• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Penemuan dan Pembahasan 1 Pengujian Asumsi Klasik

2. Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan apakah masing-masing variabel independen (tabungan, giro, deposito) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen (kredit dan SBI), maka dilakukan pengujian Uji-F untuk pengujian independen variabel (simultan) dan Uji-T untuk masing-masing variabel independen (parsial).

a. Uji F

Pengaruh tabungan, giro dan deposito terhadap kredit dan SBI secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Hasil Uji F untuk Y1= Kredit.

Tabel 4.9 Hasil Uji F

Sumber : Data diolah (output SPSS.16)

Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa secara simultan atau bersama- sama variabel independen memiliki tingkat signifikan sebesar 0.000, angka signifikan ini lebih kecil dari alpha 5%, atau Fhitung sebesar

93.747 dimana diperoleh Ftabel dengan alpha 5% dan df1 = 3, df2 = 46 sebesar ± 2.84, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, dengan demikian hipotesis alternatif diterima artinya secara signifikan semua variabel independen (tabungan, giro dan deposito) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Kredit).

b.Hasil Uji F untuk Y2= SBI

Tabel 4.10 Hasil Uji F

Sumber : Data diolah (output SPSS.16)

Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa secara simultan atau bersama- sama variabel independen memiliki tingkat signifikan sebesar 0.000, angka signifikan ini lebih kecil dari alpha 5%, atau Fhitung sebesar 7.289 dimana diperoleh Ftabel dengan alpha 5% dan df1 = 3, df2 = 43 sebesar ± 2.84, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, dengan demikian hipotesis alternative diterima artinya secara signifikan semua variabel independen (tabungan, giro dan deposito) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (SBI).

c. Uji t

Berikut ini adalah tabel hasil regresi berganda dari masing-masing variabel independen.

a. Hasil Uji t untuk Y1= Kredit.

Tabel 4.11 Hasil Regresi

Model Coefficient T-test Sig

Konstanta -0.465 -0.392 0.697

Tabungan 0.128 1.793 0.079

Giro 0.085 0.916 0.364

Deposito 0.839 10.774 0.000

Sumber : Data diolah (output SPSS.16)

1) Tabungan

Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa secara parsial variabel tabungan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.079, atau Thitung sebesar 1.793 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df = 49, sebesar 2.0096, angka signifikan ini berada diatas alpha 5% maka H0 diterima artinya bahwa variabel tabungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kredit. Sedangkan tabungan menempati angka signifikan dengan alpha 10% dengan tingkat signifikansi sebesar 0.079.

Hal ini sejalan dengan konsep The Assets Allocation Approach (Banking Assets and Liability Management, 2003:27), yang menyebutkan bahwa:

a. Liabilities diklasifikasikan atas dasar jangka waktu dan perbedaan potensi penarikan

b. Struktur asset didasarkan pada struktur sumber dana.

Dalam metode ini pendekatannya menggunakan sumber dana yang diperoleh bank, kebanyakan bank menggunakan sumber dana yang bersumber dari tabungan untuk penanaman Antarbank atau Interbank Money Market yang merupakan pasar untuk mengatur posisi likuiditas dan trading untuk mencapai likuiditas. (Banking Assets and Liability Management, 2003:27). Jadi dapat disimpulkan secara empiris bahwa tabungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y1 (Kredit).

2) Giro

Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa secara parsial variabel giro memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.364 atau 36.4%, atau Thitung sebesar 0.916 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df = 49, sebesar 2.0096, angka signifikan ini berada diatas alpha 5% maka H0 diterima artinya bahwa variabel giro tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kredit.

Dalam konsep The Assets Allocation Approach, sumber dana yang berasal dari giro nasabah penggunaannya diprioritaskan untuk Primary Reserve (dana yang harus disisihkan oleh bank untuk cadangan yang wajib dipelihara sesuai ketentuan BI dalam bentuk saldo giro pada Bank Indonesia) dan Secondary Reserve (cadangan yang berfungsi sebagai penyangga Primary Reserve, ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dan tetap current). Jadi dapat disimpulkan secara empiris giro tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y1 (Kredit).

3) Deposito

Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa secara parsial variabel deposito memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000, atau Thitung sebesar 10.774 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df = 49, sebesar 2.0096, dimana diperoleh bahwa Thitung > Ttabel, angka signifikan ini (0.000) berada dibawah alpha 5% maka H0 ditolak artinya bahwa variabel deposito berpengaruh secara signifikan terhadap kredit.

Dalam konsep The Assets Allocation Approach, sumber dana yang berasal dari deposito penggunaannya diprioritaskan untuk membiayai kredit, hal ini sejalan dengan sifat deposito yang dananya hanya dapat diambil pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang telah disepakati oleh nasabah

penyimpan dan pihak bank (1,2,3,6,12 dan 24 bulan) sehingga dana tersebut lebih lama mengendap di bank. Sehingga bank dapat memutar dana deposito tersebut untuk membiayai kredit kepada nasabah dan akan dilunasi pada jangka waktu tertentu pula sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah. Jadi dapat disimpulkan secara empiris deposito berpengaruh secara signifikan terhadap Y1 (Kredit).

b. Hasil Uji t untuk Y2= SBI.

Tabel 4.12 Hasil Regresi

Model Coefficient T-test Sig

Konstanta -0.352 -0.065 0.949

Tabungan 0.093 0.287 0.776

Giro 0.978 2.343 0.024

Deposito -0.113 -0.320 0.751

Sumber : Data diolah (output SPSS.16)

1) Tabungan

Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial variabel tabungan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.776, atau Thitung sebesar 0.287 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df = 46, sebesar 2.0129 , angka signifikan ini berada diatas

alpha 5% maka H0 diterima artinya bahwa variabel tabungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SBI.

Dalam konsep The Assets Allocation Approach, sumber dana yang berasal dari tabungan biasanya dialokasikan untuk penanaman Antarbank atau Interbank Money Market yang merupakan pasar untuk mengatur posisi likuiditas dan trading untuk mencapai likuiditas. (Banking Assets and Liability Management,2003:27). Jadi dapat disimpulkan secara empiris bahwa tabungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y2 (SBI).

2) Giro

Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial variabel giro memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.024 atau Thitung sebesar 2.343 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df = 46, sebesar 2.0129, dimana diperoleh Thitung > Ttabel , angka signifikan ini (0.024) berada dibawah alpha 5% maka H0 ditolak artinya bahwa variabel giro berpengaruh secara signifikan terhadap SBI.

Dalam konsep The Assets Allocation Approach, sumber

dana yang berasal dari giro nasabah penggunaannya

diprioritaskan untuk Primary Reserve (dana yang harus disisihkan oleh bank untuk cadangan yang wajib dipelihara sesuai ketentuan BI dalam bentuk saldo giro pada Bank

Indonesia) dan Secondary Reserve (cadangan yang berfungsi sebagai penyangga Primary Reserve, ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dan tetap current).

Dalam kondisi normal apalagi kondisi krisis atau pasar sedang ketat, kebutuhan likuiditas sulit untuk diantisipasi dan dipenuhi segera terutama jika terjadi rush, sehubungan denga hal tersebut kalangan industri perbankan saat ini cenderung lebih menyukai untuk mengalokasikan dananya dalam bentuk cadangan sekunder yang dalam hal ini dialokasikan pada surat- surat berharga (marketable securities) terutama pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Penempatan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tersebut dapat memberikan pendapatan kepada bank yang setiap saat dapat dijadikan uang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank sehingga dalam hal ini bank mendapatkan dua manfaat sekaligus yaitu untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan profitabilitas bank. Jadi dapat disimpulkan secara empiris bahwa giro berpengaruh secara signifikan terhadap Y2 (SBI).

3) Deposito

Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial variabel deposito memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.751, atau Thitung sebesar -0.320 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5%

dan df = 46, sebesar 2.0129, dimana diperoleh bahwa Thitung < Ttabel, angka signifikan ini (0.751) berada diatas alpha 5% maka H0 diterima artinya bahwa variabel deposito tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SBI.

Dalam konsep The Assets Allocation Approach, sumber dana yang berasal dari deposito penggunaannya diprioritaskan untuk membiayai kredit, hal ini sejalan dengan sifat deposito yang dananya hanya dapat diambil pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang telah disepakati oleh nasabah penyimpan dan pihak bank (1,2,3,6,12 dan 24 bulan) sehingga dana tersebut lebih lama mengendap di bank. Sehingga bank dapat memutar dana deposito tersebut untuk membiayai kredit dan mendapatkan profit dari pemberian kredit tersebut.

Jadi dapat disimpulkan secara empiris deposito tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y2 (SBI).

c. Koefisian Determinasi (Adjusted R Square)

Uji koefisian determinasi dilakukan untuk menggambarkan seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi kita bisa menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel independen. Koefisien determinasi atau Adjusted R2 dapat dilihat dari tabel

a. Hasil Uji koefisian determinasi (Adjusted R2) untuk Y1= Kredit.

Tabel 4.13

Koefisian Determinasi (Adjusted R2)

Sumber : Data diolah (output SPSS.16)

Pada table 4.12 terlihat angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.850 atau 85%. Hal ini menunjukkkan bahwa variabel independen berupa tabungan, giro dan kredit dapat menjelaskan variabel dependen (kredit) sebesar 85% dan sisanya 15% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.

b. Hasil Uji koefisian determinasi (Adjusted R2) untuk Y2= SBI.

Tabel 4.14

Koefisian Determinasi (Adjusted R2)

Sumber : Data diolah (output SPSS.16)

Pada table 4.13 terlihat angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.291 atau 29.1%. Hal ini menunjukkkan bahwa

variabel independen berupa tabungan, giro dan kredit dapat menjelaskan variabel dependen (SBI) sebesar 29.1% dan sisanya 70.9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.

d. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan satu variabel independen yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kredit, dan satu variabel independen yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap SBI, yaitu deposito yang berpengaruh signifikan terhadap kredit, dan giro yang berpengaruh signifikan terhadap SBI. Hasil persamaan regresi sebagai berikut:

a. Hasil persamaan regresi untuk Y1= Kredit.

Ri = -0.465 + 0.839 deposito

Berdasarkan persamaan regresi diatas, nilai konstanta menyatakan bahwa, jika variabel independen bernilai nol maka Ri (kredit) adalah bernilai -0.465 atau apabila tidak ada pengaruh atau perubahan variabel yang terdiri dari tabungan, atau jika X1 = 0, maka nilai variabel dependen yaitu kredit (Y) adalah sebesar -0.465.

Koefisien deposito bertanda positif sebesar 0.000, artinya jika deposito naik sebesar 1 rupiah maka akan menimbulkan kenaikan kredit sebesar 0.000% dengan asumsi variabel lain diabaikan dan

konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa deposito berpengaruh positif terhadap kredit, artinya semakin tinggi kenaikan nilai deposito maka semakin besar nilai kredit yang akan disalurkan oleh bank kepada nasabah.

b. Hasil persamaan regresi untuk Y2= SBI.

Ri = -0.352+ 0.978 giro

Berdasarkan persamaan regresi diatas, nilai konstanta menyatakan bahwa, jika variabel independen bernilai nol maka Ri (SBI) adalah bernilai -0.352 atau apabila tidak ada pengaruh atau perubahan variabel yang terdiri dari giro, atau jika X1 = 0, maka nilai variabel dependen yaitu SBI (Y) adalah sebesar -0.352.

Koefisien giro bertanda positif sebesar 0.024, artinya jika giro naik sebesar 1 rupiah maka akan menimbulkan kenaikan kredit sebesar 0.024% dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa giro berpengaruh positif terhadap SBI, artinya semakin tinggi kenaikan nilai giro maka semakin besar nilai SBI yang akan disalurkan oleh bank.

BAB V

Dokumen terkait