• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk turunan minyak kelapa sawit mentah (MSM) di dunia saat ini telah bekembang cepat. Berbagai macam produk telah dapat dihasilkan baik sebagai produk antara (bahan baku industri) maupun produk akhir (siap konsumsi). Malaysia saat ini telah memproduksi turunan minyak kelapa sawit secara komersial sebanyak 440 jenis (MPOB 2014) sementara Indonesia menurut informasi terakhir telah memproduksi 156 jenis (Majalah Bisnis 2014). Perincian lengkap produk turunan minyak sawit Malaysia dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pengembangan industri turunan minyak kelapa sawit dengan sasaran ganda untuk meningkatkan barganing position atau nilai tawar komoditas MSM dalam pasar dunia serta mendapatkan nilai tambah yang besar maka pengembangan produk turunan MSM diarahkan pada penggunaan bahan baku minyak sawit mentah (MSM) yang tinggi dengan tingkat profitablitas atau nilai tambah produknya yang tidak terlalu rendah. Produk turunan MSM yang mempunyai sifat itu umumnya turunan oleokimia.

Industri turunan minyak sawit mentah merupakan bahan baku bagi industri selanjutnya. Dengan nilai investasi yang tinggi, skala besar, dan teknologi modern dalam mewujudkannya diperlukan pertimbangan yang cukup komprehensip.

Industri oleokimia mulai berkembang di Indonesia sejak 33 tahun lalu, tetapi sampai saat ini hanya ada 9 (sembilan) buah industri dengan kapasitas olah 1.42 juta ton per tahun (CIC 2012). Malaysia yang mempunyai produksi CPO lebih rendah saat ini telah mempunyai 17 (tujuh belas) industri oleokimia dengan kapasitas olah 1.9 juta ton per tahun (MPOB 2012). Guna menjadikan Indonesia sebagai basis industri oleokimia serta dapat melewati kemampuan Malaysia dalam menghasilkan produk turunannya maka diperlukan adanya strategi percepatan pengembangan industri turunan minyak sawit mentah.

Keberadaan industri turunan minyak sawit mentah atau oleokimia dengan keberhasilan tinggi dapat dipastikan mempunyai dayasaing/tingkat kompetitif yang tinggi pula. Sehingga dalam pendekatan identifikasi faktor penyebab lambatnya pengembangan industri turunan minyak sawit mentah menggunakan kaidah Berlian Porter. Kerangka penilaian kaidah Berlian Porter dapat dilihat pada Gambar 4. Adanya faktor penyebab lambatnya pengembangan industri ini diperlukan pemecahan secara komprehensif dari para pemangku kepentingan (stakeholdres). Pemangku kepentingan untuk terbentuknya industri turunan minyak sawit mentah atau oleokimia terdiri atas 1) pemerintah yang menetapkan dan mengawasi aturan berdirinya industri, 2) pelaku bisnis, dan 3) peneliti atau pakar yang akan memberikan masukan terkait industri yang dibangun. Jawaban dari faktor penyebab lambatnya pengembangan ini merupakan alternatif strategi untuk mempercepat terwujudnya industri turunan minyak sawit mentah.

Kondisi Faktor Sumberdaya

1. Sumberdaya alam 2. Sumberdaya manusia

3. Sumberdaya IPTEK 4. Sumberdaya Modal 5. Sumberdaya Infrastruktur

Industri Terkait dan Pendukung

1. Industri pemasok 2. Industri Pendukung

Peran Kesempatan

Peran Pemerintah Kondisi Permintaan Domestik

1. Komposisi permintaan domestik 2. Besar dan pola pertumbuhan domestik 3. Internasionalisasi permintaan domestik

Persaingan, Struktur, dan Strategi

1. Persaingan domestik 2. Struktur dan strategi perusahaan

Gambar 4. Kerangka Diamont Porter (Hill dan Jones 1998)

Berdasar alternatif strategi dengan faktor-faktor atau kriteria-kriteria yang berpengaruh, dilakukan perumusan dan penyusunan strategi percepatan dengan teknik AHP (Analytical Hierarchy Process). Sehingga strategi percepatan pengembangan industri turunan minyak sawit mentah di Indonesia dapat terwujud.

Tahapan Penelitian

Analisis faktor lambatnya pengembangan industri turunan minyak sawit mentah Penelitian ini dimulai dari melakukan analisis faktor penyebab lambatnya pengembangan industri turunan minyak sawit mentah. Analisis dilakukan dengan pendekatan dayasaing atau kompetitif industri turunan ini di Indonesia dalam kerangka Berlian Porter.

Analisis Berlian Porter dilakukan dengan mengumpulkan data statistik terkait kondisi feedstock yang merupakan bahan baku utama, industri yang menggunakan dan mendukung industri turunan minyak sawit mentah serta peran pemerintah dan kesempatan terhadap keberadaan industri turunan minyak sawit mentah. Penganalisaan dilakukan sesuai dengan masing-masing komponen.

Kondisi faktor produksi dibagi menjadi dua, yaitu yang biasa dan yang terspesialisasi. Kondisi biasa adalah faktor-faktor produksi yang diwarisi secara alami seperti kekayaan sumber daya alam (SDA), tanah, dan tenaga kerja yang belum terlatih. Sedangkan yang terspesialisasi adalah faktor-faktor produksi yang tidak terdapat secara alami, melainkan harus diciptakan terlebih dahulu. Faktor produksi yang terspesialisasi adalah teknologi dan tenaga kerja yang terlatih. Kondisi faktor produksi dikatakan baik apabila jumlah faktor produksi yang dimiliki banyak dan perbandingan antara faktor produksi biasa dengan faktor produksi terspesialisasi adalah proporsional. Semakin baik kondisi faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan di dalam suatu negara, maka akan semakin kompetitif negara tersebut.

Kondisi permintaan dikatakan dapat menaikkan kompetitifitas apabila kondisi permintaan tersebut adalah mutakhir (sophisticated). Yang dimaksud dengan permintaan mutakhir adalah adanya kecenderungan untuk selalu menuntut, menuntut, dan menuntut agar produk yang dihasilkan terus diinovasi supaya bisa memuaskan kebutuhan para demander.

Industri-industri yang berkaitan dan mendukung. Kompetitifitas dapat meningkat apabila industri-industri yang berkaitan dan mendukung memusatkan diri dalam suatu kawasan. Hal ini akan menghemat biaya komunikasi, ongkos gudang penyimpanan, ongkos transportasi, serta akan meningkatkan arus pertukaran informasi.

Yang terakhir strategi, struktur dan persaingan perusahaan. Strategi dan struktur yang diterapkan perusahaan akan menentukan kompetitifitasnya. Hal ini menyangkut kepada waktu dan budaya dimana perusahaan itu berada. Tidak semua perusahaan cocok menggunakan strategi dan struktur tertentu. Perusahaan dituntut dapat menerapkan strategi dan struktur yang tepat dengan keadaan yang dialami agar survive terhadap kondisi sekitarnya. Selain itu, persaingan antar perusahaan juga dapat meningkatkan kompetitifitas perusahaan karena adanya persaingan, dapat dipastikan akan ada usaha ekstra perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya supaya survive dalam kompetisi. Selain keempat determinan di atas, dua unsur lagi yang berada di luar Berlian Porter, namun kedua unsur ini memiliki pengaruh pada keempat determinan tersebut. Kedua unsur tersebut yaitu pemerintah terkait kebijakan yang mendukung atau menghambat keberadaan industri dan kesempatan (Hill dan Jones 1998).

Penentuan alternatif strategi percepatan pengembangan industri turunan MSM Penelitian selanjutnya menggunakan metode wawancara bersifat kualitatif untuk menentukan alternatif strategi percepatan pengembangan industri turunan MSM. Analisis data kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Saat wawancara melakukan analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban dari informan belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga diperoleh data yang kredibel. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Sugiyono 2013).

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak, perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama ke lapangan jumlah data yang diperoleh semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, rnembuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo). Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan menambahnya apabila diperlukan.

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun dan dapat memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian data dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian (Sugiyono 2013).

Penarikan kesimpulan dilakukan awalnya longgar, tetap terbuka dan skeptis tetapi kesimpulan awal sudah ditetapkan, mula-mula belum jelas, kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan akhir mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan.

Penarikan kesimpulan, dalam pandangan Miles dan Huberman (1994), hanyalah sebagian dan satu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan- kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran yang melintas selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan memakan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran, atau juga upaya- upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dan data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yang merupakañ validitasnya.

Melalui metode ini diharapkan dapat mengumpulkan data secara objektif terhadap alternatif strategi dalam mempercepat pengembangan industri turunan minyak sawit mentah di Indonesia. Tema-tema yang sama dari opini para pakar dihimpun menjadi satu, kemudian diurutkan serta dipilih 9 (sembilan) urutan teratas jika tema yang terkumpul lebih dari 9 (sembilan). Wawancara secara langsung dengan pakar ini dibantu dengan menggunakan daftar kuesioner terstruktur secara terbuka (Lampiran 2).

Perumusan strategi percepatan pengembangan industri turunan MSM

Langkah akhir kajian ini melakukan perumusan strategi percepatan pengembangan industri turunan minyak sawit mentah. Hasil dari penetapan alternatif strategi dengan faktor dan sub-faktor yang terbentuk dilakukan analisis percepatan pengembangan dengan teknik pendekatan AHP. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki, menurut Saaty (1990), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

Setelah struktur hierarki terbentuk, disusun kuestioner tingkat kepentingan antar faktor dan sub-faktor yang dibandingan secara berpasangan (pairwise comparasion). Kuestioner ini disebarkan kembali pada para pakar untuk mendapatkan pendapat mengenahi tingkat kepentingan antara alternatif strategi dan faktor yang mempengaruhinya. Setelah data kuestioner terkumpul dilakukan pengolahan sesuai dengan kaidah AHP dengan menggunakan alat bantu excel. Secara lengkap tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.

Guna melihat validitas model AHP dan menerapan kebijakan yang sesuai dengan tujuan, maka dilakukan analisa sensitivitas AHP terhadap masing-masing faktor dari setiap alternatif strategi yang diteliti. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menurunkan dan menaikkan bobot secara ekstrim pada kriteria dan subkriteria. Model AHP valid jika perubahan bobot tidak merubah urutan alternatif strategi (Markis, 2006).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan dengan pengumpulan data skunder di instansi terkait pada Bulan November 2014. Adapun wawancara secara langsung dilakukan pada Bulan Maret sampai Oktober 2015. Tempat penelitian dilakukan di Sekitar Jakarta, Bogor, Medan dan Pasangkayu untuk melakukan proses wawancara secara langsung serta survai pada para pakar atau pemangku kepentingan.

Latar Belakang, Perumusan Masalah dan Kondisi Awal Lingkup Kajian

Studi Literatur

Perumusan Tujuan Penelitian

Identifikasi Alternatif Strategi Pengembangan Industri Turunan MSM

Interative Model Pembuatan kuistiones alternatif strategi percepatan

pengembangan industri turunan

Pengurutan alternatif strategipendapat para pakar Pencatatan dan pengumpulan opini/pendapat

para pakar

Strategi Percepatan Pengembangan Industri Turunan MSM Di Indonesia

Penetapan Prioritas Strategi Percepatan Pengembangan

Industri Turunan MSM AHP

Pembuatan quistiones percepatan pengembangan Industri turunan MSM

Penyusunan dan penentuan alternatif kriteria dan sub kriteria percepatan pengembangan Industri turunan

MSM

Mulai

Selesai

Identifikasi permasalahan pengembangan Industri Turunan minyak sawit mentah (MSM)

[Kondisi faktor produksi, permintaan, industri terkait, struktur pasar strategi dan persaingan, pemerintah, serta kesempatan]

Berlian Porter

Strategi Percepatan Pengembangan Industri Turunan MSM Di Indonesia

Pendapat Para Pakar

Alternatif strategipengembangan Industri turunan MSM di Indonesia

Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait yang relevan dalam pengembangan industri turunan minyak sawit mentah. Data primer dikumpulkan dengan survai pakar dengan wawancara secara langsung. Penentuan target wawancara atau interview dilakukan secara judgement sampling kepada para ahli yang merupakan pelaku bisnis atau asosiasi, peneliti, akademisi, para ahli dan pembuat kebijakan. Para pakar yang menjadi informan dalam penelitian ini setidak-tidaknya mengerti/mengetahui tentang industri turunan kelapa sawit dengan kompetensi: 1). Minimal sarjana (S1) dengan pengalaman 5 tahun dan 2). Minimal memiliki posisi yang dapat menentukan kebijakan (manajer).

Secara lengkap, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini serta metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tujuan, jenis, metode pengumpulan dan pengolahan data

Tujuan Data Yang Diperlukan Metode Pengumpulan Metode Pengolahan Pengidentifikasian faktor dayasaing/ permasalahan pengembangan industri turunan minyak sawit mentah

Data statistik kondisi sumber daya terkait industri turunan minyak sawit mentah, Kondisi permintaan produk industri turunan minyak sawit mentah, Industri terkait dan pendukung, Struktur, persaingan dan strategi industri turunan minyak sawit mentah di Indonesia.

Studi literatur, data statistik dan kebijakan pemerintah Kategorisasi dan keterkaitan dalam kerangka Berlian Porter Penentuan Alternatif Strategi

Pendapat para stakeholder

dalam pengembangan industri turunan minyak kelapa sawit sesuai nilai kompetitif. Wawancara dan kuistioner pada stakeholder dan para pakar Interaktif model Formulasi kebijakan atau strategi percepatan pengembangan industri turunan minyak kelapa sawit

Pendapat para stakeholder

terhadap keterkaitan antar kriteria/faktor dan

alternatif solusi serta besarnya tingkat kepentingan. Kuestioner dengan stakeholder dan para pakar AHP (Analytical Hierarchy Process)

Para pakar dan stakeholder (pemangku kepentingan) yang terlibat dalam percepatan pengembangan industri turunan oleokimia kimia dan menjadi target penggalian informasi baik dengan wawancara secara mendalam maupun dengan bantuan kuistioner terdiri atas:

1. Pemerintah : Kementrian Perindustrian RI, Dirjen Industri Agro dan Pemerintah daerah yang ada pengembangan industri turunan minyak mentah kelapa sawit.

2. Pelaku Bisnis : APOLIN (Asosiasi Produsen Oleokimia Indonesia) atau industri turunan minyak sawit mentah, GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI).

3. Peneliti/Pakar : Masyarakat Kelapa Sawit Indonesia (MAKSI), Surfaktan Bioenergi Research Centre-Institut Pertanian Bogor (SBRC-IPB), Pusat Penelitian Kelapa Sawit- Research Perkebunan Nusantara (PPKS-RPN), PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute)

Dokumen terkait