• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

F. Tata Cara Penelitian

Penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku akseptor KB tentang kontrasepsi ini dilakukan di Puskesmas Kabupaten Sleman. Penentuan lokasi dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu menentukan secara random 30 puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan.

Besar populasi puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman sebanyak 30 buah, sehingga dikategorikan sebagai populasi besar (Spiegel, 1998). Sevilla (1993), mengemukakan bahwa jumlah sampel untuk populasi besar adalah 10% total populasi, sehingga sampel puskesmas yang digunakan untuk penelitian ini adalah 3 puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman. Penentuan 3 puskesmas ini dilakukan dengan menggunakan tabel random. Adapun 3 puskesmas yang terpilih dengan menggunakan tabel random adalah :

a. Puskesmas Mlati I b. Puskesmas Depok II c. Puskesmas Ngaglik I

2. Pengurusan izin penelitian

Pengurusan izin penelitian dilakukan ke BAPPEDA di Kabupaten Sleman. Izin penelitian BAPPEDA diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Izin yang didapat dilanjutkan ke-3 puskesmas terpilih di Kabupaten Sleman.

3. Sampling frame

Sampling frame atau kerangka sampel merupakan proses pendataan awal di setiap lokasi penelitian. Dalam pelaksanaan sampling frame dilakukan pendataan rata-rata jumlah akseptor KB yang datang pada 3 Puskesmas Kabupaten Sleman. Hasil sampling frame kemudian digunakan sebagai dasar proporsi subyek yang akan diambil dari tiap-tiap puskesmas tersebut.

4. Penetapan besar sampel

Perhitungan besar sampel subyek uji dilakukan berdasarkan data total jumlah akseptor KB di wilayah Kabupaten Sleman menggunakan rumus dengan taraf kepercayaan 95 %.

(

N

)

Z xpxq x d q x p x Z x N n α α 2 2 2 1 + − = , (Pujiraharjo, 1993) Keterangan : n = jumlah sampel

p = estimator proporsi populasi (0,5) dan q = (1-p) =0,5

Zα = harga standar normal (1,96), tergantung harga α (0,05) yang digunakan

N = jumlah unit populasi (113.296 akseptor KB di Kabupaten Sleman) d = penyimpangan yang ditolerir (10%)

Perhitungan :

(

113.296 1

)

1,96 0,5 0,5 % 10 5 , 0 5 , 0 96 , 1 296 . 113 2 2 2 x x x x x x n + − = = 95,95 = 96 subyek

Jumlah sampel sebanyak 96 subyek ini ditambahkan akhirnya menjadi 100 subyek untuk 3 puskesmas. Hal ini untuk mencegah terjadinya

kesalahan-kesalahan dalam pengisian kuisioner seperti tidak lengkapnya jawaban responden yang dapat berakibat pada adanya kekurangan data yang didapat oleh peneliti.

Berdasarkan analisis situasi yang kami lakukan, didapatkan data bahwa dari 3 puskesmas di atas, rata-rata jumlah pengunjung tetap akseptor KB terdiri atas:

a. Puskesmas Mlati I = 70 orang. b. Puskesmas Depok II = 100 orang. c. Puskesmas Ngaglik I = 50 orang.

Langkah selanjutnya, untuk mengetahui jumlah subyek masing-masing puskesmas, dilakukan perhitungan secara proporsional menggunakan rumus berikut : diteliti yang inklusi subyek total x Sleman kabupaten puskesmas di PUS populasi total puskesmas dalam inklusi subyek jumlah subyek n 3 1 =

Berdasarkan perhitungan, jumlah subyek yang diambil tiap puskesmas : a) Puskesmas Mlati I = 31,81 = 32 subyek b) Puskesmas Depok II = 45,45 = 45 subyek

c) Puskesmas Ngaglik I

= 22,72 = 23 subyek

5. Pembuatan transkrip kuisioner dan wawancara

Kuisioner dibagi menjadi 3 bagian utama yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan. Setiap bagian terdiri atas pernyataan-pernyataan yang terkait fokus utama bagian tersebut. Pilihan jawaban dibagi menjadi empat kategori yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Pernyataan pada kuisioner ini terdiri atas dua sifat, yaitu: favourable dan

unfavourable. Hal ini bertujuan untuk menghindari stereotype jawaban. Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai obyek sikap yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut favourable. Sebaliknya pernyataan sikap dapat berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini bersifat tidak memihak atau tidak mendukung terhadap obyek sikap, dan karenanya disebut dengan pernyataan unfavourable.

Pemberian skor pada kuisioner berdasarkan pada penilaian dalam skala Likert. Penilaian pada itemfavourable dalam skala ini dimulai dari empat sampai dengan satu, sebaliknya untuk itemunfavourable dimulai dari angka satu sampai empat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II berikut ini:

Tabel II. Skor berdasarkan kategori jawaban

Jawaban Favourable Unfavourable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

Transkrip wawancara dibuat berdasarkan dua aspek yakni kejadian efek samping dan pernah tidaknya mengganti jenis kontrasepsi. Pernyataan dibuat berdasarkan kebutuhan pola perilaku yang diharapkan ingin diketahui (Azwar, 1995).

6. Pengujian reliabilitas dan validitas kuisioner

Uji reliabilitas dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pada 30 responden seperti kriteria inklusi dengan daerah yang sama dalam penelitian ini, namun tidak dilakukan dalam lokasi penelitian. Penyebaran dilakukan kepada 30 responden seperti yang terdapat pada contoh-contoh uji validitas dan reliabilitas di buku-buku statistik. Pengujian reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrumen penelitian. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas instrumen berhubungan dengan masalah ketetapan hasil atau kalaupun terjadi perubahan hasil instrumen, perubahannya dianggap tidak berarti.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r) yang angkanya berada dalam rentang 0 - 1. Semakin tingggi nilai koefisian reliabilitas atau mendekati angka 1 berarti semakin tingggi reliabilitasnya. Nilai (r) dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan program statistik komputer dengan analisis reliabilitas yang menggunakan koefisien alpha cronbach (Azwar, 2006).

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel (Mario, 2006). Pada penelitian didapatkan nilai alpha cronbach sebesar 0,872 yang berarti penelitian memiliki realibilitas yang tinggi.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel (Mario, 2006). Validitas ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Tipe validitas pada umumnya digolongkan dalam 3 kategori, yaitu content validity

(validitas isi), construct validity (validitas konstruk), dan validitas eksternal.

Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total. Sebuah pernyataan dikatakan valid jika sebuah item pernyataan terdapat skor kesejajaran (korelasi yang tinggi) terhadap skor total item dengan kata lain mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total (Sugiyono, 2006).

Uji validitas setiap butir pernyataan dalam kuisioner pada penelitian ini diukur dengan menggunakan program statistik komputer. Analisis ini menunjukkan validitas hubungan antar butir pernyataan. Setiap butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan atau ≥ 0,3(Azwar, 2000). Validasi dalam penelitian ini awalnya dilakukan pada 20 orang responden.

Setelah dilakukan peninjauan pustaka kembali, ternyata terdapat banyak referensi yang menggunakan sampel untuk pengujian validitas sebanyak 30 orang. Oleh karena itu selanjutnya, dilakukan pengujian lagi pada 30 responden. Selain itu dilakukan juga perbaikan tata bahasa yang digunakan sehingga diharapkan responden dapat mengerti apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Setelahdilakukan perubahan-perubahan, ternyata hasil yang diperoleh menjadi lebih baik yaitu hanya 9 pernyataan yang dieliminasi dan 29 pernyataan yang digunakan dalam kuisioner. Satu pernyataan pada poin 4 tetap digunakan, meskipun memiliki nilai negatif yang sangat besar dengan alasan ingin melihat apakah setelah kuisioner digunakan, semua responden dalam penelitian ini akan memiliki pengetahuan yang keliru tentang implan seperti responden pada validasi atau tidak. Nilai negatif yang sangat besar ini menggambarkan keseragaman jawaban yang keliru pada hampir semua responden valiadasi.

Dokumen terkait