• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nurwulan Satiani (2008) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dana Pihak Ketiga pada PT. Bank Negera Indonesia (persero) Tbk, yang telah menghasilkan kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis tingkat suku bunga dan pihak ketiga terhadap dana pihak ketiga deposito terdapat dua variabel tingkat suku bunga yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan deposito yaitu tingkat suku bunga giro rupiah sebesar

Rp.1.855.502,585 dan tingkat suku bunga deposito valuta asing sebesar Rp. 5.908.402,551.

Variabel tingkat suku bunga dana pihak ketiga yang berpengaruh terhadap giro adalah variabel tingkat suku bunga deposito rupiah dengan besar pengaruh setiap peningkatan atau penurunan tingkat suku bunga sebesar satu persen adalah sebesar Rp.1.391.844,270.

Adapun variabel tingkat suku bunga dana pihak ketiga yang dianggap berpengaruh terhadap tabungan adalah variabel tingkat suku bunga deposito valuta asing yaitu setiap ada peningkatan atau penurunan tingkat suku bunga deposito valuta asing akan menurunkan atau meningkatkan jumlah tabungan sebesar Rp.2.628.614,152, sedangkan variabel tingkat suku bunga dana pihak ketiga yang berpengaruh terhadap jumlah dana pihak ketiga secara keseluruhan adalah tingkat suku bunga deposito rupiah dengan besar pengaruh setiap ada peningkatan atau penuruan tingkat suku bunga deposito rupiah adalah sebesar Rp.2.460.465,977.

Rushadi (2007) dalam penelitiannya Analisis Strategi Penghimpunan Dana Masyarakat (Giro, Tabungan, Deposito) pada Bank BNI telah menghasilan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan yang menyebutkan bahwa Strategi Fungsional yang dilakukan Bank BNI dalam menghimpun dana masyarakat yaitu: Meningkatkan daya saing dengan Marketing Mix, Memperbaiki sarana penunjang yang meliputi, Sumber Daya Manusia, Penyempurnaan Struktur Organisasi, Informasi Teknologi, Perubahan yang berorientasi pada produk menjadi orientasi kepada pasar.

Landasan konsep penelitian ini adalah konsep manajemen Strategik yang telah diaplikasikan dalam industri perbankan. Menurut teori bank akan dapat menarik dana masyarakat dengan baik apabila menerapkan strategi tersebut di atas dan strategi pelayanan. Karena pada saat sekarang kunci keberhasilan suatu bank sangat tergantung pada pelayanan. Strategi fungsional tidak akan berhasil kalau tidak ditunjang oleh strategi pelayanan. Teknik Analisis data menggunakan konsep manajemen strategi yang dirumuskan oleh Thomas J. Kihcelen dan David Hunger dengan maksud untuk menjelaskan bagaimana proses perumusan strategi yang dilakukan oleh Bank BNI.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata dalam mengimplementasikan konsep strategi tersebut di atas terdapat penyimpangan-penyimpangan. Dari hasil temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi bank-bank khususnya Bank BNI dalam menentukan strategi penghimpunan dana masyarakat untuk waktu yang akan datang.

M. Y. Dedi Haryanto dan Riyatno (2007) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ, penelitian tersebut menyebutkan bahwa Risiko sistematis (risiko pasar) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi (kondisi makro). Tingkat suku bunga SBI dan kurs terbukti mempengaruhi risiko sistematis saham namun hasilnya tidak konsisten pada dua karakteristik industri yang berbeda. Pada perusahaan manufaktur hanya kurs yang mempengaruhi risiko saham sedangkan

pada perusahaan non manufaktur suku bunga SBI yang mempengaruhi risiko sistematis saham.

Selain itu hasil menunjukkan bahwa hubungan antara suku bunga SBI dan risiko sistematis saham adalah negatif. Hasil ini berbeda dengan penjelasan yang semestinya yaitu jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku

bunga (misal deposito) juga akan naik. Akibatnya minat investor akan berpindah darisaham ke deposito. Kemungkinan fenomena ini menunjukkan bahwa investor di Indonesia tidak suka risiko atau risk averse.

Emilianshah Banowo dan Budi Hermana (2005) dengan judul penelitian Hubungan Equivalent Rate simpanan mudhorobah dengan Sertifikat Wadiah dan Sertifikat Bank Indonesia, telah menghasilan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan yang menyebutkan bahwa pergerakan Equivalent Rate simpanan mudhorobah untuk jangka panjang relatif stabil, tetapi dalam jangka pendek perubahannya relatif fluktuatif, selama kurun waktu 34 bulan pergerakan Equivalent Rate simpanan mudhorobah cenderumg menurun.

Perkembangan Equivalent Rate secara umu sama polanya dengan pergerakan SWBI, tetapi relatif berbeda dengan pergerakan SBI yang relatif lancar dengan kisaran yang lebih luas. Hasil analisis ketujuh model regresi diatas secara umum menunjukan bahwa nisbah simpanan mudhorobah berhubungan dengan instrumen moneter bank Indonesia, baik SBI maupun SWBI. Tetapi simpanan mudhorobah untuk semua jangka waktu tidak menunjukan hubungan yang signifikan dengan inflasi pada periode yang sama.

Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin dengan judul penelitian Analisis Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Di Indonesia (2003), penelitian tersebut membahas tentang analisis mengenai perbandingan tingkat efisiensi pada industri perbankan yang dilakukan dengan melakukan pengujian empiris terhadap tingkat efisiensi antara bank pemerintah, bank swasta nasional dan swasta asing serta bank publik menunjukkan bahwa bank publik mempunyai tingkat efisiensi di atas rata-rata seluruh bank, sedangkan tingkat efisiensi bank pemerintah dan bank swasta nasional secara keseluruhan berada di bawah rata-rata seluruh bank.

G. Hipotesis

Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tabungan, giro, dan deposito berpengaruh terhadap jumlah kredit. Maka perumusan hipotesis sebagai berikut:

a. Ho: Tabungan, giro, dan deposito = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah kredit yang disalurkan. (Tolak)

b. Ho: Tabungan = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah kredit yang disalurkan. (Tolak)

c. Ho: Giro = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah kredit yang disalurkan. (Tolak)

d. Ho: Deposito= 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah kredit yang disalurkan. (Tolak)

2. Tabungan, giro, dan deposito berpengaruh terhadap jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Maka perumusan hipotesis sebagai berikut:

a. Ho: Tabungan, giro, dan deposito = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). (Tolak)

b. Ho: Tabungan = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). (Tolak)

c. Ho: Giro = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). (Tolak)

d. Ho: Deposito= 0 tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). (Tolak)

Dokumen terkait