• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN

B. Saran

1. Saran teoritis

a. Sebaiknya informasi ilmiah tentang perlunya dukungan keluarga ditambahkan agar jumlah lebih banyak sehingga memperkuat keyakinan keluarga mengenai pentingnya dukungan keluarga. b. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan kendali pada

variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi kekambuhan seperti kepatuhan minum obat, keteraturan kontrol, pengetahuan keluarga, penerimaan keluarga terhadap pasien, dan lain-lain sehingga dapat memperkuat simpulan dan memperkecil bias. c. Penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan sampel yang lebih

banyak dan melibatkan seluruh anggota keluarga sehingga hasil penelitian akan lebih mendekati jumlah populasi. Hal ini dilakukan untuk memperkecil tingkat kesalahan.

2. Saran praktis

a. Bagi keluarga pasien

1) Diharapkan keluarga pasien meningkatkan pengetahuan

dengan aktif mengikuti penyuluhan tentang penyuluhan gangguan kesehatan jiwa atau mencari informasi melalui buku atau bertanya/konsultasi kepada dokter mengenai

menerapkan sikap yang mendukung dalam peningkatan status kesehatan pasien skizofrenia.

2) Keluarga sebaiknya menyebarluaskan informasi yang

didapatkan setelah kontrol atau konsultasi kepada dokter/ tenaga medis kepada anggota keluarga yang lain dalam rangka pemulihan pasien. Informasi ini terutama mengenai hal apa yang seharusnya (seperti menerima pasien, membimbingnya, memberi kesempatan berinteraksi, dan lain- lain) dan tidak seharusnya dilakukan oleh keluarga kepada pasien (seperti berperilaku mengkritik berlebihan atau perasaan bermusuhan).

3) Keluarga diharapkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dukungan keluarga yang telah d iberikan untuk mencegah/mengurangi kekambuhan pada pasien, dengan cara merawat pasien dengan penuh kasih sayang dan membimbing ke arah yang benar.

b. Bagi tenaga medis

1) Diharapkan seluruh dokter yang menangani pasien

skizofrenia berperan lebih aktif untuk memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai pentingnya dukungan keluarga.

keluarganya sehingga keluarga dapat mencontoh perawatan yang diberikan untuk pasien ketika di rumah.

3) Bagi psikolog diharapkan untuk lebih membina komunikasi dan konseling kepada pasien dengan mengikutsertakan

keluarga untuk membantu memberikan solusi atas

permasalahan yang dihadapi pasien dan keluarganya.

4) Perlu disediakan media sosialisasi mengenai kesehatan jiwa di rumah sakit jiwa seperti d iberikan majalah kesehatan jiwa di ruang tunggu.

c. Bagi lembaga sosial dan pemerintah

1) Meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai perlunya dukungan keluarga dalam pemulihan pasien jiwa, seperti diselenggarakan seminar atau penyebaran pamflet.

2) Melakukan sosialisasi untuk membantu mengubah stigma dalam masyarakat mengenai pasien dengan gangguan jiwa sehingga keluarga dan masyarakat dapat saling mendukung untuk peningkatan kesehatan pasien skizofrenia dan tidak lantas menelantarkannya. Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan iklan di media massa atau di jalan raya.

3) Perlu disediakan pos khusus untuk melayani keingintahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa pada umumnya, terutama mengenai dukungan keluarga dalam mencegah/ meminimalkan kekambuhan pasien skizofrenia.

DAFTAR PUSTAKA

Ambari P (2010). Hubungan antara dukungan keluarga dengan keberfungsian

sosial pada pasien skizofrenia pasca perawatan di rumah sakit. Universitas

Diponegoro. Abstrak.

Andri (2008). The treatment gap for schizophrenia. Proseding kongres nasional

skizofrenia V. Lombok: Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Indonesia.

Arief, M (2009). Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu kesehatan. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UNS Press. Blanchard JJ, Cohen AS (2006). The structure of negative symptoms within

schizophrenia: Implications for assessment. Oxford Journals, 32(2):238-245. Buckley PF, Wirshing DA, Bhusahan P, Pierre JM, Resnick SA, Wirshing WC

(2007). Lack of insight in schizophrenia: Impact on treatment adherence. Adis

International, 21 (2): 129-141.

Davidson L, Schmutte T, Dinzeo T, Hyman RA (2007). Remission and recovery in schizophrenia: Practitioner and patient perspective. Oxford Journals, 34 (1): 5-8.

Durand VM, Barlow DH (2007). Intisari psikologi abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fannon D, Hayward P, Thompson N, Green N, Surguladze S, Wykes T (2009). The self or the voice? relative contributions of self-esteem and voice appraisal in persistent auditory hallucinations. Schizophrenia Research, 112 (1-3): 174-

180.

Fletcher PC, Frith CD (2009). Perceiving is believing: a Bayesian approach to explain ing the positive symptoms of schizophrenia. Nature Reviews

Neuroscience,10: 48-58.

Francis S, Satiadarma MP (2004). Pengaruh dukungan keluarga terhadap kesembuhan in yang mengidap penyakit kanker payudara. Jurnal I lmiah

Psikologi "ARKHE", 9 (1).

Friedman M (2010). Buku ajar keperawatan keluarga riset, teori, dan praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Hawari, Dadang (2003). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa: Skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

IICB (2012). Profil Provinsi Jawa Tengah. Indonesia Investment Collaboration Board.

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/demografipendudukjkel.php ?ia=33&is=37 – Diakses November 2012.

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA (2010). Sinopsis psikiatri jilid satu. Tangerang: Binarupa Aksara, pp: 699-743.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2011). Panduan hari kesehatan jiwa

sedunia tahun 2011: The great push investing the mental health. Jakarta:

Direktorat Bina Kesehatan Jiwa.

Maramis WF (2010). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University Press, pp: 215-234.

Maslim R (2003). Diagnosis gangguan jiwa. Jakarta: Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, pp: 46-51.

Mawson A, Cohen K, Berry K (2010). Reviewing evidence for the cognitive model of auditory hallucinations: The relationship between cognitive voice

appraisals and distress during psychosis. Clinical Psychology

Review, 30 (2): 248-258.

Mujiyono (2008). Pengaruh dukungan keluarga terhadap kekambuhan pasien

psikosis di RSJ Daerah Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Tesis.

Murti B (2010). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan

kualitatif di bidang kesehatan. Edisi ke 2. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nantingkaseh L (2007). Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Proseding simposium sehari kesehatan jiwa dalam rangka menyambut hari kesehatan

jiwa sedunia. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia Cabang Jakarta.

National Institute of Mental Health (2012). Schizophrenia.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/schizophrenia.html -Diakses Februari 2012

NCBI (2012). Schizophrenia. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/mesh/68012559 - Diakses 1 Maret 2012.

Newnan DM, Grauerholz L (2002). Sociology of families. Edisi ke 2. California: Pine Forge Press.

Notoatmojo S (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuhriawangsa IH (2006). Symptomatologi psikiatri. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nurdiana, Syafwani, Umbransyah (2007). Korelasi peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia. Jurnal Keperawatan Indonesia, 3(1). Petrie A, Sabin C (2005). Medical statistics at a glance. Edisi ke 2. Oxford:

Blackwell Publishing Ltd, p: 40.

Pharoah F, Mari J, Rathbone J, Wong W (2006). Fam ily intervention for schizophrenia. Cochrane Database of Systematic Reviews, 4 (CD000088): 2. Pharoah F, Mari J, Rathbone J, Wong J (2010). Family intervention for

schizophrenia (review). The Cochrane Collaboration.

Prasetyawati (2010). Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Samuel PS, Rillotta F, Brown I (2012). Review: The development of family quality of life concepts and measures. Journal of Intellectual Disability

Research, 56: 1–16.

Sarwono (2009). Statistik itu mudah: Panduan lengkap untuk belajar komputasi

statistic menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Setiadi (2008). Keperawatan keluarga. Jakarta: EGC.

Setyowati & Murwani (2008). Asuhan keperawatan keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Shochib M (1998). Pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan

disiplin diri. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Stolte, KM (2004). Wellness nursing diagnosis: Diagnosa keperawatan sejahtera

edisi 1. Jakarta: EGC.

Timmreck TC (2004). Epidemiologi suatu pengantar. Jakarta: EGC.

Varghese M, Shah A, Kumar G (2002). Fam ily intervention and support in schizophrenia: A manual on family intervention for the mental health professional. Family Psychiatrics Center.

Waters F, Woodward T, Allen P, Aleman A, Sommer I (2010). Self-recognition deficits in schizophrenia patients with auditory hallucinations: A meta- analysis of the literature. Oxford Journals, 10: 144.

Widodo A (2003). Buku ajar keperawatan jiwa I. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dokumen terkait