• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Unit Penyimpanan Amoniak

Unit penyimpanan amoniak terdapat di utilitas II pabrik II PT Petrokimia Gresik. Unit ini merupakan unit penyimpanan amoniak yang berasal dari pabrik I yang merupakan sisa amoniak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea selain itu unit penyimpanan amoniak ini memasok amoniak ke ZA I/III di pabrik I, NPK PHONSKA di pabrik II, dan ZA II di pabrik III, Selain dari unit I tadi unit penyimpanan amoniak juga memperoleh pasokan amoniak dari pupuk kaltim melalui kapal.

Unit penyimpanan amoniak di utilitas II pabrik II terdiri dari 3 storage antara lain 11 TK 801, 06 TK 801, dan 25 TK 801 yang masing-masing kapasitasnya 7.500 ton untuk tangki 11 TK 801, 10.000 ton untuk tangki 06 TK 801, dan 10.000 ton untuk tangki 25 TK 801 tetapi untuk 25 TK 801 pada waktu dilakukan penelitian belum di isi masih dalam proses finishing.

Pada dasarnya ke tiga tangki di atas sama dalam hal desain tangki yang membedakan hanyalah kapasitas tangki. Pada unit penyimpanan amoniak dikendalikan dengan sistem DCS (Distributed Computer System) yang terdapat di masing-masing Control Room, untuk tangki 11 TK 801

38

commit to user

dan 6 TK 801 dikendalikan dalam satu control room, namun untuk tangki 25 TK 801 dikendalikan dalam control room tersendiri yang pada waktu penelitian dilakukan masih dalam proses finishing.

Control room merupakan suatu tempat untuk mengontrol semua proses yang ada di unit penyimpanan jadi semua dikendalikan melalui sistem komputer, untuk setiap shift terdapat 3 operator yang bertugas untuk mengontrol semua proses yang terjadi di storage amoniak mulai dari tekanan tangki, uap, jumlah amoniak yang ada dalam tangki dan sistem loading amoniak. Dalam control room tersebut terdapat perlengkapan keselamatan seperti APAR, Breathing Apparatus, APD (Alat Pelindung Diri), kotak P3K dan di area penyimpanan amoniak terdapat safety shower sebagai pertolongan pertama jika terkena amoniak. Semua alat keselamatan tersebut dilakukan pemeriksaan kelayakannya secara berkala.

Amoniak disimpan dalam storage harus diubah dalam bentuk cair untuk mempermudah proses pemindahannya tetapi perlu di ingat bahwa amoniak merupakan gas yang ringan dan mudah menguap oleh karena itu dalam konstruksi tangki amoniak dilengkapi dengan isolasi pelindung hal ini dimaksudkan agar beban compressor tidak berat oleh banyaknya uap amoniak yang terbentuk. Isolasi panas adalah material atau kombinasi dan beberapa material yang digunakan untuk memperlambat laju perpindahan panas karena konduski, konveksi, dan radiasi.

commit to user

Pada tangki penyimpanan amoniak terdapat alat pengaman yang berfungsi untuk mencegah hal-hal yang dapat menyebabkan kebocoran pada tangki.

Pengaman-pengaman (safety device) pada sistem tangki penyimpanan amoniak, diantaranya adalah :

a. Refrigerated sytem

Sistem ini berfungsi untuk mengubah uap yang dapat meningkatkan tekanan dalam tangki menjadi liquid dengan sistem kondensasi.

b. Incenerator burner

Sistem ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dengan cara membakar gas yang dapat meningkatkan tekanan tangki.

c. Safety Valve

Pada tangki terdapat 2 safety valve yang terdapat di bagian atas tangki, valve ini berfungsi jika refrigerated system dan incenerator burner tidak dapat berfungsi dengan baik untuk menurunkan tekanan dalam tangki, maka valve bekerja dengan membuka secara otomatis jika tekanan naik dan mengeluarkan amoniak ke udara luar dengan catatan bahwa amoniak yang dikeluarkan ke udara luar masih berada dalam batas aman, kemudian valve akan menutup kembali secara otomatis seiring dengan penurunan tekanan.

commit to user

Unit penyimpanan amoniak mempunyai potensi bahaya untuk terjadi kebocoran pada tangki amoniak. Paparan amoniak dimungkinkan dapat terjadi karena 2 hal yaitu :

a. Faktor Kegagalan Operasi

Kegagalan operasi bisa berupa terjadinya penyimpangan kondisi pada tangki, seperti kelebihan tekanan banyaknya uap dalam tangki dan kelebihan volume yang melebihi batas setting tangki yang ditetapkan. Variasi penyebab penyimpangan-penyimpangan ini bisa oleh karena kegagalan kerja kompresor, kegagalan sistem instrumentasi atau karena perubahan sendirinya oleh karena kondisi temperatur lingkungan yang ekstrim yang mempengaruhi sistem tekanan dalam tangki.

b. Faktor Kerusakan Konstruksi

Kerusakan konstruksi tangki yang menyebabkan terjadinya kebocoran amoniak disebabkan oleh beberapa faktor seperti salah desain, salah dalam pengerjaan saat konstruksi atau salah dalam pemilihan spesifikasi material yang digunakan yang kemudian berakibat pada turunnya kualitas yang berpengaruh terhadap faktor fatique dan kemudahan korosi.

commit to user

2. Mekanisme Operasional Tanggap Darurat Kebocoran Amoniak

Kebocoran gas amoniak

Penanggulangan awal

Penanggulangan lanjut gagal dan kebocoran NH3 masih berlangsung

Menyemprotkan dengan air hydrant monitor oleh operator

Operator melapor karunya (Lewat HT Operasional) tentang kejadian serta kegagalan penanggulangan awal

1. Menutup Valve yang bocor oleh operator

2. Karu menghubungi inspektur keselamatan pabrik II

3. Inspektur KK datang dengan memakai APD lengkap dan alat ukur gas

1. Laporan kegagalan penanggulangan lanjut mulai dari Karu, Kasi, Kabag, Kadep, sampai Kakomp

2. Bersama-sama berkoordinasi untuk menetapkan keadaan darurat pabrik Karyawan yang pertama kali melihat (operator)

melaporkan ke karunya bahwa ada kebocoran amoniak.

bersambung

commit to user

Gambar 3. Mekanisme Penanggulangan Kebocoran Amoniak Sumber : Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik, 2008

Bersambung sambungan

Keadaan Darurat Pabrik Tingkat I

1. Regu PMK membawa fire truck tambahan dan melakukan penanggulangan

2. Tim rescue membawa ambulance segera menuju lokasi untuk mencari korban dan mengamankan korban ke pos emergency 3. Kabag Daling menugaskan staffnya untuk

memantau/mengukur kadar pencemaran di kawasan perusahaan

4. Inspektur KK membantu penanggulangan Penanggulangan

Keadaan Darurat Pabrik Tingkat I

1. Menghubungi operator telepon di 2333 agar mengaktifkan console system keadaan darurat dan mengumumkan untuk dilakukan evakuasi 2. Menentukan jalur evakuasi berdasarkan arah

angin oleh kakomp

3. Menghubungi PMK /tim rescue oleh kabag 4. Mengaktifkan sirine evakuasi oleh PMK 5. Menentukan dan mengumumkan posko

keadaan darurat

Penanggulangan

Keadaan Darurat Pabrik Tingkat I Berhasil

1. Paparan gas amoniak sudah di bawah NAB.

2. Evakuasi telah selesai dilaksanakan 3. Tindakan penanggulangan keadaan darurat

telah selesai dan kondisi disekitar lokasi telah aman

4. Sistem komunikasi keadaan darurat pabrik ke normal operasi

5. Mengaktifkan sirine keadaan aman Status pasca keadaan

darurat

1. Mengamankan tempat kejadian dan

membiarkan dalam keadaan status quo guna investigasi.

2. Memasang safety line.

3. Membentuk tim investigasi.

4. Perbaikan dan rehabilitasi.

Selesai

commit to user

Mekanisme pelaksanaan tanggap darurat kebocoran amoniak ini mengacu pada prosedur penanggulangan kebocoran cairan dan gas yang dibuat oleh PT Petrokimia Gresik.

3. Sarana/fasililitas tanggap darurat kebocoran amoniak a. Tempat Keadaan Darurat

1) Pos komando

Pos komando adalah suatu tempat bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap paling aman yang tidak akan terpengaruh oleh keadaan darurat, dan di tempat ini ketua tim penanggulangan kebocoran amoniak dalam hal ini adalah Kepala Kompartemen Pabrik II memberikan komando-komandonya. Pos komando berada di gedung Departemen Keamanan pabrik II. Penentuan pos komando ini jaraknya sudah diperhitungkan dengan sumber kebocoran jika terjadi kebocoran pada tangki amoniak dengan asumsi bahwa bau amoniak masih dalam batas normal jika sampai ke pos komando.

Gambar 4. Denah Pos Komando Pabrik II Sumber : Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik, 2011

commit to user

2) Pos Darurat (Emergency Post)

Adalah suatu tempat yang dipilih dan dianggap aman yang tidak akan banyak terpengaruh oleh keadaan darurat, berjarak tidak terlalu jauh dari tempat kejadian sehingga dapat secara langsung mengawasi penanggulangan, dan di tempat ini Ketua Tim Operasi melakukan komando penanggulangan, dalam hal ini yang menjadi ketua tim operasi penanggulangan kebocoran amoniak adalah Kepala Departemen Utilitas II. Pos darurat ini sifatnya fleksibel jadi ditentukan pada saat terjadi keadaan darurat yang mana ditentukan oleh ketua tim penanggulangan berkoordinasi bersama anggota penanggulangan.

3) Pos Pertolongan Pertama

Adalah tempat yang berdekatan dengan pos darurat yang digunakan oleh tim medis untuk melakukan tindakan PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) bagi para korban sebelum dikirim ke Rumah Sakit PT Petrokimia Gresik atau Rumah Sakit rujukan lainnya. Pos pertolongan pertama ini juga ditentukan bersamaan dengan penentuan pos darurat.

4) Tempat Berkumpul Sementara (Assembly Point)

Adalah suatu tempat yang telah ditentukan, aman terhadap dampak keadaan darurat, diberi papan dengan tanda AP, yang merupakan tempat berkumpul sementara bagi para karyawan dan/atau personil yang tidak terlibat langsung dalam tindakan

commit to user

penanggulangan sebelum dibawa ke tempat evakuasi atau tempat aman mutlak.

Assembly Point dibangun sesuai dengan kapasitas karyawan yang bekerja di daerah tersebut dan dapat dijangkau dari segala arah.

G a G

Gambar 5. Denah Assembly Point Pabrik II Sumber : Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik, 2011 5) Tempat Evakuasi Aman Mutlak

Adalah tempat yang digunakan untuk berkumpul bagi orang-orang yang dievakuasi. Tempat evakuasi aman mutlak ditempatkan di Gedung SOR (Sarana Olah Raga) PT Petrokimia Gresik yang mana sarana transportasi evakuasi dengan menggunakan bus.

commit to user

b. Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi untuk menanggulangi jika terjadi keadaan darurat kebocoran amoniak tidak dibuat satu arah saja, melainkan beberapa arah, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses evakuasi yang mana proses evakuasi dapat dilakukan berlawanan arah angin dari sumber kebocoran amoniak.

Jalur evakuasi di unit penyimpanan amoniak banyak diakses dari segala arah sehingga apabila terjadi kebocoran dapat dilakukan proses evakuasi dari segala arah tergantung arah angin sumber kebocoran.

Jalur evakuasi yang berada di belakang tangki penyimpanan amoniak sebenarnya cukup besar dan dapat digunakan untuk manuver fire truck maupun mobil evakuasi untuk proses evakuasi, namun jalur evakuasi ini banyak dipenuhi lumpur dan becek.

Jalur evakuasi di PT Petrokimia Gresik selalu disosialisasikan kepada seluruh karyawan PT Petrokimia Gresik baik karyawan shift maupun karyawan non shift melalui latihan-latihan yang diselenggarakan oleh Departemen LK3 secara rutin yaitu setiap 1 tahun sekali dan dilengkapi dengan peta evakuasi yang berfungsi untuk menunjukkan arah atau rute yang harus dilalui bila terjadi keadaan darurat.

commit to user

c. Sarana Pemadam Kabakaran

Kebocoran amoniak media penanggulangannya dengan menggunakan media air, oleh karena itu sarana proteksi kebakaran yang digunakan untuk menanggulangi kebocoran amoniak adalah : 1) Fire protection Fixed System

Fire protection fixed system berupa automatic water sprinkler.

Sarana pemadam sistem sprinkler ditempatkan khusus di sekeliling ammonia storage tank dan digunakan apabila terjadi kebocoran amoniak. Sistem kerjanya adalah dengan membuka valve pengaman, air akan menyelimuti seluruh bagian tangki amonia.

2) Instalasi Fire Hydrant

Di seluruh unit penyimpanan amoniak telah dipasang jaringan pipa air pemadam kebakaran (fire water line) yang dilengkapi dengan hydrant, baik hydrant pilar maupun hydrant monitor yang dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali meliputi selang, nozzle, kunci-kunci selang, maupun kopling penyambung.

Di unit penyimpanan amoniak memiliki 3 hydrant monitor dan 3 hydrant pilar yang masing-masing dipasang pada tiap tangki penyimpanan. Salah satu Hydrant monitor yang berada di unit penyimpanan amoniak pada waktu dilakukan observasi tidak ada nozzle dan selang nya selain itu pipa hydrant terlihat sudah berkarat.

commit to user

3) Tirai Air

Tirai air merupakan tirai air yang berbentuk payung yang merupakan lapisan air yang tipis tidak terputus-putus. Manfaat tirai air yaitu :

a) Pemakaian air sedikit.

b) Air yang membanjir kurang, mengurangi kerusakan peralatan oleh air.

c) Melindungi regu PMK (Pemadam Kebakaran) dari gas amoniak.

4) Pompa Pemadam

Air hydrant di unit penyimpanan amoniak merupakan jenis air hydrant bertekanan dan bekerja secara otomatis bila tekanan air naik atau turun yang dijalankan oleh :

a) Jockey pump bertugas untuk menjaga tekanan air statis dalam pipa hydrant.

b) Electric Fire Water Motor Pump (Main Pump) bekerja secara otomatis bila jockey pump turun hingga di bawah setting.

c) Diesel Fire Water Pump pada umumnya bekerja secara otomatis bila aliran listrik terputus/main pump mengalami kegagalan start. Dapat dimatikan manual jika tekanan air kembali start.

commit to user

Pompa pemadam yang digunakan di unit penyimpanan amoniak berasal dari pompa pemadam yang berada di pabrik II, antara lain :

a) Electric Fire Water Jockey Pump (JP-973) dengan kapasitas 30 m3/jam.

b) Electric Fire Water Jockey Pump (JP-976) dengan kapasitas 30 m3/jam.

c) Electric Fire Water Motor Pump (MP-971) dengan kapasitas 250 m3/jam.

d) Electrical Fire Water Motor Pump (MP-974) dengan kapasitas 250 m3/jam.

e) Diesel Fire Water Pump (DP-972) dengan kapasitas 250 m3/jam.

f) Diesel Fire Water Pump (DP-975) dengan kapasitas 250 m3/jam.

5) Kendaraan Pemadam Kebakaran (Fire Truck)

Bagian Pemadam Kebakaran memiliki 7 Fire Truck dengan kapasitas dan media yang berbeda. Fire truck di Bagian PMK (Pemadam Kebakaran) PT Petrokimia Gresik dilakukan pengujian setiap hari dengan memanasi armada damkar pada setiap awal dan akhir pergantian shift ± 15 menit, untuk pemanasan pada shift I mobil damkar agar diparkir di luar, sedangkan untuk shift II dan III cukup dipanasi di tempat. Perbaikan fire truck dilakukan oleh

commit to user

bagian bengkel transport di bawah Departemen hukum dan sekretariat. Berikut jenis fire truck yang dimiliki PT Petrokimia Gresik :

a) Fire Truck No.Pol W-8497-E Kapasitas tangki : 4000 L Media Pemadam : Foam

Pompa Air : Portable pump (pompa digerakkan oleh mesin diesel dengan bahan bakar bensin)

b) Fire Truck No.Pol W-9337-E (1) Kapasitas : 4000 L

Media : Air

(2) Kapasitas : 1000 L Media : Busa/foam

Jenis pompa : Power Take Off/PTO (Pompa digerakkan dengan mesin truck)

c) Fire Truck No.Pol W-8849-F (1) Kapasitas : 3000 L

Media : Air (2) Kapasitas : 300 L

Media : Busa/Foam

Jenis pompa : Power Take OFF/PTO (Pompa digerakkan dengan mesin truck)

d) Fire Truck No.Pol W-8498-F

commit to user

Kapasitas : 2000 L

Media : Air

Jenis pompa : Pompa Power Take Off ( Pompa yang degerakkan dengan mesin truck)

e) Fire Truck No.Pol W-8920-B Kapasitas : 6000 L

Media : Air

Jenis pompa : Portable Pump f) Fire Truck No.Pol W-9320-B

Kapasitas : 9500 L

Media : Air

Jenis pompa : Portable Pump g) Fire Truck No.Pol W-8253-B

(1) Kapasitas : 4500 L Media : Air

(2) Kapasitas : 1000 L Media : Busa/foam

Jenis Pompa : PTO (Power Take Off) 6) Kendaraan Rescue dan Ambulance

a) Mobil rescue W 8267 D membawa peralatan rescue.

b) Mobil ambulance W 9299 F membawa peralatan ambulance.

d. Regu Pemadam Kebakaran

commit to user

Regu Pemadam kebakaran di PT Petrokimia Gresik berada di bawah Bagian PMK Departemen LK3. Personilnya berjumlah 5 orang di setiap shift sedangkan di PMK Petrokimia Gresik terdapat 3 shift.

Berikut struktur organisasi Bagian PMK di PT Petrokimia Gresik.

Regu pemadam kebakaran selalu mendapatkan pelatihan secara berkala yakni 1 tahun sekali bersamaan dengan pelatihan tanggap darurat.

Gambar 6. Struktur Organisasi Bagian PMK Sumber : Bagian PMK PT Petrokimia Gresik, 2008 e. Sistem Komunikasi Keadaan Darurat

1) Telepon Emergency

Penggunaan telepon Emergency untuk memperlancar hubungan komunikasi apabila terjadi keadaan darurat telah disediakan telepon emergency dengan nomor 2222, 1222 yang berpusat di PMK.

2) HT (Handy Talky) Emergency

Penggunaan HT emergency difungsikan untuk komunikasi penanggulangan keadaan darurat pabrik. Pemegang HT harus

Kabag PMK

Karu Shift

Kasi Perawatan Kasi Operasional

Karu Perawatan

commit to user

bertanggung jawab dan memahami buku petunjuk yang telah diberikan.

Bagi karyawan pemegang HT yang bekerja shift, pada posisi ON 24 jam terus menerus melekat pada pemegang HT, jika terpaksa harus meninggalkan kondisi tersebut maka :

a) Diserahterimakan kepada karyawan shift lainnya yang diberi tanggung jawab.

b) Seijin Kashift.

c) Meninggalkan nomor telepon/HP kepada karyawan yang diberi tanggung jawab.

d) Siap dihubungi apabila terjadi keadaan darurat pabrik.

Apabila sirine keadaan darurat pabrik berbunyi, pemegang HT diwajibkan men-transmitt/menekan tombol Push Talk dan Transmitt (PPT) maksimal 3 kali untuk memastikan bahwa pemegang HT telah stand by.

Departemen Hukum dan Sekretariat sebagai Operator Console (operator telepon) mempunyai tugas untuk menghidupkan dan mengoperasikan console saat terjadi penanggulangan keadaan darurat atas permintaan Kakomp Pabrik Unit setempat, Ketua Tim Taktis dan/ atau Kashift lewat telepon keadaan darurat pabrik dengan No. 2333. Selain menghidupkan dan mengoperasikan console Departemen Hukum dan Sekretariat mempunyai tugas untuk melapor ke Departemen Prasarana Pabrik dan Kawasan

commit to user

melalui Bagian List/Ins/Telkom. Dimana Departemen Prasarana Pabrik dan Kawasan ini mempunyai tugas untuk menginventaris semua HT dan membuat schedule preventive maintenance setiap HT serta melakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan. Selain mempunyai tugas untuk menginventaris semua HT Departemen ini juga bertugas stand by di ruang consule saat terjadi keadaan darurat pabrik.

Sedangkan untuk memonitor kesiapsiagaan HT pada posisi keaktifan diserahkan pada Departemen Lingkungan dan K3 bagian K3. Monitoring keaktifan HT dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu di hari rabu.

3) Sirene Darurat

Adalah bunyi atau tanda terjadinya keadaan darurat terhadap kondisi penanggulangan evakuasi maupun aman mutlak.

Pemeriksaan alat dan sistem tanda bahaya ini dilakukan setiap satu bulan sekali secara visual, sedangkan untuk pengujian alat secara menyeluruh dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh Pemeliharaan I. Berikut adalah pedoman bunyi sirine jika terjadi keadaan darurat:

a) Pedoman Sirine Pelaksanaan evakuasi

Dst s.d

commit to user

Gambar 7. Pedoman Bunyi Sirine Pada Pelaksanaan Evakuasi Sumber: Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik, 2008 b) Pedoman Sirine Status Aman

Gambar 8. Pedoman Bunyi Sirine Pada Status Aman Sumber: Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik, 2008

3 menit Bunyi

Mati

1. Komunikasi yang dilakukan oleh operator telepon Mengumumkan lewat pagging system dan Menghubungi dengan telepon

2. Nomor urut dalam kotak merupakan nomor prioritas yang harus dihubungi

3. Setiap pejabat diwajibkan menyebarkan informasi ke setiap jajaran dan pejabat lainnya.

TEMPAT

TRANSPORT (20) KADEPT PROS &

LAB (21)

SETEMPAT (1) KADEPT

HUMAS (6) PERUSAHAAN

(6)

KASHIFT (2) DOKTER JAGA

RS PETROKIMIA

commit to user

Gambar 9. Alur Penyebaran Informasi PKDP

Sumber : Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik, 2008 4) Pagging System

Selain berfungsi untuk pengeras suara dalam pembacaan pesan-pesan keselamatan kerja juga untuk menginformasikan kejadian keadaan darurat ke seluruh unit kerja. Pagging System difungsikan untuk pelaksanaan pemberitahuan status keadaan darurat pabrik, evakuasi, dan status aman.

f. Alat Pelidung Diri

APD (Alat Pelindung Diri) selalu dipersiapkan di control room jika terjadi kebocoran amoniak, adapun APD (Alat Pelindung Diri) yang terdapat di control room adalah APD (Alat Pelindung Diri) pernafasan jenis BA (Breathing Apparatus), alat pelindung muka, alat pelindung tangan, alat pelindung mata, wearpack, safety belt. Pada waktu penanggulangan kebocoran amoniak APD (Alat Pelindung Diri) yang ada di control room tidak akan mencukupi oleh karena itu bagian K3 mempersiapkan APD (Alat Pelindung Diri) yang dipakai pada waktu penanggulangan kebocoran. Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) berada di bawah tanggug jawab Bagian K3 staff Perlengkapan dan Bina Sidik.

g. Kotak P3K

Kotak P3K di PT Petrokimia Gresik tersebar di seluruh unit kerja, kurang lebih terdapat sekitar 500 kotak P3K yang tersebar di seluruh

commit to user

pabrik, salah satunya adalah di control room storage amoniak, dimana kotak P3K tersebut ditempatkan di tempat yang dirasa strategis agar tenaga kerja yang membutuhkan sewaktu-waktu dapat langsung mengambil. Di dalam kotak P3K berisi kebutuhan medis yang mencakup 21 item antara lain :

Tabel 1. Daftar isi kotak P3K

No. Perlengkapan Jumlah

1. Kasa steril terbungkus 20

16. Aquades (100ml larutan saline/gram 0,9 %) 1

17. Povidon iodine 1

18. Alkohol 70% 1

19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1

20. Buku catatan pemakaian 1

21. Daftar kotak P3K 1

Sumber : Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik, 2010 h. Wind Direction (Penunjuk Arah Angin)

Sarana atau alat penunjuk arah angin yang digunakan untuk mengetahui arah angin jika terjadi keadaan darurat kebocoran gas yang berbahaya agar dapat menyelamatkan diri dengan berlari melawan arah angin. Wind Direction atau penunjuk arah angin ini dipasang di atas bangunan yang menyerupai kantong dengan warna

commit to user

yang dibuat mencolok seperti warna garis kuning hitam, pada unit penyimpanan amoniak wind direction atau penunjuk arah angin dipasang di atas bangunan control room.

4. Tim Tanggap Darurat

a. Penanggulangan awal dilakukan oleh operator tangki penyimpanan yang pertama kali melihat kebocoran dan langsung melapor ke karu utilitas II perihal terjadinya kebocoran amoniak.

b. Penanggulangan awal tidak berhasil, status meningkat menjadi penanggulangan tingkat lanjut

1) Karu Utilitas II

a) Memerintahkan operator untuk melakukan pengamanan operasional dan penanggulangan lanjut.

b) Menuju lokasi kejadian untuk membantu dan mengkoordinir penanggulangan lanjut.

c) Melaporkan kondisi tersebut kepada kasi utilitas II.

2) Kasi Utilitas II

a) Setelah mendapat laporan dari karunya segera melakukan langkah-langkah koordinasi untuk mengamankan kondisi operasional pabrik dan penanggulangan lanjut.

b) Melaporkan kejadian ke kabag.

c) Menghubungi Inspektur Keselamatan Kerja Pabrik II.

3) Inspektur Keselamatan Kerja Pabrik II

commit to user

a) Setelah menerima laporan dari kasi segera melapor ke koordinator KK.

b) Segera memakai APD (Alat Pelindung Diri) lengkap dan alat ukur gas menuju lokasi.

c. Penanggulangan lanjut tidak berhasil kebocoran amoniak terus berlangsung.

1) Karu Utilita II

Karu melaporkan ke kasinya bahwa penanggulangan lanjut tidak berhasil.

2) Kasi Utilitas II

Melaporkan ke kabag bahwa penanggulangan lanjut tidak berhasil.

3) Kabag Utilitas II

a) Melaporkan ke kadep bahwa penanggulangan lanjut tidak berhasil.

b) Bersama kadep melakukan koordinasi dengan kakomp untuk menentukan keadaan darurat pabrik.

4) Kadep Produksi II

a) Bertindak sebagai ketua tim operasi penanggulangan.

b) Melaporkan kondisi tersebut ke kakomp.

c) Bersama kadep melakukan koordinasi dengan kakomp untuk menentukan keadaan darurat pabrik.

commit to user

d) Memantau dan melaporkan perkembangan keadaan ke kakomp Pabrik II.

d. Status Meningkat Menjadi Keadaan Darurat Pabrik Tingkat I 1) Kakomp Pabrik II

a) Setelah menerima laporan dari Kadep utilitas II, kakomp

a) Setelah menerima laporan dari Kadep utilitas II, kakomp

Dokumen terkait