Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni-Juli 2019 di Perairan Pantai Pendaratan Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Desa Jaring Halus terletak pada 3º51'30" - 3º59'45" LU dan 98º30'- 98º42' BT dengan ketinggian ± 1 m dpl (Gambar 2). Analisis sampel kualitas air dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Laboratorium Lingkungan Perairan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pengukuran parameter fisika dan kimia perairan dilakukan langsung di lapangan. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Lokasi Penelitian Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan untuk pengambilan sampel fitoplankton adalah botol sampel, fitoplankton net, lakban hitam, mikroskop, SRC (Sedgwick rafter counter cell) pH meter, bola duga, Thermometer, secchi disk, GPS
(Global Positioning System), Sterofoam, alat tulis dan buku identifikasi fitoplankton (lampiran 1).
Bahan yang digunakan adalah sampel air, lakban, Lugol sebagai pengawet sampel plankton.
Metode Penentuan Stasiun
Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi/stasiun penelitian adalah Purpossive Random Sampling yaitu dengan cara memilih 3 (tiga) stasiun penelitian berdasarkan rona lingkungan/aktivitas masyarakat yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian dengan jarak minimal 50 meter antar stasiun (Rahmawati et al., 2014).
Parameter fisika dan kimia dilakukan melalui cara in situ yaitu pengukuran secara langsung data di lokasi penelitian dan cara ex-situ yaitu hasil sampel merupakan data hasil laboratorium.
Deskripsi Stasiun Pengamatan Stasiun I
Lokasi ini merupakan daerah yang banyak didapati pemukiman masyarakat dan langsung berbatasan dengan laut. Stasiun ini berada pada titik koordinat 098°34"11' BT dan 03°56"53' LU Dapat dilihat pada Gambar (3)
Gambar 3. Lokasi Stasiun I
Stasiun II
Stasiun ini tidak ditemukan adanya kegiatan masyarakat. Lokasi ini berjarak 200 meter antara stasiun 1 dan 3 dan berada pada koordinat 098°34"15' BT dan 03°56"55' LU. Dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Lokasi Stasiun II Stasiun III
Stasiun ini terjadi pemanfaatan ekosistem mangrove dan merupakan daerah nelayan meletakkan bubu untuk menangkap kepiting bakau dan mencari kerang-kerangan. Stasiun ini berada pada titik koordinat 098°34"17' BT dan 03°56"51' LU dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Lokasi Stasiun III
Parameter Fisika dan Kimia
Tabel 1. Pengukuran Parameter Kualitas Air
Parameter Satuan Alat Tempat Analisis
FISIKA
Salinitas PPT Refrakto Meter In Situ
Posfat mg/L - Ex Situ air, kemudian mencatat skala pada termometer tersebut.
Kecerahan
Kecerahan diukur menggunakan Secchi disk (lampiran 2), yaitu dengan menurunkan secchi disk kedalam air secara perlahan-lahan dengan tegak lurus permukaan air sampai bagian secchi disk yang berwarna putih tidak tampak lagi dan dicatat kedalamannya (d1). Kemudian turunkan secchi disk yang sedikit lagi, dan perlahan-lahan tarik ke atas. Jika sudah mulai terlihat bagian secchidisk berwarna hitam untuk pertama kalinya catat ke dalamannya (d2).
Selanjutnya menghitung rata-rata dari nilai kedalaman tersebut yang merupakan nilai dari kecerahan dan dinyatakan dalam meter (m). Berdasarkan Suin (2002), menyatakan nilai kecerahan diperoleh dengan menggunakan rumus :
Kecerahan (m)(d1 d2) 2 Keterangan,
d1= Skala saat bagian secchi disk berwarna putih mulai tidak tampak lagi (m) d2 = Skala saat secchi disk berwarna hitam pertama kali tampak (m)
Kecepatan Arus
Kecepatan arus di ukur dengan menggunakan bola duga. Dengan cara lepakan bola duga dengan tali terikan sepanjang 10 meter. Hitung dengan stopwatch hingga tali yang di gunakan lurus sempurna. Menyatakan Sudarto (1993) yang menyatakan dengan rumus:
Keterangan:
L = jarak tempuh bola duga, dalam satuan meter
T = waktu yang ditempuh oleh bola duga dalam satuan detik Kedalaman
Kedalaman di ukur dengan menggunakan tongkat skala. Dengan skala cm.
Parameter Kimia N-total
Pengukuran N-total diukur dengan mengambil sampel air laut sebanyak 1 liter kedalam botol sampel. Setelah itu, analisis dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) untuk dianalisis dengan metode spektrofotometri.
Posfat
Pengukuran Posfat diukur dengan mengambil sampel air laut sebanyak 1 liter kedalam botol sampel. Setelah itu diawetkan dengan pendinginan
menggunakan es. dan analisis dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) untuk dianalisis dengan metode spektrofotometri.
pH
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Sampel air diambil menggunakan ember lalu bagian elektroda dimasukkan kedalam sampel air hingga nilai pada display konstan. Pengukuran pH dilakukan
Pengukuran Klorofil-α dilakukan di laboratorium FMIPA Universitas Sumatera Utara, dengan cara sampel air di saring sebanyak 100 ml menggunakan kertas sarinng whatman GF/C 42 µm, lalu kertas saring di gerus dan di tambahkan aseton 70% sebanyak 10 ml. larutan didiamkan di lemari pendingin kurang lebih 1 jam. Larutan di ambil 1 ml dan dimasukkan kuvet kedalam spektrofotometer.
A = Absorbansi pada panjang gelombang yang berbeda Va = volume aseton 10 ml
V = Volume air yang di saring 100 ml
d = diameter kuvet 1cm Pengambilan Sampel Air
Sampel air diambil dengan cara memasukkan air permukaan dengan kedalaman 30-40 cm ke dalam botol 1,5 liter yang sudah di sterilisasi dengan aquadest terlebih dahulu. Sampel air ditutup rapat dimasukkan kedalam sterofoam guna menjaga sampel air agar tidak berubah parameter fisika kimia air sampel tersebut.
Pengambilan Sampel Plankton
Sampel plankton diambil dengan cara menyaring air lapisan permukaan dengan kedalaman 30-40 cm. Sampel tersebut disaring menggunakan plankton net dengan ukuran 45 µm, dengan cara ditarik sejauh 10 meter. Air sampel hasil penyaringan yang tertampung di bucket (botol penampung fitoplankton planktonet) dimasukan ke dalam botol sampel volume 30 ml dan diawetkan dengan menggunakan lugol sebanyak 4 tetes (APPA. 2005). Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi menggunakan buku identifikasi Ilustrations Of The Marine Plankton Of Japan
Analisis Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan, berupa data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung diperoleh dari pengukuran di lokasi penelitian dan hasil analisis di laboratorium.
Data yang diperoleh dianalisis dan dilakukan pembandingan dengan standart baku mutu air berdasarkan Kep MENLH No.51 tahun 2004 untuk melihat kondisi perairan secara umum. Hasil pembandingan tersebut selanjutnya digunakan untuk penarikan kesimpulan.
Analisis Kelimpahan
Kelimpahan plankton didefinisikan sebagai jumlah individu atau sel persatuan volume (dalam m3). Untuk fitoplankton dinyatakan dalam sel/m3, sedangkan zooplankton dinyatakan dalam ind/m3. Jumlah individu atau sel plankton dalam 1 m3 air dihitung dengan menggunakan metode penyapuan sebanyak 2 kali ulangan yaitu sebagai berikut (Basmi, 2000):
Dengan ketentuan:
Ni = Kelimpahan plankton ke-I (individu/L)
Xi = Jumlah sel plankton ke-i yang teramati (individu) Vt = Volume air tersaring (ml)
Vs = Volume sampel di bawah gelas penutup (ml) Acg = Luas penampang permukaan SRC (mm2) Aa = Luas amatan (mm2)
As = Volume konsentrasi dalam Sedgwick Rafter Counting Cell (ml) Analisis Keanekaragaman
Menurut Nugroho (2006), analisis ini digunakan untuk mengetahui keragaman jenis biota perairan. Jika keragamannya tinggi, berarti komunitas Fitoplankton diperairan makin beragam dan tidak didominasi oleh satu atau dua jenis individu Fitoplankton. Persamaan yang digunakan menghitung indeks ini adalah persamaan Shannon-Wiener, dengan rumus
∑
H’ = Indeks diversitas Shannon-Wiener mengetahui penyebaran jenis tersebut merata atau tidak. Indeks keseragaman dihitung dengan menggunakan rumus: spesies rendah, hal ini mencerminkan bahwa kekayaan individu masing-masing spesies sangat jauh berbeda
b. Jika indeks keseragaman (E) mendekati 1, maka keseragaman antara spesies relatif merata dan perbedaannya tidak begitu menyolok.
Analisis Dominansi
Indeks dominansi digunakan untuk melihat ada tidaknya suatu jenis tertentu yang mendominasi dalam suatu jenis populasi. Perhitungan indeks dominansi untuk fitoplankton menggunakan rumus indeks dominansi sebagai berikut
∑[ ⁄ ]
Keterangan :
C = Indeks dominansi ni = Jumlah individu ke-i N = Jumlah total individu s = Jumlah jenis
Nilai C berkisar antara 0 dan 1, apabila nilai C mendekati 0 berarti hampir tidak ada individu yang mendominasi, sedangkan bila C mendekati 1 berarti ada individu yang mendominasi populasi (Odum, 1993).
Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)
Pada dasarnya PCA (Principal Component Analysis) suatu metode jika seorang peneliti memiliki sejumlah besar variabel, maka dengan analisis ini peneliti tersebut dapat melakukan orientasi kembali terhadap data yang dikumpulkan sedemikian rupa sehingga bisa diperoleh dimensi yang lebih sedikit namun memberikan informasi sebesar-besarnya dari data aslinya (Soedibjo, 2008).
Principal Component Analysis (PCA) merupakan metode analisis multivariat yang bertujuan memperkecil dimensi variabel asal sehingga diperoleh variabel baru (komponen utama) yang tidak saling berkorelasi tetapi menyimpan sebagian besar informasi yang terkandung pada variabel asal (Yordani et al., 2011).
Dalam membahas Analisi Komponen Utama, ada baiknya untuk menjelaskan istilah multivariat dalam analisis ekologi kuantitatif. Penelitian ekologi umumnya akan melibatkan data biotis maupun abiotis. Data biotis yang dikumpulkan biasanya disajikan dalam bentuk matriks data Analisis hubungan antar spesies dalam suatu ekosistem adalah salah satu kajian yang kerapkali dilakukan dalam bidang biologi laut. Analisis tersebut dilakukan dengan mengambil sampel (stasiun) yang mewakili suatu wilayah dalam satuan luas atau satuan volume tertentu (Soedibjo, 2008).
Interpretasi dari besarnya nilai hubungan antara kelimpahan Fitoplankton, dengan parameter lingkungan pada Perairan Pantai Pendaratan Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat Sumatera Utara dapat diklasifikasikan pada Tabel 2.