• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Relevan

Penelitian tentang perilaku penggemar KPop dan kaitannya dalam fenomena KPop saat ini banyak mendapat perhatian peneliti. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti.

Rizqiatul Maulidah (2019) dengan penelitiannya yang berjudul “Peran Tri Pusat Pendidikan dalam Mencegah Fenomena Fandom KPop (Studi Kasus SD al-Fath Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan)”. Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitiannya yaitu; 1) untuk menganalisa dampak yang ditimbulkan oleh berkembangnya KPop terhadap para penggemarnya dan 2) untuk mengetahui dan menganalisa peran Tri Pusat Pendidikan dalam mengawasi siswa penggemar KPop. Hasil penelitiannya yakni 32 orang siswa kelas 5 SD al-Fath Cirendeu yang notabene siswa perempuan merupakan penggemar KPop sehingga upaya dari tri pusat pendidikan sangat diperlukan dan dilakukan secara berkala agar siswa penggemar KPop tidak mudah terpengaruh dampak negatif dari budaya KPop. upaya yang dilakukan tri pusat pendidikan SD al-Fath Cirendeu yaitu upaya penanaman pendidikan karakter, sosialisasi terkait dampak positif serta dampak negatif dari KPop, pemberian

41

nasehat kepada peserta didik dengan bahasa yang persuasif secara berkelanjutan, membatasi dan memfilter informasi yang dapat anak akses ketika anak bermain gawai, pengenalan budaya-budaya tradisional indonesia, menyibukkan anak dengan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan potensi dan keterampilan anak, pembinaan tentang parenting.

Penelitian ini memiliki persamaan yaitu menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaaan yaitu Rizqiatul Maulidah (2019) meneliti bagaimana peran Tri Pusat Pendidikan dalam merespon perubahan sikap siswa SD al-Fath Cirendeu penggemar KPop, sedangkan peneliti meneliti perilaku komunikasi verbal dan nonverbal remaja usia SD penggemar KPop.

Adnan Habieb (2017) dengan penelitiannya yang berjudul "The Influence of KPop in Indonesia's Students Behaviour". Tujuan penelitiannya untuk menjelaskan pengaruh KPOP terhadap kebiasaan siswa. Hasil penelitiannya yakni betapa tingginya intensitas pengaruh dan imitasi budaya Korea dari menonton K-Drama. Dimana remaja berusia 17-21 tahun yang sering menonton K-Drama meniru gaya seperti yang ada ditayangan KDrama. Berdasarkan intensitas Drama Korea ditunjukkan dengan koefisien determinasi (Rkuadrat) sebesar 0,102 yang artinya pengaruh intensitas menonton orang korea drama gaya busana remaja daerah Sleman, Yogyakarta 10,2%.

Penelitian ini memiliki persamaan yaitu melihat fenomena Korea. Perbedaan penelitian adalah penelitian ini dilakukan dengan penelitian kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian Adnand (2017) ini meneliti pengaruh KDrama di kalangan remaja usia 17-21 tahun di Sleman Yogyakarta sedangkan yang peneliti jadikan objek adalah remaja usia 10-12 tahun atau usia SD dan meneliti perilaku komunikasi usia SD baik verbal maupun nonverbal.

Christoper (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Sikap Masyarakat Surabaya dalam menonton Video Klip PSY Gangnam Style di Youtube”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena KPop. Hasil penelitiannya yakni ritme, bahasa lirik, bahasa performance, bahasa musikalisasi dan nada

42

yang terdapat dalam video klip Gangnam Style diketahui dan disukai masyarakat Surabaya.

Penelitian ini memiliki persamaan yaitu melihat fenomena KPop. Perbedaan penelitian adalah jenis penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian Christoper (2013) ini meneliti sikap di kalangan masyarakat Surabaya sedangkan yang peneliti jadikan objek adalah masyarakat usia 10-12 tahun atau usia SD dan meneliti perilaku komunikasi usia SD baik verbal maupun nonverbal.

Wigo Mardana Pinky Mayo (2018) dengan penelitiannya yang berjudul “Perilaku Komunikasi Komunitas Korea Dalam Pembentukan Modal Sosial (Studi Fenomenologi Pada Komunitas Korea Hansamo Bandung)”. Tujuan dari penelitiannya yakni untuk mengetahui motif anggota, hubungan yang terjalin didalamnya untuk membentuk modal sosial, penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal dalam pembentukan modal sosial, dan proses pembentukan modal sosial Komunitas Korea Hansamo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat motif anggota, hubungan yang terjalin didalamnya untuk membentuk modal sosial, penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal dalam pembentukan modal sosial, dan proses pembentukan modal sosial Komunitas Korea Hansamo di Bandung.

Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaaan yaitu Wigo (2018) meneliti motif anggota, hubungan yang terjalin didalamnya untuk membentuk modal sosial, penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal dalam pembentukan modal sosial, dan proses pembentukan modal sosial Komunitas Korea Hansamo di Bandung, sedangkan peneliti meneliti perilaku komunikasi verbal dan nonverbal remaja usia SD penggemar KPop di Juwana dan lokasi dilakukan di daerah Juwana.

Gradini Iradati Putri (2016) dengan penelitiannya yang berjudul “Fenomena Komunikasi Komunitas KPopers Pekanbaru”. Tujuan penelitian Gradini yaitu untuk mengetahui motif yang dimiliki anggota untuk ikut bergabung kedalam komunitas KPopers Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif yang dimiliki anggota untuk ikut bergabung kedalam komunitas KPopers

43

Pekanbaru yaitu motif masa lalu (because motive) berupa hobi menari yang sudah ada dalam diri anggota komunitas dan adanya ajakan teman untuk bergabung kedalam komunitas itu sendiri, motif masa datang (in order to motives) anggota komunitas KPopers Pekanbaru sebagai media untuk lebih dikenal oleh orang banyak dan juga merupakan sarana untuk belajar tentang bahasa serta memajukan diri sendiri dan juga agar orang-orang tidak memandang sebelah mata kepada mereka..

Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Perbedaaan yaitu Gradini (2016) meneliti motif anggota untuk bergabung kedalam komunitas KPopers di Pekanbaru, pemaknaan Korean Pop(KPop) bagi anggota komunitas KPopers Pekanbaru dan pengalaman komunikasi anggota komunitas KPopers di Pekanbaru, sedangkan peneliti meneliti perilaku komunikasi verbal dan nonverbal usia SD penggemar KPop di Juwana dan lokasi dilakukan di daerah Juwana.

Mamiek Sayyidatus Shalihah (2019) dengan penelitiannya yang berjudul “Perilaku Komunikasi Penggemar KPop Studi Fenomenologi tentang Perilaku Komunikasi Penggemar KPop sebagai Audien Video Musik Girlband Blackpink "Ddu Du Ddu Du" di UIN Sunan Ampel Surabaya”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komunikasi penggemar KPop sebagai audien video musik Blackpink “Ddu Du Ddu Du” terdapat beberapa temuan penelitian yaitu, adanya perilaku berkomentar, bernyanyi, berdiskusi, mengunduh lagu, menunjukkan ekspresi, menggerakkan tubuh, berbagi informasi di media sosial, serta mencari terjemahan lagu. Perilaku tersebut dilakukan oleh penggemar KPop sebagai audien dari video musik Ddu Du Ddu Du milik Blackpink.

Penelitian ini bertujuan sama yaitu menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaaan yaitu Mamiek (2019) meneliti komunikasi penggemar KPop sebagai audien video musik Blackpink “Ddu Du Ddu Du” di UIN Sunan Ampel Surabaya dan perilaku penggunaan media dalam komunikasi penggemar KPop sebagai audien video musik Blackpink “Ddu Du Ddu Du” di UIN Sunan Ampel Surabaya, sedangkan peneliti meneliti perilaku komunikasi verbal dan nonverbal usia SD penggemar KPop di Juwana dan lokasi dilakukan di daerah Juwana.

44

Anisa Nur Andina (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Minat terhadap musik Korea di kalangan remaja di Yogyakarta (Studi pada penggemar KPop di daerah Sleman)”. Tujuan penelitiannya yaitu adakah faktor yang mempengaruhi minat remaja di Sleman, Yogyakarta terhadap musik KPop. Dan hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat remaja di Sleman, Yogyakarta terhadap musik KPop yaitu disebabkan oleh stimulasi emosional, stimulasi kognitif, faktor situasional, variasi musik.

Penelitian ini memiliki persamaan menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaaan yaitu Anisa (2013) meneliti remaja penggemar KPop di Yogyakarta dan lokasi dilakukan di daerah Sleman, sedangkan peneliti meneliti remaja usia SD penggemar KPop di Juwana dan lokasi dilakukan di daerah Juwana.

Dokumen terkait