HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian
Proses pengambilan data dalam penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 22-28 september 2015 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah sampel sebanyak 125 pasien sepsis untuk mengetahui gambaran hematologinya. Berdasarkan data dari rekam medis, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan dibawah ini.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 serta rumah sakit milik pemerintah dan dikelola oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah Provinsi Sumater Utara. Rumah Sakit ini terletak di jalan Bunga Lau, nomor 17, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pada tanggal 11 Januari 1993 secara resmi Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, Medan dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik.
5.1.2 Karakteristik Individu
5.1.2.1 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.1 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) Presentasi (%)
Pria 73 58,4
Wanita 52 41,6
Total 125 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien pria sebanyak 73 orang (57.9%) dan pasien wanita sebanyak 53 orang (42.1 %).
5.1.2.2 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (n) Presentasi (%)
18-40 33 26,4
41-60 61 48,8
61-75 29 23,2
>75 2 1,6
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan usia 18-40 tahun sebanyak 33 orang (26,4%), pasien dengan usia 41-60 tahun sebanyak 61 orang (48,8%), pasien dengan usia 61-75 tahun sebanyak 29 orang (23,2%), dan pasien dengan usia diatas 75 tahun sebanyak 2 orang (1,6).
5.1.2.3 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.3 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Presentasi (%)
SD 27 21,6
SLTP 20 16
SLTA 72 57,6
Sarjana 6 4,8
Total 125 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 27 orang (21,6%), pasien dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 20 orang (16%), pasien dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 72 orang (57,6%), dan pasien dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 6 orang (4,8%).
5.1.2.4 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.4 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (n) Presentasi (%)
Wiraswasta 51 40,8
Pegawai Negeri dan Swasta 18 14,4
Tidak Bekerja 37 29,6
Pelajar 3 2,4
Petani dan Buruh 16 12,8
Total 125 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan pekerjaan wiraswasta se banyak 51 orang (40,8%), pasien dengan pekerjaan petani dan buruh sebanyak 16 orang (12,8%), pasien dengan pekerjaan pegawai negeri dan swasta sebanyak 18 orang (14,4%), pasien dengan pekerjaan mahasiswa atau pelajar sebanyak 3 orang (2,4%), dan pasien yang tidak bekerja sebanyak 37 orang (29,6%).
5.1.2.5 Distribusi Kondisi Akhir Pasien Keseluruhn
Tabel 5.5 Tabel Distribusi Kondisi Akhir Pasien Keseluruhan
Status Jumlah (n) Presentasi (%)
Meninggal 100 80 Pulang Paksa Dipulangkan 8 17 6,4 13,6 Total 125 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan status meninggal sebyak 100 orang (80%), pasien dengan status pulang paksa sebanyak 8 orang (6,4%), pasien dengan status dipulangkan sebanyak 17 orang (13,6%).
5.1.2.6 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta Tabel 5.6 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta
Diagnosis Jumlah (n) Presentasi (%)
Sistem Pernapasan 31 24,8
Sistem Pencernaan Sistem Saluran Kemih
Sistem Metabolik Sistem Saraf Sistem Kulit dan Otot
Dan lain-lain 25 20 6 5 12 26 20 16 4,8 4 9,6 20,8 Total 125 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan penyakit penyerta seperti penyakit sistem pernapasan sebanyak 31 orang (24,8%), pasien dengan penyakit sistem pencernaan sebanyak 25 orang (20%), pasien dengan penyakit sistem saluran kemih sebanyak 20 orang (16%), pasien dengan penyakit jantung, HIV (dan lain-lain) sebanyak 26 orang (20,8%), pasien dengan penyakit sistem kulit dan otot sebanyak 12 orang (9,6%), pasien dengan penyakit sistem metabolik sebanyak 6 orang (4,8%), dan pasien dengan penyakit sistem saraf sebanyak 5 orang (4%).
5.1.3 Hasil Analisa Data
5.1.3.1 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Jenis Kelamin Secara Keseluruhan
Tabel 5.8 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Jenis Kelamin Secara Keseluruhan
Berdasarkan data diatas didapat gambaran hematologi pasien sepsis secara keseluruhan berupa rata-rata gambaran hemoglobin pria sejumlah 9,92 ±2,58 g/dl, rata-rata hemoglobin wanita sejumlah 9,48 ±3,26 g/dl, dan rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,74 ±2,87 g/dl. Kemudian gambaran leukosit didapatkan rata-rata leukosit pada pria sejumlah 25,69 ±45,83 103/mm3, rata-rata leukosit wanita sejumlah 20,02 ±30,10 103/mm3, dan rata-rata leukosit total adalah 23,33 ±40,03 103/mm3. Selanjutnya rata-rata trombosit didapatkan bahwa rata-rata trombosit pada pria sejumlah 262,27 ±150,86 103/mm3, rata-rata trombosit wanita sejumlah 276,96 ±164,24 103/mm3, dan rata-rata trombosit total adalah 268,38 ±156,08 103/mm3.
Diagnosis ( Sepsis) Hematologi (g/dl)
Leukosit (103/mm3)
Trombosit (103/mm3)
Keseluruhan n Mean ±SD Mean ± SD Mean ± SD
Pria 73 9,92 ±2,58 25,69 ±45,83 262,27 ± 150,86 Wanita 52 9,48 ±3,26 20,02 ±30,10 276,96 ± 164,24
5.1.3.2 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Kelompok Usia Tabel 5.9 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Kelompok Usia
Kelompok Usia Hemoglobin (g/dl) Leukosit (103/mm3) Trombosit (103/mm3)
n Mean ±SD Mean ±SD Mean ±SD
18-40 33 10,66 ±3,36 14,03 ±12,70 243,93 ±138,83 41-60 61 9,02 ±2,49 29,34 ±54,73 281,03 ±169,07 61-75 29 10,18 ±2,76 21,94 ±17,05 278,06 ±149,18 >75 2 9,85 ±3,74 13,85 ±92,63 145,50 ±60,10
Berdasarkan data diatas didapat bahwa gambaran hematologi pasien sepsis dengan rentang usia 18-40 tahun dengan rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,06 ±3,36 g/dl, rata-rata leukosit total sejumlah 14,03 ±12,70 103/mm3, dan rata- rata trombosit total sejumlah 243,93 ±138,83 103/mm3. Gambaran hematologi pasien sepsis dengan rentang usia 41-60 tahun, rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,02 ±2,49 g/dl, rata-rata leukosit total sejumlah 29,34 ±54,73 103/mm3, dan rata-rata trombosit total sejumlah 281,03 ±169,07 103/mm3. Gambaran hematologi pasien sepsis dengan rentang usia 61-75 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,18 ±2,76 g/dl, rata-rata leukosit total sejumlah 21,94 ±17,05 103/mm3, dan rata-rata trombosit total sejumlah 278,06 ±149,18 103/mm3. Gambaran hematologi pasien sepsis usia diatas 75 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,85 ±3,74 g/dl, rata-rata leukosit total sejumlah 13,85 ±92,63 103/mm3, dan rata-rata trombosit total sejumlah 145,50 ±60,10 103/mm3.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Analisis Karakteristik Pasien
Berdasarkan karakteristik penelitian ini yang telah dipaparkan sebelumnya, jumlah pasien sepsis menurut jenis kelamin (Tabel 5.1) terbanyak adalah pria sebanyak 73 orang (58,4%), sedangkan pasien wanita sebanyak 52
orang (41,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Subroto (2002) di RS Dr. Sardjito Yogyakarta yang menyatakan bahwa angka kejadian sepsis pada pria lebih banyak daripada wanita. Kemudian menurut usia (Tabel 5.2) jumlah pasien sepsis terbanyak adalah dengan usia 41-60 tahun sebanyak 61 orang (48,8%), nomor dua terbanyak usia 18-40 tahun sebanyak 33 orang (26,4%), dan nomor tiga terbanyak adalah usia 61-75 tahun sebanyak 29 orang (23,2%). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subroto (2002) di RS Dr. Sardjito (2002) di RS Dr. Sardjito Yogyakarta yang menyebutkan bahwa proporsi usia terjadi sepsis antara 51-60 tahun sebanyak lebih dari 50 % dari total 275 pasien. Penelitian juga di lakukan Martin et al (2003) menyebutkan bahwa usia rata-rata pasien sepsis adalah 57,4 tahun. Pada karakteristik pasien sepsis menurut tingkat pendidikan (Tabel 5.3) didapatkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien dengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 72 orang (57,6%), dan yang paling sedikit adalah pasien dengan pendidikan terakhir sarjana sebanyak 6 orang (4,8%). Selanjutnya pada karakteristik pasien menurut pekerjaan (Tabel 5.4) didapatkan tiga jenis pekerjaan terbanyak adalah Wiraswasta sebanyak 51 orang (40,8%), Tidak Bekerja sebanyak 37 orang (29,6%) serta Pegawai Negeri/Swasta sebanyak 18 orang (14,4%).
Selanjutnya, berdasarkan penyakit penyerta pasien sepsis (Tabel 5.6) yang terbanyak adalah penyakit gangguan sistem pernapasan sebanyak 31 orang (24,8%) diikuti penyakit infeksi lainnya seperti HIV sebanyak 26 orang (20,8%) dan penyakit sistem pencernaan sebanyak 25 orang (20%). Hal ini sesuai dengan penelitian Shapiro (2010) yang menyebutkan bahwa penyebab paling umum sepsis adalah infeksis pada saluran napas dan urogenital. Juga hal ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh Dr. Shen (2010), menyatakan bahwa lokasi infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis adalah paru-paru serta penelitian yang dilakukan Subroto (2002) di RS Dr. Sardjito dari total 275 pasien sepsis 19,2 persen infeksi paru diikuti penyakit endokrin dan nefrologi.
Selanjutnya dari total 125 pasien sepsis, yang mengalami kematian sebanyak 100 orang (80%), pulang paksa sebnyak 8 orang (6,4%), dan dipulangkan sebanyak 17 orang (13,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian Widodo
(2004), menyebutkan bahwa dari total 160 pasien sepsis sebanyak 135 orang (84,9%) meninggal.
5.2.2 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya terjadi penurunan rata-rata hemoglobin pada semua pengelompokan pasien sepsis, baik menurut usia, jenis kelamin. Secara keseluruhan (Tabel 5.8) didapatkan rata-rata hemoglobin pria sejumlah 9,92 ±2,58 g/dl, wanita sejumlah 9,48 ±3,26 g/gl, dan total sejumlah 9,74 ±2,87 g/dl. Begitu juga halnya dengan usia (Tabel 5.9). Pasien sepsis usia 18-40 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,66 ±3,36 g/dl, usia 41-60 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,02 ±2,49 g/dl, usia 61-75 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,18 ±2,76 g/dl, dan usia >75 tahun hemoglobin total sejumlah 9,85 ±3,74 g/dl. Hal ini bisa terjadi karena sepsis menyebabkan berbagai kelainan pada lini eritrosit, antara lain gangguan deformabilitas, agregasi eritrosit, anemia, serta peningkatan hemoglobin bebas akibat peningkatan destruksi sel eritrosit. Keempat gangguan ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi, yang pada akhirnya akan memperberat disfungsi organ yang terjadi. Eritrosit memiliki kemampuan deformabilitas, yaitu kemampuan untuk berubah bentuk dan kembali ke bentuk semula tanpa terjadi ruptur pada situasi tertentu. Deformabilitas ini memegang peranan penting bagi sel darah merah dalam menjalankan fungsinya untuk menghantarkan oksigen hingga sirkulasi mikrovaskular. Kemampuan ini dikarenakan oleh bentuk eritrosit dan adanyakomponen elastik pada struktur korteks membran eritrosit. Penurunan deformabilitas pada sepsis akan meningkatkan waktu pengaliran darah, terutama mikrosirkulasi, sehingga berpengaruh negatif terhadap penghantaran oksigen ke jaringan dan dapat memperberat disfungsi organ yang terjadi. Pada sepsis dapat terjadi agregasi eritrosit, namun patofisiologi yang pasti belum diketahui. Hal ini dapat terlihat melalui peningkatan laju endap darah. Kelainan pada membran sel eritrosit juga dapat mengakibatkan peningkatan penghancuran sel. Bila terjadi peningkatan penghancuran eritrosit, maka kadar hemoglobin bebas akan
meningkat. Anemia pada penderita dengan sepsis berat bisa terjadi akibat pendarahan. Dalam kebanyakan kasus, pada pasien sepsis didiagnosis sumber kehilangan darah yang jelas. Sumber anemia mungkin kurang jelas pada pasien yang menjadi septik akibat trauma besar dengan perdarahan langsung ke dalam jaringan lunak dalam hal ini seperti perdarahan retroperitoneum. Sepsis dapat memicu DIC dengan hemolisis karena fragmentasi sel darah merah. Sekitar 25% pasien dengan DIC akan memiliki bukti klinis hemolisis mikroangiopati diwujudkan oleh adanya schistocytes pada apusan darah tepi mereka (Goyette et al.,2004).
Pada rata-rata jumlah leukosit secara keseluruhan ditemukan peningkatan jumlah leukosit pada pengelompokan pasien. Rata-rata jumlah leukosit menurut jenis kelamin (Tabel 5.8) di peroleh rata-rata leukosit pria adalah 25,69 ±45,83 103/mm3, sedangkan pada wanita 20,02 ±30,10 103/mm3 dan total sejumlah 23,33 ±40,03 103/mm3. Jumlah tersebut cukup jauh dari normal yaitu 5,0-10,0 103/mm3 (WebMd, 2012). Berdasarkan pengelompokan menurut usia (Tabel 5.9) jumlah rata-rata leukosit tertinggi adalah pada kelompok usia 41-60 tahun yaitu 29,34 ±54,73 103/mm3. Sedangakan pada usia 61-75 tahun yaitu 21,94 ±17,05 103/mm3 dan terendah pada usia >75 tahun yaitu 13,85 ±92,63 103/mm3. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Goyette et al (2004) bahwa ada perubahan leukosit yang umum pada pasien dengan sepsis berat. Leukositosis netrofilik adalah manifestasi umum dari sepsis. Neutropenia pada penderita sepsis merupakan hasil dari penipisan prekursor granulosit sumsum tulang, sebuah granulositik atau perpindahan leukosit ke dalam fokus yang terinfeksi dalam jumlah yang melebihi kemampuan sumsum tulang untuk menggantikan mereka secara tepat waktu. Pada pasien dewasa yang mengalami sepsis berat lebih sedikit yang mengalami hal ini daripada pasien anak.
Selanjutnya jumlah rata-rata trombosit secara umum ditemukan masih dalam batas normal pada seluruh pengelompkan pasien. Berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.8) rata-rata jumlah trombosit pasien pria adalah 262,27 ±150,86 103/mm3, rata-rata trombosit pada wanita adalah 2276,96 ±164,24 103/mm3, dan total sejumlah 268,38 ±156,08 103/mm3. Bersadarkan pengelompokan menurut
usia (Tabel 5.9) yaitu 3 urutan tertinggi masing-masing usia 41-60 sejumlah 281,03 ±169,07 103/mm3, usia 61-75 tahun sejumlah 278,06 ±149,18 103/mm3, dan umur 18-40 tahun sejumlah 243,93 ±138,83 103/mm3. Tentu hal ini tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Goyette et al (2004) bahwa trombositopenia adalah gejala yang sering terjadi pada penyakit kritis, umumnya digunakan dalam uji klinis terapi sepsis berat sebagai penanda disfungsi sistem organ hematologi. Dalam sebuah penelitian dari populasi ICU, sepsis telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama untuk trombositopenia. Sepsis yang terkait trombositopenia berasal dari banyak faktor. Dalam sebuah eksperimen sepsis, trombosit yang melekat pada endotel diaktifkan dalam beberapa organ. Mediator inflamasi dan produk bakteri seperti endotoksin dapat berkontribusi dalam terjadinya trombositopenia pada sepsis dengan meningkatkan reaktivitas dan adhesivitas platelet.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Gambaran hematologi pada pasien Sepsis di RSUP HAM tahun 2014 secara keseluruhan adalah ditemukannya penurunan jumlah hemoglobin dengan nilai rata-rata 9,74 g/dl, peningkatan jumlah leukosit dengan nilai rata-rata 23,33 103/mm3, dan trombosit dalam batas normal dengan nilai rata-rata 268,38 103/mm3.
2. Usia pasien Sepsis terbanyak secara keseluruhan adalah pada rentang usia 41-60 tahun sebanyak 48,8%.
3. Secara keseluruhan jumlah pasien Sepsis pria (58,4%) lebih banyak dari pada jumlah pasien Sepsis wanita (41,6%).
4. Jenis pekerjaan pasien Sepsis terbanyak adalah Wiraswasta, yaitu sebanyak 40,8%.
5. Tingkat pendidikan pasien Sepsis terbanyak adalah SLTA, yaitu sebanyak 57,6%.
6. Jumlah pasien Sepsis yang sesuai dengan kriteria inklusi dan diikutsertakan dalam penelitian adalah 125 orang.
7. Dari 125 pasien Sepsis yang diikutsertakan dalam penelitian didapatkan kondisi akhir pasien yang meninggal sebanyak 100 orang (80%), dipulangkan sebanyak 17 orang (13,6%), dan pulang paksa sebanyak 8 orang (6,4%).
8. Diagnosa penyerta terbanyak pasien Sepsis adalah penyakit sistem pernapasan.
6.2 Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalankan oleh peneliti dalam menyelesaikan penenelitian ini peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Karena itu ada beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang telah berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu:
1. Bagi bagian administrasi baik administrasi Fakultas Kedokteran USU maupun administrasi RSUP HAM agar lebih mempermudah dan mempercepat pengurusan syarat-syarat izin penelitian agar peneli-peneliti berikutnya lebih mudah melakukan penelitian sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.
2. Bagian intalasi rekam medis khususnya bagian rekam medis departemen penyakit dalam agar lebih memperlengkap data rekam medis sehingga mempermudah peneliti-peneliti berikutnya untuk melakukan pengambilan data penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, D., et al., 2003. “The Use of Immatane to Total Neutrophil (IT) Ratio to Detect Bacteremia in Neonatal Sepsis”. Journal Laboratory Medicine & Quality Assurance; 25: hh 237-242.
American Collage of Chest Physcians/Society of Christical Care Medicine Consensus Conference : Definition of Sepsis and Organ Failure and Guidelines for the Use of Innovative Therapies in Sepsis, 1992. Critical Care Medicine : 20(6).
Bone, R. C., et al., 1992. Definitions for Sepsis and Organ Failure and Guidelines for The Use of Innovative Therapies In Sepsis. The ACCP/SCCM Consensus Conference Committee. American College of Chest Physicians /Society of Critical Care Medicine. Chest 101: 1644-1655.
Brook I., 2008. “Bacteremia and Septicemia due to Anaerobic Bacteria in Newborns”. Journal of Neonatal-Perinatal Medicine I: 201-208.
Budhiarso, H., 2000. “Rasio Imatur/Total Neutrofil (I/T) pada Sediaan Apus Darah Tepi Sebagai Petanda Dini Sepsis Bakterial pada Anak”. Semarang: Universitas Diponegoro press.
Chung, C. S., et al., 2003. ”Inhibition of Fas/Fas Ligand Signalling Improves Septic Survival: Differential Effects on Macrophage Apoptotic and Functional Capacity”. J Leukoc Biol 74:344 -351.
Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. New York: McGraw-Hill Companies, Inc, 1333-1352.
Goyette, R. E., et al., 2004.”Hematologic Changes in Sepsis and Their Therapeutic Implication”. Michagin: The University of Michagin USA. Available from : http//www.experiencemedicalwriter.com, diunduh pada 18 April 2015.
Guntur, A.H., 2007. “Sepsis”. Dalam : Sudoyo, A.W., Setiyohardi. B., Alwi, I., dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FK UI: 1862-5.
H, Herald., 2010. “Sepsis”. Dalam : Jurnal Anestesia & Critical Care. 2010. Available from : http : // indonesia. digitaljournals. Org / index. Php / majacc/ article/ view/ 163[access : 20 April 2015].
Hiew, T. M., et al., 1992. “Clinical Features and Haematological Indices of Bacterial Infection in Young Infants”. Singapore Medical Journal ;vol 33: hh 125-130.
Hotchkiss, R. S., et al., 1999. “Apoptotic Cell Death in Patients with Sepsis, Shock and Multiple Organ Dysfunction”.Crit Care Med27:1230-1251.
Irwan, Danny. 2012. “Profil Penderirta Sepsis Akibat Bakteri Penghasil Penderita
Sepsis Akibat Bakteri Penghasil ES BL”. J Peny Dalam, Vol. 13, No1.1. Juwono, R., dan Prayitno, A., 2003. Terapi Antibiotika, dalam Aslam, M., Tan,
C.K., Prayitno, A. (Editor), Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, hal. 321-331, Elex Media Komputindo.
LaRosa, S. P., 2010. ‘Sepsis’. In: Gordon, S., ed. Current Clinical Medicine. 2nd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, 720-725.
Lokeshwar, M. R., et al,. 2005. “Immuno-Hematology of Neonatal Sepsis”. http.//pedblood.org/downloads/Hemolytic_Anemia/immunohematology%20o f%20neonatalsepsis.doc, diunduh pada 24 Mei 2015.
Martin, G. S., et al., 2003. TheEpidemiology of Sepsis in the United State. N Engl J. Med; 348:1546-155.
Moore, Laura J dan Federuck A. Moore. 2012. “Epidemiology of Sepsis in Surgical Patients”. Elsevier Inc. Surg Clin N Am, 92 (2012) 1425-1443. Opal, S. M. 2012. “Septicemia”.In: Ferri et al., ed. Ferri’s Clinical Advisor 2012:
5 Books in 1. Philadelphia: Elsevier Mosby, 924-925.
Parafan M. A., and Ruiz G. O., 2004. Sepsis. New York; Springer Science + Business.
Philip, A. G. S., and Hewitt J. R., 1980. “Early Diagnosis of Neonatal Sepsis”. Pediatric;65:hh 1036-1041.
Shapiro, N. I., et al., 2010. “Sepsis Syndromes”. In: Marx et al., ed. Rosen’s
Emergency Medicine Concepts and Clinical Practice. 7th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier, 1869-1879.
Shen, H. N., Lu, C. L., Yang, H. H., 2010. Epidemiologic Trend of Severe Sepsis in Taiwan from 1997 Through 2006. Chest Journal. 138 (2) : 298-304.
Subroto, Y. W., dan Loehoeri, S., 2002. ‘Profil pasien yang didiagnosis dengan sepsis’. Dalam : Berkala Ilmu Kedokteran, Vol 35. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Tannehill, D. 2012. “Treating Severe Sepsis & Septic Shock in 2012”. USA: Departement of Critical Core Medicine, Saint Louis University.
Vincent., et al., 2006. “Sepsis in European intensive care units: results of the SOAP study”. Crit Care Med;34(2):344-53.
Warren, John D., et al. 1994. “Dasar Biologi dan Klinis Penyakit Infeksi Edisi
Keempat”.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Pp:521.
WebMD., 2012. “Complete Blood Count (CBC)”. Available from : http://www.webmd.com/a-to-zguides/complete-blood-count-cbc. [Accessed : 26 April 2015]
Widodo, D., 2004. The Clinical, Laboratory, And Microbiological Profile Of Patients With Sepsis At The Internal Medicine Inpatient Unit Of Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. Jakarta. Med J Indones 13: 90- 95.
Nama : Rizky Ivan Drinatha Damanik
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 17 Maret 1993
Warga Negara : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Abdul Hakim, Medan
Nomor Handphone : 085371007736
Alamat Email : rizkyivan30@yahoo.com
Orang Tua : Ayah : Samen Damanik,B.A
Ibu : Karonim Purba, Spd
Riwayat Pendidikan :
1. SD NEGERI NO 121308 (1999 - 2005) 2. SMP RK BINTANG TIMUR (2005- 2008) 3. SMA RK BUDI MULIA (2008 - 2011)
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2012 - sekarang)
Riwayat Pelatihan :
1. Seminar dan Workshop Basic Life Support & Traumatology TBM FK USU 2013
2. Pengabdian Masyarakat KMK FK USU 2013
1 Laki-Laki 67 SMA Wiraswasta Pneumonia Efusi Pleura 10.2 47400 295000 Meninggal
2 Laki-Laki 54 SMA Petani Pneumonia HIV 7 15900 457000 Meninggal
3 Perempuan 57 SD Petani CKD stage V Perdarahan 3.8 223100 26000 Meninggal
4 Perempuan 48 SMA IRT CKD stage V DM 2 8.8 12400 233000 Meninggal
5 Perempuan 67 SD IRT Liver Metastase Sirosis Hepatis 10.1 16400 209000 Meninggal
6 Laki-Laki 61 SD Wiraswasta CKD stage V
Uremia
Ensefalopati 4.8 14100 527000
Pulang Paksa
7 Perempuan 45 SMP IRT Syok sepsis Cholangitis 8.3 8300 228000 Meninggal
8 Laki-Laki 72 SMP Petani Pneumonia CHF,Dislipidemia 8.5 17600 395000 Meninggal
9 Perempuan 57 Sarjana
Pegawai
Negeri Uremia Ensefalitis DM 2 5.9 10200 276000 Meninggal
10 Perempuan 66 SMA Wiraswasta Gagal jantung Pneumonia 8.4 16300 386000 Meninggal
11 Perempuan 53 SD IRT Hipertensi DM 2 7.6 10500 583000 Meninggal
12 Perempuan 41 SD IRT Uremia Encefalopati CKD 7.7 26100 580000 Meninggal
13 Laki-Laki 38 SMP
Pegawai
Negeri HIV stage III Diare Kronis 9.3 1800 169000 Meninggal
14 Laki-Laki 46 SMA Wiraswasta HIV stage IV Oral Candidiasis 8.4 900 112000 Meninggal
15 Perempuan 57 SMA
Pegawai
Negeri Abses Thoracalis DM 2 13 16600 164000 Meninggal
16 Laki-Laki 59 SMA Wiraswasta Pneumonia CKD stage V 12.5 21800 307000 Dipulangkan
17 Laki-Laki 51 SD Petani Pneumonia DM2 10.8 28500 530000 Dipulangkan
18 Laki-Laki 57 SMA Wiraswasta
Ketoasidosis
Metabolik Severe Sepsis 10.7 35800 337000 Meninggal
23 Perempuan 70 SD IRT Cholesistitis Cholelitiasis 12.1 18700 200000 Meninggal
24 Laki-Laki 39 SMP Wiraswasta Pneumonia CKD 8.8 20700 403000 Dipulangkan
25 Laki-Laki 61 SMP Wiraswasta Syok Sepsis Penumonia 14.5 20000 135000 Meninggal
26 Laki-Laki 39 SMP Petani
Batu Saluran
Kemih ISK 15.6 19800 334000 Meninggal
27 Perempuan 28 SMA Wiraswasta Urosepsis
Ketoasidosis
Metabol 16.9 19400 368000 Meninggal
28 Laki-Laki 30 SMA Wiraswasta Pneumonia HIV 8.9 4700 56000 Meninggal
29 Perempuan 57 SMA IRT CKD DM2,Hipettensi 6.4 16700 302000 Meninggal
30 Laki-Laki 69 SD Petani
PPOK
Eksaserbasi Hernia Scrotalis 15.8 11100 175000 Meninggal
31 Laki-Laki 44 SMA Petani Peritonitis CA Colon 5.6 25700 54000 Meninggal
32 Laki-Laki 38 SMA Wiraswasta CKD stage V Kejang 4.9 4500 101000
Pulang Paksa
33 Laki-Laki 55 SMA Wiraswasta Pneumonia CKD stage V 9.5 15400 26100 Meninggal
34 Perempuan 45 SMA IRT Pneumonia TB,PSMBA 5.9 14000 497000 Meninggal
35 Laki-Laki 44 Sarjana
Pegawai
Negeri Cholangitis CA Cholangioma 13.5 4500 183000 Dipulangkan
36 Laki-Laki 75 SMA Pensiunan Pneumonia CKD 10 23300 156000 Meninggal
37 Perempuan 59 SMA
Pegawai
Negeri Syok Sepsis Cholangitis 8.1 15300 472000 Meninggal
43 Laki-Laki 51 SD Wiraswasta Diabetikum CKD,DM 2 7.3 21300 640000 Meninggal
44 Perempuan 53 SMA IRT
Ulkus
Diabetikum DM 2 9.1 22100 297000 Meninggal
45 Laki-Laki 45 SD Petani
CA Caput
Pankreas Cholangitis 10.3 11300 106000 Meninggal
46 Perempuan 22 SD Mahasiswa Pneumonia TB Paru 9.6 13200 612000
Pulang Paksa
47 Laki-Laki 78 SMP Wiraswasta Tumor gaster Syok Sepsis 7.2 20400 103000 Meninggal
48 Laki-Laki 47 SMA Wiraswasta HIV stage IV Diare Kronis 8.6 3500 224000 Meninggal
49 Laki-Laki 27 SMP Wiraswasta Pneumonia Diare 10.9 8400 119000 Meninggal
50 Laki-Laki 40 SMA Petani HIV Efusi Pleura 10.4 37200 429000 Meninggal
51 Perempuan 34 SMA Wiraswasta Pneumonia CKD 14.9 27900 242000 Meninggal
52 Laki-Laki 29 SMA Wiraswasta Pneumonia HIV stage IV 9.1 9900 178000 Dipulangkan
53 Laki-Laki 37 SMA
Pegawai
Negeri Selulitis CKD 12.9 49800 172000
Pulang Paksa
54 Perempuan 21 SMA Mahasiswa Demam tifoid Syok sepsis 12.8 1700 84000 Meninggal
55 Perempuan 43 SMA
Pegawai
Negeri Urosepsis
Uremic
Ensefalopati 10.3 18700 47000 Meninggal
56 Perempuan 25 SMA Wiraswasta
Toksik radonisida
Aspirasi
Pneumonia 14.9 27900 242000 Meninggal
57 Laki-Laki 58 SMA Wiraswasta Cholangitis Kidney Injury 12.5 28700 119000 Meninggal
58 Laki-Laki 52 SMA
Pegawai
63 Laki-Laki 62 SMA Wiraswasta Syok Sepsis Cholangitis 9.8 84600 171000 Meninggal
64 Laki-Laki 38 SMA
Pegawai
Negeri Tumor Kidney Injury 12 32300 211000 Meninggal
65 Perempuan 59 SMA IRT Colesistitis Hiponatremia 9.3 12800 459000 Dipulangkan
66 Laki-Laki 53 SMP Petani Pneumonia CKD 9.2 31400 116000
Pulang Paksa
67 Laki-Laki 48 SMA Wiraswasta Peritonitis Apendix 13.6 14900 227000 Meninggal
68 Perempuan 27 SMA IRT Gagal Napas CKD 6.4 5100 218000 Meninggal
69 Perempuan 52 SMA IRT Urosepsis CKD stage V 6.1 13400 220000 Meninggal
70 Laki-Laki 60 SMP Wiraswasta Arthritis CKD stage V 14.6 28200 133000 Meninggal
71 Perempuan 36 SMA IRT CKD stage V Pneumonia 4.7 8900 193000 Dipulangkan
72 Perempuan 58 SD IRT DM 2 CKD stage V 9 18500 618000 Meninggal
73 Laki-Laki 53 SMA
Pegawai
Negeri MODS Sepsis Hipoglikemia 7.2 31500 150000 Meninggal
74 Laki-Laki 32 SMA
Pegawai
Negeri Pneumonia Anemia,Hipoalbumin 8.7 10100 261000 Meninggal
75 Laki-Laki 62 SMA
Pegawai
Negeri Cholangitis Obstructive Jaundice 13 28600 244000 Meninggal