yang musuhnya dia ini. Tapi ini baik tapi kelompok itu yang dimasukkan tuh jahat-jahat. Ya, akhirnya dia dimasukkin. Dia mikir takut, pada mikir semua, besok pake apa..pake apa..gitu. Nah bedanya tu kelompoknya ini tu “biarin, biarin, dia yang bawa aja, biar Rino aja yang membawa. Itu kan gak perlu, kita kan orang kaya sombong gitu”. “Ya sana cepet! Besok kamu yang bawa perlengkapan”. “Iya iya...” Kan dia kan takut banget ya. Terus, “Iya iya, aku besok bawa perlengkapan itu kok.” Terus akhirnya besok pada siap-siap, gurunya bertanya ”loh, kamu kenapa bawa barang banyak banget? Kok gak kelompokmu?” Terus dia tuh yang kelompok yang jahat-jahat itu “ah enggak bu, dia yang mau sendiri kok bu”. “Oh ya udah, kalo gitu gak pa-pa. Kalian gak musuhan kan?” “Enggak.” Terus akhirnya yang ini tuh sampe ke perkemahan. Nah terus, “Sana kamu tidur sendiri, biar kita yang tidur bareng. Kamu tidur sendiri aja sana.” Kan hutannya ngerasa bersih terus, “Eh sini kamu...sini...sini kamu..” “Ada apa?” “Sana

tetapi tetap menolong dan bersikap baik terhadap teman yang jahat tersebut, dan akhirnya temannya meminta maaf dan mereka bersahabat

kamu masakin mie rebus sama air hangat.” “Iya iya, sebentar ya.” “Cepet, jangan lama!” Berasa lelet gitu..terus masakin tu tiba-tiba tu merinding gitu..apa..dia tu baca doa kan? Terus akhirnya tuh “ini udah, ini mie-nya”. Akhirnya tuh “Oiya, makasih.” Nah temennya yang bosnya itu kan ngasih piring kesini, mau lihat airnya udah mendidih belum. Gara-gara dia tuh sok kaya, sok sombong, terus nyuruh-nyuruh orang, ya akhirnya tuh tiba-tiba yang jahat merinding banget “aduh, gimana ne...aduh, jangan-jangan ada setan. Aduh,,,tolong...”. Gitu kan, temennya “aduh uda pada di kemah semua, aduh kok aku tinggal sendirian sih..Aduh, gimana neh.” Ternyata tuh gak sadar tuh ada raksasa kan, “Aaaa...tolong-tolonggg...”. Ternyata temennya tu gak pada ngrasa, soalnya pada tidur. Tidurnya tu nyenyak, soalnya kan kalo di luar itu udaranya dingin, sejuk, pas pokoknya. Gitu... “tolong-tolong...” sampe...sampe di apa...di pohon itu naik-naik gak bisa. Soalnya gak ada panjatnya. Nah, ternyata tuh kakinya raksasa juga kan. “Aduh gimana ini...gimana...” Terus akhirnya dia lari kesana dikepung sama raksasanya. Kan kalah larinya. Akhirnya “aduh, gimana ne..”. Eee...ternyata diselametin sama yang baik itu. Wahhh...aduhh...terus

diselametin, terus dihentikan.

“Kamu uda jahatin

temenku.”Akhirnya berhenti kan, terus katanya tuh “tadi ada apa?” yang nanya ketua

pramukanya. “Gak pa-pa kok,ini cuma bayangan aja. Ada kayak raksasa.” “Ya udah, ngaget-ngagetin aja. Ya udah, sini...tidur aja.” Terus pas yang jahat tuh minta maaf sama yang baik. Si Rino itu, “maap ya kejadian kemarin.” “Iya, gak pa-pa kok, udah aku maafin.” “Ya udah, sekarang kamu jadi temanku aja. Sekarang kamu aku angkat jadi sahabatku” gitu...terus akhirnya...gitu...seneng, terus abis itu, ternyata tuh anak papa mamanya...apa..papanya ini sama yang baik itu. “Loh kok kalian baikan? Katanya bertengkar gitu?” “Iya, udah damai.” “Bagus kalo gitu.” Terus orang tuanya itu pada seneng gitu. Terus orang tua mereka tu jadi rukun, baik gitu...Itulah akhir ceritanya.

Subjek 16

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik

Kartu 2

Mereka sedang berlomba tarik tambang. Tetapi Tono sendirian, Didi dua orang. Karena badan Tono besar, dan dua orang ini badannya kecil, Perasaannya Tono kecewa, karena dia sendiri. Akhirnya Didi menang.

Jika ada seorang anak yang memiliki badan lebih besar dari teman-temannya, sehingga tidak mendapat pasangan untuk bermain tarik tambang.

 Memiliki badan yg besar dibandingkan dengan temannya. (Fisik) Subjek 18

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik

Kartu 1

Tiga orang anak ini mencari makan, dia tiga bersaudara itu sangat lapar, suatu hari dia yang tiga bersaudara itu sangat baik hati dan dia suka menolong, mereka menolong orang miskin siapun yang

Tiga bersaudara memiliki hati yang baik dan suka menolong orang yang sedang kesulitan. Ketika mereka kehabisan makanan, ada yang memberikan

 Anak yang baik mau menolong

orang yang

sedang kesulitan. Dan suatu hari tiga saudara ini kehabisan makanan dan ketiga anak itu sedih dan ada seorang di depan tiga orang anak itu berada, dia mengasih mangkok besar dan isinya makanan yang banyak, dan mereka makan dengan kenyang. Pemberi makan tersebut seperti malaikat. Mereka merasa senang. Akhirnya ketiga saudara itu makan kenyang dan tidur terlelap.

makanan lalu mereka kenyang dan senang.

KARTU 3

Disini dalam cerita ini ada orang yang sangat kaya, orang kaya ini sangat kaya dan ia begitu sombong dan ia mempunyai anak satu. Dia dengan anaknya tidak bisa damai dan walaupun dia duduk diatas meja anaknya ditaruh di lantai. Perasaan seorang bayi itu sedih. Anak kecil ini tumbuh menjadi dewasa dan ia menjadi orang yang sukses dan ia tidak sombong seperti ayahnya.

Seorang anak yang menjadi orang sukses dan tidak sombong karena tidak mau seperti ayahnya yang kaya dan sombong

 Harapan anak yang sukses (Kemampuan Umum)  Tidak sombong (Sifat Umum) KARTU 7

Ceritanya gini ada seorang anak yang nakal. Anak nakal itu tidak mematuhi orang tuanya, ia biasanya main ke hutan. Tetapi kata ibunya dilarang karena ada raksasa disana. Tetapi anak kecil ini tetap main ke hutan itu. Dan suatu hari dia menemukan sebuah gua. Sebuah gua itu sangat menakutkan.dan dia ingin masuk tetapi sebelum masuk didekatnya ada raksasa besar dan ia ditangkap oleh raksasa itu dan di bawa masuk dan dia ingin melarikan diri tetapi tidak

Seorang anak yang nakal karena tidak mendengarkan

perkataan orang tuanya yang melarangnya untuk bermain ke hutan sehingga ia ditangkap raksasa, namun akhirnya ditolong oleh orang tuanya dan warna.

 Nakal melanggar aturan dalam keluarga (Relasi Keluarga)

bisa dan dia ditaruh disitu dan dia lari tetapi di dekat pintu gua dia di tangkap lagi dan orang tuanya itu datang untuk menolong dan raksasa itu ingin dibunuh oleh orang tua itu dan warga desa karena menculik anaknya. Dan raksasa itu ternyata jengkel tetapi kejengkelannya itu tidak bisa menghentikan kejengkelan warga desa itu. Dan ia menyerah dan tidak akan mengganggu anak kecil itu dan anak kecil itu di bebaskan kembali. Perasaan anak kecil itu pertama kali dia senang-senang sedih dan dia sedih pas ditangkap oleh raksasa itu dan dia senang karena ditolong oleh warga.

KARTU 10

Disini ada ibu dan seorang anaknya. Ibu itu sangat baik hati dan mempunyai anak satu. Anak satu itu padahal nakal, tetapi ibu itu sangat mencintai anaknya. Saat dimandiin anaknya ingin turun ingin mandi sendiri, ingin main tetapi di bawakan mainan dan di taruh di dalam kamar mandi, di dalam embernya dan ia masuk dan main dan saat keluar ia langsung ambil mainan tetapi ibunya memeganginya dan memakainya baju dan dia boleh main. Perasaan mereka senang. Akhirnya anaknya bermain dengan senang.

Seorang anak yang nakal karena ingin bermain terus, tetapi ibunya tetap mencintai

anaknya dan

memberikan waktu untuk bermain.

 Anak yang nakal karena bermain terus (Relasi Keluarga)

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Kartu 1

Peristiwa makan bersama-sama ini lho patung. Patung pas ke museum itu. Ini tu ada misalnya ada Rina, ini Rini, ini Sita. Mereka mau makan nasi, tapi tidak ada minumannya. Trus ini ceritanya ini makanannya sudah habis. Lalu ini mau minum ga ada. Hubungan mereka berteman. Lalu yang dipikirkan menghormati sama yang tua, tidak memikirkan makanan atau apa itu, sama teman-temannya. Terus sama ininya, sama apanya mau minum to sama ini ga ada di sini. Perasaannya ya baik pada teman-temannya, ga boleh bertengkar. Mau minum tapi nggak karena minumnya ga ada, langsung Sita mengajak, kita beli di warung aja. Minumnya ga ada karena airnya habis, misalnya lho. Na itu, makan bersama dulu to, kasih, terus makan bersama sampai habis, terus pergi membeli minuman. Pergi beli minuman.

Seorang anak yang melakukan kegitan dan makan bersama dengan temannya dan saling menghormati. Akan tetapi saat mereka makan, minumnya habis, sehingga ia mengajak temannya untuk membeli minum.

 Saling menghormati dengan teman (Sosial)  Mampu memecahkan masalah denganmengajak teman membeli minum (Kemampuan Umum) Kartu 2

Peristiwa tarik tambang. Terus ini hanya satu orang, ini dua orang, ini ga kuat, ini dibantu sama adiknya, ini sendirian. Ini sendirian, tapi ini besar, tinggi, ini agak besar dibantu ini jadi sama. Terus kalo kakaknya tu bilang gini “sapa yang menang hayo? Aku, karena aku yang paling besar, badannya yang paling tinggi. Aku karena aku dibantu sama adik ku.” Ini dibantu sama

Seorang anak yang main tarik tambang bersama temannya yang dibantu oleh adiknya. Ia sendiri karena memiliki badan yang besar dan tinggi, sehingga merasa mampu untuk memenangkan tarik tambang.  Anak yang memiliki badna besar dan tinggi (Fisik)  Merasa mampu untuk memenangkan tarik tambang (Kemampuan Umum)

kakaknya karena ga kuat. Ini besar, tinggi. Yang dipikirkan jangan berantem, kalo yang ini menang, jangan berantem

Dokumen terkait