• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskrispsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Jalan dr. Mansyur No.5 Medan, Indonesia. Fakultas ini merupakan salah satu Fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara, Medan. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan.

Fakultas ini menerima mahasiswa baru sebanyak 400 lebih setiap tahunya. Studi praklinik dimulai dari semester satu hingga semester tujuh. Dilanjutkan dengan studi klinik yang dilakukan di luar kampus pada semester delapan hingga semester dua belas. Pada fase praklinik, mahasiswa juga akan mengikuti praktikum, skill lab, dan juga tutorial. Mahasiswa akan mempelajari 16 blok utama sebelum memasuki fase klinik. Pada semester pertama mahasiswa sudah mempelajari tentang kandungan molekul-molekul pada kafein sewaktu menjalani praktikum farmakologi.

5.1.2. Deskriptif Karateristik Responden

Jumlah responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, yang terdiri dari 28 mahasiswa dari stambuk 2010, 35 mahasiswa dari stambuk 2011, dan 37 mahasiswa dari stambuk 2012. Gambaran karakteristik responden yang diamati adalah jenis kelamin dan stambuknya. Data lengkap mengenai karaktersitik jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki- Laki 31 31

Perempuan 69 69 Total 100 100

Berdasarkan jenis kelaminnya, ada sebanyak 69 responden (69%) perempuan dan 31 responden (31%) laki-laki.

Data lengkap mengenai distribusi karakteristik responden berdasarkan stambuk dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Karakterisktik Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk Jumlah (n) Persentase (%)

2010 28 28 2011 2012 35 37 35 37 Total 100 100

Berdasarkan stambuk, kelompok terbesar adalah stambuk 2012 yaitu sebanyak 37 responden (37%), 35 responden (35%) dari stambuk 2011, dan terendah adalah dari stambuk 2011 yaitu sebanyak 28 responden (28%).

5.1.3. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah diuji dengan menggunakan kuesioner seperti pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU, Medan

Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 18 18 Sedang Kurang 63 19 63 19 Total 100 100

Tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan terbanyak pada katergori sedang yaitu sebanyak 63 responden (63%), diikuti kategori kurang sebanyak 19 responden (19%), dan kategori baik sebanyak 18 responden (18%).

Data lengkap mengenai distribusi jawaban responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No. Pertanyaan

Jawaban Responden Benar Salah

n % n %

1 Apakah teh hijau berkhasiat dan bermanfaat untuk kesehatan?

82 82 18 18

2 Apakah teh hijau merupakan teh herba? 76 76 24 24 3 Teh memiliki antioksidan yang paling tinggi 53 53 47 47 4 Untuk membawa keluar antioksidan dalam teh,

berapa lama anda harus mencelupkan teh tersebut?

33 33 67 67

5 Teh mana yang memiliki antioksidan yang paling rendah?

81 81 19 19

6 Menurut anda,apakah teh hijau dapat mencegah penyakit?

No. Pertanyaan

Jawaban Responden Benar Salah

n % n %

7 Apakah mengonsumsi teh hijau secara rutin dapat mengurangi risiko kanker?

87 87 13 13

8 Apakah teh hijau dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah?

86 86 14 14

9 Menurut anda, apakah teh hijau

sangat bermanfaat untuk kesehatan mulut?

76 76 24 24

10 Apakah zat-zat aktif yang terkandung di dalam teh hijau berperan sebagai antiinflamasi?

76 76 24 24

11 Bagaimanakah kandungan kafein dalam teh hijau? 79 79 21 21 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Manakah di antara minuman di bawah ini akan menurunkan berat badan?

Apakah menkonsumsi teh hijau dapat

mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson? Apakah efek teh hijau terdapat tekanan darah? Apakah teh hijau bisa mengurangi risiko penyakit jantung?

Apakah manfaat mengonsumsi teh hijau untuk kulit? Apakah mengonsumsi teh hijau dapat

mencegah gastritis?

Bagaimanakah konsumsi teh hijau pada penderita gagal ginjal ?

Risiko konsumsi teh hijau harus diwaspadai oleh? Apakah golongan anak-anak digalakan

mengonsumsi teh hijau?

81 58 77 79 50 53 61 61 57 81 58 77 79 50 53 61 61 57 19 42 23 21 50 47 39 39 43 19 42 23 21 50 47 39 39 43

Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah nomor 6 yaitu sebesar 94 responden (94%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 4 yaitu sebesar 67 responden (67%).

Data lengkap distribusi hasil pengetahuan tentang konsumsi teh hijau berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

Laki-laki 5 27,8 16 25,4 10 52,6 31 31

Perempuan 13 72,2 47 74.6 9 47,4 69 69

Total 18 100 63 100 19 100 100 100

n = orang % = persentase

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 5 orang (16,1%) dan responden perempuan yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 13 orang (18,8%). Responden perempuan paling banyak pada kategori tingkat pengetahuan sedang yaitu sebesar 47 responden (68,1%), sedangkan laki-laki sebanyak 14 responden (45,2%). Seterusnya sebanyak 9 responden perempuan (13,0%) dikategorikan pada tingkat pengetahuan kurang dan laki-laki sebanyak 12 responden (38,7%).

Data lengkap distribusi hasil pengetahuan tentang manfaat konsumsi teh hijau berdasarkan stambuk dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Stambuk

Stambuk

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n % 2010 6 33,3 20 31,7 2 10,5 28 28 2011 2012 4 8 22,2 44,4 25 18 39,7 28,6 6 11 31,6 57,9 35 37 35 37 Total 18 100 63 100 19 100 100 100 n = orang % = persentase

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden dari stambuk 2010 yang memiliki pengetahuan baik tentang teh hijau sebanyak 6 responden (33,3%), diikuti responden dari stambuk 2011 adalah sebanyak 4 responden (22,2%), dan sebanyak 8 responden dari stambuk 2012 (44,4%). Pada kategori tingkat pengetahuan sedang, responden paling banyak adalah dari stambuk 2011 yaitu sebesar 25 responden (39,7%), diikuti responden dari stambuk 2001 sebanyak 20 responden (31,7%) dan stambuk 2012 adalah sebanyak 18 responden (28,6%). Seterusnya kategori tingkat pengetahuan kurang baik. Jumlah responden dari stambuk 2012 yang terbanyak yaitu sebanyak 11 responden (57,9%), stambuk 2011 sebanyak 6 responden (31,6%), dan 2 responden (10,5%) dari stambuk 2010.

Berdasarkan tabel hasil distribusi gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa yang mengonsumsi teh hijau maupun yang tidak mengonsumsi teh hijau tentang manfaat konsumsi teh hijau terhadap kesehatan terdiri. Data lengkap mengenai distribusi hasil responden berdasarkan gambaran tingkat pengetahauan dapat dilihat pada tabel 5.7 dan 5.8.

Tabel 5.7 Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa yang Mengonsumsi Teh Hijau

Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 7 22,58 Sedang Kurang 20 4 64,52 12,90 Total 31 100

Tabel di atas menunjukan bahwa mahasiswa yang mengonsumsi teh hijau dengan tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 20 responden (64,52%), tingkat pengetahuan baik terdiri dari 7 responden (22.58%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (12,90%). Hal ini menunjukan paling banyak mahasiswa yang mengonsumsi teh hijau dengan tingkat pengetahuan sedang adalah (64,52%).

Tabel 5.8 Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa yang Tidak Mengonsumsi Teh Hijau

Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 11 15,94 Sedang Kurang 41 17 59,42 24,64 Total 69 100

Tabel di atas menunjukan bahwa mahasiswa yang tidak mengonsumsi teh hijau dengan tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 41 responden (64,52%), tingkat pengetahuan kurang terdiri dari 17 responden (24,64%), dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 11 responden (15,94%). Jadi dapat disimpulkan bahwa paling banyak mahasiswa yang tidak mengonsumsi teh hijau turut memiliki tingkat pengetahuan sedang (59,42).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Tingkat Pengetahuan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa stambuk 2010, 2011, dan 2012 di Fakultas Kedoktera Universitas Sumatera Utara, Medan tentang manfaat mengonsumsi teh hijau. Penelitian ini dimulai pada September 2013. Jumlah responden yang mendapat kuesioner sebanyak 100 orang.

Menurut Soanes (2001), pengetahuan merupakan informasi dan keterampilan yang diperoleh dari pengalaman atau pendidikan. Pengetahuan merupakan jumlah dari segala yang diketahui. Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan responden tentang manfaat mengonsumsi teh hijau dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Rata- rata hasil tingkat pengetahuan mahasiwa Fakultas Kedokteran mengenai manfaat mengonsumsi teh hijau (tabel 5.3) berada pada kategori sedang. Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa responden kurang terlibat dan juga kurang aktif dalam mencari informasi mengenai manfaat konsumsi teh hijau. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan (Dewi F, 2009), Persepsi Terhadap Konsumsi Kopi dan Teh Mahasiswa TPB-IPB Tahun Ajaran 2007-2008, di mana responden laki- laki dan responden perempuan memiliki pengetahuan mengenai kafein pada kategori sedang.

Berdasarkan tabel 5.1 (distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin), dapat disimpulkan bahwa jumlah responden perempuan (69%) lebih mendominasi daripada laki-laki (31%). Hal ini karena jumlah responden perempuan dalam setiap stambuk lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki. Dari hasil penelitian berdasarkan stambuk pada tabel 5.2, kelompok terbesar adalah responden dari stambuk 2012 yaitu 37 responden (37%), 35 responden dari stambuk 2011(35%), dan 28 responden dari stambuk 2011(28%). Hal ini disebabkan karena jumlah mahasiswa yang diterima Fakultas Kedokteran USU setiap tahunnya selalu meningkat.

Berdasarkan tabel 5.4, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 6, yaitu sebesar 94 responden(94%). Hal ini menunjukan

bahwa responden mengetahui secara dasar dan luaran mengenai daun teh hijau, di mana manfaat tumbuhan ini dapat mencegah berbagai penyakit. Daun teh hijau mengandung antioksidan seperti polifenol yang dapat melawan atau menetralisir radikal bebas dan antioksidan yang dapat mengurangi atau membantu mencegah beberapa kerusakan yang ditimbulkan oleh senyawa dalam tubuh (National Cancer

Institut). Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 4

yaitu sebesar 67 responden (67%). Hal ini disebabkan banyaknya responden yang beranggapan bahwa antioksidan dalam teh dapat dikeluarkan dengan penyajian selama 2-3 menit, tapi sebenarnya, penyajian teh selama 3-5 menit adalah cara untuk mendapatkan hasil maksimal antioksidan dari teh hijau. Maka, pengetahuan mengenai durasi penyajian teh merupakan proses yang penting. Tiga sampai lima menit adalah waktu yang disarankan untuk memaksimalkan hasil. (Laura J. Martin, MD on April 22, 2011, WebMD.)

Hasil penelitian dari tabel 5.5 menunjukan distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin menyatakan rata-rata responden perempuan berada pada kategori sedang dan baik dengan nilai 74,6% dan 72,2% . Jika dibandingkan dengan laki-laki, rata-ratanya memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dengan nilai 52,6%. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang teh hijau dibandingkan responden laki-laki. Secara umum, kaum perempuan yang mementingkan penampilan, terutama masalah berat badan ideal, telah membuat mereka lebih mengetahui manfaat konsumsi teh hijau karena teh hijau, dalam banyak penelitian, terbukti dapat menurunkan berat badan secara efektif. Umumnya, responden perempuan memiliki lebih baik pengetahuan tentang teh hijau dibandingkan responden laki-laki. Hal ini juga dilihat dari kemampuan dalam menjawab setiap jenis pertanyaan yang diajukan. Hal yang sama juga ditunjukan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Dewi F, 2009), Persepsi Terhadap Konsumsi Kopi dan Teh Mahasiswa TPB-IPB Tahun Ajaran 2007-2008, berdasarkan hasil uji beda, terdapat perbedaan pengetahuan tentang kafein antara responden laki-laki dan perempuan (p<0.01), jadi terdapat perbedaan yang

bermaksud terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap konsumsi kafein dengan jenis kelamin di mana menunjukkan kecenderungan skor rata-rata pengetahuan tentang kafein responden perempuan lebih tinggi dibanding responden lelaki. Selain itu, terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh (Martono N, 2010), Perbedaan Gender dalam Prestasi Belajar Mahasiswa UNSOED, telah membuktikan prestasi akademik mahasiswa perempuan memiliki prestasi akademik lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. Mitsos dan Browne (dalam Haralambos dan Horlborn, 2004)

menjelaskan bahwa terdapat bukti yang dapat menjelaskan bahwa perempuan memiliki tingkat prestasi belajar yang lebih baik daripada laki-laki. Hal ini karena, menurut mereka perempuan lebih suka membaca daripada laki-laki dan mereka juga mengatakan bahwa secara singkat dan umum ketika laki-laki menyukai sepak bola, permainan olahraga atau game dalam komputer dan menarik diri dari aktivitas

“perempuan”, perempuan lebih suka membaca atau berdiam diri.

Jika dilihat dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah responden dari stambuk 2010 yang memiliki pengetahuan baik dan sedang dengan nilai 33,3% dan 31,7%. Sedangkan responden dari stambuk 2011, mereka kebanyakan memiliki pengetahuan sedang dan kurang dengan nilai 39,7% dan 31,6%. Responden dari stambuk 2012 pula, rata-rata memiliki pengetahuan yang baik dan kurang dengan nilai 44,4% dan 57,9%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kesenioritasan mahasiswa mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang teh hijau. Stambuk 2010 yang merupakan stambuk senior di FK USU memiliki tingkat pengetahuan tertinggi tentang teh hijau.

Distribusi hasil gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa yang mengonsumsi dan tidak mengonsumsi teh hijau tentang manfaat konsumsi teh hijau berdasarkan tabel 5.7 dan tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mengonsumsi teh hijau ternyata memiliki pengetahuan yang lebih baik 22,58% dibanding dengan mahasiswa yang tidak mengonsumsi, 15.94%. Tapi, rata-rata mahasiswa yang mengonsumsi teh hijau maupun yang tidak mengonsumsi teh hijau memiliki kategori sedang iaitu 64.52% dan 59.42%.

Secara global telah terjadi peningkatan ketertarikan dalam mengidentifikasi potensi antioksidan dari teh hijau yang poten dan memiliki efek samping yang minimum, baik sebagai pengobatan maupun industri makanan. Peningkatkan tingkat pengetahuan tentang antioksidan phytoconstituents dan konsumsi rutin dalam diet sehari-hari dapat memberikan dukungan yang cukup bagi tubuh manusia untuk melawan penyakit. Hal ini memancing ketertarikan masyarakat tentang manfaat kealamian bagi kesehatan. Terlebih pada perannya sebagai antioksidan. Tak hanya itu, teh hijau juga memiliki manfaat sebagai antibakteria, antijamur, antivirus, pada kulit, penglihatan, rambut rontok, masalah berat badan, diabetes, gangguan ginjal, Parkinson, Alzheimer dan kanker. Potensi teh hijau telah terbukti dan masih banyak parameter yang masih perlu dieksplorasi. Banyak sifat dari teh hijau telah terungkap melalui beberapa hewan percobaan, namun percobaan klinis pada manusia masih kurang. Penelitian eksperimental secara acak telah dieksplorasi di seluruh dunia dengan hasil yang bervariasi, namun dosis aman konsumsi teh hijau masih merupakan hal yang penting untuk dipelajari sehingga manfaatnnya dapat secara optimal dirasakan. Pengembangan biomarker konsumsi teh hijau, termasuk efek biologis teh hijau secara molekuler, dapat menunjang penelitian di masa depan.

Dokumen terkait