• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keanekaragaman budayanya yang terdapat di seluruh penjuru Nusantara mulai dari Sabang hingga Merauke. Walaupun memiliki beraneka ragam kebudayaan, hal tersebut tidak menjadikan Indonesia terpecah belah namun tetap satu dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yakni ‘berbeda-beda tetap satu jua’. Karena perkembangan dan kemajuan jaman serta dampak dari globalisasi, kebudayaan asing pun mulai memasuki negara Indonesia. Bahkan, kebudayaan asing tersebut mampu bersaing dengan kebudayaan Indonesia hingga sedikit menggeser posisi kebudayaan lokal Indonesia.

Salah satu kebudayaan asing yang sekarang ini merajai negara Indonesia adalah kebudayaan dari negara Korea Selatan. Sebut saja kebudayaan Korea Selatan tersebut KPop dan Kdrama. Kedua kebudayan Korea Selatan itu saat ini sedang membooming di kalangan remaja, terutama kaum hawa. Siapa sih yang tidak kenal EXO, SHINee, SNSD, Big Bang, Blackpink, NCT, BTS atau Bangtan Boys, Stray Kids, dan Wanna One? Hampir semua orang mengenalnya, terutama para remaja yang paling mendominasi. Dan dengan mulai merajainya KPop di dunia musik di kawasan Asia, banyak remaja yang lebih mengidolakan para idol dari negeri Ginseng tersebut daripada memilih kebudayaan lokal dalam negeri. Sehingga kebudayaan lokal agak tersisihkan karena kebudayaan negeri Ginseng.

Korean wave mulai masuk di Indonesia sejak awal tahun 2000-an lewat penayangan drama-drama Korea di beberapa TV swasta. Beberapa drama fenomenal saat itu yang memikat dan menjadi daya tarik hingga sekarang seperti Princess Hours, Full House, Endless Love, Winter Sonata, dan Boys Before Flowers sering disebut-sebut sebagai awal mula seseorang mengenal budaya Korea. Drama tersebut sangat mempengaruhi masyarakat Indonesia. Karena menampilkan kisah yang romantic dan alur cerita yang membuat siapa yang menontonnya ikut hanyut dalam cerita. Selain itu, disungguhkan dengan aktor dan

(2)

2

aktris yang ganteng, kualitas akting yang bagus beserta ost dramanya yang bagus (Suryanti,2016). Setelah itu, musik pop Korea juga mulai banyak dikenal oleh masyarakat Tanah Air. Selain menyuguhkan suatu yang berbeda dalam hal musik, para member girlband maupun boyband Korea memiliki visual yang menawan sehingga mudah menarik hati masyarakat Indonesia. Hingga akhirnya, hal-hal berbau Korea mulai dari budayanya, kulinernya, dan bahasanya menjadi banyak diminati oleh masyarakat dari berbagai rentang usia.

Menurut hasil survey IDN Times, 40,7 % penggemar KPop di Indonesia berasal dari kalangan berumur 20-25 tahun, 38,1 % berusia 15-20 tahun, 11,9 % berusia lebih dari 25 tahun dan persentase paling sedikit berasal dari usia 10-15 tahun yakni sebanyak 9,3 %. Selain itu, demografi penggemar KPop di Indonesia juga didominasi oleh perempuan yakni sebanyak 92,1 % (IDN Times, 2019).

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penggemar KPop berada pada rentang usia dewasa awal. Sejalan dengan hasil penelitian Boon & Lomore menunjukkan bahwa 75 % individu pada masa dewasa awal cenderung memiliki ketertarikan yang kuat terhadap selebriti dalam kehidupannya, seperti idola pop, bintang film, dan semacamnya (Boon & Lomore, 2001). Ditambahkan pula oleh Widjaja & Ali yang menyebutkan masa dewasa awal adalah masa mulainya seseorang melakukan pemujaan terhadap idolanya (Widjaja & Ali, 2015).

Merujuk jurnal penelitian oleh Sari (2018) dengan judul “Pengaruh Budaya KWave (Korean Wave) terhadap Perubahan Perilaku Remaja Penyuka Budaya Korean di Bandar Lampung”. Budaya populer atau pop culture merupakan efek dari globalisasi. Bagaimana Korea Selatan sebagai tuan rumah dari budaya populer yang tengah melanda berbagai negara, terutama negara-negara di Asia, yang kemudian dari budaya populer Korea Selatan Korean Wave dapat dilihat dampaknya terhadap remaja Bandar Lampung penggemar Korean Wave

Sari membuktikan fenomena tersebut dengan dilakukannya penelitian pada pengaruh Korean Wave pada remaja di Bandar Lampung. Kemajuan teknologi pada era modern menjadikan remaja di Bandar Lampung terus menerus

(3)

3

mengalami perubahan perilaku hidup seiring perkembangan jaman. Bagaimana Korean Wave terus menerus menghipnotis kaum remaja dengan drama, film, KPop, dan lain-lain sehingga menggeser perilaku remaja Bandar Lampung. Sari juga memaparkan bahwa pengaruh budaya Korean Wave terhadap remaja Bandar Lampung yang cenderung berlebihan dan menimbulkan sikap fanatik.

Selain itu, dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Mamiek Sayyidatus Shalihah (2019) dengan penelitiannya yang berjudul “Perilaku Komunikasi Penggemar KPop Studi Fenomenologi tentang Perilaku Komunikasi Penggemar KPop sebagai Audien Video Musik Girlband Blackpink "Ddu Du Ddu Du" di UIN Sunan Ampel Surabaya”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komunikasi penggemar KPop sebagai audien video musik Blackpink “ddu du ddu du” terdapat beberapa temuan penelitian yaitu, adanya perilaku berkomentar, bernyanyi, berdiskusi, mengunduh lagu, menunjukkan ekspresi, menggerakkan tubuh, berbagi informasi di media sosial, serta mencari terjemahan lagu. Perilaku tersebut dilakukan oleh penggemar KPop sebagai audien dari video musik Ddu Du Ddu Du milik Blackpink.

Berdasarkan fenomena di atas, penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah perilaku komunikasi verbal dan nonverbal remaja yang terpengaruh penyebaran KPop. Contoh kecil yang diambil seperti gaya bicara dan gesturenya, apakah mereka mengikuti gaya bicara dan gesture artis Korea favoritnya. Seseorang yang terkena virus Korean Wave, dengan kata lain menggemari KPop, seperti misalnya mengoleksi mp3, menonton acara musik panggung Korea artis idolanya yang ditayangkan di televisi ataupun mereka akses sendiri di situs kanal Youtube. Selain pengaruh media, tutur bahasa dalam berucap dan ekspresi remaja juga mempengaruhi gaya hidup yang diterpanya.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan penelitian-penelitian sebelumnya tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana perilaku komunikasi

(4)

4

dan dampak perilaku komunikasi penggemar KPop di usia 10-12 tahun atau usia SD terhadap pendidikan mereka.

Alasan peneliti memilih anak usia SD sebagai subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak yang menginjak remaja yang paling banyak rentan untuk mereplikasi pesan yang dikirim pada kesan. Memperkuat dalil pendukung para peneliti menemukan bukti sebelumnya peneliti yang mengatakan bahwa yang paling muda adalah yang paling muda rentan untuk meniru perilaku yang merupakan kesan itu terlihat terutama pada tayangan KPop. Selain itu, untuk penelitian perilaku komunikasi KPop usia SD belum ada karena dalam penelitian sebelumnya lebih ke subjek sasaran usia 15-24 tahun atau usia SMP, SMA, dan Mahasiswa.

Apalagi remaja usia SD yang sekarang ini semakin mudah mengakses KPop, dengan keingintahuannya yang besar semakin besar kemungkinan mereka meniru perilaku seperti idol KPop yang mereka suka seperti gaya bicara, mempelajari tulisan dan bahasa Korea tetapi tidak pernah mempelajari bahasa daerahnya sendiri, memburu all about artifak idolnya. Karena itu, budaya negaranya perlahan akan terkikis dan perlahan mulai diganti dengan budaya negeri Ginseng.

Peneliti memilih informan berusia 10-12 tahun, yaitu usia remaja yang masih duduk di bangku SD di Kota Juwana karena informan ini merupakan penggemar KPop yang mengidolakan para idol dari negeri Ginseng dan mengikuti perkembangan idol KPop dengan bergabung pada grub online KPop. Hampir seluruh remaja yang menjadi informan mengetahui apa itu KPop yang rata-rata pada awalnya terpikat karena kagum akan kehidupan aktor dan artisnya yang sangat menarik dan mempesona dan pada akhirnya menjadi penggemar yang sampai tahap pengagum idol KPop. Selain itu dari hasil penelitian, peneliti menemukan anak usia SD ini terlihat meniru gesture aktor dan artis idol KPopnya, berekspresi yang menyerupai para aktor atau aktris idol KPopnya, serta dalam berinteraksi di dalam kelompok grub onlinenya, anak usia SD ini membangun identitasnya sebagai penggemar dengan memasukan bahasa dan tulisan Korea di dalam komunikasi mereka. Sebut saja Rara (11 tahun), Rara merupakan salah

(5)

5

satu KPop lovers tiga boyband Korea yaitu Stray kids, EXO dan Seventeen. Rara menjadi penggemar KPop mulai dari usia 10 tahun yang mulanya pengaruh dari teman sebayanya, yang kemudian mulai mencari tahu dan menjadi penggemar setia sampai sekarang. Rara yang awalnya tertarik karena tampilan visual idolnya mulai tertarik belajar bahasa Korea serta tulisan hangeul, dan hasilnya Rara cukup bisa untuk berbahasa Korea serta menulis hangeul. Rara juga terkadang menyisipkan bahasa atau tulisan Korea di akun media sosialnya. Dalam percakapan media sosialnya terkadang memakai bahasa dan tulisan Korea. Di kesehariannya seringkali terselipkan bahasa Korea sederhana seperti saranghae atau saranghaeyo, nee, annyeong haseyo atau annyeong, gamsahabnida dan gerakan khas Korea. Aktif di media sosialnya; instagram, washaap, facebook. Setiap hari tidak pernah absen mengikuti perkembangan dan berita idolnya. Untuk all about tentang idolnya Rara pun mempunyai koleksi album; lagu baik mp3, MV, mp4; foto atau gambar idolnya.

Dapat disimpulkan saat ini KPop telah meracuni pikiran masyarakat, khususnya di Indonesia tidak hanya remaja usia 15-24, usia dewasa, tetapi bahkan sampai remaja usia SD. KPop tidak hanya dikenal sebagai alur musik yang menarik karena selalu tergelincir pada dance tetapi juga aktor tampan atau aktris cantik dan keindahan yang mempesona juga menjadi salah satu faktor penyebab yang mendukung. Selain gaya bicara orang Korea dengan intonasi unik sering dipraktekkan dalam keseharian remaja yang dipopulerkan, bahasa serta tulisan Korea yang dipelajari, gesture serta sentuhan yang ditiru, tetapi juga mengkoleksi artifak all about idol KPop.

Masuknya budaya KPop yang membuat para remaja tergila-gila tentunya memiliki dampak terhadap generasi muda. Sudah menjadi hak tersendiri bagi seseorang untuk mencintai dan mengidolakan siapa saja, namun remaja saat ini terlalu berlebihan dan fanatik sehingga memunculkan sikap yang berlebihan. Dan hal tersebut memicu adanya dampak positif dan negatif bagi para KPopers. Apalagi bagi penggemar usia 10-12 yang notabene masih merupakan seorang pelajar, tentunya sedikit-banyak baik disadari atau tidak disadari menimbulkan dampak positif dan dampak negatif dalam pendidikan mereka.

(6)

6

Dampak positif dari KPop contohnya seperti menambah penguasaan bahasa dan tulisan, menambah percaya diri, menambah teman dari berbagai daerah dan negara, mengajarkan pentingnya kerja keras dan menghomati, memotivasi prestasi, mengenal kebudayaan negara lain, dan lain-lain.

Dampak negatif dari menggemari KPop seperti menghalu atau delusi yang berlebihan, perilaku konsumtif, fanwar, tidak ingat waktu, dan lain sebagainya. Dampak yang lainnya seperti kecanduan terhadap media sosial, sering menyendiri, dan berjam-jam melihat foto idol kemudian berandai-andai.

Berdasarkan alasan tersebut di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Perilaku Komunikasi Penggemar KPop Usia SD (Studi Fenomenologi)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti memberikan pertanyaan mengenai:

1. Bagaimana pengaruh KPop terhadap komunikasi penggemar KPop usia SD? 2. Bagaimana dampak perilaku komunikasi penggemar KPop usia SD terhadap

pendidikan mereka?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pengaruh KPop terhadap komunikasi penggemar KPop usia SD.

2. Mendeskripsikan dampak perilaku komunikasi penggemar KPop usia SD terhadap pendidikan mereka.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut;

(7)

7 1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan gambaran mengenai suatu peristiwa umum yang biasa terjadi di masyarakat sebagai referensi dalam penelitian kedepannya dari segi aspek komunikasi, sosial, dan budaya.

b. Memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan tetang perkembangan komunikasi dan sosial dalam masyarakat

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap hasil dari penelitian memberikan penjelasan mengenai perilaku komunikasi penggemar KPop, serta memberikan pemahaman dampak perilakunya bagi pendidikan.

b. Bagi Pembaca

Penelitian ini bisa memberikan informasi tertulis ataupun sebagai referensi studi tentang pembahasan mengenai perilaku dan komunikasi dalam sebuah fenomena yang mengaitkan KPop dan penggemar.

c. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan terkait fenomena Korean wave, gambaran perubahan gaya hidup dan dampak dari Korean Wave yang diminati remaja khususnya penggemar KPop usia SD di Kota Juwana yang di dalamnya terdapat perubahan perilaku komunikasi. Serta memberikan pembelajaran penting bagi pendidikan khususnya yang menyangkut dampak perilaku komunikasi KPop bagi remaja usia SD. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya penanggulangan dan pemanfaatan budaya Korea ke arah yang positif bagi usia remaja usia SD.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang dibahas dalam laporan ini mengenai bagaimana perilaku komunikasi penggemar KPop usia SD. Ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini mengenai:

(8)

8

1. Perilaku komunikasi verbal (gaya bicara, bahasa, dan tulisan)

2. Perilaku komunikasi nonverbal (gesture, ekspresi, sentuhan, dan artifak) penggemar KPop usia SD.

3. Dampak perilaku komunikasi KPop pada pendidikan

1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Perilaku

Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan yang dipengaruhi atau dibentuk dari faktor-faktor dalam diri manusia yang mencakup hasrat, sikap, reaksi, rasa takut, rasa senang, dan sebagainya. Serta dipengaruhi faktor lingkungan yang memiliki peran dalam perkembangan perilaku individu. Lingkungan tersebut terdiri atas lingkungan individu sendiri dan lingkungan sosial atau budaya.

1.6.2 Komunikasi

Komunikasi adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang untuk dapat menyampaikan rangsangan, dengan tujuan untuk dapat mengubah perilaku orang lain. Proses penyampaian pesannya dilakukan dua orang atau lebih, baik secara tatap muka atau tanpa tatap muka dari pembawa pesan kepada penerima pesan melalui suatu media untuk mendapatkan respon dengan tujuan mencapai kesamaan makna.

1.6.3 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal ialah komunikasi yang dilakukan dengan cara pembawa pesan meyampaikan pesan kepada penerima pesan secara tertulis ataupun lisan. Komunikasi verbal tersebut berupa gaya bicara, bahasa, dan tulisan. Proses penyampaian informasi secara tertulis dilakukan dengan menggunakan cara melalui sosial media. Dengan harapan, penerima pesan bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.

1.6.4 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal yaitu suatu proses penyampaian pesan maupun informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain tanpa adanya suatu ucapan atau kata-kata, akan tetapi menggunakan benda dan gerakan atau

(9)

9

bahasa isyarat; komunikasi diluar penggunaan bahasa atau ucapan serta tulisan mencakup isyarat visual atau kinesik seperti ekspresi wajah, gerak tubuh (gesture), sentuhan, dan artifak.

(10)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Teoritik

Konsep teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain untuk mendiskripsikan kerangka referensi atau teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan.

Kajian teoritis dalam penelitian ini berkenaan dengan fenomena perilaku komunikasi verbal dan nonverbal terhadap KPop. Untuk lebih jelasnya peneliti akan menguraikannya sebagai berikut:

2.1.1 Perilaku

Perilaku seorang fans menggemari idolanya sebetulnya sudah berlangsung cukup lama, dan terjadi di berbagai belahan dunia. Fans dapat sangat berlebihan ketika menggemari idolanya atau bersikap sewajarnya tergantung dari pribadi dari tiap penggemar itu sendiri. Satu kasus fans K-Pop di Korea tidak segan menguntit idolanya, bahkan ada istilah khusus untuk penggemar yang kerap menguntit sang idol, yaitu sasaeng. Sasaeng merupakan penggemar yang sangat terobsesi dengan kehidupan pribadi bias-nya, hingga menguntit kemana pun sang idola pergi (Tionardus, 2020). Seorang sasaeng bahkan rela cuti kuliah selama 1,5 tahun untuk mengikuti setiap langkah idolanya (Septiana, 2019). Perilaku sasaeng lainnya adalah sangat posesif terhadap idola (tidak memperbolehkan idolanya memiliki kekasih, bahkan merasa bahwa dialah kekasih sang idola), menelpon ponsel idola dengan sengaja ketika siaran langsung, membeli tiket pesawat dengan bangku yang bersebelahan dengan idola, bahkan masuk ke kamar hotel idolanya (Tionardus, 2020).

Perilaku adalah reaksi yang muncul setelah adanya rangsangan kepada suatu organisme yang bisa diamati atau secara langsung atau tidak langsung (Amanda Belina, 2013). Perilaku merupakan hasil dari proses sosial yang terjadi setelah adanya peristiwa, kejadian, atau pengalaman yang dialami oleh manusia dan bisa berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi.

(11)

11

Carl Rogers berpendapat bahwa setiap individu menjadi pusat dalam pengalaman masing-masing dalam kehidupan pribadi mereka. Perilaku manusia berbicara tentang persepsi mengenai identitas diri dalam sebuah fenomena hingga menimbulkan reaksi yang telah dipresepsikan sesuai dengan konsep diri dari individu tersebut (John M. Mowen, 2002: 32).

Selain itu manusia juga berperilaku didasari oleh persepsi untuk mengaktualisasi diri, memenuhi kebutuhan, mendapatkan rasa aman, berperilaku konstruktif dan rasional untuk mengembangkan diri dalam kehidupannya.

Dalam psikologi komunikasi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Menurut Wilson, dalam jiwa manusia telat diprogram aturan -aturan yang menjadi pengarah individu dalam berperilaku sosial (Jalaluddin Rakhmat, 2012: 34).

Perilaku timbul karena faktor bawaan dari manusia itu sendiri yang mendorong manusia untuk berperilaku, bukan karena didasari oleh pengaruh lingkungan dan situasi disekitarnya.

Faktor yang berkaitan tentang perilaku komunikasi yaitu yang pertama adalah faktor biologis, faktor ini berhubungan dengan manusia itu sendiri yang berkaitan dengan segala aktifitas yang dilakukan manusia dalam sebuah lingkungan kehidupan, seperti agama, kebudayaan dan lainnya.

Yang kedua faktor sosiopsikologis yang datang dari proses sosial yang terjadi dalam lingkungan individu itu sendiri. Proses sosial mempengaruhi perilaku individu dalam berperilaku. Biasanya perilaku-perilaku yang muncul pada kehidupan individu tersebut didasari oleh beberapa motif-motif. Selain itu ada faktor yang mempengaruhi perilaku dilihat dari segi situasi. Faktor lingkungan melihat perilaku individu terjadi didasari oleh kebebasan diri dalam lingkungannya, mempengaruhi persepsi, pola, dan hubungan komunikasi antarmanusia di suatu lingkup kehidupan. Dalam penelitian ini pembahasan mengenai perilaku mencakup perilaku dalam berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi verbal dan nonverbal yang tampak pada aktivitas objek yang akan diteliti.

(12)

12

Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam semua kasus mengenai penggemar dengan obyek yang digemari atau diidolakan setidaknya menunjukkan ciri-ciri bahwa penggemar selalu memiliki kekaguman yang luar biasa, memiliki keterkaitan pada segala sesuatu yang dikerjakan oleh sang idola dan masuknya perasaan maupun emosi mereka pada hal-hal tertentu yang terkait dengan idolanya hingga membuat mereka terlibat dalam aktivitas kesenangan tertentu yang selalu berhubungan dengan bintang yang mereka idolakan.

Ketika penggemar (fan) bertemu dengan sesamanya baik melalui tatap muka ataupun dengan berinteraksi secara online, mereka segera akan membagi ikatan bersama dari keterpesonaannya pada teks media tertentu dan pengetahuan mereka akan hal tersebut. Mereka cenderung membagi (sharing) ketertarikan bersama (common interest) tentang obyek yang mereka gemari bersama dan mereka inilah yang disebut dengan niche audience. Ross & Nightingle juga menjelaskan bahwa penggemar (fan) berada dalam perubahan yang terus-menerus yang ditandai dengan munculnya kelompok atau komunitas penggemar (fan base community) baru atau bubarnya kelompok-kelompok lama (Ross & Nightingle, 2003:121).

2.1.2 Jenis-Jenis Perilaku

Masa remaja merupakan masa beralihnya dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Papalia dan Olds menyatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi suatu perkembangan di antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 10 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun.

WHO telah memberikan sebuah definisi mengenai remaja yang mana salah satu definisi tersebut mengatakan bahwa individu mengalami kematangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menuju ke dewasa. Ternyata remaja memiliki ciri khas tertentu yaitu masa pencarian identitas. Masa pencarian identitas ini baik dalam bidang berpakaian, tingkah laku, berbicara, maka remaja akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya (CNN, 2019).

(13)

13

Mereka beranggapan bahwa apabila tidak melakukan hal tersebut maka mereka akan diusir dari suatu kelompok. Bagi remaja menyesuaikan diri dengan teman yang lain sangatlah penting sehingga remaja secara terus menerus mulai mengharapkan identitas diri dan semakin lama tidak lagi merasa puas apabila memiliki kesamaan dengan teman yang lain.

Berdasarkan teori SOR maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi:

a. Perilaku tertutup (covert behavior); Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas.

b. Perilaku terbuka (overt behavior); Perilaku terbuka terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau observable behavior (Kholid, 2012).

Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku memiliki arti yang lebih kongkret dari pada jiwa, oleh sebab itu perilaku lebih mudah dipelajari, termasuk perilaku terbuka dan perilaku tertutup. Perilaku terbuka ialah perilaku yang kasat mata dapat diamati langsung oleh pancaindera misalnya cara berbicara dan cara berpakaian,

(14)

14

sedangkan perilaku tertutup ialah perilaku yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung misalnya sedih, mimpi, berkhayal, takut, berpikir, dan lain-lain.

Perilaku remaja usia 10-12 tahun di Juwana, kecintaan artis Korea menyebabkan remaja selalu ingin mengetahui lebih banyak tentang artis yang diidolakan melalui internet, tabloid, serta media lain yang khusus membahas artis-artis Asia khusunya Korea. Hal tersebut terinternalisasi dalam kehidupan remaja berkembang menjadi aspek identitas diri. Perwujudan internalisasi antara lain terbentuk baik dari faktor dalam maupun luar remaja tersebut. Faktor dari dalam diri remaja muncul karena ketertarikannya terhadap idol KPop yang disukainya, penggemar laki-laki biasnya idol yang memiliki paras cantik sedangkan penggemar perempuan biasnya idol berparas tampan.

2.1.3 Komunikasi

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama atau community (komunitas) yang mengarahkan pada kesamaan atau kebersamaan (Deddy Mulyana, 2014: 46).

Dalam suatu proses interaksi, komunikasi merupakan salah satu hal terpenting yang harus disampaikan pesan baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses interaksi saat ini tidak hanya dalam satu budaya tapi kita juga bisa berinteraksi dengan budaya lain. Porter dan Samovar menyatakan “Komunikasi adalah matriks rumit dari interaksi tindakan sosial yang terjadi dalam lingkungan sosial yang kompleks lingkungan Hidup". Lingkungan sosial ini adalah budaya, dan jika kita benar-benar memahami komunikasi, kita juga harus memahami budaya apalagi jika kita berinteraksi dengan budaya lain (dalam Baso Muammar, 2016: 2).

Menurut Martin dan Nakayama, “Ciri khas komunikasi adalah makna, dan kita dapat mengatakan bahwa komunikasi terjadi setiap kali seseorang mengaitkan makna dengan yang lain kata-kata atau tindakan orang ”(Martin dan Nakayama, 1987: 94). Di sisi lain, Komunikasi dapat dipahami sebagai "proses simbolik di mana realitas diproduksi, dipelihara, diperbaiki, dan berubah ”(Carey, 1989: 23).

(15)

15

Menurut Brown dalam Abrar, “Komunikasi adalah transfer informasi dari satu orang ke orang lain, apakah itu menimbulkan kepercayaan atau tidak. Tetapi informasi yang ditransfer harus dapat dimengerti oleh penerima ”(Abrar, 2015). Di sisi lain, Meyer dalam Abrar mengatakan “Komunikasi adalah hubungan melalui kata-kata, huruf atau pesan” (Abrar, 2015).

Menurut Everett M. Rogers di dalam bukunya Mulyana (2010: 69) komunikasi adalah proses dimana ide pemikiran dialihkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku mereka. Adapun definisi komunikasi yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi antara satu sama lain, baik di sengaja maupun tidak di sengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang hanya menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (dalam Muslimin, 2010: 07). Harold Lasswell juga mengungkapkan “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2010: 69).

Komunikasi memang memiliki banyak definisi dan masih sering diperdebatkan oleh beberapa ahli. Peneliti menyimpulkan definisi dari komunikasi secara umum adalah persamaan dalam berpresepsi, memaknai sesuatu, atau persamaan dalam mengartikan pesan sesuai aturan yang berlaku dalam suatu kelompok.

2.1.3.2 Indikator Komunikasi

Menurut Sutardji ada beberapa indikator komunikasi efektif, antara lain pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang baik, dan tindakan (Sutardji, 2016: 10).

a. Pemahaman

Kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Tujuan dari komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama, dan untuk sampai pada tujuan itu, maka seorang komunikator

(16)

16

maupun komunikan harus sama-sama saling mengerti fungsinya masing-masing. Komunikator mampu menyampaikan pesan sedangkan komunikan mampu menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

b. Kesenangan

Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua belah pihak. Suasana yang lebih rileks dan menyenangkan akan lebih enak untuk berinteraksi bila dibandingkan dengan suasana yang tegang. Karena komunikasi bersifat fleksibel. Dengan adanya suasana semacam itu, maka akan timbul kesan yang menarik.

Berinteraksi dengan sesama penggemar KPop menjadi sebuah kesenangan sendiri, dan merupakan hal yang menarik bagi seorang penggemar. Kesenangan lainnya yakni mengkoleksi segala sesuatu (barang atau benda) yang berhubungan dengan idolnya. Sesuatu yang dikoleksi dapat menunjukkan banyak hal mengenai identitas penggemar, misalkan bagaimana cara menyimpannya, serta pemilihan yang dikoleksi. Saat mengoleksi, seseorang perlu membuat keputusan mengenai apa yang dimasukkan kedalam hal koleksi dan apa yang tidak. Hal ini menyebabkan beberapa penggemar menjadi lebih sadar mengenai dirinya sendiri melalui koleksi tersebut.

c. Pengaruh pada sikap

Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Jika dengan berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan pada perilakunya, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan jika tidak ada perubahan pada sikap seseorang, maka komunikasi tersebut tidaklah efektif. d. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Seringkali jika orang telah memiliki persepsi yang sama, kemiripan karakter, cocok, dengan sendirinya hubungan akan terjadi dengan baik.

Menyebarnya KPop hampir diseluruh dunia membuat KPopers mudah menemukan sesama KPopers. Seorang KPopers pastilah memiliki sebuah

(17)

17

fandom atau kelompok penggemar. Melalui sebuah fandom inilah KPopers bisa menambah banyak teman yang tidak hanya berada di kota tempat tinggal mereka, tapi juga di kota lain bahkan di negara lain, sebab fandom KPop memiliki rasa solidaritas yang sangat tinggi.

e. Tindakan

Komunikasi akan efektif jika kedua belah pihak setelah berkomunikasi terdapat adanya sebuah tindakan (Sutardji, 2016: 10-11).

2.1.3.3 Jenis-Jenis Komunikasi

Komunikasi berdasarkan penyampaiannya. Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang terampil berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara dalam menyampaikan informasi. Berdasarkan cara menyampaikan informasi dapat dibedakan menjadi komunikasi verbal dan nonverbal.

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah proses komunikasi yang didalamnya pesan disampaikan menggunakan satu kata atau lebih (Ibid, 260).

Komunikasi verbal yang menjadi fokus penelitian antara lain: a) Bahasa

Sebagai penggemar idol, tentunya akan menjadi masalah besar jika tidak mengerti apa yang diucapkan idola mereka. Banyak cara yang dilakukan oleh penggemar mulai dari belajar secara otodidak sampai mengambil kursus, semua dilakukan demi memahami bahasa yang digunakan artis kesayangan.

Bahasa dapat didefinisikan sebagai simbol-simbol yang disusun menjadi satu hingga membentuk makna sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersaman dalam seatu komunitas. Bahasa verbal merupakan sarana dalam mengungkapkan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan apa yang dimaksudkan. Bahasa menjadi jembatan yang

(18)

18

menghubungkan individu dengan individu lainnya dalam bersosialisasi. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang menggambarkan berbagai aspek realitas kehidupan manusia.

Dengan bahasa permasalahan yang terjadi dalam sebuah kehidupan manusia dapat dengan mudah terselesaikan. Hal ini disebabkan oleh fungsi bahasa sebagai unsur penting dalam memecahkan masalah, membuat keputusan, dan merancang solusi. Dengan begitu, kemudian terciptalah kehidupan yang sesuai dengan harapan, tentram, sejahtera serta kebutuhan yang terpenuhi. Bahasa juga berfungsi untuk identifikasi sosial, menamai objek atau peristiwa tertentu. Menurut Larry L barker, bahasa memiliki tiga fungsi: penamaan, interaksi, dan transmisi informasi (Ibid, 266).

Bahasa selalu berkaitan dengan konteks budaya. Bahasa memiliki posisi sebagai perluasan budaya. Setiap bahasa menjurus pada penggunaan simbol yang membentuk kata, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin dan kebutuhan pemakainya. Bahasa mempengaruhi pemakainya untuk berpikir, berpresepsi, dan bersikap secara berbeda, melihat apa yang ada di lingkungan sekitar mereka sehingga menimbulkan perilaku yang berbeda pula.

Annyeong haseyo (hai, apa kabar?) Oppa

(panggilan saudara atau teman pria yang lebih tua) Kamsahammida

(terima kasih)

Kata-kata di atas telah menjadi kata-kata yang populer di kalangan anak muda atau remaja. Selain bahasa Inggris, bahasa Korea juga menjadi salah satu bahasa asing yang ingin dipelajari oleh anak remaja. Banyak sekali remaja yang sedikit banyaknya menggunakan bahasa atau kata-kata Korea dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi dengan teman yang juga memiliki kesukaan yang sama terhadap idol Korea.

(19)

19

Ketertarikan remaja pada idol Korea berlanjut pada rasa ingin tahu yang besar tentang bahasa Korea. Karena kebanyakan lirik-lirik lagu Korea menggunakan bahasa Korea, maka untuk memahami arti lirik lagu tersebut, individu perlu mempelajari bahasa Korea. Meskipun KPop yang disiarkan di berbagai negara, menggunakan translate bahasa setempat, namun antusiasme untuk belajar bahasa Korea cukup tinggi.

Banyak penggemar yang tidak sabar menunggu jadwal tayang KPop di stasiun TV lokal atau bahkan mereka rela streaming di internet hanya karena hanya ingin menonton kelanjutannya reality KPop tersebut. Lirik lagu Korea yang menggunakan bahasa Korea Selatan kadangkala bahasa Inggris membuat penasaran penggemar yang menyukai lagu tersebut. Sehingga mereka ingin belajar mengenai bahasa Korea supaya mengerti arti dari lagu Korea tersebut.

b) Gaya Bicara

Gaya bicara merupakan komunikasi verbal secara lisan. Gaya bicara yang sering dipakai penggemar KPop dalam percakapan baik secara langsung maupun lewat media sosial antara lain:

1. Haera-che

Gaya percakapan ini umumnya disebut gaya "polos". Dalam menulis dan mengutip, gaya polos setara dengan orang ketiga. Gaya penulisan lainnya akan terasa seperti akun orang pertama (artinya, hal lain tampaknya diceritakan dalam suara karakter utama sendiri). Contoh: al get seub ni da. 2. Hae-che

Gaya percakapan ini disebut dengan "intim" dalam bahasa Inggris atau sering juga disebut bahasa "akrab". Gaya bicara ini tidak menunjukkan infleksi untuk sebagian besar bentuk yang diharapkan. Konjugasi dasar untuk bentuk deklaratif, interogatif dan imperatif adalah identik, bergantung pada intonasi dan konteks atau sufiks tambahan lainnya. Contoh: hasyeo. c) Tulisan

Komunikasi verbal tulisan adalah komunikasi verbal nonvokal. Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk

(20)

20

tulisan, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan informasi dalam bentuk tertulis atau dokumentasi. Pertama, membaca merupakan kategori komunikasi pasif. Apabila seorang komunikator berbicara maka komunikan dalam posisi pasif mendengarkan, apabila seorang komunikator menulis, maka komunikan pasif sebagai pembaca (dalam Anneahira, 2018).

Tulisan Korea atau disebut tulisan hangeul terlihat seperti tulisan ideografik (tulisan dalam bentuk 'simbol' seperti aksara Tionghoa), Hangeul sebenarnya merupakan abjad fonetik atau alfabet, karena setiap hurufnya merupakan lambang vokal dan konsonan yang berbeda.

Ketertarikan remaja pada idol Korea berlanjut pada rasa ingin tahu yang besar tentang tulisan Korea. Karena kebanyakan lirik-lirik lagu Korea menggunakan juga menyertakan tulisan Korea, maka untuk memahami tulisan lirik lagu tersebut, individu juga mempelajari tulisan Korea. Penggemar KPop mempelajari tulisan hangeul dari platform youtube, website, lirik lagu, dan komunitas.

Jadi, komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan secara lisan maupun tulisan dengan memakai simbol -simbol yang menggunakan satu kata ataupun lebih.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal diungkapkan melalui cara nonlinguistik. Ini adalah tindakan atau atribut manusia, termasuk penampilan, penggunaan benda, suara, waktu, bau, dan ruang, itu memiliki makna yang sama secara sosial dan merangsang makna pada orang lain. Ini mencakup isyarat visual atau kinesik seperti ekspresi wajah, gerakan mata, gerak tubuh, dan orientasi tubuh; vokal atau paralinguistik isyarat seperti volume, nada, kecepatan, dan infleksi; isyarat proksemik seperti ruang dan jarak; isyarat penciuman atau bau; isyarat yang diberikan melalui komunikasi dan penampilan artifaktual; isyarat dikirim melalui warna; dan petunjuk kronemik atau waktu (Baso Muammar, 2016: 5).

(21)

21

Pesan verbal dan nonverbal memiliki persamaan yaitu selalu menjadi bagian dari budaya yang telah disepakati dan dipelajari. Isyarat nonverbal yang dilakukan di suatu komunitas belum tentu sama dengan komunitas lain. Hal ini dikarenakan oleh isyarat nonverbal tidak bersifat universal. Umumnya perilaku nonverbal ditunjukkan melalui respon fisik dan emosional terhadap rangsangan lingkungan. Pergerakan dari anggota tubuh merupakan reaksi dari pengaruh rangsangan yang datang, jenis pergerakan yang dilakukan biasanya memiliki kesamaan dengan orang lain yang berada disekitarnya. Perilaku nonverbal tidak bisa dikontrol atau berada diluar kesadaran kita, bersifat spontan, tidak jelas, dan begitu cepat. Isyarat non verbal muncul beriringan dengan komunikasi verbal, tidak dipisahkan atau terjadi sendiri-sendiri. Pesan nonverbal berfungsi untuk membantu seseorang menafsirkan seluruh makna pengalaman komunikasi.

Istilah nonverbal digunakan untuk menggambarkan kejadian komunikasi diluar penggunaan bahasa atau ucapan serta tulisan. Perilaku nonverbal menjadi bentuk penegasan atau penekanan dan pengganti dari komunikasi verbal. Perilaku verbal bisa lebih dipahami dengan diiringi perilaku nonverbal. Namun perilaku verbal selalu bermakna sama dengan perilaku non verbal. Terkadang sebagian orang melakukan perilaku verbal tetapi perilaku non verbalnya tidak memiliki makna yang sama atau bisa dikatakan bertentangan.

Menurut Harmony, jenis komunikasi nonverbal yang dapat ditemui dan sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

1. Ekspresi wajah

Jenis komunikasi nonverbal ini merupakan jenis komunikasi yang paling umum digunakan. Bahkan, tidak jarang kita sudah mengetahui informasi yang akan disampaikan lawan bicara, bahkan sebelum ia berbicara, hanya dengan melihat ekspresi wajahnya (Harmony, 2020). Sebagai contoh, satu senyuman atau ekspresi cerah saat melihat atau memandangi gambar atau poto idol KPop sudah dapat memberikan informasi yang cukup jelas bahwa seseorang merasa senang.

(22)

22

Jenis komunikasi nonverbal ini merupakan hal yang sering dilakukan dalam lingkungan sekitar bahkan dalam lingkungan (Harmony, 2020). Contoh komunikasi nonverbal menggunakan gestur adalah menunjuk, melambaikan tangan, dan lainnya. Bahkan, ini bisa menjadi penolong saat komunikasi verbal tidak bisa dilakukan. Sebagai contoh, saat pergi ke luar negeri dan tidak mengerti bahasa yang diucapkan oleh lawan bicara, maka kita bisa menyampaikannya dengan gestur tubuh yang mudah untuk dipahami.

Gestur finger heart yang sering digunakan orang-orang di Korea Selatan. Sesuai dengan namanya finger heart, ketika melakukan gestur ini, jempol dan telunjuk membentuk layaknya bentuk hati sebagai cara untuk menunjukkan simbol cinta ataupun bentuk terimakasih dan penghargaan.

Finger heart sendiri sudah populer di Korea sejak beberapa tahun belakangan ini. Memang awal mula siapa yang mempopulerkannya sendiri belum jelas. Ada yang menyebut bahwa orang pertama yang menciptakan finger heart ini adalah Kim Hye Soo, seorang aktris Korea Selatan. Dalam beberapa foto miliknya dengan perkiraan tahun sekitar tahun 2000-an yang beredar terlihat bagaimana Kim Hye Soo berpose dengan melakukan finger heart.

Selain finger heart, banyak gestur lain yang biasa dilakukan. Mulai dari membuat bentuk hati dengan cara mengangkat tangan di atas kepala ataupun dengan membentuk hati dengan kedua telapak tangan. Meski begitu tampaknya gestur finger heart lebih diminati ketimbang gestur cinta lainnya. Barangkali karena gerakan finger heart ini yang terbilang lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan ketimbang gesture tanda cinta lainnya. Sedangkan untuk menyatakan cinta yang besar gesture yang terlihat membuat gerakan menakupkan kedua tangan di atas kepala membentuk tanda love.

(23)

23

Gambar 2.1 Gestur Finger Heart

Semua orang tahu apa itu tanda V. Namun, arti dari gerakan ini bervariasi tergantung pada konteks budaya. Di Korea, tanda perdamaian biasa digunakan saat mengambil gambar sambil mengucapkan kata ‘kimchi’. Juga, itu dapat digunakan untuk menunjukkan betapa bangganya kita akan sesuatu. Misalnya, ketika kita dipuji oleh teman karena menerima nilai penuh untuk ujian, kita dapat menunjukkan tanda damai ini untuk "kemenangan". Ini adalah salah satu gerakan tangan yang lebih umum dalam budaya Korea.

Gambar 2.2 Gestur V

Gerakan selanjutnya yakni menunjukkan bahwa orang sedang memegang gelas Soju kecil dan sedang mengosongkan gelas tersebut dengan berpura-pura meminum Soju yang tidak terlihat. Itu adalah isyarat dari "Ayo pergi minum." Gestur tangan ini biasa digunakan di antara teman-teman, sebagai isyarat ramah.

(24)

24

Gambar 2.3 Gestur ‘Ayo Pergi Minum’

Gerakan satu jempol ke atas adalah untuk mengatakan (jalhaesseoyo) atau “kerja bagus,” tetapi jika Anda melakukan gerakan dua jempol, itu setara dengan (jinjja jjangida) atau “sangat luar biasa.” Gerakan ini hanya digunakan di antara teman-teman.

Gambar 2.4 Gestur ‘Kerja Bagus’

Semua orang tahu cara membuat gerakan tangan "janji" ini mirip dengan sumpah kelingking. Di Korea, isyarat tangan yang menjanjikan saja tidak cukup. Yang paling populer kait jari kelingking, pindai, tanda tangan, dan jabat tangan adalah gerakan tradisional yang paling umum dilakukan yang melibatkan penguncian kelingking dua orang untuk menandakan bahwa sebuah janji telah dibuat.

(25)

25

Gestur untuk menyatakan menolak atau salah. Korea menggunakan gerakan menyilangkan kedua tangan dan menunjukkannya. Isyarat ini dipakai untuk menunjukkan bahwa seseorang menolak atau memberitahu sesuatu salah atau tidak benar.

2.6 Gestur Menolak atau Menyatakan Tidak (Salah)

Shoot gun, gestur menyatakan cinta Korea yang populer. Gerakan shoot gun dilakukan dengan dua jari seperti tanda menembak. Gerakan ini dipakai untuk bahwa menunjukkan seseorang mengisyaratkan suka atau cinta kepada seseorang. Biasa dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan dengan gaya biasa, menggoda, atau centil.

Gambar 2.7 Gestur Shoot Gun 3. Sentuhan

Dari sentuhan yang kita terima atau berikan ke orang lain, berbagai informasi bisa tersampaikan. Sentuhan menunjukkan keramahan, ajakan, atau bahkan tanda bahaya. Dalam kehidupan sehari-hari contoh komunikasi nonverbal menggunakan sentuhan adalah berjabat tangan atau menepuk lengan maupun bahu.

(26)

26

Gambar 2.8 Sentuhan Keramahan 4. Artifak

Artifak merupakan komunikasi nonverbal yang ditunjukan dalam suatu benda, objek atau gambar. Benda atau gambar tersebut yang disebut sebagai artifak (Harmony, 2020).

Penggemar Kpop tidak akan lepas dari artifak idolnya. Ketika seseorang sudah menjadi penggemar yang akut maka mereka akan berburu apapun tentang idolnya tanpa terkecuali artifak idolnya. Bahkan, penggemar pun memasang foto idolnya di profil media sosialnya. Foto tersebut telah memberikan informasi kepada orang lain mengenai siapa seseorang tersebut. Bagi penggemar KPop, mereka memasang poto profil idol mereka di sosial medianya baik itu washapp, instagram, twitter, weibo, facebook, atau line. Penggemar KPop juga memiliki koleksi album, marchandise, lagu mp3, dan MV.

Mengoleksi dapat menjadi sebuah kesenangan sendiri, dan merupakan hal yang menarik bagi seorang penggemar. Sesuatu yang dikoleksi dapat menunjukan banyak hal mengenai identitas penggemar, misalkan bagaimana cara menyimpannya, serta pemilihan yang dikoleksi. Saat mengoleksi, seseorang perlu membuat keputusan mengenai apa yang dimasukkan kedalam hal koleksi dan apa yang tidak. Hal ini menyebabkan beberapa penggemar menjadi lebih sadar mengenai dirinya sendiri melalui koleksi tersebut.

Jadi, komunkasi nonverbal adalah suatu proses penyampaian pesan maupun informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain

(27)

27

tanpa adanya suatu ucapan atau kata-kata, akan tetapi menggunakan benda dan gerakan atau bahasa isyarat.

2.1.4 KPop

2.1.4.1 Pengertian KPop

KPop adalah singkatan dari Korean Pop “musik Pop Korea” yang kini telah menjadi candu bagi penggemar setia penyanyi dari Korea Selatan, dengan bantuan Korean wave, KPop menjadi mudah mewabah di mana-mana (Banyugiri, 2012).

John Storey mengatakan, “popular culture is simply culture that is widely favoured or well-liked by many people.” Storey mencontohkan pengertian ini dengan jumlah penjualan VCD, DVD, buku, jumlah orang yang hadir dalam suatu konser, acara TV, acara olahraga, festival, dan lain sebagainya (John Storey, 2015).

Menurut Atipinastika, musik pop Korea pra-modern pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang yang juga turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya pertunjukkan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan (Atipinastika, 2012:12).

Di tahun 2000-an pendatang-pendatang baru berbakat mulai bermunculan. Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak artis-artis semacam Rain, BoA, Super Junior, BIGBANG yang cukup sukses di Korea dan luar negeri. Musik balada masih tetap memiliki pendengar yang paling banyak di Korea. Musik balada Korea umumnya dikenal dengan lirik sedih tentang percintaan (Athipinasthika, 2012:14).

Berbagai penyanyi Korea baik secara solo maupun boyband maupun girlband telah menuai kesuksesan di dunia Internasional seperti BIGBANG, BoA, Super Junior, Wonder Girls, SNSD, SHINee yang menembus Jepang dan

(28)

28

digemari di banyak negara. Lagu-lagu mereka banyak merajai berbagai chart musik di Asia seperti Taiwan, Jepang, Filipina, dan Thailand. Dan yang terbaru EXO, BTS, NCT Dream, Stray Kids, Seventeen. Penggemar penyanyi-penyanyi asal Korea ini juga tersebar di berbagai negara di dunia khususnya di Asia termasuk di Indonesia.

Sama seperti banyak hal lainnya, kegemaran akan suatu genre musik tertentu pun dapat dikatakan subjektif, tergantung masing-masing orang. Akan tetapi KPop berhasil membuat mayoritas masyarakat menggandrunginya.

2.1.4.2 Karakteristik KPop

Korea Selatan memang sangat terkenal dengan aliran musiknya yaitu KPop. Hip-hop, pop, rock, R&B, ballad, merupakan genre yang dapat dijumpai dalam KPop. Menurut Touhami & Al-Haq:

“Korean pop comes in a magic form of mixed Western-Korean style with unique vibes that gather impressive voice quality, dramatic videos with stunning graphics and inspiring lyrics all performed by aesthetic-like artists” (dalam jurnal “The Influence of the Korean Wave on the Language of International Fans: Case Study of Algerian Fans”, 2017 : 601).

Group KPop didominasi oleh kelompok-kelompok penyanyi yang memiliki jumlah anggota lebih banyak, dikenal dengan sebutan boyband dan girlband KPop. Group KPop biasanya memiliki jumlah anggota yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah anggota kelompok pop Barat (Western Pop Groups). Sebagai contoh, boyband di bawah naungan SM Entertainment, Super Junior memiliki anggota berjumlah 13 orang dan Girls‟ Generation girlband yang berada di bawah agensi yang sama, beranggotakan 9 orang. Hogarth bertanya alasan mengapa group KPop memiliki jumlah anggota besar kepada seorang manajer toko musik besar yang kemudian dijawab oleh sang manajer, penyanyi solo terlihat lemah dan kesepian saat tampil di atas panggung daripada boyband dan girlband yang memiliki jumlah anggota lebih banyak. Bahkan penyanyi solo di Korea seringkali tampil dengan bantuan penyanyi dan penari latar (Hogarth, 2013).

(29)

29

Saat musim panas diwarnai dengan lagu-lagu yang bernuansa fresh. Lagu dance song identik dengan musim panas. Melodi yang dibawakan terkesan bright dan penuh semangat. Tidak jarang music video diambil dengan latar belakang pantai, laut, kolam renang dan menggunakan buah-buahan sebagai property. Misalnya “Red Flavor” oleh Red Velvet.

Ketika musim semi disaat bunga-bunga bermekaran dan cuaca pun berangsur-angsur hangat terjadi pergantian dari musim salju ke musim semi. Jalan-jalan dihiasi dengan tumbuhan-tumbuhan dan bunga-bunga yang bermekaran. Lagu-lagu di musim semi biasanya lagu-lagu akustik yang cocok dinikmati outdoor. Musim semi identik dengan romantic, dimana orang-orang banyak menghabiskan waktu keluar rumah untuk berpiknik menikmati bungabunga yang baru saja bermekaran, atau sekedar jalan-jalan santai menghirup udara segar. Contoh lagu dengan nuansa musim semi, yaitu “Cherry Blossom Ending” oleh Busker Busker.

Album-album KPop pun didesain sangat unik dan berbeda dari album lagu pada umumnya. Tidak hanya CD yang berisi lagu-lagu dalam album tersebut, tapi album tersebut memiliki photobook atau sekumpulan foto-foto boyband atau girlband sesuai konsepnya pada saat itu. Tak jarang pula album berisi dengan poster, photocard dan postcard yang menampilkan foto-foto dari anggota boyband atau girlband tersebut. Hal ini juga menjadi faktor harga yang terbilang cukup mahal untuk sebuah CD album karena di dalamnya terdapat macam-macam merchandise. Faktor ini juga yang kerap kali membuat para penggemar KPop berlomba-lomba membeli dan mengoleksi album-album group band favoritnya.

Sebagai “The Second Wave” atau gelombang kedua popularitas dan nama KPop semakin marak diperbincangkan di masyarakat. Dibalut dengan penampilan yang menarik dari segi busana, make up, hingga kualitas bakat menyanyi dan menari yang sudah sangat matang, KPop berhasil menarik banyak perhatian dalam negeri sendiri dan dunia internasional.

(30)

30

Musik KPop memang menawarkan lagu-lagu yang sederhana, menarik, dengan beat cepat, dan nada-nada catchy layaknya musik begenre pop pada umumnya.

2.1.4.3 Komunikasi KPop

Carl Hovelamd, Janis & Kelly mendefinisikan Komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus yang biasanya dalam kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) (dalam Riswandi, 2009:1).

Harold Lasswell mengungkapkan komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa, kepada siapa dan dengan akibat apa atau hasil apa. Kita lebih mengenalnya dengan who says what in which channel to whom and with what effect (dalam riswandi, 2009:2). Komunikasi KPop yang terjalin selama ini antara lain:

1. Komunikasi Media Online

Media online adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi secara online melalui website dan aplikasi yang hanya bisa diakses dengan internet. Berisikan teks, suara, foto dan video.

Pengertian media online secara umum mencakupi semua jenis situs website dan aplikasi, termasuk situs berita, situs perusahaan, situs lembaga/instansi, blog, forum komunitas, media sosial situs jualan (e-commerce/online store) dan aplikasi chattingan.

Media online yang dipakai penggemar KPop antara lain situs website dan blog untuk mengakses update idol, forum komunitas seperti facebook dan instagram, serta aplikasi chattingan seperti washapp, telegram, dan line.

2. Komunikasi Kelompok

Kelompok (group) bukanlah sejumlah orang yang berkumpul atau berkelompok secara bersamaan di suatu tempat, seperti sejumlah orang yang berada di pasar secara bersamaan sedang mengerumuni pedagang sayur. Suatu kelompok atau bukan harus dilihat dari situasinya, tidak hanya

(31)

31

dari kebersamaan mereka pada suatu waktu dan suatu tempat (effendy, 2003: 71).

Situasi kelompok (group situation) terdapat hubungan psikologis. Dengan deminikan orang yang terikat dengan hubungan psikologis itu tidak selalu berada secara bersama-sama di suatu tempat: mereka dapat saja berpisah, tetapi masih terikat hubungan psikologis, yang menyebabkan mereka berkumpul bersama-sama secara berulang setiap saat (Effendy, 2003: 72).

Seperti halnya penggemar KPop, mereka membentuk kelompok grub lewat sosial media online washapp, facebook, instagram, weibo. Untuk tatap mukanya mereka membangun komunikasi kelompok dengan membentuk komunitas sesuai dengan idol mereka, misal komunitas Army yaitu komunitas penggemar KPop BTS.

2.1.4.4 Perilaku KPop

Ada karakteristik tertentu yang dapat ditemukan pada para penggemar atau fans dan perilaku inilah yang mempengaruhi perilaku mereka sebagai penggemar atau fans. Menurut Thorne dan Bruner karakteristik tersebut yaitu:

1. Keterkaitan internal.

Penggemar memfokuskan sebagian besar waktu dan kemampuan mereka secara intens pada suatu area hobi atau ketertarikan yang lebih spesifik daripada mereka yang bukan penggemar (termasuk keluarga dan teman) tidak mendapat kesenangan dari hal yang disukainya tersebut. Penggemar biasanya memiliki rasa suka yang kuat sehingga terjadi perubahan pada gaya hidup mereka untuk mengakomodasi kesetiaan mereka pada objek yang disukai.

2. Keterkaitan eksternal.

Hal ini dimotivasi oleh keinginan untuk memperlihatkan keterkaitan mereka dengan area ketertarikan tertentu melalui perilaku, seperti aktif di forum online, dan lainnya. Keinginan memiliki. Penggemar cenderung mengekspresikan keinginan untuk memiliki objek material yang berhubungan dengan area ketertarikan mereka. Dan keinginan untuk

(32)

32

berinteraksi sosial dengan penggemar lain. Hal ini hadir dalam bentuk yang berbeda-beda, mulai dari percakapan sehari-hari, email, chat room, dan mailing list elektronik, sampai pertemuan langsung secara regular seperti pertemuan fans club dan konverensi yang terorganisir (dalam Nesya, 2010).

2.1.5 Karakteristik Siswa

Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik siswa dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. Informasi terkait karakteristik siswa sangat diperlukan untuk kepentingan-kepentingan dalam perancangan pembelajaran. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ardhana karakteristik siswa adalah salah satu variabel dalam desain pembelajaran yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh siswa termasuk aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta emosional siswa yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar (dalam Asri Budiningsih, 2017: 11).

Karakteristik siswa meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik (Isniatun Munawaroh, 2020).

Dalam penggemar KPop, karakteristik yang dapat terlihat antara lain: 1. Etnik

Negara Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya dan kaya akan etniknya. Namun, berkat perkembangan alat komunikasi yang semakin modern, maka seolah tidak ada batas antar daerah atau suku dan juga tidak ada kesulitan menuju daerah lain untuk berkomunikasi, sehingga dalam komunikasi tertentu terdapat multietnik atau suku bangsa, seperti dalam satu

(33)

33

grub penggemar KPop kadang terdiri dari penggemar etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya.

2. Kultural

Meskipun kita telah memiliki jargon Sumpah Pemuda yang mengakui bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Namun penggemar KPop sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat Indonesia sudah sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Dengan munculnya KPop, bertambah satu budaya yang melebur dalam budaya Indonesia sendiri yakni budaya Korea Selatan.

3. Minat

Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Hurlock menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya (dalam Sadirman, 1990: 114).

Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut. Lebih lanjut Sardiman menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan orang tersebut (Sadirman, 2011: 76).

Minat penggemar KPop yakni memenuhi keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya mencari tahu idolnya; mengoleksi poto atau gambar idolnya, album, lagu mp3, MV; memasang poto profil idol di wallpaper HP, media sosial, dan kamar; bergabung dan mengikuti media sosial grub idolnya.

(34)

34

Gaya belajar didefinisikan sebagai cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut (Masganti, 2012: 49). DePorter dan Hemacki menyebutkan gaya belajar adalah kombinasi dari cara menyerap, mengatur dan mengolah informasi (dalam Masganti, 2012: 49). Dari dua pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih/ digunakan oleh siswa dalam menerima, mengatur, dan memproses informasi atau pesan dari komunikator/ pemberi informasi. Gaya belajar siswa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan proses pembelajaran karena dapat mempengaruhi proses dan hasil belajarnya. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik. Hal ini juga diungkapkan oleh Connell yaitu visual learners, auditory learners, dan kinesthetic learners (dalam Yaumi: 2013: 125).

Bagi penggemar KPop musik dapat dijadikan suatu gaya belajar yang efektif bagi yang mempunyai gaya belajar fun dengan mendengarkan musik KPop tersebut.

7. Motivasi

Motivasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh Wlodkowski (dalam Suciati, 1994:41) yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Motivasi kadang timbul dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik dan kadang motivasi itu muncul karena faktor dari luar dirinya sendiri (motivasi ekstrinsik).

Dapat memotivasi karena dengan mengagumi hal yang berbau Korea mereka akan otomatis ingin belajar memahami bahasa Korea tersebut sehingga dapat memperluas tambahan bidang kuasa bahasa asing. Musik dapat juga dijadikan motivasi karena dapat menambah semangat belajar dengan mendengarkan musik KPop tersebut. Selain itu kisah idola mereka juga dianggap menginspirasi penggemar untuk bekerja keras dan lebih menghormati.

(35)

35

Tidak jarang juga seorang KPopers mendambakan untuk melanjutkan kuliah di Korea untuk dekat dengan sang Idol, hal ini memacu para pelajar untuk bekerja keras dan giat belajar demi menempuh pendidikan di negeri Gingseng tersebut. Selain itu, KPop juga memotivasi KPopers untuk menjadi sosok yang kreatif dan menggali potensi dari dalam diri.

8. Perkembangan emosi

Emosi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya Kartono mendefinisikan emosi sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung berdebar. Dengan emosi siswa dapat merasakan senang/gembira, aman, semangat, bahkan sebaliknya siswa merasakan sedih, takut, dan sejenisnya (dalam Sugihartono, 2013: 20).

Perkembangan emosi penggemar KPop terbentuk dan berkembang mulai dari sedih, senang, marah, semangat. Sedih, saat idolanya mengalami kesusahan, ada barang koleksi kesukaannya hilang, tidak bisa membeli tiket konser, dan tidak bisa ke Korea untuk ketemu idolnya. Senang, saat penggemar hanya melihat poto idolnya tak terbayang jika melihat langsung nantinya. Selain itu, penggemar senang saat mendengarkan lagu-lagunya, menonton Mvnya. Emosi marah terlihat saat para penggemar ketemu dengan hatters meskipun tidak ketemu secara langsung tetapi hanya dalam bentuk cuitan di media sosial seperti washapp grub, instagram, facebook, twitter, line, weibo. Sedangkan emosi semangat terlihat bagi penggemar yang menjadikan hal yang disukainya itu sebagai inspirasi dan semangat positif dalam hidupnya. Semisal, lagu-lagu idolnya didengarkan setiap kali penggemar melakukan kegiatan belajar dalam kesehariannya belajar. Karena hanya dengan mendengarkan lagu idolnya penggemar bisa fokus belajar dan hasilnya prestasi memuaskan seperti halnya Rara (11 tahun) yang semenjak respek positif terhadap lagu KPop sebagai semangat belajarnya, Rara bisa meraih juara umum di kelasnya.

9. Perkembangan sosial

Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana anak

(36)

36

tersebut memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Dari pernyataan ini dapat ditegaskan bahwa perkembangan sosial siswa merupakan kemampuan siswa untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling berkomunikasi dan kerjasama.

Perkembangan sosial penggemar KPop lebih banyak dilakukan di media sosial untuk usia SD dengan membentuk dan bergabung dalam grub idolnya. Dan mereka tidak hanya bergabung satu atau dua grub saja. Dalam grub tersebut mereka berinteraksi dengan sesama penggemar yang berasal dari daerah lain setiap harinya, bercengkrama baik dari hal yang ringan sampai hujatan saat ada hatters yang ikut nimbrung.

10. Perkembangan Motorik

Salah satu faktor penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan yang perlu dikenali dan dipahami pendidik adalah faktor perkembangan motorik siswanya. Perkembangan motorik menurut Hurlock diartikan perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkordinasi. Perkembangan motorik merupakan proses yang sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil, kearah penguasaan keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisir dengan baik (Isniatun Munawaroh, 2020: 62).

2.1.6 Dampak Perilaku Komunikasi KPop

Dengan berbagai faktor penyebaran Korea Wave mengakibatkan terkhususnya pada anak muda lebih tertarik dan mengagung-agungkan KPop dibandingkan negara sendiri. Dan dari sinilah terdapat berbagai dampak negatif atau positif kepada remaja saat ini.

Dampak positif yang bisa diambil dari perkembangan KPop yang pesat ini diantaranya adalah:

(37)

37 1. Mengetahui Citra Dirinya

Citra diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai ciptaan yang memiliki fisik yang dikaitkan dengan karakteristik fisik dalam penampilan seseorang tersebut secara umum atau pemikiran seesorang tentang pandangan orang lain terhadap dirinya dan bagaimana orang menilai dirinya (Wibowo, 2007).

2. Dapat Bersosialisasi dan Mandiri

Dengan adanya dunia KPop ini, remaja dapat lebih kreatif dalam mengembangkan dirinya. Dengan adanya hubungan pertemanan, mereka menjadi memiliki banyak teman dari berbagai daerah, atau pun dari daerah atau negara luar karena sesama penggemar idol yang dikagumi seperti belajar mandiri dengan berani berusaha seperti membuka online shop dengan menjual hal-hal berbau KPop seperti pakaian, kosmetik, dan lainnya, dengan keuntungan dari penjualan online bisa membuat seseorang jadi mandiri. Dikatakan dapat bersosialisasi karena dengan mereka yang memiliki sifat yang sama, mengagumi idola yang sama, menyukai KPop yang sama sehingga terjalin suatu hubungan yang cepat berlandaskan sesama fans KPop (Hurlock, 2003).

Salah satu K-Popers asal Indonesia yang behasil dalam hal ini adalah Orchidia Cindy atau kerap dipanggil Cindy Noona (@cindynoona ). Gadis asal Banjarnegara ini sukses dalam menjalankan hobinya menjadi seorang KPopers yang memiliki salah satu Online Shop KPop terbesar di Indonesia yang mengantarkannya keliling mancanegara (Kompasiana, 2018).

3. Dapat Memotivasi dan Semangat

Dapat memotivasi karena dengan mengagumi hal yang berbau Korea mereka akan otomatis ingin belajar memahami bahasa Korea tersebut sehingga dapat memperluas tambahan bidang kuasa bahasa asing. Dan juga musik dapat juga dijadikan motivasi karena dapat menambah semangat belajar dengan mendengarkan musik KPop tersebut. Dan juga kisah idola mereka juga dianggap menginspirasi yang mereka tuangkan lewat lagu-lagu ciptaannya dan karirnya.

Gambar

Gambar 2.1 Gestur Finger Heart
Gambar 2.3 Gestur ‘Ayo Pergi Minum’
Gambar 2.7 Gestur Shoot Gun  3. Sentuhan
Gambar 2.8 Sentuhan Keramahan  4. Artifak
+4

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh penulis data primer yaitu metode harga pokok produksi berdasarkaan biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya

Berdasarkan sumber pengumpulan data, maka penulis menggunakan sumber data primer yaitu biaya produksi yang digunakan olh industri kayu lemari rek khusus dua pintu pada

Berdasarkan sumber-sumber data, dalam penulisan laporan akhir ini maka penulis menggunakan sumber data yaitu data primer yang berupa hasil wawancara dan kuesioner terhadap

sumber data primer dan data sekunder yang berasal dari PD

Data primer adalah suatu informasi informasi yang mana diperoleh dari sumber pertama yakni, berasal dari hasil observasi dan wawancara secara langsung dengan para informan

a. Data Primer, merupakan sumber utama dari penelitian ini yang secara langsung berkaitan dengan tema yang menjadi pokok pembahasan yaitu materi ajar Buku Pendidikan

1) Sumber Data Primer, dalam hal ini sumber data primer dalam penulisan skripsi ini adalah Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (JAGI) jalan Jeruk Lamper

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yang meliputi data tentang suatu Fungsi meterai sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang No 13