• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan disebuah obyek wisata yang berbasis agrowisata alam yang terletak di kabupaten Bogor. Agrowisata yang menjadi objek penelitian adalah Agrowisata Aldepos yang terletak di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Agrowisata Aldepos merupakan agrowisata yang menawarkan paket wisata edukasi dengan memperkenalkan berbagai tanaman musiman buah-buahan dengan jenis jambu-jambuan, peternakan, perikanan dan berbagai wahana edukasi lainnya seperti outbond, membatik, melukis layang- layang, membuat keramik dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Agrowisata Aldepos bergerak dalam dua jenis usaha yaitu agro dan wisata. Produk hasil usaha agro yang menjadi komoditi unggulan Aldepos adalah jambu jamaika. Sedangkan untuk usaha wisata Aldepos menawarkan jenis wisata alam dengan memadukan pertanian dan unsur keindahan alam yang alami yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas agrowisata seperti penginapan, wahana outbond, restoran, dan beberapa wahana kebudayaan.

Waktu penelitian dilaksanakan pada periode Maret hingga Mei tahun 2013. Sebelum dilakukan penelitian, maka dilakukan sebuah kunjungan awal untuk meninjau keadaan perusahaan, mengidentifikasi permasalahan, dan melakukan perizinan tempat penelitian pada bulan februari. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian terkait kinerja perusahaan dan potensi Agrowisata Aldepos baik secara observasi ataupun wawancara. Selain itu, peneliti juga melakukan diskusi kepada beberapa pihak pengelola perusahaan untuk memperoleh informasi dan data primer.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan yaitu dengan pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dipilih dengan tujuan penelitian dilakukan untuk berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Penelitian yang dilakukan dimaksudkan untuk mengamati fenomena dan kondisi yang terjadi untuk merumuskan sebuah strategi dengan menggunakan bantuan berbagai pertanyaan penelitian terhadap beberapa responden dan dapat diambil kesimpulan dari nilai total gabungan antar responden yang dihasilkan.

Fenomena disajikan secara apa adanya hasil penelitiannya diuraikan secara jelas tanpa manipulasi dengan beberapa pertanyaan penelitian. Analisis deskriptif dapat menggunakan analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil rata-rata. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan melakukan penelitian analitik. Jenis penelitian yang termasuk dalam kategori deskriptif adalah studi kasus dan penelitian survei.

25

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini amenggunakan data primer dan data skunder yang diolah menjadi sebuah informasi. Data primer yang diolah diperoleh dari hasil pengamatan langsung dilapangan dan dari wawancara langsung dengan para pihak yang berkompeten dalam pengelolaan Agrowisata Aldepos. Pihak-pihak yang menjadi narasumber adalah manajer operasional, manajer pemasaran, bendahara administrasi, kepala divisi agro, dan beberapa karyawan internal lainnya. Selain itu penelitian ini juga mendapatkan informasi dari responden yang berasal dari luar perusahaan seperti pemerintah setempat ataupun konsumen (pengunjung wisata Agro). Alat ataupun metode yang akan diterapkan untuk mengumpulkan data primer adalah wawancara langsung dan dengan menggunakan kuisioner.

Data sekunder akan diperoleh dari arsip ataupun data yang sudah dibukukan oleh perusahaan Agrowisata Aldepos. Data sekunder lainnya yang merupakan data penunjang dan data tambahan diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, Badan Pusat Statistik Kabupaten (BPS) Bogor, dan perpustakaan.

Metode Penentuan Responden

Penelitian ini menentukan responden dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah metode yang akan menentukan responden dengan pemilihan secara sengaja yang dipilih berdasarkan pandangan peneliti yang diharapkan mampu memberikan jawaban dan informasi yang tepat atas pertimbangan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Purposive Sampling digunakan untuk memilih pihak-pihak yang berkompeten dan bertanggung jawab penuh dibidangnya masing-masing yang memiliki informasi secara jelas dan lengkap terkait Agrowisata Aldepos. Pengidentifikasian faktor- faktor strategis dilakukan wawancara dengan beberapa pihak internal perusahaan yaitu: manajer pemasaran, manajer operasional, bendahara administrasi, kepala divisi agro, kepala divisi wisata, dan beberapa karyawan internal lainnya.

Selain responden yang dipilih untuk mengidentifikasi faktor strategis, peneliti juga menentukan responden untuk menentukan penilaian faktor strategis. Penilaian responden baik dalam penentuan bobot dan rating dilakukan oleh manajer pemasaran dan bendahara administrasi. Responden yang dipilih adalah responden yang berperan sebagai karyawan internal yang sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan perusahaan. Penilaian faktor strategis tidak melibatkan pemilik perusahaan karena pemilik perusahaan tidak berada ditempat dan pemilik perusahaan sudah memberikan kepercayaan penuh kepada manajer pemasaran terkait operasional perusahaan. Pemilihan responden dengan metode ini diharapkan mampu menentukan responden yang tepat untuk memberikan penilaian bobot dan rating sebagai komponen matriks IFE dan EFE sehingga dibutuhkan responden yang benar-benar mengerti keadaan Agrowisata tersebut. Kemudian untuk penentuan responden terkait pengisian nilai daya tarik QSPM juga menggunakan metode yang sama, hanya saja responden yang dipilh merupakan responden yang berperan sebagai pengambil keputusan tertinggi sebagai badan pengelola Agrowisata Aldepos.

26

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi: observasi, wawancara, kepustakaan, dan kunjungan awal.

1) Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan sebelum melakukan penelitian dan saat dilakukan penelitian. Observasi dilakukan dengan tujuan guna memperoleh data primer serta informasi keadaan dilapang dengan cara melihat dan menganalisis kenyataan yang ada dilapang. Selain itu, observasi juga dilakukan untuk mengumpulkan berbagai data dari berbagai narasumber untuk menguatkan argumentasi yang akan diberikan peneliti. Observasi dilakukan pada periode februari hingga mei tahun 2013.

2) Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan komunikasi tatap muka ataupun dengan menggunakan media lain seperti kuisioner. Tahapan wawancara dilakukan pada periode Maret hingga Mei 2013. Wawancara terkait pencarian informasi faktor kunci internal dan eksternal akan dilakukan dengan para manajer ataupun pihak pengelola Agrowisata yang mampu memberikan gambaran jelas terkait keadaan lingkungan internal dan eksternal Agrowisata dan mampu memberikan penilaian untuk setiap faktor kunci. Sedangkan wawancara terhadap pengunjung dilakukan untuk mencari informasi terkait gambaran umum pemasaran Agrowisata serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung datang ke Agrowisata tersebut. Sehingga informasi tersebut dapat menguatkan dan mempermudah informasi dan argumentasi peneliti.

3) Kepustakaan

Kepustakaan adalah pencarian informasi dan data dengan cara mencari literatur dan penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Kepustakaan dilakukan untuk mencari data dan informasi yang dapat menjadikan gambaran bagi penelitian yang dilakukan. Selain itu, kepustakaan juga akan memberikan pedoman serta acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Kepustakaan dalam mencari informasi dan data terkait penelitian dilakukan pada periode Februari hingga Mei tahun 2013. 4) Kunjungan Awal

Kunjungan awal dilakukan pada bulan Februari 2013. Kunjungan awal dilakukan untuk melihat kondisi aktual yang ada dilapang serta untuk memperoleh informasi awal terkait permasalahan yang ada di Agrowisata tersebut. Kunjungan awal juga dimaksudkan untuk memperkenalkan serta meminta izin untuk dilakukannya penelitian pada Agrowisata tersebut.

Metode Pengolahan dan Analisis

Metode pengolahan dan analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan manajemen strategis. Menurut David (2009), manajemen strategis adalah proses yang sangat interaktif dan membutuhkan koordinasi yang efektif diantara para manajer manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, litbang, dan sistem informasi manajemen. Konsep manajemen strategis diperlukan dalam penelitian ini dikarenakan proses penyusunana strategi akan melibatkan para manajer atau pelaku pengambil kebijakan yang ada

27 diperusahaan. Hal ini dikarenakan, para pelaku (manajer) yang lebih mengetahui kondisi aktual dari setiap devisi yang mereka jalankan.

Hanya saja, walaupun proses manajemen strategis tersebut diawasi oleh para penyusun strategi, keberhasilannya akan melibatkan kerjasama antara manajer dan karyawan dari seluruh area fungsional untuk memberikan gagasan dan informasi.

Tahap Input (Input Stage)

Informasi yang diperoleh dari Matrik EFE dan Matrik IFE akan memberikan informasi input dasar untuk matriks-matriks tahap pencocokan dan tahap keputusan yang akan dibahas selanjutnya. Alat-alat atau metode berupa matriks tersebut akan mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektivitas selama tahap awal proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam tahap matriks input menyangkut hubungan relatif faktor-faktor eksternal dan internal memungkinkan para penyusun strategi untuk lebih efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik dibutuhkan pada saat menentukan bobot dan rating yang tepat pada faktor-faktor kunci yang telah disusun.

1) Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal yang dimaksudkan adalah melakukan identifikasi dan evaluasi faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang dan ancaman akan memudahkan perusahaan dalam menyusun sebuah misi yang jelas dan tepat, memudahkan dalam merancang strategi guna mencapai tujuan jangka panjang dan mengembangkan berbagai kebijakan untuk meraih tujuan tahunan. Dalam menganalisis lingkungan eksternal terdapat beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan yaitu: (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan sosial budaya, demografi dan lingkungan, (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum, (4) kekuatan teknologi, (5) kekuatan persaingan. Semua faktor kunci lingkungan eksternal tersebut akan mempengaruhi jenis produk yang dikembangkan, hakikat pemosisian dan strategi segmentasi pasar, jenis jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis yang akan dibeli atau dijual.

1. Kekuatan ekonomi

Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari beragam strategi. Indikator yang mempengaruhi kekuatan ekonomi suatu perusahaan adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pola konsumsi, tingkat pendapatan, pengangguran, fluktuasi harga dan sebagainya.

2. Kekuatan sosial, budaya dan lingkungan

Perubahan sosial, budaya dn lingkungan memiliki dampak yang besar atas sebagian besar produk, jasa, pasar dan konsumen. Perubahan sosial, budaya dan lingkungan dapat diidentifikasi dari beberapa variabel yaitu: gaya hidup, kerusakan alam (polusi), keprihatinan etis, peraturan pemerintah, lokasi bisnis (ritel, manufaktur dan jasa), penipisan ozon dan lainnya.

3. Kekuatan politik, pemerintah dan hukum

Pemerintah baik pusat ataupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, pemberi subsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama suatu organisasi. Faktor-faktor politik, pemerintah dan hukum dapat mempresentasikan peluang atau ancaman utama baik bagi organisasi kecil

28

ataupun besar. Adapun indikator yang dapat digunakan dalam identifikasi faktor kunci kekuatan politik, pemerintah dan hukum adalah: regulasi atau deregulasi pemerintah, perubahan dalam undang-undang perpajakan, jumlah paten, peraturan khusus daerah dan pusat, aktivitas lobi, Undang-undang perlindungan alam dan sebagainya.

4. Kekuatan teknologi

Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampak yang sangat tinggi bagi organisasi. Kemajuan teknologi secara dramatis mampu mempengaruhi produk, jasa pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran dan posisi kompetitif. Indikator yang dapat mengidentifikasi faktor kunci eksternal adalah: kemajuan teknologi informatika, kemajuan teknologi peralatan operasional dan sebagainya.

5. Kekuatan kompetitif

Kekuatan kompetitif juga akan mempengaruhi faktor kunci eksternal perusahaan. Kekuatan kompetitif dapat terjadi karena adanya: kerjasama antar pesaing, kebersamaan pasar dan kebersamaan sumberdaya. Identifikasi faktor kunci eksternal kekuatan kompetitif dapat diidentifikasi dari lima kekuatan bersaing porter yang mencakup: persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk- produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen.

2) Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal pemasaran dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan internal akan memberikan gambaran kinerja terkait keadaan aktual pekerjaan, departemen, dan divisi yang ada. Mengidentifikasi kondisi internal akan memberikan acuan dan pedoman bagi para pelaku usaha dalam mengarahkan serta memposisikan perusahaan secara tepat dan sebagai acuan dalam melakukan penyusunan sebuah strategi. Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi pemasaran yang menjadi bagian penting dalam melakukan analisis lingkungan internal yaitu: (1) analisis konsumen, (2) perencanaan produk/jasa, (3) penjualan produk/jasa, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analisis peluang.

3) Matriks EFE dan IFE

Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation / EFE), adalah matriks yang memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, lingkunga, demografi, politik, hukum, pemerintah, teknologi dan kompetitif. Sedangkan Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation/IFE) adalah alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara area tersebut. Matriks EFE dan Matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima langkah. Berikut adalah tahapan pengembangan untuk matriks EFE dan IFE.

Langkah pengembangan Matriks EFE dan IFE adalah:

1. Buat daftar faktor-faktor untuk setiap faktor kunci eksternal dan internal antara 10-20 faktor yang kemudian digolongkan kedalam peluang atau ancaman dan kekuatan atau kelemahan bagi perusahaan tersebut.

29 2. Kemudian setiap faktor diberi bobot. Pemberian bobot pada analisis internal dan eksternal perusahaan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak manajemen dan pihak terkait tingkat kepentingan suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan tersebut. Skala yang digunakan dalam pemberian bobot adalah:

0= jika faktor/indikator sangat tidak penting bagi perusahaan 1= jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal 2= jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3= jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal Bobot tersebut mengindikasikan pengaruh nyata faktor tersebut terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan. Peluang sering kali mencapat bobot lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman bisa saja mendapatkan bobot yang tinggi apabila ancaman tersebut sangat mengancam keberhasilan perusahaan. Jumlah total seluruh bobot pada yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.

Tabel 4. Pemberian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal .. Total Bobot A B C D ... Total Sumber : David 2009

Tabel 5. Pemberian Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategis Internal .. Total Bobot A B C D ... Total Sumber : David 2009

Bobot setiap variabel diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

Ai = ����

�=1 Keterangan:

30

i = 1,2,3

n = Jumlah Variabel

Catatan : Proporsi penentuan bobot untuk setiap narasumber akan disesuaikan dengan tingkat pengaruh narasumber terhadap pengambilan keputusan perusahaan. Adapun proporsi nilai bobot yang akan diolah peneliti dari total bobot IFE dan EFE narasumber adalah sebagai berikut:

70 % = untuk narasumber dengan jabatan sebagai pengambil kebijakan seperti pemilik ataupun manajer

30 % = untuk narasumber dengan jabatan sebagai karyawan tetap dengan memiliki jabatan sebagai kepala devisi tertentu

3. Kemudian setiap faktor diberikan peringkat/ rating antara 1 sampai 4 untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut. Peringkat 4 = responnya sangat bagus, 3 = responnya diatas rata-rata, 2 = responnya rata-rata, dan 1 = responnya dibawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan strategi perusahaan.

Catatan : Proporsi penentuan rating untuk setiap narasumber akan disesuaikan dengan tingkat pengaruh narasumber terhadap pengambilan keputusan perusahaan. Adapun proporsi nilai bobot yang akan diolah peneliti dari total bobot IFE dan EFE narasumber adalah sebagai berikut:

70 % = untuk narasumber dengan jabatan sebagai pengambil kebijakan seperti pemilik ataupun manajer

30 % = untuk narasumber dengan jabatan sebagai karyawan tetap dengan memiliki jabatan sebagai kepala devisi tertentu

4. Langkah selanjutnya adalah mengalikan bobot dan rating (peringkat) untuk menentukan skor bobot

5. Langkah terakhir adalan menjumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total untuk perusahaan tersebut.

Tabel 6. Matriks IFE

Faktor-faktor kunci internal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating) Kekuatan : A B ... Kelemahan A B ... Sumber : David (2009)

31

Tabel 7. Matriks EFE Faktor-faktor kunci

eksternal

Bobot Rating Skor

(Bobot x Rating) Peluang : A B ... Ancaman : A B ... Sumber : David (2009)

Matriks IFE dugunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Total skor pembobotan untuk masing-masing IFE dan EFE berkisar antara 1,0 hingga 4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika nilai total skor IFE dibawah rata-rata 2,5 mengindikasikan bahwa kondisi internal perusahaan lemah, sedangkan nilai total skor diatas rata-rata 2,5 menunjukkan posisi internal perusahaan kuat. Jika nilai total skor EFE 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa dalam memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada, sedangkan jika total skor bernilai 1,0 maka perusahaan tidak memanfaatkan peluang dan tidak menghindari ancaman yang ada.

Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: Matriks IE dan Matriks SWOT. Alat atau metode yang akan digunakan tersebut tergantung dari informasi yang diperoleh dari tahapan input yang mengkombinasikan antara lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Tahap pencocokan menjadi sangat penting karena tahapan ini mampu menciptakan strategi alternatif yang sesuai dengan keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.

Matriks IE merupakan langkah awal sebagai alat atau metode yang akan menentukan posisi perusahaan apakah berada pada tahapan tumbuh dan membangun (Grow and Build), menjaga dan mempertahankan (Hold and Maintain), atau panen atau divestasi (Harvest and Divest). Ketika posisi perusahaan sudah diperoleh maka dapat ditentukan alternatif strategi yang sesuai dengan posisi dan kondisi perusahaan melalui Matriks SWOT. Matriks SWOT akan membantu dalam penyusunan berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih perusahaan dengan melihat kombinasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan tersebut.

32

Penerapan Matriks IE

Matriks IE merupakan matriks yang akan menentukan posisi perusahaan. Penentuan sel pada matriks IE diperoleh dari kombinasi antara nilai IFE dan nilai EFE. Matriks IE memiliki sembilan sel dengan dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang terletak pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai divisi atau perusahaan yang berada pada tahapan tumbuh dan membangun (Grow and Build). Strategi yang tepat pada tahapan ini adalah strategi yang intensif meliputi: penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Kedua, divisi yang berada pada sel III, V atau VII termasuk dalam golongan strategi menjaga dan mempertahankan (Hold and Maintain). Yang termasuk kedalam strategi tersebut adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Ketiga, bagi divisi yang masuk kedalam sel VI, VIII, atau IX strategi yang tepat adalah panen atau divestasi (Harvest and Divest), dan strategi yang tepat pada tahap ini adalah melakukan bisnis portofolio.

Gambar 3. Pemetaan Matriks IE untuk Melihat Posisi Perusahaan Sumber : david (2009)

Penerapan Matriks SWOT

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan matriks SWOT adalah:

1. Membuat daftar faktor-faktor peluang eksternal perusahaan 2. Membuat daftar faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan 3. Membuat daftar faktor-faktor kekuatan internal perusahaan 4. Membuat daftar faktor-faktor kelemahan internal perusahaan

5. Identifikasi strategi yang dapat dilakukan dengan mencocokkan kekuatan dan peluang yang ada menjadi sebuah strategi SO

6. Identifikasi strategi yang dapat dilakukan dengan mencocokkan kelemahan dan peluang yang ada menjadi sebuah strategi WO

7. Identifikasi strategi yang dapat dilakukan dengan mencocokkan kekuatan dan ancaman yang ada menjadi sebuah strategi ST

33 Identifikasi strategi yang dapat dilakukan dengan mencocokkan kelemahan dan ancaman yang ada menjadi sebuah strategi WT

Tahap Keputusan Penerapan Matriks QSPM

Tahap keputusan adalah untuk menganalisis prioritas strategi dari semua alternatif strategi yang diperoleh. Pemrioritasan strategi dapat dilakukan dengan menggunakan Matriks QSPM. Pemeringkatan atau pemberian prioritas strategi menjadi sangat penting melihat perusahaan memiliki sumberdaya (finansial atau nonfinansial) yang terbatas dan kemampuan perusahaan yang terbatas pula sehingga perlu dilakukan prioritas strategi yang menghasilkan strategi yang paling tepat dan paling efektif untuk dijalankan oleh perusahaan. Penerapan penyusunan prioritas strategi dengan Matriks QSPM dapat diaplikasikan dengan beberapa langkah berikut:

1) Buatlah daftar berbagai peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan di kolom kiri Matriks QSPM yang diambil langsung dari matriks IFE dan EFE

2) Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal dengan nilai pemberian bobot sama dengan pada pemberian bobot matriks IFE dan EFE 3) Identifikasi dan analisis berbagai strategi alternatif yang harus

dipertimbangkan untuk diterapkan oleh perusahaan. Strategi alternatif yang terpilih diletakkan pada bagian teratas dari matriks QSPM

4) Tentukanlah skor daya tarik (AS), yang didefinisikan sebagai nilai numerik yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi dirangkaian alternatif tertentu. Penilaian skor daya tarik dilakukan dengan cara mengidentifikasi apakah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut memiliki daya tarik yang mempengaruhi keberhasilan strategi alternatif yang dipilh. Dengan skor yang diberikan adalah 1= tidak memiliki daya tarik, 2= daya tariknya rendah, 3= daya tariknya sedang, dan 4= daya tariknya tinggi.

5) Hitunglah skor daya tarik total yang merupakan hasil kali antara bobot pada tahap 2 dan skor daya tarik pada tahap 4

6) Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total dengan cara menjumlahkan skor daya tarik total disetiap kolom strategi dari QSPM.

34

Dokumen terkait