• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata Aldepos di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata Aldepos di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN KAWASAN

AGROWISATA ALDEPOS DI KECAMATAN TENJOLAYA,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MAHARDIKA MAYANK PUSPITA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Formulasi Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata di Aldepos Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

MAHARDIKA MAYANK PUSPITA. Formulasi strategi pemasaran kawasan Agrowisata Aldepos di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh TINTIN SARIANTI.

Aldepos merupakan perusahaan penghasil produk pertanian jambu jamaica yang berkembang menjadi agrowisata dengan konsep kebudayaan pedesaan. Namun Aldepos memiliki kesulitan dalam mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, mengetahui posisi perusahaan, menentukan alternatif strategi pemasaran, dan menentukan prioritas strategi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IE (internal-eksternal), SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-treaths), serta matriks QSPM. Hasil analisis matriks IE menunjukkan bahwa perusahaan Aldepos berada pada kuadran V yaitu pada tahapan menjaga dan mempertahankan (hold and maintain) dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis matriks SWOT mengidentifikasi terdapat tujuh alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Sementara hasil analisis matriks QSPM menunjukkan strategi dengan prioritas tertinggi adalah strategi “Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media cetak secara kontinu mempromosikan wisata Aldepos sehingga jumlah pengunjung dapat ditingkatkan”.

Kata kunci: Strategi pemasaran, agrowisata, matriks IE, matriks SWOT, matriks QSPM.

ABSTRACT

MAHARDIKA MAYANK PUSPITA. Formulation marketing strategy Aldepos Agrotourism at Tenjolaya Subdistrict, Bogor Regency, West Java. Supervised by TINTIN SARIANTI.

Aldepos is a company producing agricultural products guava jamaica which evolved into the agrotourism, with the concept of rural culture. However Aldepos have difficulties in maintaining and increasing the number of visitors. The purpose of this study is to identify the internal and external environmental conditions the company, knowing the position of the company, determine the alternative marketing strategies, and determine the priorities of the strategy. The methods used in this study is IE (internal-external), SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-treaths), and QSPM matrix. Results of IE matrix showed that the Aldepos located on quadrant V, in stages to keep and retain (hold and maintain) with market penetration strategies and product development. Results of SWOT matrix analysis identified there are seven alternative marketing strategies that can be applied by the company. While the results of QSPM matrix analysis showed strategy with the highest priority is the strategy “Seeking cooperation deals with television stations and print media and continuously promoting tourism Aldepos so the number of visitors can be increased”.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN KAWASAN

AGROWISATA ALDEPOS DI KECAMATAN TENJOLAYA,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MAHARDIKA MAYANK PUSPITA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Formulasi Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata Aldepos di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Nama : Mahardika Mayank Puspita NIM : H34090100

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP. MM Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Formulasi Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata Aldepos Di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat” dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai Mei 2013.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tintin Sarianti, SP. MM. selaku Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Yanti Nuraeni M, SP. M Agribuss selaku dosen penguji utama yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Anita Primaswari Widhiani, SP. Msi selaku dosen penguji Komisi Akademik yang telah memberikan beberapa koreksi dalam aturan penulisan yang baik dan benar dalam penulisan skripsi ini.

4. Ayahanda Indra Kusuma Pratama Noor dan Ibunda Sri Yuliati, serta Kakak Mahardika Fitria Pratama dan Adik Brahmahardika Bayu Kusuma atas doa, kasih sayang, dan dukungannya.

5. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 6

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 7

Konsep Pengembangan Agrowisata 7

Permasalahan dalam Pemasaran Agrowisata 8

Langkah dalam Penyusunan Strategi pemasaran yang Efektif 9

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Kerangka Pemikiran Teoritis 11

Kerangka Pemikiran Operasional 20

METODE PENELITIAN 24

Lokasi dan Waktu Penelitian 24

Desain Penelitian 24

Jenis dan Sumber Data 25

Metode Penentuan Responden 25

Metode pengumpulan Data 26

Metode Pengolahan dan Analisis 26

Tahap Pencocokan 31

Tahap Keputusan 33

GAMBARAN UMUM 34

Sejarah Pendirian PT Aldepos 34

Divisi yang Terdapat di Aldepos 34

Letak Geografis Perusahaan Aldepos 35

Fasilitas yang Terdapat di Agrowisata Aldepos 35

HASIL DAN PEMBAHASAN 40

Lingkungan Eksternal Mikro Pemasaran Agrowisata Aldepos 40 Lingkungan Eksternal Makro Pemasaran Agrowisata Aldepos 44 Lingkungan Internal Pemasaran Agrowisata Aldepos 46 Identifikasi Faktor Strategi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Pemasaran Agrowisata Aldepos 51

Formulasi Strategi 60

Analisis Lingkungan Pemasaran 60

Tahap Masukan (Input Stage) 63

(10)

Tahap Keputusan 73

SIMPULAN DAN SARAN 75

Simpulan 75

Saran 76

DAFTAR PUSTAKA 77

(11)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah Wisatawan Kota Bogor pada Tahun 2007 Sampai 2011 2 2 Data Perkembangan Wisatawan Berkunjung ke Aldepos 2011-2012 3 3 Data Perkembangan Wisatawan yang Berkunjung ke Aldepos Periode

2011-2012 4

4 Pemberian Bobot faktor Strategis Internal Perusahaan 29 5 Pemberian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan 29

6 Matriks IFE 36

7 Matriks EFE 37

8 Matriks EFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Aldepos 64 9 Matriks IFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Aldepos 66 10 Hasil Penggambaran Matriks IE Perusahaan Aldepos 60

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan Kekuatan Bersaing Porter 13

2 Kerangka pemikiran Operasional 23

3 Pemetaan Matriks IE untuk Melihat Posisi Perusahaan 32 4 Gambar Gerbang Pintu Masuk Agrowisata Aldepos 36

5 Gambar Pos Keamanan Agrowisata Aldepos 36

6 Gambar Lahan Parkir Agrowisata Aldepos 37

7 Gambar Pusat Informasi Agrowisata Aldepos 37

8 Gambar Papan Informasi Agrowisata Aldepos 37

9 Gambar Kondisi Jalan Agrowisata Aldepos 38

10 Gambar Tempat dan Sarana Penelitian 38

11 Gambar Keadaan Toilet Agrowisata Aldepos 39

12 Gambar Kondisi Tempat Sampah Agrowisata Aldepos 39 13 Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2008-2012 43

14 Matriks IE Agrowisata Aldepos 68

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar Data-data yang dibutuhkan dalam Penelitian 78 2 Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Pemasaran Agrowisata

Aldepos 82

3 Matriks SWOT Pemasaran Agrowisata Aldepos 84

4 Hasil Pengisian Kuisioner Penelitian 86

5 Hasil Analisis Matriks QSPM pada Agrowisata Aldepos 98

(12)
(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu pusat keaneka-ragaman hayati terpenting di dunia. Terdapat 25.000 spesies tumbuhan berbunga, Indonesia memiliki 10 persen dari seluruh spesies tumbuhan berbunga dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki 12 persen spesies mamalia, 16 persen spesies reptilia, dan 16 persen spesies burung. Sementara itu di perairan, kurang lebih 25 persen spesies ikan dunia ada di Indonesia. Semua kekayaan alam dan hayati tersebut merupakan aset yang tak ternilai. Kekayaan daratan dan perairan baik perairan darat maupun perairan laut ini sudah selayaknya dilestarikan. Pelestarian alam dan sumber daya hayati ini secara berkelanjutan dalam jangka panjang sangat penting, karena kelestarian hidup di masa depan bergantung pada kelestarian alam dan lingkungan (Joecky 2010).

Kaya akan Sumber Daya Alam dan Budaya membuat Indonesia memiliki prospek yang besar dalam pengembangan wilayah baik disektor pariwisata ataupun non pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata sangat penting dalam pembangunan negara baik dilihat dari segi sosial, segi ekonomi dan segi budaya. Selain itu, pengembangan wisata juga didukung dengan adanya potensi pasar dilihat dari perkembangan jumlah wisatawan yang meningkat. Perkembangan wisatawan menurut Badan Pusat Statistik (BPS 2012) jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada April 2012 mencapai 626.100 orang, mengalami kenaikan sebesar 2,96 persen dibanding jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) pada tahun 2011.

Pariwisata yang terdapat di Indonesia memiliki keragaman baik dari wisata alam ataupun wisata non alam. Wisata alam yang saat ini sedang berkembang adalah konsep wisata dengan penambahan edukasi pertanian yang disebut dengan konsep wisata agro. Pengembangan konsep agrowisata atau wisata agro sesuai dengan keadaan iklim dan cuaca serta kekayaan SDA yang terdapat diindonesia.

Agrowisata merupakan tempat wisata yang memanfaatkan keindahan alam dengan menambahkan konsep edukasi yang akan memberikan wawasan baru kepada setiap pengunjung. Objek terpenting dari konsep agrowisata adalah alam, pertanian, teknologi dan ilmu pengolahan sistem pertanian. Banyak potensi alam yang belum tergarap secara optimal. Obyek agrowisata harus mencerminkan pola pertanian Indonesia baik tradisional ataupun modern guna memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Di lokasi atau di sekitar lokasi dapat diadakan berbagai jenis kegiatan pariwisata sesuai dengan potensi sumber daya pertanian dan kebudayaan setempat.

Menurut Joecky (2010), konsep kawasan agrowisata yang sudah berkembang memiliki kriteria-kriteria, karakter dan ciri-ciri yang dapat dikenali. Kawasan agrowisata merupakan suatu kawasan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

(14)

2

(b) Sub sistem industri pertanian yang antara lain terdiri industri pengolahan, kerajinan, pengemasan, dan pemasaran baik lokal maupun ekspor. (c) Sub sistem pelayanan yang menunjang kesinambungan dan daya dukung kawasan baik terhadap industri & layanan wisata maupun sektor agro, misalnya transportasi dan akomodasi, penelitian dan pengembangan, perbankan dan asuransi, fasilitas telekomunikasi dan infrastruktur.

2) Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan wisata dengan keterkaitan dan ketergantungan yang cukup tinggi. Kegiatan pertanian yang mendorong tumbuhnya industri pariwisata, dan sebaliknya kegiatan pariwisata yang memacu berkembangnya sektor agro.

3) Adanya interaksi yang intensif dan saling mendukung bagi kegiatan agro dengan kegiatan pariwisata dalam kesatuan kawasan. Berbagai kegiatan dan produk wisata dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

Aldepos merupakan salah satu Agrowisata yang terdapat dikabupaten Bogor. Perkembangan Aldepos saat ini telah sesuai dengan kriteria pengembangan menurut (Joecky 2010). Aldepos memiliki potensi atau basis kawasan disektor agro yang bergerak dibidng pertanian hortikultura, peternakan, dan perikanan. Komoditi agro yang menjadi produk unggulan Aldepos adalah Jambu Jamaika. Hanya saja produksi jambu Jamaika masih tergantung oleh iklim dan musim sehingga menjadi permasalahan dalam penurunan daya tarik agrowisata Aldepos. Pertanian jambu Jamaika yang berada pada kawasan berbukit dan ditata dengan indah menambah daya tarik wisata dengan penambahan berbagai macam wahana wisata seperti outbond dan kegiatan lainnya seperti membatik, membuat keramik dan melukis layang-layang. Kegiatan wisata dan agro dapat dikembangkan secara berkelanjutan walaupun tidak saling mempengaruhi secara langsung antar kedua jenis usaha.

Pemenuhan kriteria diatas tidak diimbangi dengan adanya penguasaan pangsa pasar yang cukup baik jika dilihat adanya kesenjangan yang cukup tinggi dari penyerapan jumlah wisatawan yang datang ke Bogor dengan wisatawan yang mengunjungi Aldepos. Berikut adalah tabel wisatawan Kota Bogor pada tahun 2007-2011.

Tabel 1. Jumlah wisatawan Kota Bogor pada tahun 2007 sampai 2011 Jenis

Wisatawan

Perkembangan per tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Nusantara 1,370,119 1,163,110 1,524,044 45,618 1,802,539 Mancanegara 18,174 41,377 42,812 1,489 45,618 Jumlah 1,388,293 1,204,487 1,566,856 47,107 1,848,157

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2012 (diolah)

Tabel diatas mengindikasikan bahwa secara umum jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bogor dari periode 2007 hingga 2011 mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara mengalami peningkatan sekitar 33,1 persen pada tahun 2011.

(15)

3 agrowisata Aldepos atau sekitar 0,039 persen saja penguasaan pangsa pasar yang dapat diambil oleh Aldepos.

Selain itu, dalam proses perkembangannya saat ini Agrowisata Aldepos memiliki permasalahan lain yaitu berkurangnya jumlah pengunjung pada periode 2011-2012. Jika dilihat dari berbagai potensi yang dimiliki Aldepos, seharusnya Aldepos mampu meningkatkan jumlah pengunjung dengan memiliki peluang yang cukup baik. Jika dilihat dari data perkembangan jumlah pengunjung Aldepos untuk periode 2011 ke 2012 terdapat penurunan jumlah pengunjung sebesar 241 pengunjung atau sekitar 33,3 %. Seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Data perkembangan wisatawan yang berkunjung ke Aldepos periode 2011-2012

Usia

Tahun Total

2011 2012

Dewasa 604 381 985

Anak-anak 119 101 220

Total 723 482 1205

Sumber : Data Skunder Perusahaan Aldepos : Diolah

Melihat potensi dari penerapan kriteria pengembangan agrowisata yang baik dan permasalahan yang terdapat di Aldepos terkait minimnya penguasaan pangsa pasar dan penurunan jumlah pengunjung, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pemasaran agrowisata yang efektif. Pihak pengelola menyebutkan bahwa saat ini Aldepos belum melakukan strategi pemasaran yang efektif dan optimal. Sehingga tidak banyak konsumen yang mengetahui keberadaan agrowisata Aldepos ini. sebagian konsumen atau pengunjung menyebutkan bahwa pengunjung mendapatkan informasi berdasarkan keluarga dan media sosial sehingga penyebaran informasi membutuhkan waktu lama.

Penelitian yang dilakukan akan membantu agrowisata yang sudah terbentuk dapat dengan optimal memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan kemampuan yang sesuai dan mampu merumuskan strategi efektif yang dapat memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial bagi perusahaan, masyarakat dan pemerintah.

Perumusan Masalah

Kawasan agrowisata Aldepos merupakan agrowisata yang telah menerapkan kriteria agrowisata. Berikut adalah kriteria pengembangan agrowisata Aldepos: 1. Memiliki potensi atau basis kawasan di sektor agro baik pertanian,

(16)

4

terhadap industri & layanan wisata maupun sektor agro, Aldepos memiliki transportasi dan akomodasi, penelitian dan pengembangan, dan asuransi. 2. Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan

wisata. Sebagian besar masyarakat sekita Aldepos merupakan petani dan sebagian besar karyawan berasal dari masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan wisata yang terdapat di Aldepos juga turut mendukung berkembangnya sektor agro.

3. Adanya interaksi berbagai kegiatan pertanian dan produk wisata dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Kegiatan pertanian yang terdapat di Aldepos akan menambah daya tarik wisata Aldepos bagi pengunjung sehingga menunjang kegiatan wisata. Lahan penelitian dan pengembangan dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata sekaligus media edukasi pertanian bagi para pengunjung.

Permasalahan dalam pengembangan agrowisata Aldepos adalah sulitnya mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung. Penerapan agrowisata dengan kriteria tersebut belum mampu menangkap pangsa pasar yang cukup besar. Dari total wisatawan yang berkunjung ke Bogor pada tahun 2011 sebesar 1.848.157 orang, pangsa pasar yang diperoleh Aldepos hanya sebesar 0,039 persen. Berikut adalah data pengunjung agrowisata Aldepos untuk periode 2011 sampai dengan 2012:

Tabel 3 Data perkembangan wisatawan yang berkunjung ke Aldepos periode 2011-2012

Tahun Jenis Kunjungan Total

Survei Menginap Resto Lainnya

2011 91 385 192 55 723

2012 91 132 136 123 482

Total 182 517 328 178 1205

Sumber : Data Skunder Perusahaan Aldepos : Diolah

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pengunjung agrowisata Aldepos sebagian besar melakukan kegiatan menginap yaitu sebesar 517 orang atau sekitar 42, 9 persen dari total pengunjung periode 2011-2012. Pengunjung yang menginap yang dikategorikan sebagai pelanggan Aldepos adalah keluarga. Sedangkan tingkatan tertinggi setelah menginap adalah kunjungan restoran sebesar 328 orang atau sebesar 27.2 persen. Pengunjung yang melakukan kegiatan resto atau mengadakan kegiatan makan bersama didominasi oleh kelompok instansi seperti kelompok karyawan perusahaan, kelompok tenaga pengajar (dosen) dan kelompok sosial lainnya.

(17)

5 Aldepos memosisikan konsep agrowisata Aldepos dibenak konsumen sebagai agrowisata yang menanamkan budaya dengan unsur kebudayaan pedesaan.

Permasalahannya adalah sampai saat ini Aldepos belum melakukan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan penentuan segmentasi, target dan pemosisian perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Strategi pemasaran yang dilakukan saat ini hanya memanfaatkan kemajuan teknologi informatika yang digunakan sebagai media promosi melalui media sosial dan website. Selain itu, perusahaan juga telah melakukan pendekatan ke beberapa kelompok seperti kelompok informal dewasa dan anak-anak.

Hal ini yang menyebabkan perlunya dikakukan identifikasi lebih lanjut terkait sistem pemasaran yang sudah diterapkan saat ini dan merumuskan berbagai alternatif strategi lainnya terkait pemasaran sehingga jumlah pengunjung dapat ditingkatkan. Perusahaan Aldepos yang bergerak dibidang agrowisata memiliki banyak pesaing sejenis yang berperan sebagai pesaing sejenis secara langsung ataupun tidak langsung. Banyaknya pesaing juga merupakan suatu permasalahan bagi Aldepos. Hal ini dikarenakan, jika Aldepos tidak menerapkan strategi pemasaran yang efektif maka akan mengganggu kekuatan kompetitif dari Aldepos. Kekayaan SDA dan budaya yang ada dikabupaten Bogor akan membuka peluang bagi para pesaing baru untuk memasuki pasar. Oleh karena itu, perumusan strategi pemasaran alternatif yang efektif sangat diperlukan bagi agrowisata Aldepos untuk terus meningkatkan kompetitif perusahaan.

Strategi efektif dapat dibentuk dengan melihat berbagai analisis lingkungan internal perusahaan seperti kekuatan dan kelemahan untuk melihat tingkat kemampuan perusahaan. Kemudian perlu juga dilakukan analisis lingkungan eksternal guna melihat peluang dan ancaman yang ada diluar kendali perusahaan. Peluang yang ada dapat mendorong proses pengembangan dan ancaman yang ada tentunya akan menjadi hambatan pengembangan dan harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.

Sebagai perusahaan yang memiliki kompetitor, penentuan strategi sangat penting sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang sehingga perusahaan memiliki kompetitif yang tinggi. Dengan demikian perlunya perumusan berbagai alternatif strategi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan Aldepos yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan perusahaan dengan memperhitungkan juga kondisi eksternal perusahaan. Kemudian langkah terakhir penyusunan strategi adalah dengan pemeringkatan alternatif strategi. Pemeringkatan alternatif strategi penting guna melihat prioritas strategi yang harus dilaksanakan mengingat perusahaan memiliki keterbatasan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan yang memungkinkan hanya menjalankan satu strategi saja dari semua alternatif strategi yang ada.

Melihat kerangka permasalahan diatas, berikut adalah poin-poin kerangka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian kali ini yaitu:

1) Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari analisis lingkungan internal serta peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal pemasaran Agrowisata Aldepos yang mempengaruhi perumusan strategi? 2) Bagaimana posisi perusahaan Agrowisata Aldepos saat ini yang akan

(18)

6

3) Bagaimana perumusan berbagai alternatif strategi yang efektif yang sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Agrowisata Aldepos?

4) Bagaimana pemeringkatan/prioritas strategi dari berbagai alternatif strategi yang telah disusun sehingga pemilihan strategi yang dijalankan oleh Perusahaan Agrowisata Aldepos menjadi efektif?

Tujuan Penelitian

Kerangka permasalahan yang terdapat pada penelitian ini akan memberikan beberapa tujuan dilakukannya penelitian pada Agrowisata Aldepos yaitu:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari analisis lingkungan internal serta peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal pemasaran Agrowisata Aldepos yang akan mempengaruhi formulasi strategi. 2. Mengidentifikasi posisi perusahaan Agrowisata Aldepos saat ini yang akan

menentukan arah strategi yang akan disusun.

3. Memformulasikan berbagai alternatif strategi yang efektif sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Agrowisata Aldepos. 4. Mengidentifikasi pemeringkatan/pemrioritasan strategi dari berbagai

alternatif strategi yang telah disusun sehingga pemilihan strategi yang dijalankan oleh Perusahaan Agrowisata Aldepos menjadi efektif.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada : 1. Peneliti, sebagai sarana untuk mempelajari, mengaplikasikan, serta

meningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan yang dipelajari saat perkuliahan

2. Perusahaan Aldepos, sebagai bahan referensi atau acuan dalam menerapkan strategi pemasaran agrowisata Aldepos selanjutnya

3. Akademisi dan pembaca, sebagai referensi bagi proses formulasi strategi fungsional pemasaran jasa pada umumnya dan agrowisata pada khususnya serta sebagai bahan acuan untuk penelitian terkait selanjutnya

Ruang Lingkup Penelitian

(19)

7

TINJAUAN PUSTAKA

Manfaat Pengembangan Agrowisata

Manfaat pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan pendapat positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekitar lokasi wisata. 1. Melestarikan Sumberdaya Alam

Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. 2. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar

Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan, atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan, sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya kesadaran petani akan arti petingnya kelestarian sumberdaya, maka kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

Pengembangan Agrowisata

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya hayati adalah dengan cara pengembangan konsep wisata. Pariwisata merupakan konsep pemanfaatan alam yang dikelola secara optimal dengan menghindari sikap eksploitatif sehingga mampu memberikan manfaat sosial dan ekonomi dalam jangka panjang. Salah satu konsep wisata yang mampu memanfaatkan alam secara optimal dan tidak eksploitatif dan sangat berpotensi saat ini adalah pengembangan agrowisata atau wisata agro.

(20)

8

berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Munavizt 2012)

Agrowisata adalah usaha dimana suatu areal pertanian dijadikan obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas wawasan konsumen akan produk pertanian di lokasi agrowisata, sebagai tempat rekreasi, dan sebagai tempat memuaskan batin konsumen karena dapat memetik langsung ataupun berkontribusi langsung dalam melakukan pertanian. Pengembangan kawasan wisata alam dan agro mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan hayati.

Konsep agrowisata sangat potensial dikembangkan di Indonesia karena didukung dengan potensi SDA, iklim, dan SDM yang potensial. Faktor lain yang menjadi peluang dalam pengembangan agrowisata adalah adanya peningkatan jumlah wisatawan nasional dan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Alasan lain potensi pengembangan agrowisata juga didukung oleh perilaku konsumen dalam hal ini wisatawan dalam memilih paket wisata yang dapat memberikan manfaat tambahan selain berwisata. Hal ini lah yang menyebabkan pengembangan agrowisata di Indonesia sangat didukung oleh pemerintah daerah setempat termasuk Kabupaten Bogor Jawa Barat yang akan mengembangkan Bogor menjadi daerah dengan daya tarik wisata agro, wisata alam, dan wisata budaya. Selain itu, pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih kreatif mengelola usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan) bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat membantu peningkatan pendapatan petani.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung atau wisatawan dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor ekonomi. Seperti yang diteliti oleh Fitriani (2008) yang melakukan penelitian tentang pengembangan agrowisata dengan lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung taman wisata Mekarsari dengan menggunakan metode kontingensi. Adapun hasil yang diperoleh adalah faktor-faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang mempengaruhi frekuensi kunjungan ke lokasi agrowisata Taman Wisata Mekarsari adalah tingkat pendapatan, biaya perjalanan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, rentan waktu mengetahui keberadaan Taman Wisata Mekarsari, jumlah tanggungan keluarga, hari kunjungan, waktu yang dihabiskan dilokasi, kesediaan membayar, dan waktu tempuh.

Permasalahan dalam Pemasaran Agrowisata

(21)

9 Hanya saja permasalahan pengembangan agrowisata tidak hanya terpusat pada strategi pengembangannya, tetapi juga terdapat permasalahan pada aspek pemasarannya. Pemasaran yang tidak optimal akan menyebabkan jumlah wisatawan yang berkunjung akan semakin sedikit dan tentunya keuntungan yang diperoleh perusahaan juga tidak optimal. Menurut penelitian Pratiwi (2011), Agrowisata Ecitainment PT Godongijo Asri, Desa Seruja, Kota Depok, Jawa Barat dan Anugrah (2011), strategi pemasaran wisata agro PT. Perkebunan nusantara VIII Gunung Mas masih mengalami permasalahan dalam pemasarannya. Kedua peneliti didalam dua agrowisata dan dua kondisi yang berbeda menemukan adanya permasalahan sistem pemasaran yang yang sama yaitu adanya promosi yang belum optimal, penurunan pelanggan secara signifikan pada bulan tertentu terutama saat ujian sekolah, dan persaingan usaha wisata yang semakin tinggi.

Permasalahan tersebut menjadikan sebuah faktor penting perlunya dilakukan penelitian terkait dengan penentuan strategi yang baik terutama strategi pemasaran yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Sebuah perusahaan akan lebih berhasil jika produk baik barang ataupun jasa yang dihasilkan mampu menghasilkan kepuasan dan bahkan sikap loyal konsumen terhadap produk tersebut. Ketika kepuasan dan sikap loyalitas sudah terbentuk, maka akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam melakukan pengembangan dan juga memiliki kekuatan kompetitif diantara para pesaing. Sehingga penyusunan sebuah strategi pemasaran yang efektif akan menjadi sebuah alternatif strategi dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Langkah dalam Penyusunan Strategi Pemasaran yang Efektif

Menurut Sunarya (2012), strategi pemasaran agrowisata stroberi taman strawberry Cibodas, Kampung Dauwan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, langkah awal dalam penyusunan sebuah strategi pemasaran yang efektif adalah dengan mengidentifikasi faktor analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Langkah ini merupakan tahap masukan (Input Stage) yang akan menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan sebuah perusahaan. Karna faktor kunci yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sebuah perusahaan tidak dapat digeneralisasikan, maka identifikasi lingkungan perusahaan menjadi langkah awal yang harus dilakukan dalam penyusunan sebuah strategi.

Identifikasi lingkungan internal perusahaan dalam penentuan strategi pemasaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang. Sedangkan identifikasi lingkungan eksternal dilakukan dengan pendekatan lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro digunakan untuk mengidentifikasi faktor politik, pemerintah, hukum, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan teknologi. Lingkungan eksternal mikro dilakukan dengan pendekatan analisis faktor perantara pemasaran, pelanggan, dan persaingan. (Sunarya 2012)

(22)

10

analisis lingkungan turut berperan dalam menentukan faktor-faktor kunci karena kondisi ini harus disesuaikan dengan kondisi nyata yang terjadi didalam perusahaan. Penentuan faktor kunci merupakan tahapan permulaan dalam melakukan penyusunan sebuah strategi.

Setelah mendapatkan beberapa faktor kunci, tahapan selanjutnya adalah tahap masukan (input stage). Pratiwi (2011), Agrowisata Ecitainment PT Godongijo Asri, Desa Seruja, Kota Depok, Jawa Barat dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penyusunan matriks EFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan dengan memberikan bobot dan rating untuk setiap faktor. Skor bobot total faktor-faktor kunci eksternal agrowisata Ecotainment yaitu 2,594 yang berarti berada diatas rata-rata. Nilai tersebut menunjukkan bahwa PT. Godongijo Asri secara rata-rata mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman pada pemasaran agrowisata Ecotainment. Selain itu, perhitungan matriks EFE juga menunjukkan bahwa skor bobot untuk peluang dan ancaman berturut-turut adalah 1,333 dan 1,261. Nilai ini berarti skor bobot peluang yang lebih besar daripada skor bobot ancaman yang menunjukkan bahwa perusahaan memberikan respon yang lebih tinggi terhadap faktor peluang dibandingkan faktor ancaman.

Penyusunan matriks IFE dilakukan setelah faktor kunci internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment yang berupa kekuatan dan kelemahan telah diperoleh. Skor bobot total faktoe internal Ecotainment mencapai 2,732 yang berarti bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment memiliki posisi internal yang kuat. Kuatnya posisi internal perusahaan mengindikasikan bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki. Penentuan faktor terpenting yang menentukan keberhasilan sebuah perusahaan baik itu yang menjadi kekuatan perusahaan ataupun kelemahan perusahaan adalah merupakan faktor kunci yang memiliki skor bobot terbesar. (Pratiwi 2011)

Tahapan selanjutnya adalah tahap pencocokan (matching stage). Tahap pencocokan menurut Sunarya (2012) dan Pratiwi (2011) dilakukan dengan pendekatan matriks IE dan Matriks SWOT. Matriks IE merupakan matriks yang menggambarkan posisi suatu perusahaan yang akan membrikan pedoman strategi efektif secara umum. Penelitian Sunarya (2012), posisi taman Strawberry Cibodas dengan skor total IFE pada garis horizontal dan EFE pada garis vertikal didapat bahwa posisi taman Strawberry Cibodas berada pada posisi kuadran II. Kuadran II mengindikasikan bahwa perusahaan taman Strawberry Cibodas berada pada tahapan tumbuh dan membangun (grow and build),dan strategi yang tepat pada tahapan ini adalah strategi intensif yaitu (penetrasi pasar, Pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Sedangkan pada Pratiwi (2011), agrowisata Ecotainment dengan total skor IFE dan EFE memberikan kesimpulan bahwa posisi Ecotainment berada pada kuadran V. Kuadran V mengindikasikan bahwa Ecotainment berada pada tahapan menjaga dan mempertahankan (hold and maintain), dan strategi yang tepat pada tahapan ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

(23)

11 and opportunities (strategi WO), strengths and threaths (strategi ST), dan weaknesses and Threaths (strategi WT). Penelitian sunarya (2012), menghasilkan tujuh alternatif strategi yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemrioritasan strategi menggunakan matriks QSPM.

Matriks QSPM merupakan tahap keputusan (decision stage) yang akan memberikan susunan strategi berdasarkan prioritas yang dapat dijalankan terlebih dahulu. Adapun hasil strategi yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan oleh sunarya (2012) berdasarkan prioritasnya adalah (1) mengikuti event promosi yang diadakan oleh dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur, (2) mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi untuk memasarkan agrowisata taman Strawberry Cibodas, (3) melakukan perbaikan kebun stroberi dan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih menarik, (4) penambahan fasilitas permainan yaitu bekerjasama dengan perusahaan jasa permainan, (5) mengoptimalkan aktivitas promosi dengan pembuatan brosur-brosur ke vila tau penginapan sekitar dan sekolah-sekolah terutama saat menjelang liburan sekolah, (6) pembuatan website resmi dan papan naman yang cukup besar dan menarik dalam mempromosikan agrowisata Taman Strawberry Cibodas, (7) perluasan areal perkebunan stroberi agar pengunjung dapat lebih leluasa dalam berwisata dan mengoptimalkan agrowisata berkonsep edukasi sehingga agrowisata Taman Strawberry Cibodas lebih menarik.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Strategi

Menurut Jauch dan Glueck (1999) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan”, strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Perencanaan strategi yang tepat akan membantu sebuah organisasi dan perusahaan untuk mencapai tujuan secara efektif. Penentuan strategi yang tepat guna dan efektif harus dilakukan dengan menerapkan konsep manajemen strategi.

Manajemen Strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. ( David 2009)

Tahapan Manajemen Strategis

(24)

12

jangka panjang dan berusaha untuk mengoptimalkan tren-tren saat ini untuk jangka panjang.

Langkah awal dalam melakukan manajemen strategis adalah perumusan strategi yang mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi faktor internal dan eksternal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, serta pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Tahap kedua adalah penerapan strategi yang mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Tahap terakhir atau tahapan ketiga adalah penilaian strategi (evaluasi strategi) yang dilakukan dengan cara peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internalyang menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja, dan pengambilan langkah korektif.

Pemasaran

Menurut Keller dan Kotler (2009), pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Namun, tujuan pemasaran adalah membuat penjualan berlimpah. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga prosuk atau jasa yang dihasilkan bisa sesuai dengan konsumen sehingga akan menciptakan pasar dan terjual. Idealnya pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli dan mengkonsumsi produk yang dihasilkan.

Pariwisata

Salah satu sektor penyumbang devisa negara yang cukup diperhitungkan adalah dari sektor pariwisata, baik ekowisata, wisata budaya, dan wisata alam. Ketika pengembangan obyek wisata turut dipertimbangkan dalam memajukan perekonomian suatu negara, maka pengembangan wisata harus dilakukan dengan efektif dan efisien yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan daerah tersebut. Salah satu konsep pengembangan wisata saat ini adalah pengembangan wisata yang berbasis pertanian dengan menanamkan edukasi didalamnya yang sering disebut dengan konsep agrowisata atau wisata agro.

Menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai keunggulan daerah masing-masing yang menjadi daya tarik wisata tertentu. Pengembangan daya tarik wisata disetiap daerah disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan kemampuan daerah masing-masing sesuai dengan otonomi daerahnya.

(25)

13 diperhatikan proses pengembangan obyek wisata yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan Kabupaten Bogor. Selain itu, perlu diperhatikan juga berbagai kebijakan pemerintahan dan swasta yang mengelola daerah wisata dengan lebih memperhitungkan kenyamanan dan kepuasan konsumen (wisatawan). Sehingga, jumlah kunjungan wisatawan baik domestik ataupun mancanegara dapat meningkat dan berkembang.

Pengertian Agrowisata

Menurut Departemen Pertanian (Deptan 2002), Agrowisata merupakan Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.

Secara sederhana pengertian agrowisata atau wisata agro adalah kegiatan wisata yang berlokasi atau berada di kawasan pertanian secara umum, lebih dikhususkan pada areal hortikultura. Pengembangan agrowisata pada konsep universal dapat ditempuh melalui diversifikasi dan peningkatan kualitas sesuai dengan persyaratan yang diminta konsumen dan pasar global. Sedangkan pada konsep uniqueness, konsumen ditawarkan kepada produk spesifik yang bersifat unik. Keinginan masyarakat untuk menikmati objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian/perkebunan modern dan spesifik, akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang pesat.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Agrowisata

Menurut Departemen Pertanian (Deptan 2002), Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-toursm), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang menarik, keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam ataupun kultur budaya masyarakat.

2. Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan dari areal, termasuk lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.

3. Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya melindungi/menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan. 4. Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi biasanya

(26)

14

Analisis Lingkungan Pemasaran

1. Analisis Lingkungan Eksternal Makro

Melakukan identifikasi dan mengevaluasi lingkungan eksternal yang mencakup peluang dan ancaman akan memberi kemampuan perusahaan dalam atau organisasi dalam mengembangkan suatu misi yang jelas, merancang strategi guna mencapai tujuan jangka panjang, serta mengembangkan berbagai kebijakan untuk meraih tujuan tahunan. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis lingkungan eksternal menurut David (2009) adalah :

1. Kekuatan Ekonomi

Faktor ekonomi akan memberikan dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari beragam strategi. Kekuatan ekonomi sebagai salah satu faktor penentu strategi yang tepat yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dengan memperhitungkan sejauh mana perusahaan mampu dalam hal penyediaan finansial secara mandiri ataukah seberapa jauh perusahaan membutuhkan investor dalam pemenuhan kebutuhan finansial. Indikator dalam penentuan faktor strategis ekonomi adalah: tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pola konsumsi, tingkat pendapatan, pengangguran, fluktuasi harga dan sebagainya.

2. Kekuatan Demografi

Kekuatan demografi mencakup studi tentang kependudukan manusia yang terkait dengan ukuran, kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, suku, ras, dan data statistik lainnya. Secara umum kekuatan demografi menggambarkan peluang dan ancaman yang menjadi salah satu faktor terjadinya pemasaran agrowisata Aldepos adalah kepadatan penduduk atau jumlah penduduk yang akan menjadi potensi pasar dikaitkan dengan jumlah wisatawan.

3. Kekuatan Sosial dan Budaya, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap hampir sebagian besar produk, jasa, pasar dan konsumen. Tren-tren sosial, budaya, demografis dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi, dan mengonsumsi. Tren-tren baru tersebut akan menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan konsekuensinya dalam menciptakan kebutuhan akan produk, jasa dan strategi yang berbeda.

4. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum

Faktor-faktor politik, pemerintah dan hukum dapat merepresentasikan peluang atau ancaman utama baik bagi organisasi kecil maupun besar. Faktor politik akan menjadi penting untuk dilakukan ramalan politik dari audit eksternal jika perusahaan sangat bergantung pada kontrak dan subsidi pemerintah. Pemerintah menjadi faktor eksternal penting lainnya karena pemerintah sebagai pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja dan konsumen utama organisasi. Sedangkan hukum berperan saat perubahan-perubahan dalam hukum paten, undang-undang antitrust, tarif pajak, dan aktivitas lobi yang dapat memberi pengaruh nyata pada perusahaan.

5. Kekuatan Teknologi

(27)

15 pemasaran, dan posisi kompetitif organisasi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan produk yang baru dan inovatif, mengubah posisi biaya kompetitif relatif dalam suatu industri, serta mengakibatkan produk dan jasa yang sudah ada menjadi tidak kompetitif. Kemajuan teknologi bisa menciptakan keunggulan kompetitif baru lebih baik dibanding dengan keunggulan kompetitif yang ada.

2. Analisis Lingkungan Eksternal Mikro

Menurut Porter (1991), kekuatan bersaing dirumuskan berdasarkan lima faktor yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, serta persaingan diantara perusahaan. Seperti yang terlihat pada bagan keuatan bersaing porter berikut:

Gambar 1. Bagan Kekuatan Bersaing Porter Sumber : Porter (1991)

a) Pendatang Baru

Pendatang baru pada suatu industri akan membawa kapasitas baru dengan kemampuan dan sumberdaya yang umumnya relatif besar. Tentunya kehadiran pendatang baru dengan kemampuan dan sumberdaya yang besar akan menjadi ancaman bagi perusahaan sehingga harga output dapat menjadi turun atau biaya produksi meningkat sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman hadirnya pendatang baru dapat diminimalisir dengan adanya rintangan masuk (barriers to entry) yang diciptakan oleh perusahaan ataupun industri. Rintangan masuk dapat diciptakan dengan cara skala ekonomis (economics of scale), diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok (switching cost), akses kesaluran distribusi, dan biaya yak menguntungkan terlepas dari skala.

b) Persaingan Perusahaan antar Industri

Persaingan dalam industri tercermin dari intensitas persaingan dan kemampulabaan perusahaan dalam industri. Kekuatan-kekuatan yang paling besar

PENDATANG BARU POTENSIAL

PEMASOK PEMBELI

PRODUK PENGGANTI PARA PESAING

INDUSTRI

Persaingan diantara perusahaan yang

ada

Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan Tawar

Menawar Pemasok

(28)

16

akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi. Setelah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri serta sebab-sebab pokoknya didiagnosis, perusahaan berada dalam posisi untuk mengenali kekuatan dan kelemahannya relatif terhadap industri. Strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan-tindakan defensif guna menciptakan posisi yang aman terhadap kekuatan persaingan.

c) Produk Subtitusi

Setiap perusahaan yang menghasilkan produk baik barang ataupun jasa selalu mengalami persaingan dalam suatu industri dengan industri lain yang menghasilkan produk pengganti. Kehadiran produk pengganti akan membatasi laba potensial dari industri. Mengenali produk-produk subtitusi adalah mencari informasi terkait produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk yang dihasilkan dalam industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah (1) produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan produk industri, (2) produk yang dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.

d) Pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga untuk turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain dan semuanya akan mengurangi tingkat kemampulabaan industri. Pembeli akan memiliki kekuatan yang dipengaruhi oleh faktor berikut:

 Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah yang besar

 Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli

 Produk yang dibeli dari industri adalah produk yang standar atau tidak terdiferensiasi

 Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil

 Pembeli mendapatkan laba kecil

 Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik

 Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli

 Pembeli mempunyai informasi lengkap e) Pemasok

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar dengan para indutri yaitu dengan cara menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok akan memiliki kekuatan dengan beberapa faktor yaitu:

 Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi daripada industri dimana mereka menjual

 Industri tidak merupakan pelanggan yang penting bagi pemasok

 Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri

 Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli/industri

 Produk kelompok pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah menciptakan biaya peralihan

(29)

17 3. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan merupakan lingkungan yang berada dibawah kendali perusahaan, dapat disesuaikan dan diatur sesuai dengan potensi dan kemampuan perusahaan. Lingkungan internal perusahaan mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Ketika perusahaan memiliki kekuatan yang tidak dapat ditiru dan ditandingi oleh pesaing maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki kompetensi khusus atau memiliki kompetitif yang tinggi. Ketika perusahaan mampu mengantisipasi ataupun mengatasi kelemahan yang ada maka perusahaan mampu menghindari atau bahkan mengurangi tingkat risiko yang akan dihadapi.

Analisis lingkungan internal pemasaran perusahaan menurut david (2009) pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Dalam mengidentifikasi lingkungan pemasaran terdapat tujuh pokok faktor yang harus diidentifikasi yaitu : analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Memahami faktor-faktor tersebut akan membantu dalam penyusunan strategi dan mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.

1. Analisis Konsumen

Analisis konsumen dilakukan suatu perusahaan untuk menentukan pangsa pasar. Penentuan pangsa pasar diidentifikasi dari penentuan pemosisian pasar dibenak konsumen, penentuan segmentasi pasar yang optimal dan pennetuan target pasar yang sesuai dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Analisis konsumen dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen dan seberapa kamampuan perusahaan dalam penetrasi pasar.

2. Penjualan Produk/Jasa

Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran seperti iklan, promosi, penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler. Aktivitas-aktivitas ini akan menjadi sangat penting ketika perusahaan menjalankan penetrasi pasar.

3. Perencanaan Produk dan Jasa

Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian prosuk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur prosuk, gaya produk, dan kualitas produk. Perencanaan produk dan jasa menjadi penting jika sebuah perusahaan melakukan pengembangan atau diversifikasi produk. Perencanaan produk dan jasa dapat dilakukan dengan cara melakukan riset pemasaran.

4. Penetapan Harga

Para penyusun strategi harus melihat harga dalam perspektif jangka pendek maupun jangka panjang, karena pesaing dapat menyalin perubahan harga dengan relatif mudah. Penetapan harga dipengaruhi oleh konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.

5. Distribusi

(30)

18

penjualan grosir, dan ritel. Distribusi menjadi sangat penting saat perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi kedepan. 6. Riset Pemasaran

Riset pemasaran adalah pengumpulan data, pencatatan, dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Riset pemasaran dapat mengungkap kekuatan dan kelemahan yang penting, dan aktivitas riset pemasaran akan mendukung semua fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi. Organisasi yang mempunyai kemampuan riset pemasaran yang bagus memiliki kekuatan besar untuk menjalankan strategi generik.

7. Analisis Peluang

Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Analisis peluang dilakuakn untuk melihat sebarapa efisien dan efektif suatu strategi yang akan dijalankan. penentuan strategi harus disesuaikan dengan kemampuan dan keberhasilan yang akan diperoleh oleh perusahaan.

Pemasaran Jasa

Menurut Kotler dan Keller (2009), pemasaran (Marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Sedangkan manajemen pemasaran (marketing management) didefinisikan sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Jasa didefinisikan sebagai semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Sehingga, dapat didefinisikan manajemen pemasaran jasa adalah ilmu ataupun cara yang digunakan untuk memilih pasar sasaran dan memperoleh pelanggan serta mempertahankannya untuk menawarkan dan menjual suatu tindakan ataupun kinerja berupa produk yang tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Karakteristik Jasa

(31)

19 Dapat musnah ( perishability) dikarenakan berkaitan dengan karakter jasa yang tak berwujud dan tidak dapat disimpan maka dapat musnahnya jasa akan menjadi masalah ketika permintaan berfluktuasi. (Kotler dan Keller 2009)

Matriks IE (Internal-External)

Matrik Internal-Eksternal (Matriks IE) merupakan matriks yang akan memberikan gambaran terkait posisi perusahaan yang akan ditempatkan kedalam sembilan sel berdasarkan bobot IFE dan EFE. Posisi ini yang akan menentukan arah strategi utama sebagai acuan penentuan strategi alternatif yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi internal dan kondidi eksternal perusahaan. (David 2009)

Matriks SWOT (Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats)

Menurut David (2009) Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi : SO, WO, ST, dan WT.

1. Strategi SO (Strength-Opportunities) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.

2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strength-Threats) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

4. Strategi WT (Weaknesses-Threats) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

Matriks SWOT memiliki beberapa keterbatasan dalam penyusunan perencanaan strategi yaitu:

1) SWOT tidak menunjukkan cara untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif. Matriks SWOT membutuhkan pertimbangan lebih lanjut terkait bagaimana strategi yang tepat dapat diterapkan dan berbagai pertimbangan biaya yang mendorong pada terbentuknya keunggulan kompetitif

2) SWOT merupakan penilaian yang statis dan bersifat sebagai langkah awal dalam penyusunan strategi

3) Analisis SWOT bisa membuat perusahaan memberi penekanan yang berlebih pada salah satu faktor internal ataupun eksternal tertentu dalam merumuskan strategi.

Matriks QSPM

QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun pada tahap pencocokan.

(32)

20

kolom yang berdampingan dengan faktor-faktor keberhasilan penting tersebut, catat bobot masing-masing yang diterima setiap faktor dalam matriks EFE dan IFE. Basis teratas QSPM berisi strategi-strategi alternatif yang diperoleh dari mastriks SWOT, SPACE, BCG, IE, dan Grand Strategy. Namun demikian, tidak setiap strategi yang diusulkan oleh teknik-teknik pencocokan harus dievaluasi dalam QSPM. (David 2009)

Kerangka Pemikiran Operasional

Agrowisata merupakan obyek wisata yang menawarkan keindahan alam yang juga dikemas dengan menambahkan nuansa edukasi di bidang pertanian. Pengunjung yang berwisata di kawasan agrowisata tidak hanya dapat menikmati obyek wisata tetapi juga menambah pengetahuan terkait dunia pertanian dengan ikut langsung melakukan serangkaian kegiatan bertani yang ditawarkan oleh tempat wisata tersebut. Semakin tingginya minat wisatawan tentang kawasan agrowisata terutama pelajar, maka semakin tinggi pula tingkat persaingan yang terjadi diantara perusahaan agrowisata.

Aldepos merupakan salah satu perusahaan wisata agro yang bergerak dibidang pertanian tanaman buah-buahan musiman dan peternakan serta perikanan. Sebagai perusahaan yang sudah cukup lama berdiri, Aldepos sudah memiliki berbagai strategi yang menyebabkan beberapa hal telah dicapai Aldepos saat ini dalam melakukan pengelolaan seperti: menawarkan berbagai paket liburan, menciptakan berbagai wahana seperti outbond, tempat bermain dan wahana pertanian, tempat penginapan berupa villa serta berbagai wahana lainnya. Selain itu, saat ini Aldepos juga sedang melakukan pengembangan usaha dengan cara manambah jenis obyek wisata baru berbasis pertanian yaitu dengan menambah wahana tanaman hortikultura seperti sayuran, dan padi. Hanya saja untuk tanaman hortikultura ini masih berada pada tahap percobaan dan belum dapat dikembangkan menjadi obyek wisata yang dapat dinikmati pengunjung untuk saat ini.

(33)

21 Penelitian yang akan dilakukan diawali dengan melakukan observasi secara langsung keadaan Agrowisata Aldepos guna melihat dan mengetahui gambaran umum keadaan dan kondisi yang ada. Observasi juga dilakukan dengan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang dipercaya dapat memberikan informasi terkait perkembangan Agrowisata Aldepos dan permasalahan yang dihadapi. Identifikasi permasalahan sebagai langkah awal penyusunan strategi sebagai acuan dan pedoman agar strategi yang disusun mampu menjawab permasalahan.

Langkah selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi gambaran umum perusahaan dengan melihat dari sejarah pembentukan, struktur organisasi, tujuan perusahaan, visi perusahaan dan misi yang telah disusun. Hal ini penting guna melihat arah dan tujuan dari perusahaan yang akan dicapai serta untuk melihat pencapaian yang telah diperoleh Aldepos selama berdiri.

Kemudian dilakukan wawancara kepada beberapa pengurus Agrowisata Aldepos seperti: manajer pemasaran, manajer produksi, manajer SDM, dan beberapa staff yang berkepentingan dan mengetahui perkembangan Aldepos. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi lingkungan internal perusahaan seperti kekuatan dan kelemahan yang meliputi beberapa aspek seperti: manajemen, keuangan, pemasaran, produksi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Hanya saja, dalam penyusunan strategi pemasaran faktor lingkungan internal lebih ditekankan kepada beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pemasaran seperti: analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Sehingga diperoleh berbagai faktor kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari berbagai aspek internal yang disesuaikan dengan keadaan yang terjadi di Aldepos, sehingga tidak menutup kemungkinan hanya beberapa aspek saja yang akan teridentifikasi.

Sedangkan faktor lingkungan eksternal seperti peluang dan ancaman akan diidentifikasi dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Analisis lingkungan eksternal dari lingkungan mikro meliputi perantara pemasaran, pelanggan, dan persaingan. Sedangkan analisis lingkungan makro dilihat dari beberapa aspek seperti ekonomi, demografi, lingkungan, politik, hukum, dan teknologi yang akan mempengaruhi perkembangan Aldepos secara langsung ataupun tidak. Hanya saja seperti pada lingkungan internal, faktor-faktor kunci eksternal akan disesuaikan oleh kondisi yang mempengaruhi perusahaan sehingga tidak menutup kemungkinana hanya beberapa aspek saja yang dipertimbangkan.

Setelah faktor-faktor kunci internal dan eksternal diperoleh maka dilakukan pemberian bobot dan peringkat untuk setiap faktor. Penilaian bobot dan rangking/peringkat akan diberikan kepada beberapa manajer dan staf khusus yang ditunjuk oleh perusahaan dan atas rekomendasi dari peneliti dan dengan proporsi yang disesuaikan oleh peneliti terhadap tingkat keterlibatan narasumber dalam pengambilan keputusan. Setiap faktor dari setiap lingkungan internal dan eksternal akan diberikan bobot dan rangking dengan kisaran nilai yang telah ditentukan.

(34)

22

memetakan total skor IFE dan total skor EFE. Penentuan posisi perusahaan sebagai langkah awal guna melihat strategi yang tepat sebagai acuan penyusunan strategi lanjutan berikutnya.

Tahap pencocokan yang kedua adalah dengan manggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT digunakan sebagai alat dalam penyusunan berbagai alternatif strategi dengan berpedoman pada posisi perusahaan saat ini, sehingga strategi alternatif yang diperoleh sesuai dengan potensi dan keadaan perusahaan. Penyususnan alternatif strategi dengan SWOT dilakukan dengan mengkombinasikan faktor-faktor kekuatan dengan peluang (SO), kekuatan dengan ancaman (ST), kelemahan dengan peluang (WO), dan kelemahan dengan ancaman (WT).

(35)

23

Gambar 2. Kerangka pemikiran operasional pemasaran agrowisata Aldepos Promosi belum

optimal

Pengunjung masih sangat minim dan belum

mencapai target

Tingkat persaingan semakin tinggi

Formulasi Strategi pemasaran

Analisis Eksternal Lingkungan Pemasaran Perusahaan

Lingkungan Mikro: 1) Perantara pemasaran 2) Pelanggan

3) Persaingan Lingkungan Makro:

1) Faktor Ekonomi 2) Faktor Demografi

3) Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan

4) Faktor Politik dan Hukum

5) Faktor Teknologi

Analisis Internal Lingkungan Pemasaran Perusahaan 1) Analisis Konsumen 2) Penjualan Produk/Jasa 3) Perencanaan Produk/Jasa 4) Penetapan Harga

5) Distribusi 6) Riset Pemasaran 7) Analisis Peluang

Identifikasi Peluang dan Ancaman (Matriks EFE)

Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan (Matriks IFE)

Penentuan Posisi Perusahaan (Matriks

IE)

Alternatif Strategi Pemasaran (Matriks

SWOT)

Prioritas Strategi (Matriks QSPM)

(36)

24

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan disebuah obyek wisata yang berbasis agrowisata alam yang terletak di kabupaten Bogor. Agrowisata yang menjadi objek penelitian adalah Agrowisata Aldepos yang terletak di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Agrowisata Aldepos merupakan agrowisata yang menawarkan paket wisata edukasi dengan memperkenalkan berbagai tanaman musiman buah-buahan dengan jenis jambu-jambuan, peternakan, perikanan dan berbagai wahana edukasi lainnya seperti outbond, membatik, melukis layang-layang, membuat keramik dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Agrowisata Aldepos bergerak dalam dua jenis usaha yaitu agro dan wisata. Produk hasil usaha agro yang menjadi komoditi unggulan Aldepos adalah jambu jamaika. Sedangkan untuk usaha wisata Aldepos menawarkan jenis wisata alam dengan memadukan pertanian dan unsur keindahan alam yang alami yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas agrowisata seperti penginapan, wahana outbond, restoran, dan beberapa wahana kebudayaan.

Waktu penelitian dilaksanakan pada periode Maret hingga Mei tahun 2013. Sebelum dilakukan penelitian, maka dilakukan sebuah kunjungan awal untuk meninjau keadaan perusahaan, mengidentifikasi permasalahan, dan melakukan perizinan tempat penelitian pada bulan februari. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian terkait kinerja perusahaan dan potensi Agrowisata Aldepos baik secara observasi ataupun wawancara. Selain itu, peneliti juga melakukan diskusi kepada beberapa pihak pengelola perusahaan untuk memperoleh informasi dan data primer.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan yaitu dengan pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dipilih dengan tujuan penelitian dilakukan untuk berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Penelitian yang dilakukan dimaksudkan untuk mengamati fenomena dan kondisi yang terjadi untuk merumuskan sebuah strategi dengan menggunakan bantuan berbagai pertanyaan penelitian terhadap beberapa responden dan dapat diambil kesimpulan dari nilai total gabungan antar responden yang dihasilkan.

Gambar

Gambar 2. Kerangka pemikiran operasional pemasaran agrowisata Aldepos
Tabel 4. Pemberian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan
Tabel 7. Matriks EFE
Gambar 3. Pemetaan Matriks IE untuk Melihat Posisi Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pencipta mengungkapkan objek vibrasi nada pada gong kebyar ke dalam karya lukisan abstrak sesuai dengan gagasan pencipta, serta menjadi ungkapan perasaan atau ekspresi

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian probiotik dengan jenis bakteri Lactobacillius, Actinomycetes sp, dan Saccharmyces

Karakter : Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, jujur, kerja keras, kerjasama, komunikatif - Pend.. KWU : Mandiri &

Yang termasuk dalam surat masuk Pemda DIY adalah surat-surat yang ditujukan kepada Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda dan Asisten Sekda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa

Pada har i ini, Senin tanggal delapan belas bulan Juni tahun dua r ibu dua belas, Kami Panitia Pembangunan Sar ana dan Pr asar ana Balai Besar Pengaw as Obat dan M akanan

Namun, jika titik-titik pasangan data tersebar satu sama lain, maka persamaan linier yang baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen adalah persamaan linier yang

Strategi tersebut adalah sebuah mekanisme yang sistematis untuk memetakan, mengumpulkan dan mendokumentasikan dalam bentuk standar agar dokumen dan aset pengetahuan yang

Namun demikian, dugaan ini perlu diuji secara empiris apakah memang memiliki hubungan atau tidak.Berangkat dari hal itulah riset ini bertujuan untuk menguji tiga