• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat, dan Waktu penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbiditas dengan status gizi anak balita pada rumahtangga yang tinggal di daerah rawan pangan dan merupakan bagian dari studi Kajian Ketahanan Pangan dan Alokasi Sumberdaya Keluarga serta Keterkaitannya dengan Status Gizi dan Perkembangan Anak di Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, kerjasama Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor dengan Neys-van Hooghstraten Foundation (NHF) Belanda. Penelitian dilakukan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah yang telah dipilih secara purposive sampling. Pemilihan tempat ini karena Kabupaten Banjarnegara pernah mengalami sejarah kurang pangan. Sampai tahun 2006, Banjarnegara masih termasuk dalam wilayah yang rumahtangganya dikategorikan beresiko tinggi defisit konsumsi energi dan protein (Deptan 2008). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2009.

Teknik Pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah balita usia 2 sampai 5 tahun pada keluarga dengan ayah, ibu dan anak tinggal dalam rumahtangga yang sama. Survei pendahuluan dilakukan untuk melakukan sampling, yang akan mengelompokkan keluarga yang memiliki balita. Sampel di setiap desa berjumlah 50 rumahtangga yang terdiri dari keluarga yang memiliki balita. Pemilihan sampel dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dilakukan untuk memilih sampel dari kerangka sampling. Total ukuran sampel pada studi ini adalah 300 rumahtangga (6 desa).

Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, dari kecamatan tersebut dipilih dua kecamatan yang termasuk dalam wilayah berisiko rawan pangan yaitu Kecamatan Pejawaran dan Kecamatan Punggelan. Setiap kecamatan, diambil tiga desa yang sesuai dengan kondisi umum kecamatan. Sampel di setiap desa berjumlah 50 rumahtangga. Jumlah ini diambil karena sesuai dengan jumlah data yang dapat dianalisis secara statistik, yaitu ≥30 sampel. Selain itu setiap desa memiliki tingkat keragaman yang rendah sehingga persentase sampel yang diambil dari populasi balita di tiap desa sudah bisa mewakili kondisi balita secara umum di desa tersebut.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan personal terhadap responden sedangkan data sekunder akan dikumpulkan dari aparat/kantor pemerintah kabupaten dan desa berupa keadaan umum wilayah Banjarnegara..

Data primer terdiri dari karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga dan pengeluaran pangan dan non pangan keluarga), kondisi sanitasi dan lingkungan fisik, konsumsi pangan anak balita, status kesehatan dan gizi anak balita. Tabel 4 merangkum semua variabel dan indikator yang diteliti.

Tabel 4 Variabel dan indikator penelitian

No Variabel Indikator Cara Pengumpulan Data

1. Karakteristik Keluarga

- Besar keluarga - Pendidikan orang tua - Pendapatan keluarga - Pengeluaran pangan dan non

pangan Wawancara menggunakan kuesioner 2 Sanitasi dan kesehatan lingkungan

- Keadaan Rumah: Kepadatan hunian, jenis lantai, dinding, pencahayaan, ventilasi, keberadaan kandang ternak

- Pembuangan sampah - Kepemilikan MCK - Akses air bersih

Wawancara dan pengamatan

3.

Penggunaan Pangan

- Konsumsi Makanan Anak Balita Energi dan protein yang dikonsumsi oleh sasaran yang ditampilkan dalam persen tingkat

kecukupan (% to RDA)

Recall 2 x 24 jam

4. Kesehatan Angka Kesakitan 3 bulan terakhir Wawancara menggunakan kuesioner

5.

Tingkat ketahanan pangan

Kecukupan konsumsi energi rumahtangga

Frekuensi pangan rumahtangga 6. Status Gizi Status gizi menggunakan

antropometri (BB,TB)

Pengkuran BB dengan timbangan dan TB dengan

micro-toise

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah secara manual maupun komputer yang sebelumnya akan melalui tahap editing, coding, entry dan

cleaning. Data yang telah dikumpulkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel

dan dianalisis secara deskriptif dan statistika menggunakan program Microsoft

Analisis secara deskriptif meliputi tingkat ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbiditas, konsumsi dan status gizi balita di tabulasi silang dengan kecamatan didaerah penelitian. Analisis statistik korelasi

Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable yang dianalisis,

yaitu karakteristik kelurga (jumlah anggota keluarga, pendapatan, pengeluaran pangan dan non-pangan), sanitasi dan kesehatan keluarga, morbidity anak balita, dengan tingkat konsumsi pangan anak balita dan status gizi anak balita. Sedangkan Analisis statistik korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel karakteristik keluarga (pendidikan ayah dan ibu) dengan tingkat konsumsi pangan anak balita dan status gizi anak balita. Analisis perbandingan juga digunakan untuk membandingkan rata-rata antara dua kelompok sampel data dengan menggunakan independent-sample T test. Besar keluarga. Data yang diperoleh mengenai jumlah anggota keluarga, kemudian dikelompokkan menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥8 orang) (Hurlock 1998 diacu oleh Gabriel 2008).

Pendidikan orang tua. Data tingkat pendidikan orang tua dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD/sederajat, tamat SLTP/sederajat, tamat SLTA/sederajat, dan perguruan tinggi.

Pendapatan keluarga. Data pendapatan keluarga yang diperoleh dari pendekatan total pengeluaran kemudian akan dikelompokkan menjadi kelompok miskin dan tidak miskin, berdasarkan BPS 2007 garis kemiskinan untuk Kabupaten Banjarnegara yaitu sebesar Rp 146.531 /kapita/bulan. Sedangkan garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Bank Dunia $ 1 atau $ 2 per kapita per hari memungkinkan bagi setiap negara untuk membandingkan posisinya dengan negara-negara lain (Khomsan 2009). Berdasarkan nilai beli USD per tanggal 30 Maret 2009 (Bank Indonesia) adalah Rp 11.472.

Aloksi pengeluaran rumahtangga. Data pengeluaran keluarga dibagi menjadi pengeluaran pangan dan non pangan yang dihitung dalam rupiah/kapita/bulan. Sanitasi dan kesehatan lingkungan fisik. Data di nilai dengan skor atas pertanyaan. Skor 0 diberikan untuk kondisi kurang, 1 untuk kondisi sedang, dan 2 untuk kondisi baik. Berdasarkan indeks total skor yang diperoleh, sanitasi dan kesehatan lingkungan fisik selanjutnya diubah dalam bentuk persen sehingga

skor maksimalnya menjadi 100 lalu digolongkan dalam tiga kategori, yaitu baik (>80%), cukup (60-80%), dan kurang (<60%) (Martianto et al 2008).

Morbiditas. Data dikelompokkan berdasarkan lama sakit menjadi tidak pernah, 1-3 hari, 4-7 hari, dan > 7 hari, serta dikelompokkan berdasarkan jenis penyakit yang pernah diderita.

Konsumsi pangan anak balita. Data meliputi jenis dan jumlah pangan. Kemudian dikonversikan kedalam kandungan gizi, yaitu energi dan protein. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi adalah (Hardinsyah & Briawan 1994) :

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan :

KGij = Penjumlahan zat gizi i dari setiap bahan makanan/pangan yang dikonsumsi

Bj = Berat bahan makanan j (gram)

Gij = Kandungan zat gizi i dari bahan makanan j BDDj = persen bahan makanan j yang dapat dimakan

Kemudian dihitung tingkat kecukupan zat gizinya dengan rumus:

Konsumsi Zat Gizi Aktual

Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Untuk menentukan AKG individu dapat dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap berat badan, dengan rumus:

Berat Badan Aktual Sehat (kg)

Berat Badan Dalam daftar AKG

Tingkat konsumsi energi dan protein dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : defisit berat (<70%), defisit sedang (70-90%), dan cukup (90%) (Martianto et al 2008).

Tingkat ketahanan pangan. Data dikelompokkan berdasarkan tingkat defisit energi dari konsumsi pangan rumahtangga. Menurut Riyadi (2006), untuk menghitung kecukupan energi rumahtangga dapat digunakan dengan cara pendugaan kecukupan individu, tetapi sebelumnya didata dahulu jumlah anggota rumahtangganya beserta umur, jenis kelamin, dan berat badan masing-masing anggota rumahtangga. Dari data tersebut,kemudian dilihat kecukupan masing-masing individu dengan menggunakan Angka Kecukupan Energi yang dianjurkan untuk orang Indonesia

AKEI = BB x AKE/kgBB Tingkat kecukupan zat gizi =

AKG Koreksi = x AKG

Keterangan:

AKEI = Angka kecukupan energi individu BB = Berat badan Individu (kg)

AKE/kgBB = Angka kecukupan energi per kilogram berat badan

Kemudian, jumlahkan kecukupan masing-masing anggota rumahtangga. Angka penjumlahan yang didapatkan merupakan angka kecukupan energi rumahtangga tersebut. Angka kecukupan energi dapat dihitung dengan rumus (Hardinsyah & Martianto 1992):

AKERK = AKEI / n Keterangan:

AKERK = Angka kecukupan energi rata-rata rumahtangga (Kal/kap/hr) AKEI = Angka kecukupan energi individu

n = Jumlah anggota rumahtangga

Tingkat kecukupan energi dihitung dengan membandingkan konsumsi dan kecukupan yang dianjurkan dengan menggunakan rumus:

rata-rata konsumsi energi aktual rumahtangga rata-rata angka kecukupan energi rumahtangga

Kemudian data dikelompokkan menjadi defisit sangat rawan pangan (<70%), rawan pangan (70%-90%) dan tahan pangan (> 90%) (Zeitlin & Broown 1990 dalam Purlika 2004).

Status gizi anak balita. Penilaian status gizi sasaran diperoleh dengan pendekatan antropometri berdasarkan standar deviasi unit disebut juga Z-skor yang kemudian dibandingkan dengan baku WHO-NCHS.

Tabel 5 Kategori status gizi pada berbagai ukuran antropometri

BB/U TB/U BB/TB Gizi lebih (>2,0 SD) Gizi baik (-2,0 SD s/d +2,0 SD) Gizi kurang (<-2,0 SD) Gizi buruk (<-3,0 SD) Normal (Normal ≥-2,0 SD) Pendek/ stunted (<-2,0 SD) Gemuk (>2,0 SD) Normal (-2,0 SD s/d +2,0 SD) Kurus/ wasted (<-2,0 SD s/d -3,0 SD) Sangat kurus (<-3,0 SD)

(Sumber : baku WHO-NCHS diacu oleh Riyadi 2004)

Definisi Operasional

Anak Balita adalah anak usia 2 sampai 5 tahun laki-laki atau perempuan dengan ayah, ibu dan anak tinggal dalam rumahtangga yang sama.

Besar Keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dibawah satu atap atau dalam satu bangunan yang mempunyai dapur dan anggaran rumahtangga yang sama.

Kesehatan adalah tingkat kesakitan (morbidity) anak balita berdasarkan jenis penyakit yang penah diderita, lama dan frekuensinya selama 3 bulan terakhir. Pendapatan Keluarga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga, dibagi jumlah seluruh anggota keluarga dalam satuan Rp/kapita/bulan.

Pendidikan Orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang diselesaikan oleh orang tua dengan memperhitungkan lamanya tahun pendidikan yang pernah diikuti.

Pengeluaran Pangan dan Non-pangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan semua anggota keluarga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota keluarga (selama satu tahun terakhir).

Penggunaan Pangan adalah konsumsi pangan dalam jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi anak balita yang diukur dengan metode recall selama 2 x 24 jam.

Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Fisik adalah kondisi lingkungan fisik sekitar rumah yang melipti keadaan perumahan, pembuangan tinja, pembuangan sampah, dan akses terhadap air bersih.

Status Gizi adalah keadaan tubuh anak balita yang diukur dengan cara atropometri dengan menggunakan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB yang dibandingkan dengan baku WHO-NCHS.

Tingkat Ketahanan Pangan Rumahtangga adalah diukur bedasarkan tingkat kecukupan konsumsi energi rumahtangga yang digolongkan dalam defisit tingkat rendah, defisit tingkat sedang, dan defisit tingkat berat.

Dokumen terkait