• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI

3.12. Etika Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diupayakan mengikuti pola dan norma-norma pelaksanaan penelitian ilmiah yang standar. Pada pihak responden yang diwawancarai diminta semacam persetujuan informed consent dengan penyampaian informasi bahwa data atau kerahasiaan individu responden akan dijamin tetap rahasia oleh pihak peneliti. Peneliti telah meminta persetujuan dari Komite Etika penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.13. Manajemen dan analisis data

Setelah data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan tahap sebagai berikut: (1) Editing, merupakan langkah untuk meneliti kelengkapan data yang diperoleh melalui wawancara, (2) Koding adalah usaha yang dilakukan untuk mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut jenisnya, (3) Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian kedalam table berdasarkan variable yang diteliti, (4) Analisis data, data penelitian dianalisis menggunakan uji statistik yaitu uji Chi-square jika memenuhi syarat untuk uji ini.

BAB 4. HASIL PENELITIAN

Subjek penelitian berjumlah 80 orang yang terdiri dari laki-laki 40 orang dan perempuan 40 orang yang merupakan pasien psoriasis di Yayasan Psoriasis Medan.

Table 4. 1. Karakteristik demografi berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik demografi Jenis Kelamin

Dari tabel 4. 1 dapat dilihat gambaran karakteristik bahwa jumlah subjek untuk karakteristik jenis kelamin masing-masing berjumlah 40 subjek sehingga total subjek penelitian berjumlah 80 orang. Dari tabel diatas juga terlihat bahwa pada karakteristik umur, kategori umur 16-38 tahun adalah yang lebih banyak dijumpai, dimana pada laki-laki sebanyak 22 subjek (55%) dan pada perempuan 29 subjek (72,5%). Pada karakteristik pendidikan, kategori pendidikan tinggi adalah lebih banyak dijumpai baik pada kelompok laki-laki dan perempuan masing-masing sama banyak yaitu 38 subjek (95%). Pada karakteristik perkawinan, kategori kawin adalah lebih banyak dijumpai baik pada kelompok laki-laki dan perempuan dimana pada laki-laki sebanyak 31 subjek (77,5%) dan pada wanita juga 30 subjek (75%). Pada karakteristik pekerjaan, kategori bekerja adalah lebih banyak dijumpai baik pada kelompok laki-laki dan perempuan dimana pada laki-laki sebanyak 39 subjek (97,5%) dan pada wanita sebanyak 23 subjek (77,5%). Pada karakteristik tempat tinggal. Kategori Medan adalah lebih banyak dijumpai baik pada kelompok laki-laki dan perempuan dimana pada laki-laki sebanyak 37 subjek (92,5%) dan pada perempuan sebanyak 39 subjek (97,5%) dan dari segi karakteristik tingkat keparahan depresi, depresi minimal/normal adalah lebih banyak dijumpai baik pada kelompok laki-laki dan perempuan pada laki-laki sebanyak 33 subjek (82,5%) dan pada perempuan sebanyak 29 subjek (72,5%).

23

Tabel 4. 2. Karakteristik simtom depresif pada skala BDI-II berdasarkan jenis kelamin saya melihat banyak kegagalan

BDI-04 (Kehilangan kesenangan)

0=Saya memperoleh kesenangan 14 (35) 23 (57,5) dari semua hal yang saya nikmati

1=Saya kurang menikmati sesuatu 20 (50) 15 (37,5) daripada seperti biasanya

2=Saya mendapat sedikit 5 (12,5) 2 (5) kebanyakan hal yang saya lakukan

atau seharusnya yang saya lakukan

2=Saya merasa bersalah pada 3 (7,5) 1 (2,5) kebanyakan waktu

BDI-06( Perasaan merasa dihukum) saya lebih dari seperti biasanya

2=Saya mengkritik diri saya untuk 8 (20) 8 (20) semua kesalahan saya

BDI-09 (Pikiran atau keinginan untuk Bunuh diri)

0=Saya tidak mempunyai pikiran 38 (95) 38 (95) apapun untulk membunuh diri saya

sendiri beristirahat seperti biasanya

25

atau sangat sulit untuk diam

3=Saya sangat tidak bisa beristirahat 0 (0) 1 (2,5) atau saya harus tetap bergerak atau

melakukan sesuatu

BDI-12(Kehilangan minat)

0=Saya tidak kehilangan minat 25 (62,5) 26 (65) terhadap orang lain atau aktivitas

tertentu

1=Saya sedikit berminat terhadap 12 (30) 12 (30) orang lainatau sesuatu hal daripada

keadaan sebelumnya

2=Saya kehilangan hamper seluruh 1 (2,5) 0 (0) minat terhadap orang lain atau hal lain

3=Sangat sulit untuk berminat terhadap 2 (5) 2 (5) membuat keputusan dari pada biasanya

2=Saya lebih sulit dalam membuat 1 (2,5) 2 (5) keputusan daripada seperti biasanya

3=Saya kesulitan membuat keputusan 1 (2,5) 4 (10) apapun

BDI-14 (Ketidak-berartian)

0=Saya menganggap diri saya berarti 33 (82,5) 38 (95) 1=Saya tidak menganggap diri saya 6 (15) 2 (5) berarti dan berguna seperti biasanya

2=Saya merasa sangat tidak berarti 1 (2,5) 0 (0) dibandingkan dengan orang lain

BDI-15 (Kehilangan energi) cukup untuk melakukan banyak hal

BDI-16 (Perubahan dalam pola tidur)

BDI-17 (Mudah tersinggung)

Selera makan saya kadang-kadang bertambah dari pada yang Biasanya

2=Selera makan saya kurang dari pada 1 (2,5) 3 (7,5) dibandingkan keadaan sebelumnya

1=Saya merasa mudah capek atau lelah 17 (42,5) 16 (40) seks dibandingkan yang biasanya

2=Saya kurang tertarik dengan seks sekarang 1 (2,5) 1 (2,5

Pada tabel 4. 2 terdapat beberapa perbedaan skor pada beberapa simtom depresif antara laki-laki dan perempuan yaitu pada simtom kehilangan kesenangan (BDI-04) pada laki-laki banyak pada skor 1 (saya kurang menikmati sesuatu daripada seperti biasanya) yaitu sebanyak 20 subjek (50%) dan pada perempuan banyak pada skor 0( saya memperoleh kesenangan dari semua hal yang saya nikmati) yaitu

27

sebanyak 23 subjek (57,5%). Terdapat perbedaan simtom tidak bisa beristirahat (BDI-11) dimana pada kelompok laki-laki banyak pada skor 1(saya merasa kurang bisa beristirahat seperti biasanya) yaitu sebanyak 22 subjek (55%) dan pada perempuan banyak pada skor 0(saya bisa beristirahat seperti biasanya) yaitu sebanyak 19 orang (47,5%) dan pada simtom perubahan pada selera makan (BDI-18) pada laki-laki banyak terdapat pada skor 0 (saya tidak mengalami perubahan selera makan) sebanyak 25 subjek (62,5%) dan pada perempuan pada skor 1 (selera makan saya kadang-kadang kurang dari biasanya atau selera makan saya kadang-kadang bertambah dari biasanya) sebanyak 20 subjek (50%).

Tabel 4. 3. Perbedaan simtom kesedihan (BDI-01)berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=saya sering merasa sedih 11 (27,5) 16 (40) 0,429*

2=Saya sedih sepanjang 1 (2,5) 0 (0) waktu

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4. 3 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom kesedihan (BDI-01) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4. 4. Perbedaan simtom pesimistik (BDI-02)berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya merasa takut dengan 7 (17,5) 6 (15) masa depan saya dari pada

biasanya

3= =Saya merasa putus asa 1 (2,5) 0 (0) 1,000*

dengan masa depan saya dan keadaan hanya menjadi semakin buruk

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4. 4 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom pesimistik (BDI-02) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4. 5. Perbedaan simtom kegagalan masa lalu (BDI-03 ) berdasarkan

Pada tabel 4.5 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom kegagalan masa lalu (BDI-03) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

29

Tabel 4. 6. Perbedaan simtom kehilangan kesenangan (BDI-04) berdasarkan jenis kelamin

Pada tabel 4.6 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom kehilangan kesenangan (BDI-05) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05). Hasil uji exact fisher diperoleh setelah 1 orang pada kelompok laki-laki yang memiliki skor 3 digabung menjadi skor 2, hal ini dilakukan dikarenakan jika tidak dilakukan penggabungan maka uji hipotesis tidak dapat dilakukan.

Tabel 4. 7. Perbedaan simtom perasaan bersalah (BDI-05) berdasarkan jenis kelamin

Pada tabel 4.7 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom perasaan bersalah (BDI-05) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05)

Tabel 4.8. Perbedaan simtom perasaan merasa dihukum (BDI-06) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya merasa saya 9 (22,5) 9 (22,5) mungkin dihukum

2=Saya mengharapkan 3 (7,5) 3 (7,5) 1,000*

untuk dihukum

dan Saya merasa saya sedang Dihukum

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.8 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom perasaan dihukum (BDI-08) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05). Hasil uji exact fisher diperoleh setelah 2 orang pada kelompok laki-laki yang memiliki skor

3 digabung menjadi skor 2 dan 3 orang pada kelompok perempuan yang memiliki skor 3 digabung ke skor 2, hal ini dilakukan dikarenakan jika tidak dilakukan penggabungan maka uji hipotesis tidak dapat dilakukan.

31

Tabel 4. 9. Perbedaan simtom benci diri sendiri (BDI-07) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya kehilangan kepercayaan 7 (17,5) 8 (20)

terhadap diri saya 1,000*

2=Saya kecewa dengan diri saya 2 (5) 2 (5)

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.9 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom benci diri sendiri (BDI-07) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4.10. Perbedaan simtom pengkritikan terhadap diri sendiri (BDI-08) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya lebih kritis terhadap diri 16 (40) 16 (40)

saya lebih dari seperti biasanya 1,000*

2=Saya mengkritik diri saya 8 (20) 8 (20) untuk semua kesalahan saya

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.10 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom pengkritikan terhadap diri sendiri (BDI-08) antara laki-laki dan perempuan

(p>0,05).

Tabel 4.11. Perbedaan simtom pikiran atau keinginan untuk bunuh diri (BDI-09) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya mempunyai pikiran 2 (5) 2 (5) 1,000*

untuk membunuh diri saya sendiri, tapi saya takut

* Uji Mann Whitney

Pada tabel 4.11 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom pikiran atau keinginan untuk bunuh diri (BDI-09) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4.12. Perbedaan simtom menangis (BDI-10) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya menangis lebih dari 1 (2,5) 5 (12,5) Biasanya

2=Saya menangis pada 4 (10) 8 (20) 0,615*

masalah-masalah yang kecil

dan Saya sudah tidak sanggup lagi untuk menangis

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.12 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom menangis(BDI-10) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05). Hasil uji exact fisher diperoleh setelah 2 orang pada kelompok laki-laki yang memiliki skor 3 digabung menjadi skor 2, hal ini dilakukan dikarenakan jika tidak dilakukan penggabungan

33

Tabel 4.13. Perbedaan simtomtidak bisa beristirahat (BDI-11) berdasarkan jenis kelamin

Pada tabel 4.13 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom tidak bisa beristirahat (BDI-11) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05). Hasil uji exact fisher diperoleh setelah 1 orang pada kelompok perempuan yang memiliki

skor 3 digabung menjadi skor 2, hal ini dilakukan dikarenakan jika tidak dilakukan penggabungan maka uji hipotesis tidak dapat dilakukan.

Tabel 4.14. Perbedaan simtom kehilangan minat (BDI-12) berdasarkan jenis kelamin lain atau hal lain dan Sangat sulit untuk berminat terhadap apapun

Pada tabel 4.14 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom kehilangan minat (BDI-12) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Hasil uji exact fisher diperoleh setelah 2 orang pada kelompok laki-laki yang memiliki skor 3 digabung menjadi skor 2 dan 2 orang pada kelompok perempuan yang memiliki skor 3 digabung ke skor 2, hal ini dilakukan dikarenakan jika tidak dilakukan penggabungan maka uji hipotesis tidak dapat dilakukan.

Tabel 4.15. Perbedaan simtom keragu-raguan (BDI-13) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya sedikit kesulitan dalam 10 (25) 14 (35) membuat keputusan dari pada

biasanya 0,576*

2=Saya lebih sulit dalam 2 (5) 6 (15) membuat keputusan daripada

seperti biasanya

dan Saya kesulitan membuat keputusan apapun

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.15 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom keragu-raguan (BDI-13) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Hasil uji exact fisher diperoleh setelah 1 orang pada kelompok laki-laki yang memiliki skor 3 diubah menjadi skor 2 dan 4 orang pada kelompok perempuan yang memiliki skor 3 diubah ke skor 2, hal ini dilakukan dikarenakan jika tidak dilakukan penggabungan maka uji hipotesis tidak dapat dilakukan.

35

Tabel 4.16. Perbedaan simtom ketidak-berartian (BDI-14) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya tidak menganggap 6 (15) 2 (5) diri saya berarti dan berguna

seperti biasanya 1,000*

2=Saya merasa sangat 1 (2,5) 0 (0) tidak berarti dibandingkan

dengan orang lain

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.16 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom ketidak-berartian (BDI-14) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05)

Tabel 4.17. Perbedaan simtom kehilangan energi (BDI-15) berdasarkan jenis kelamin

Pada tabel 4.17 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom mudah tersinggung (BDI-15) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4.18. Perbedaan simtom perubahan dalam pola tidur (BDI-16 ) dari biasanya atau Saya tidur

lebih kurang dari biasanya

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.18 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom perubahan dalam pola tidur (BDI-16) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4.19. Perbedaan simtom mudah tersinggung (BDI-17) berdasarkan jenis kelamin

Pada tabel 4.19 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom mudah tersinggung (BDI-17) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

37 dari pada yang biasanya atau

Selera makan saya lebih dari pada yang biasanya

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.20 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom perubahan dalam selera makan (BDI-18) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4.21. Perbedaan simtom kesulitan konsentrasi (BDI-19) berdasarkan jenis kelamin simtom kesulitan konsentrasi (BDI-19) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4.22. Perbedaan simtom capek atau lelah (BDI-20) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya merasa mudah capek 17 (42,5) 16 (40)

atau lelah daripada yang 1,000*

biasanya

* Uji Mann Whitney

Pada tabel 4.22 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom capek atau lelah (BDI-20) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Tabel 4. 23. Perbedaan simtom kehilangan minat seks (BDI-21) berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin

p Laki-laki Perempuan

1=Saya sedikit kurang tertarik 5 (12,5) 10 (25)

terhadap seks dibandingkan 1,000*

yang biasanya

2=Saya kurang tertarik dengan 1 (2,5) 1 (2,5) seks sekarang

* Uji Exact Fisher

Pada tabel 4.23 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada skor simtom kehilangan minat seks (BDI-21) antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

BAB 5. PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik kategori dengan pendekatan cross sectional untuk melihat perbedaan simtom depresif pada pasien psoriasis

berdasarkan jenis kelamin di Yayasan Psoriasis Medan. Subjek peneliian berjumlah 80 orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki dan 40 orang perempuan yang merupakan pasien psoriasis yang terdaftar sebagai anggota Yayasan Psoriasis Medan. Cara pengambilan sampel adalah secara consecutive sampling.

Dari penelitian ini berdasarkan karakteristik demografi didapatkan usia subjek yang paling banyak pada laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu kelompok usia 16-38 tahun dimana pada laki-laki sebanyak 22 subjek (55%) dan pada perempuan 29 subjek (72,5%). Penelitian kelompok umur > 60 tahun tidak diikutsertakan karena tidak didapatkan responden yang berada diatas umur 60 tahun.

Pada penelitian ini pada karakteristik pendidikan yang paling banyak pada laki-laki dan perempuan masing-masing adalah sama sebanyak 38 subjek (95%) yaitu pada kelompok pendidikan tinggi yaitu SMA hingga perguruan tinggi. Pada kelompok perkawinan pada kedua kelompok jenis kelamin lebih tinggi kawin dimana pada laki-laki sebanyak 31 subjek (77,5%) dan pada wanita juga 30 subjek (75%). Pada kelompok pekerjaan keduanya sama-sama banyak bekerja dimana pada laki-laki sebanyak 39 subjek (97,5%) dan pada wanita sebanyak 23 subjek (77,5%), pada karakteristik tempat tinggal sama-sama banyak tempat tinggal di Medan pada laki-laki sebanyak 37 subjek (92,5%) dan pada perempuan

Dari segi karakteristik tingkat keparahan depresi pada kedua kelompok jenis kelamin sama-sama lebih banyak depresi minimal yaitu pada laki-laki sebanyak 33 subjek (82,5%) dan pada perempuan sebanyak 29 subjek (72,5%), sedangkan untuk tingkat keparahan depresi ringan banyak terdapat pada perempuan yaitu sebanyak 8 subjek (20%) dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 5 subjek (12,5%) dan pada tingkat keparahan depresi sedang pada perempuan sebesar 2 subjek (5%) dan laki-laki sebanyak 1 subjek (2,5%).

Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada masing-masing simtom depresif antara laki-laki dan perempuan pada skala BDI-II, namun proporsi pada beberapa simtom seperti pada simtom kehilangan kesenangan (BDI-04) pada laki-laki lebih banyak pada skor 1 (saya kurang menikmati sesuatu daripada seperti biasanya) yaitu sebanyak 20 subjek (50%) dan pada perempuan banyak pada skor 0( saya memperoleh kesenangan dari semua hal yang saya nikmati) yaitu sebanyak 23 subjek (57,5%). Terdapat perbedaan proporsi pada simtom tidak bisa beristirahat (BDI-11) dimana pada kelompok laki-laki banyak pada skor 1(saya merasa kurang bisa beristirahat seperti biasanya) yaitu sebanyak 22 subjek (55%) dan pada perempuan banyak pada skor 0(saya bisa beristirahat seperti biasanya) yaitu sebanyak 19 orang (47,5%) dan proporsi pada simtom perubahan pada selera makan (BDI-18) pada laki-laki banyak terdapat pada skor 0 (saya tidak mengalami perubahan selera makan) sebanyak 25 subjek (62,5%) dan pada perempuan pada skor 1 (selera makan saya kadang kurang dari biasanya atau selera makan saya

kadang-41

perbedaan bermakna pada simtom- simtom tersebut karena pada keseluruhan data di dapatkan (p>0,05).

Kelemahan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini tidak membedakan tingkat keparahan psoriasis dan luas dan letak lesi. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama yang meneliti tentang perbedaan simtom depresif pada pasien psoriasis berdasarkan jenis kelamin sehingga dapat dijadikan sebagai acuan penelitian yang lebih besar.

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Secara keseluruhan pada pasien psoriasis tidak terdapat perbedaan bermakna pada simtom depresif berdasarkan jenis kelamin karena pada keseluruhan data di dapatkan (p>0,05).

2. Proporsi simtom depresif pada pasien psoriasis berdasarkan jenis kelamin pada simtom kesedihan, pesimistik, kegagalan masalalu, perasaan bersalah,perasaan merasa dihukum, benci diri sendiri, pengkritikan pada diri sendiri, pikiran atau keinginan bunuh diri, menangis, kehilangan minat, keragu-raguan, ketidak berartian, kehilangan energi, mudah tersinggung, kesulitan untuk berkonsentrasi, capek atau lelah dan simtom kehilangan minat seks pada kedua kelompok jenis kelamin paling banyak adalah pada skor 0.

Pada beberapa simtom seperti pada simtom kehilangan kesenangan (BDI-04) pada laki-laki lebih banyak pada skor 1 (saya kurang menikmati sesuatu daripada seperti biasanya) yaitu sebanyak 20 subjek (50%) dan pada perempuan banyak pada skor 0( saya memperoleh kesenangan dari semua hal yang saya nikmati) yaitu sebanyak 23 subjek (57,5%). Terdapat perbedaan proporsi pada simtom tidak bisa beristirahat (BDI-11) dimana pada kelompok laki-laki banyak pada skor 1(saya merasa kurang bisa beristirahat seperti biasanya) yaitu sebanyak 22 subjek (55%) dan pada perempuan banyak pada skor 0(saya bisa beristirahat seperti biasanya) yaitu sebanyak 19 orang (47,5%) dan proporsi pada simtom perubahan pada selera makan (BDI-18) pada laki-laki banyak terdapat pada skor 0

43

(saya tidak mengalami perubahan selera makan) sebanyak 25 subjek (62,5%) dan pada perempuan pada skor 1 (selera makan saya kadang-kadang kurang dari biasanya atau selera makan saya kadang-kadang bertambah dari biasanya) sebanyak 20 subjek (50%).

3. Tingkat keparahan depresif pada kelompok laki-laki dan perempuan pada pasien psoriasis paling banyak adalah pada keparahan depresif minimal/normal.

Pada keparahan depresif ringan, kelompok perempuan lebih banyak dari pada laki-laki yaitu sebanyak 8 subjek (20%) dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 5 subjek (12,5%) dan pada tingkat keparahan depresi sedang pada perempuan sebesar 2 subjek (5%) dan laki-laki sebanyak 1 subjek (2,5%). dan pada tingkat keparahan depresi berat pada perempuan sebesar 1 subjek (2,5%) dan laki-laki sebanyak 1 subjek (2,5%)

6.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih besar lagi dengan melibatkan Dinas Kesehatan dan instalasi kesehatan lainnya untuk mendata pasien psoriasis di Indonesia sehingga dapat mendeteksi simtom-simtom depresif pada pasien psoriasis, khususnya pasien-pasien psoriasis dengan gangguan depresi.

DAFTAR RUJUKAN

1. Kurd SK, Troxel AB, Christoph P, Gelfand JM. The risk of depression, anxiety and suicidality in patient with psoriasis a population-based cohort study. Arch dermatol. 2010; 146: 891-5.

2. Independent News and Comunity. Info Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia. Diunduh dari www.independentnews&comunity.com. Diakses Januari 2014.

3. Gupta N, Mehta K. Prevalence of depression and anxiety in patient with psoriasis. IJSR. 2013;2:336-8.

4. Golpour M, Hosseini SH, Khademloo M, Ghasemi M, Ebadi A, Koohkan F, Shahmohammadi S. Depression and anxiety disorders among patient with psoriasis: A hospital-based case-control study. Hindawi Publishing Corporation Dermatology Research and Practice. 2012: 1-5.

5. Nasreen S, Ahmed I, Effendi S. Frequency and magnitude of anxiety and depression in patients with psoriasis vulgaris. Journal of the college of physicians and surgeons Pakistan. 2008;18(7):397-400.

6. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock. Synopsis of psychiatry behavioral sciences/ clinical psychiatry. 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &

Wilkins; 2007. p. 822-3.

7. Schmitt JM, Ford DE. Role of depression in quality of life for patients with psoriasis.Dermatology. 2007;215:17-27.

8. Gupta AK. Psychocutaneous disorders. In : Sadock BJ, Sadock VA, editors.

Kaplan & Sadock’s comprehensive textbook of psychiatry. Vol II. 9th ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2009. p.2423-41.

9. Tan ST. Streptococcus infection and psoriasis. The Indonesian journal of medical science. 2010;1:415-26.

10. Griffiths CEM, Barker JNWN. Psoriasis. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s textbook of dermatology. Vol.II. 8th ed.

Chichester: John Wiley & Sons;2010. p. 20.1-20.45

45

11. Wardhana M. Stres psikologis pada pasien psoriasis: Suatu kajian psikoneuroimunologi. FK universitas Udayana. 10-14

12. Djuanda A. Dermatosis eritoskuamosa. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.

Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2005. p. 189-203

13. Traub M, Marshall K. Psoriasis – pathophysiology, conventional and alternative approaches to treatment. Alternative Medicine Review.

2007;12:319-30

14. National Institute for Health and Clinical Excellence. Psoriasis Assessment and management of psoriasis Clinical Guideline Methods, evidence and recommendations National Clinical Guideline Centre. London. 2012.p.14 15. Secretariat WHO. Psoriasis.WHO.2013.1-4.

16. Sadock BJ. Signs and symptoms in psychiatry. In : Sadock BJ, Sadock VA, editors. Kaplan & Sadock’s comprehensive textbook of psychiatry. Vol I. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2009. p.923-9.

17. Akiskal HS. Mood disorders:Cclinical features. In : Sadock BJ, Sadock VA, editors. Kaplan & Sadock’s comprehensive textbook of psychiatry. Vol I. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2009. p.1694-1732.

18. Esposito M, Saraceno R, Giunta A. Maccarone M, Chimenti S. An Italian Study on psoriasis and depression. Dermatology. 2006;212:123-7

19. National Psoriasis Foundation. Psoriasis and mental health issue brief.

2012.1-7

20. Cusin C, Yang H, Yeung A, Fava M. Rating Scales for Depression. In: L.

Baer, M.A. Blais, editors. Handbook of Clinical Rating Scales and Assessment in Psychiatry and Mental Health, Current Clinical Psychiatry.

Boston: human press. 2009. 7—35.

21. Beck AT, Steer RA, Brown G. Beck Depression Inventory-Second Edition.

Diunduh dari:. www.harcourtassessment.com. Diakses pada Januari 2014.

22. Blacker D. psychiatric rating scales. In : Sadock BJ, Sadock VA, editors.

Kaplan & Sadock’s comprehensive textbook of psychiatry. Vol I. 9th ed.

23. Smith C, Efort BT. Test review: Beck depression inventory-II. Association for Assessment in Counsuling.

24. Darkwin Blog. Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia. Diunduh dari www.darkwinblogoffice.co.org. Diakses pada Januari 2014.

25. Dahlan MS. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto; 2008.

47

Lampiran 1 Jadwal penelitian

Kegiatan Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014

I II III IV I II III IV I II III IV Persiapan

Pelaksanaan Pengolahan data Seminar Hasil

Lampiran 2

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Bapak/Ibu/Sdr/i Yth.

Saya dr. Annisa Fransiska peserta program pendidikan dokter spesialis di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa akan membuat suatu penelitian yang berjudul

―Perbedaan simtom depresif pada pasien psoriasis berdasarkan jenis kelamin‖.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan simtom depresi pada pasien psoriasis berdasarkan jenis kelamin.

Dengan mengetahui adanya gambaran gejala depresi, maka penelitian akan sangat bermanfaat bagi para dokter untuk lebih memberikan perhatian bagi para pasien psoriasis. Jika Bapak/Ibu bersedia ikut serta dalam penelitian, maka Bapak/Ibu akan diminta untuk mengisi data-data demografi, dan mengisi sebuah daftar isian yang disebut ―Beck Depression Inventory (BDI)‖ untuk mengetahui

Dengan mengetahui adanya gambaran gejala depresi, maka penelitian akan sangat bermanfaat bagi para dokter untuk lebih memberikan perhatian bagi para pasien psoriasis. Jika Bapak/Ibu bersedia ikut serta dalam penelitian, maka Bapak/Ibu akan diminta untuk mengisi data-data demografi, dan mengisi sebuah daftar isian yang disebut ―Beck Depression Inventory (BDI)‖ untuk mengetahui

Dokumen terkait