• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 Maret 2012 13:30 – 14.10 WIB dirumah SR Wawancara 65

P : Co a i i di a a a soal a eletakka kertas de ga tulisa = … S : Tujuh kali empat

P : Berapa tujuh dikali empat?

S : (menghitung sambil menggerakkan jari) Dua puluh satu P : Dapat dari mana dua puluh satu?

S : Tujuh tambah tujuh tambah tujuh tambah tujuh (menulis 7 + 7 + 7 + 7) P : Tujuh ditambah tujuh berapa?

S : Lima belas P : Berapa?

S : Eh, empat belas

P : Trus, ini empat belas dan ini juga empat belas. Trus ini kan masih empat belas ditambah empat belas, berapa? Kok bisa dapat dua puluh satu?

S : (diam)

P : Tadi kan sudah menghitung tujuh tambah tujuh trus tujuh tambah tujuh, lalu? Kan udah empat belasnya ada dua, trus empat belasnya diapakan? S : (menghitung 14 + 14 dengan penjumlahan bersusun dan hasilnya dua puluh

delapan) Dua puluh delapan P : Berapa isinya?

S : Dua puluh delapan

P : Ada cara lain selain cara ini? S : Tidak ada

P : Misalnya pakai alat bantu hitung, misal pakai sedotan ini bisa tidak? S : Menghitung tujuh kali empat tadi? (berbalik bertanya)

P : Iya, bisa?

S : (membuat empat kelompok sedotan, masing-masing sebanyak tujuh batang) P : Masing-masing kelompok berapa?

S : Tujuh-tujuh (sambil menghitung sedotan tiap kelompok kembali) P : Tujuhnya ada berapa?

S : Empat

P : Itu kamu apakan? (menunjuk pada kelompok sedotan) S : Ditambahkan

“ : “atu, dua, tiga, … , dua delapa e ghitu g de ga e ila g satu per satu)

P : Ada cara lain apa tidak untuk mengerjakan soal itu tadi? S : Tidak ada

Wawancara 66

P : Di a a i i soal a eletakka kertas de ga tulisa = … S : Lima kali delapan

P : Lima kali delapan berapa?

S : Lima ditambah lima ditambah lima ditambah lima (menuliskan 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5). Lima tambah lima sepuluh (lalu menuliskan di bawahnya 10 10 10 10)

P : Oo, dikelompokkan dua-dua begitu ya? S : Iya

P : Ketemunya berapa? S : Empat puluh

P : Kok bisa empat puluh darimana? Coba ditulis lagi ada berapa sepuluhnya? S : Empat. Sepuluh ditambah sepuluh ditambah sepuluh ditambah sepuluh P : Berapa?

S : Empat puluh

P : Cara lainnya ada tidak? S : Tidak ada

P : Kenapa ambil angka lima dulu, bukan angka delapan? Ini yang kamu jumlah berulang kan lima ya, itu kenapa?

S : Karena lebih gampang P : Cara lainnya?

S : Tidak ada

Wawancara 67

P : Coba kalau ini soal cerita ayo dibaca dulu (meletakkan kertas berisi soal cerita bentuk a x b = )

S : Raka mempunyai tiga kotak pensil. Masing-masing kotak berisi empat pensil. Berapa banyaknya pensil yang dimiliki Raka?

P : Berapa? Caranya ditulis disini (menunjuk pada lembar soal), dicoret-coret tidak apa-apa (lalu membacakan kembali soalnya)

S : (diam saja) dua belas

S : Empat tambah empat tambah empat (sambil menulis 4 + 4 + 4) P : Empat ditambah empat berapa?

S : Delapan

P : Ditambah empat lagi? S : Dua belas

P : Ketemu? S : Iya

P : Cara lainya ada tidak?? S : Tidak ada

P : Kok empatnya bisa tiga kali, satu, dua, tiga (sambil menunjuk lembar pekerjaan), itu kenapa? Karena apa?

S : Karena kotak pensilnya ada tiga P : Oo, karena kotak pensilnya ada tiga

Wawancara 68

P : Co a kalau i i eletakka kertas de ga tulisa = … Tiga kali dua belas, berapa?

S : Dua belas tambah dua belas tambah dua belas (sambil menulis 12 + 12 + 12) P : Gimana? Dua belas tambah dua belas berapa?

S : Dua puluh empat trus ditambah dua belas lagi (melakukan penjumlahan bersusun)

P : Hasilnya berapa? S : Tiga puluh enam

P : Tadi, soal yang lima kali delapan kamu milih lima ditambah lima ditambah lima berulang, yang ini tiga kali dua belas kenapa kamu tidak memilih tiga ditambah tiga ditambah tiga gitu, tapi kamu milihnya dua belas ditambah dua belas ditambah dua belas, kenapa?

S : Kalau milih tiga nanti nulisnya banyak

P : Berarti milih angka yang lebih besar ya tadi kan tiga kali dua belas, trus kamu milih dua belas karena dua belas lebih banyak daripada tiga ya?

S : Iya

P : Ada cara lainnya? S : Tidak

Wawancara 69

P : “ekara g i i, di a a eletakka kertas de ga tulisa = … S : Enam kali sebelas

P : Enam kali sebelas, berapa?

S : Sebelas tambah sebelas tambah sebelas tambah sebelas tambah sebelas tambah sebelas (sambil menulis 11 + 11 + 11 + 11 + 11 + 11 )

P : Itu tadi kan sebelas tambah sebelas, nah itu sebelasnya berapa kali? S : Enam kali

P : Karena apa?

S : Karena ini nulisnya lebih sedikit P : Sebelas tambah sebelas berapa? S : Dua puluh dua

P : Kamu kelompokkan dua-dua ya? S : Iya

P : Dapat berapa hasilnya?

S : (menghitung 22 + 22 + 22 dengan penjumlahan bersusun) Enam puluh enam P : Cara lain ada tidak?

S : Tidak ada

Wawancara 70

P : Ini lagi ya, ayo dibaca (meletakkan kertas berisi soal cerita bentuk a x b = ) S : Ibu memiliki empat karung buah. Masing-masing karung berisi lima belas

jeruk. Berapakah seluruh jeruk yang dimiliki oleh ibu? P : Berapa?

S : Lima belas tambah lima belas tambah lima belas tambah lima belas P : Lima belasnya diulang berapa kali?

S : Empat P : Kemudian?

S : Ditambah. Lima belas tambah lima belas jadi tiga puluh P : Berarti ada berapa tiga puluh?

S : Ada dua

P : Trus, setelah ketemu tiga puluh tiga puluh gimana?

S : Tiga puluh ditambah tiga puluh (sambil menghitung dengan cara penjumlahan bersusun)

P : Berapa? S : Enam puluh

P : Cara lainnya ada tidak? S : Tidak ada

P : Co a kalau i i di a a soal a eletakka kertas de ga tulisa = … S : Tiga belas kali empat

P : Berapa?

S : Tiga belas tambah tiga belas tambah tiga belas tambah tiga belas (menulis 13 + 13 + 13 + 13)

P : Tiga belasnya diulang berapa kali? S : Empat..

P : Trus yang kamu hitung? Berapa ditambah berapa? S : Tiga belas ditambah tiga belas

P : Berapa?

S : Dua puluh enam

P : Dua puluh enamnya ada berapa? S : Dua

P : Hasilnya gimana

S : Dua puluh enam tambah dua puluh enam P : Berapa?

S : (menghitung dua puluh enam ditambah dua puluh enam dengan penjumlahan bersusun) lima puluh dua

P : Cara lainnya ada tidak? S : Tidak

Wawancara 72

P : I i di a a eletakka kertas de ga tulisa = … S : Sepuluh kali enam

P : Berapa? S : Enam puluh

P : Bisa langsung dapat enam puluh darimana?

S : Sepuluh ditambah sepuluh ditambah sepuluh (menulis 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10)

P : Sepuluhnya diulang berapa kali? S : Enam

P : Kemudian itu kamu kelompokkan dua dua ya? S : Iya.. (sambil mengelompokkan 10 + 10 hasilnya 20) P : Dua puluhnya ada berapa?

S : Tiga

P : Hasilnya berapa?

P : Cara lainnya ada tidak? S : Tidak ada

Wawancara 73

P : I i o a di a a eletakka kertas de ga tulisa … = S : Enam kali titik-titik sama dengan delapan belas

P : Nah, titik-titiknya berapa itu? Gimana kamu ngerjainnya kalau ada soal seperti ini?

S : Tiga

P : Tiganya dapat darimana?

S : (diam dan bingung mau menjelaskan)

P : Kamu pakai enam atau pakai delapan belas untuk menghitungnya? S : Enamnya

P : Iya, diapakan enamnya? S : Ditambah

P : Gimana?

S : (menulis 6 + 6 hasilnya 12. Lalu ditambah 6 lagi hasilnya 18) enamnya ada tiga P : Kenapa kamu hanya menulis enamnya tiga kali

S : Karena hasilnya sudah delapan belas P : Oh begitu, ada cara lain?

S : Tidak

Wawancara 74

P : Coba kalau ini (meletakkan kertas de ga tulisa … = S : Dua kali titik-titik sama dengan sepuluh

P : Gimana, titik-titiknya berapa? S : Lima

P : Darimana?

S : Dua ditambah dua sama dengan empat, ditambah dua sama dengan enam, ditambah dua sama dengan delapan, ditambah dua sama dengan sepuluh (sambil menulis 2 + 2 + 2 + 2 + 2)

P : Duanya ada berapa kali? S : Lima

Wawancara 75

P : Ini soal cerita coba dibaca (meletakkan kertas berisi soal cerita bentuk a x  = c)

S : Yosua memiliki empat kotak yang berisi kelereng sama banyak. Setelah dihitung keseluruhan kelerengnya ada dua puluh delapan. Berapa banyak kelereng yang ada di satu kotak?

P : Gimana?

S : Empat kali titik-titik sama dengan dua puluh delapan P : Berapa?

S : (menulis 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 sampai hasilnya 28) P : Empatnya ada berapa?

“ : “atu, dua, tiga,…, tujuh

P : Banyak kelereng dalam satu kotak berapa? S : Tujuh

P : Cara lainnya ada tidak? S : Tidak ada

21 Maret 2012 Dirumah SR

Wawancara 76

P : Co a i i di a a soal a eletakka kertas de ga tulisa … = S : Dua kali titik-titik sama dengan dua puluh

P: Titik-titiknya berapa? S : Tiga

P : Caranya gimana?

S : (berpikir sejenak lalu menulis 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2) P: Duanya ada berapa?

S : Duanya ada sepuluh P : Cara lainnya ada tidak?

S : (menulis 20 – 2 = 18 – 2 = 16 – 2 = 14 – 2 = 12 – 2 = 10 – 2 = 8 – 2 = 6 – 2 = 4 – 2 = 2 – 2 = 0 secara menurun)

P : Yang kamu hitung mana? S : Duanya

P : Ada berapa? S : Sepuluh

P : Sama dengan yang tadi S : Iya

P : Ada cara lain lagi? S : Tidak

Wawancara 77

P : Co a kalau i i di a a eletakka kertas de ga tulisa … = S : Dua belas kali titik-titik sama dengan tiga puluh enam

P : Berapa?

S : (menulis 12 + 12 + 12 + 12 + 12 + 12 lalu mengelompokkannya dua-dua 24 24 24. Setelah itu dengan penjumlahan bersusun didapat 24 + 24 = 48)

P : Nah dua puluh empat tambah dua puluh empat berapa? S : Empat delapan

P : Yang di soal berapa? S : Tiga puluh enam P : Trus gimana?

S : (menghitung lagi 24 + 12 = 36) P : Dua belasnya diulang berapa kali? S : Tiga

P : Ada cara lainnya?

S : (berpikir sejenak lalu menulis 36 – 12 = 24 – 12 = 12 – 12 = 0 secara menurun) P : Berapa?

S : Tiga

P : Ada cara lain lagi? S : Tidak

Wawancara 78

P : Ini soal cerita, dibaca (meletakkan kertas berisi soal cerita bentuk a x  = c) S : Hesel mempunyai empat belas toples coklat. Semua coklat yang dimiliki hesel

ada dua puluh delapan. Berapakah coklat yang ada di tiap toples? P : Berapa?

S : (diam sambil berpikir) P : Paham sama soalnya?

S : (menggambar 14 toples lalu di dalam masing-masing toples ada dua batang coklat)

P : Toples sama coklatnya kamu gambar ya? S : Iya

P : Ada berapa coklatnya? S : Dua

P : Ada cara lain? S : Tidak

Wawancara 79

P : I i di a a eletakka kertas de ga tulisa … = S : Titik-titik kali tiga belas sama dengan tiga puluh sembilan P : Ya titik-titiknya berapa?

S : (diam sambil berpikir lalu menulis 13 + 13 + 13. Selanjutnya dihitung dengan penjumlahan bersusun dan hasilnya 39)

P : Berapa?

S : Tiga kali tiga belas

P : Tiga belasnya kamu ulang berapa kali? S : Tiga

P : Ada cara lain? S : Tidak

Wawancara 80

P : Ini dibaca (meletakkan kertas berisi soal cerita bentuk  x b = c)

S : Setiap hari Avika membeli sepuluh mainan untuk dikoleksi. Saat sudah terkumpul sebanyak delapan puluh cincin, maka akan dia susun menjadi kalung. Berapa hari waktu yang diperlukan Avika untuk bisa mengumpulkan cincin sebanyak itu?

P : Paham sama soalnya? S : Delapan

P : Bisa dapat delapan darimana, kamu menghitungnya pakai sepuluh atau delapan puluh?

S : Sepuluh

P : Sepuluhnya diapakan?

S : Sepuluhnya ada delapan (sambil menulis 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10)

P : Kalau dijumlah berapa? S : Delapan puluh

P : Ada berapa sepuluhnya? S : Delapan

P : Ada cara lain? S : Tidak

P : PENELITI

Dokumen terkait