• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian-Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti maqasid al- shari’ah dari bank syariah di seluruh dunia. Salah satu penelitian awal dilakukan oleh Mohammed et al (2008) berjudul The Performance Measures of Islamic Banking Based on the Maqasid Framework. Penelitian ini pertama kali disampaikan pada IIUM International Accounting Conference (INTAC IV) pada tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengajukan apa saja tujuan dari perbankan syariah yang diturunkan dari teori Maqasid al-Shari’ah dan membuat suatu model pengukuran kinerja perbankan syariah berdasarkan teori tersebut. Sampel bank syariah yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 6 bank syariah di 6 negara. Hasil dari penelitian ini adalah peneliti

menggunakan metode baru dalam mengukur kinerja perbankan syariah yaitu dengan metodeSimple Additive Weighted (SAW) sekaligus merumuskan nilai pembobotannya. Hasil lainnya menyatakan bahwa dari keenam sampel yang diuji menggunakan maqasid index tidak terdapat satu bank pun yang dapat mencapai nilai kinerja yang tinggi berdasarkan 7 dari 10 rasio yang digunakan. Bedanya penelitian Mohammed et al (2008) dengan penelitian ini adalah selain menggunakan metode SAW peneliti juga menggunakan uji ANOVA untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara tujuh negara sampel (Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar).

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Antonio et al (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perbankan syariah di Indonesia dan Jordania. Sampel bank syariah yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 4 bank syariah, masing-masing negara mewakilkan 2 bank syariah terbesar di negaranya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SAW dan MADM (Multiple Attribute Decision Making). Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan kinerja perbankan syariah di Indonesia dan di Jordania. Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum adanya bank syariah yang mampu mencapai nilai maqasid index yang tinggi dalam kinerjanya. Bedanya penelitian Antonio (2012) dengan penelitian ini adalah selain menggunakan metode SAW peneliti juga menggunakan uji ANOVA untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara negara sampel yang diteliti. Dan juga penelitian ini tidak hanya meneliti dua negara saja, melainkan meneliti

tujuh negara di Asia (Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar).

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Mohammed et al (2015) dengan judul Developing Islamic Banking Performance Measures Based on Maqasid Al-Shari’ah Framework: Cases of 24 Selected Banks. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Mohammed sebelumnya pada tahun 2008 dan bertujuan untuk membandingkan hasil dari metode pengukuran kinerja menggunakan maqasid al-shari’ah dengan pengukuran kinerja bank konvensional antara perbankan syariah dan perbankan konvensional. Metode yang digunakan adalah metode Simple Additive Weighted (SAW) dan Mann- Whitney U-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara tujuan bank syariah dan tolok ukur konvensional yang digunakan untuk mengukur kinerja bank-bank syariah. Selama bank syariah menjalankan peraturan konvensional untuk operasi mereka, maka mereka akan terlihat memiliki penilaian kinerja yang tidak bagus dibanding bank konvensional. Bedanya penelitian Mohammed et al (2015) dengan penelitian ini adalah peneliti tidak menggunakan Mann-Whitney U-Test untuk uji beda, melainkan menggunakan uji ANOVA untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara tujuh negara sampel (Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar).

Penelitian terbaru dilakukan oleh Wibowo (2015). Penelitian ini meneliti mengenai perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan metode

CAMEL di ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand dengan sampel 1 bank syariah di masing-masing negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode One-Way ANOVA (Analysis of Variance) untuk melihat perbedaan antara ketiga negara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio dari semua indikator keuangan perbankan syariah di Indonesia berbeda secara signifikan dengan di Malaysia dan Thailand, serta tidak ada yang ditunjukkan secara signifikan. Rasio rata-rata perbankan syariah di Indonesia yang lebih baik adalah ROA dan ROE. Yang baik adalah EEA, LDR, serta AGR dibandingkan dengan dua negara ASEAN lainnya. Bedanya penelitian Wibowo (2015) dengan penelitian ini adalah peneliti tidak menggunakan metode CAMEL untuk mengukur kinerja perbankan syariah, melainkan menggunakan maqasid al-shari’ah. Kemudian peneliti juga menggunakan metode Simple Additive Weighting(SAW) selain menggunakan uji ANOVA untuk uji beda antara tujuh negara sampel (Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar).

Tabel 2. 3 Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Mustafa Omar Mohammed, Dzuljastri Abdul Razak, dan Fauziah Md Taib (2008) The Performance Measures of Islamic Banking Based on the Maqasid Framework 1. Education 2. Maslahah 1. Populasi: Bank-Bank syariah di Asia. 2. Sampel: 6 bank syariah di 6 negara (Malaysia, Bangladesh, Indonesia, Bahrain, Jordan, dan Sudan).

3. Metode Analisis Data: Simple Additive Weighted(SAW) Maqasid Index.

Terdapat variasi kinerja pada sampel perbankan syariah yang diteliti. Serta tidak ada satu bank pun yang menunjukkan kinerja yang tinggi berdasarkan maqasid syariah pada tujuh rasio yang digunakan.

2 Mustafa Omar Mohammed dan Fauziah Md Taib (2015) Developing Islamic Banking Performance Measures Based on Maqasid Al-Shari’ah Framework: Cases of 24 Selected Banks 1. Education 2. Justice 3. Maslahah

4. Maqasid Index(MI) 5. ROA

6. NII 7. LIQ

1. Sampel:

12 bank syariah dan 12 bank konvensional. 2. Metode Analisis Data:

Simple Additive Weighted(SAW) dan Mann-Whitney U-test.

Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya

ketidaksesuaian antara tujuan bank syariah dan tolok ukur konvensional yang digunakan untuk mengukur kinerja bank- bank syariah. Selama bank syariah menjalankan peraturan konvensional

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

untuk operasi mereka, maka mereka akan terlihat memiliki penilaian kinerja yang tidak bagus dibanding bank konvensional. 3 Muhammad Syafii Antonio, Yulizar D. Sanrego, dan Muhammad Taufiq (2012) An Analysis of Islamic Banking Performance: Maqashid Index Implementation in Indonesia and Jordania 1. Education 2. Justice 3. Maslahah 1. Populasi: Bank-bank syariah di Indonesia dan Jordania. 2. Sampel:

2 bank syariah di Indonesia dan 2 bank syariah di Jordania. 3. Metode Analisis Data:

Maqasid Index,Simple Additive Weighted (SAW)Method.

Terdapat perbedaan kinerja pada perbankan syariah di Indonesia dengan di Jordania dengan

menggunkan pendekatan maqashid index.

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

4 Susanto

Wibowo (2015) AnalisisPerbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Metode CAMEL di ASEAN (Studi Komparatif: Indonesia, Malaysia, Thailand) 1. Capital Risk 2. Assets Quality 3. Operating Efficiency 4. Liquidity Risk 5. Profitability 6. Growth 1. Populasi:

Seluruh bank syariah di ASEAN.

2. Sampel:

Indonesia (Bank Muamalat Indonesia), Malaysia (Islamic Bank of Malaysia), dan Thailand (Islamic Bank of Thailand).

3. Teknik Sampling: Purposive sampling. 4. Metode Analisis Data:

One-Way ANOVA (Analysis of Variance).

Rasio dari semua indikator keuangan perbankan syariah di Indonesia berbeda secara signifikan dengan di Malaysia dan Thailand, serta tidak ada yang ditunjukkan secara signifikan. Rasio rata-rata perbankan syariah di Indonesia yang lebih baik adalah ROA dan ROE. Yang baik adalah EEA, LDR, serta AGR

dibandingkan dengan dua negara ASEAN lainnya.

Dokumen terkait