• Tidak ada hasil yang ditemukan

76

168 Tahun 2000 tentang Pedoman Perbaikan Pelayanan Masyarakat.

c. Tugas KUA

Adapun tugas tugas tersebut di antaranya ialah : a. Pembenahan Internal Organisasi

b. Pengarsipan Dokumen Dan Statistik

c. Pengarahan Keluarga Sakinah Dan Pelayanan Pernikahan.

d. Pemeliharaan kemesjidan, Zakat Dan Wakaf.

e. Bantuan Pelaksanaan Hewan Kurban.

f. Pelayanan Hisab Dan Rakyat.

g. Jasa Pelayanan Sosial, Bantuan Pendidikan, Dakwah Dan Ibadah Haji.

sakinah, mawaddah dan rahmah. Maraknya kasus dan masalah keluarga, seperti perceraian, pertengkaran, kekerasan dalam rumah tangga, juga melatarbelakangi kebijakan ini. Bimbingan perkawinan sebagai instrumen dalam mencetak individu yang siap mengarungi ikatan perkawinan, memiliki arah dan substansi yang sama dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Hal ini dapat ditelaah dari aspek maqashid syari'ah. Sehingga keberadaan dan perannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya calon pengantin73. 2 Tri Yuliatiningsih 2019

Konsep Keluarga Sakinah Menurut Kepala Kua Se-Brebes Selatan

Tujuan dari peleitian ini adalah untuk mengetahui pandangan kepala KUA se_Brebes Selatan tentang konsep keluarga sakinah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (filed research) yang dilakukan di KUA se-Brebes Selatan.

Dalam penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif, dan yang menjadi sumber data primer yaitu semua kepala KUA se-Brebes Selatan yang meliputi kepala KUA Bantarkawung, Bumiayu, Salem, Paguyangan, Sirampog, Tonjong.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa konsep keluarga sakinah menurut kepala KUA se-Brebes Selatan memiliki pandangan yang berbeda-beda. Seperti halnya konsep keluarga sakinah menurut kepala KUA Paguyangan, bahwa keluarga sakinah merupakan keluarga yang dibangun dengan pernikahan yang tunduk pada syariat agama dan kebijakan bangsa, serta terpenuhinya kebutuhan materi secara layak dan mampu mencetak generasi yang rabbani. Dalam proses terbentuknya keluarga sakinah dimulai dari pemilihan jodoh yang didasarkan dari keutamaan agama calon pasangan tersebut. Dalam keluarga tersebut harus berprinsip tauhid dan musyawarah, serta mulai menerapkan etika dan nilai dengan memahami hak dan

73 Habib Wakidatul Ihtiar, “Membaca Maqashid Syari'ah Dalam Program bimbingan perkawinan” (n.d.): 26.

78

kewajiban suami istri. Ciri-ciri keluarga sakinah ialah memiliki keturunan yang berahlak, unggul dan rabbani. Keluarga sakinah memiliki fungsi biologis dan fungsi sosialisasi. Sedangakan menurut kepala KUA Bantarkawung, keluarga sakinah yaitu keluarga yang di dalamnya mampu menjaga kedamaian, memiliki cinta, kasih dan sayang. Dalam membentuk keluarga sakinah maka terlebih dahulu meluruskan niat menikah, dan menikah dengan jalan yang halal. Prinsip keluarga sakinah yaitu bahwa keluarga diibaratkan dengan pakain dan prinsip musyawarah, ada nilai dan etika yang menopang yaitu menanamkan sikap jujur, kepedulian, dan keteladanan. Keluarga dikatan sakinah jika keluarga tersebut sudah mampu melaksanakan ibadah dengan vi tenang dan kehidupan dimasyarakatnya bagus.

Keluarga sakinah memiliki dua fungsi yaitu fungsi pendidikan dan fungsi sosialisasi, pendapat ini sama dengan pendapat kepala KUA Salem dan Tonjong.

Sedangkan menurut kepala KUA Bumiayu bahwa keluarga sakinah yaitu keluarga yang sejahtera lahir dan batin yang di dalamnya ada rasa kasih dan sayang serta kebutuhan ekonomi dan spritualnya telah terpenuhi serta mampu membangun kemaslahatan di lingkungan sosial. Dalam membentuk keluarga sakinah haruslah memegang prinsip keadilan, kesimbangan, moderat dan toleransi. Di dalam keluarganya selalu berupaya berbuat baik terhadap pasangan dan mengupayakan perdamaian. Ciri-ciri keluarga sakinah yaitu pernikahannya kuat dan kekal, suami istri soleh, dan mampu mendidik anak secara kompak. Keluarga sakinah memiliki fungsi sosialisasi. Sedangkan konsep keluarga sakinah menurut kepala KUA Tonjong, keluarga sakinah yaitu keluarga yang di dalamnya terdapat ketenangan, memiliki rasa takut dan tunduk kepada Allah, serta terpenuhinya kebutuhan ekonomi secara layak. Prinsip keluarga

moderat, dan toleransi. Untuk mencapai keluarga sakinah maka keluarga harus hidup dengan ketaatan kepada Allah, serta mampu membangun komunikasi yang baik dalam keluarga. Ciri-ciri keluarga sakinah yaitu sederhana dalam hidupnya, mampu menyeimbangkan pengetahuan agama dan umum. Sedangkan konsep keluarga sakinah menurut kepala KUA Salem, keluarga sakinah adalah keluarga yang di dalamnya terdapat usaha keras antara pasangan sumi istri untuk memenuhi kewajiban dan haknya secara baik, sehingga ketenangan dan kebahagian akan dirasakan dalam keluarga tersebut. Dalam membangun keluarga sakinah maka harus memperhatikan masa pra nikah dan masa setelah menikah. Kejujuran, saling sabar dan iklas, adil serta pandai bersyukur, dan memberikan keteladanan menjadi nilai dan etika yang harus hidup dalam keluarga tersebut. Ciri_ciri keluarga sakinah yaitu kebutuhan ekonomi, seksual dan pendidikannya telah terpenuhi. Sedangkan konsep keluarga sakinah menurut kepala KUA Sirampog yaitu keluarga yang diawali dengan pernikahan yang sah sesuai dengan ketentuan syar‟i dan undang-undang yang berlaku, tidak terjadi perceraian, terpenuhinya kebutuhan ekonomi sehingga bahagia lahir batin.

Dalam mewujudakan keluarga sakinah maka harus menerapkan prinsip bahwa menikah didasarkan atas batas-batas yang telah ditentukan oleh Allah, dan prinsip musyawarah. Menghidupkan rasa saling iklas dan rela, selalu mengupayakan perdamain, serta mampu menghormati tetangga. Ciri-ciri keluarga sakinah yaitu keluarga tidak mengalami perceraian, penghasilan melebihi kebutuhan pokok, tidak terlibat dalam cacat moral. Dua

80

fungsi keluarga sakinah yaitu fungsi edukatif dan fungsi protektif.74

3 Yuniarti 2019

Efektifitas Pelaksanaan Program Pusat Layanan Keluarga Sakinah dalam Memberikan Bimbingan Pra Nikah bagi Calon Pengantin di KUA Labuapi Kabuapten Lombok Barat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas pelaksanaan program pusat layanan keluarga sakinah dalam memberikan bimbingan pra nikah di Kua Labuapi, strategi program pusat Pusat Layanan keluarga sakinah dan respon calon pengantin setelah di berikan bimbingan, ini guna untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan Pusaka Sakinah dalam melaksanakan tugastugasnya, apa tetap berjalan dengan baik pelaksnaannya. Jenis penelitian ini ini adalah termasuk dalam penelitian lapangan dengan jenis penelitian deskriftif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer yakni kepala KUA Labuapi serta penghulu KUA Labuapi. Sedangkan Sumber data skunder yakni penyuluh KUA Labuapi, staf-staf KUA Labuapi dan calon pengantin yang sudah di berikan bimbingan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menjamin kebenaran dan keabsahan data yang menggunakan tekhnik triangulasi dengan sumber data. Sementara metode analisis datanya yaitu dari data-data yang telah terkumpul dan selanjutnya dilakukan analisis data untuk ditarik pada sebuah kesimpulan peneliti. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas pelaksanaan Program Pusat Layanan Keluarga Sakinah dalam memberikan bimbingan pra nikah cukup baik. Baik itu pelaksaan secara mandiri dan pelaksanaan secara kelompok, dan keberhasilan pelaksanaan bimbingan ini dikarenakan strategi yang dimiliki KUA yang sangat efektif dalam mengemban tugasnya, serta tingkat keberhasilan pelaksanaan bimbingan ini didukung oleh

74Tri Yuliatiningsih “konsep keluarga sakinah menurut kepala KUA se-Brebes Selatan”

skripsi jurusan alwal Al-Sayahsiyah fakultas Syari’ah IAIN Purwokerto, (2019) hal, 5-6

postif.75 4 Afifah 2021

Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan Keluarga

Sakinah di KUA

Kecamatan Ulujadi Kota Palu

Terwujudnya keluarga sakinah dalam sebuah perkawinan sangat memerlukan bekal pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang arti dan makna perkawinan bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan, karena potensi masalah dalam keluarga atau rumah tangga sewaktu-waktu dapat saja timbul dan mengancam keutuhan keluarga bahkan berakibat terjadinya perceraian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan efektivitas bimbingan keluarga sakinah.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian hukum empiris dengan sumber data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder. Adapun data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode pengolahan data yang digunakan terdiri dari editing, klasifikasi, verifikasi, analisis data dan konklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan keluarga sakinah melalui kegiatan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin di KUA Kecamatan Ulujadi Kota Palu berdasarkan analisis sesuai teori efektifitas hukum Soerjono Soekanto, telah terlaksana dengan baik namun belum optimal dikarenakan aturan yang ada belum ada ketegasan, seperti belum dimasukkannya bimbingan perkawinan sebagai persyaratan pendaftaran nikah, dari segi sarana prasarana, materi khusus belum diisi oleh pemateri yang ahli serta dari segi

75Yuniarti “Efektifitas Pelaksanaan Program Pusat Layanan Keluarga Sakinah dalam Memberikan Bimbingan Pra Nikah bagi Calon Pengantin di KUA Labuapi Kabuapten Lombok Barat” skripsi jurusan alwal Al-Sayahsiyah fakultas Syari’ah UIN Mataram, (2019) hal, xiii

82

masyarakat kurang antusias dalam mengikuti bimbingan.76

5 Muhammad Zen 2011

“Upaya Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampar Timur Kabupaten

Kampar Dalam

Mewujudkan Keluarga Sakinah”.

Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui upaya KUA Kec. Kampar Timur dalam pembinaan keluarga sakinah, Mengetahui pelaksanaan konseling keluarga di KUA Kecamatan Kampar Timur, Mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaa pembinaan Keluarga Sakinah.

Skripsi ini adalah penelitian lapangan, lokasi penelitian ini berada di KUA Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar, populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai di lingkungan KUA Kecamatan Kampar Timur sebanyak 7 Orang dan 90 keluarga yang ada di Kecamatan Kampar Timur

Sumber data yang yang penulis gunakan adalah sumber data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data obserpasi, wawancara dan angket, setelah data tersebut terkumpul penulis melakukan analisis data dengan menggunakan analisis deduktif .

Setelah dilakukan penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh KUA dalam mewujudkan keluarga sakinah di Kecamatan Kampar Timur sudah berjalan dengan baik dan ditinjau dari hukum islam sudah sesuai dengan sari’at islam, Sehubungan dengan hasil penelitian bahwa upaya yang dilakukan oleh KUA dalam mewujudkan keluarga sakinah sudah berjalan dengan baik hanya ada beberapa hal yang perlu dibenahi.77

76 Afifah “Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan Keluarga Sakinah di KUA Kecamatan Ulujadi Kota Palu” Journal of Family Studies, Volume 5 Issue 4

2021, ISSN (Online): 2580-9865

77Muhammad Zen “Upaya Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah” skripsi jurusan alwal Al-Sayahsiyah fakultas Syari’ah UIN SUSKA Riau, (2011) hal, 2

Pencatatan Perkawinan Perspektif Maqashid Alsyari’ah

sebagai kebutuhan dan minat untuk menikah. Kajian ini berperspektif maqâshid al-syarî’ah, menjelaskan bahwa pencatatan perkawinan penting bagi pasangan suami istri karena status perkawinan mereka dapat diakui oleh negara. Pencatatan nikah sangat penting dalam menjaga hak-hak mereka untuk mendapatkan warisan ketika salah satu dari mereka meninggal (hifdz al-mâl), dalam mempertahankan keturunan (hifdz al-nasl), karena anak-anak yang lahir dari pernikahan itu ditentukan dengan jelas.

Tujuan hukum Islam menurut para ulama adalah kelompok ibadah, membahas masalah-masalah budaya yang berhubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya; Kelompok Mu'amalah Dunyawiyah yang menyatakan kembali tentang kebaikan. Tujuan umum mengaji ada tiga, yaitu syari'at berkaitan dengan kebutuhan primer manusia (maqâshid al-dharūriyat). syari'ah berurusan dengan kebutuhan sekunder manusia (maqâshid al-hâjiyât) dan berurusan dengan kebutuhan manusia yang saling melengkapi (maqâshid al-tahsîni)78.

7 Fenni Febiana 2018

Perceraian Dengan Alasan Ekonomi Perspektif Maqashid Syariah

Ekonomi (nafkah) merupakan hal yang sangat dibutuhkan didalam kehidupan berumah tangga Jika kita bongkar lebih jauh ekonomi (nafkah) bukan segalanya, namun jika nafkah tidak diberikan secara komplit bisa memicu munculnya sejumlah persoalan serius dan dapat menimbulkan kerusuhan yang cukup fatal dalam kehidupan berumah tangga yakni perceraian. perceraian dengan alasan ekonomi menempati angka yang melambung tinggi unsur apakah yang menyebabkan perceraian dengan alasan ekonomi mengalami kenaikan angka yang cukup siknifikan. Dalam artikel ini, maka penulis mencoba untuk mengkaji ulang

78 Afiful Huda, “Pencatatan Perkawinan Persfektif Maqashid Al- Syari'ah”

(n.d.): 13.

84

mengenai perceraian dengan alasan ekonomi dengan menggunakan tinjaun maqashid syariah untuk menemukan titik terang dari permasalah perceraian dengan alasan ekonomi tersebut79

8 Ahmad Masruh 2020 Tradisi Pernikahan Mengikuti Kyai Perspektif Maqāsid Sharī’ah

Artikel ini adalah hasil penelitian kualitatif lapangan. Lokasi penelitian berada di Pesantren At-Tahdzib Rejoagung Ngoro Jombang. Arah diskusi artikel ini adalah bagaimana mendudukkan tradisi pernikahan mengikuti Kyai dalam bingkai maqasid pernikahan dan maqasid shariah.

Peneliti menggunakan maqasid al-nikah dan teori maqasid shariah dalam menjelaskan posisi tradisi pernikahan mengikuti Kyai, karena teori maqasid al-nikah dan maqasid shariah. Peneliti berargumen bahwa tradisi pernikahan mengikuti Kyai memberikan advokasi perlindungan kepada calon pengantin dalam mencapai tujuan pernikahan dan tujuan syariat yang timbul akibat pernikahan80.

9 Ahmad Fauzan, 2020 Perspektif Mufassirūn Kontemporer Tentang Keluarga Sakinah, Mawaddah Dan Raḥmah Serta Relevansinya Dalam Hukum Keluarga Islam Di Indonesia (Studi Tafsir Al-Azhar, Al-Miṣbāh Dan Tafsir Al-Qur’an Tematik Kementerian Agama:

Membangun Keluarga Harmonis)

Keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah ialah tujuan dari sebuah pernikahan yang didasari oleh ikatan yang kokoh (akad nikah). Kondisi tersebut haruslah dicita-citakan dan dicapai dengan sungguh-sungguh oleh seluruh anggota keluarga sebagaimana tercantun dalam Q.S. Ar-Rūm (30):21. Untuk meraih makna keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah tersebut, diperlukan informasi penunjang berupa penafsiran dari ahlinya. Atas dasar itulah, rumusan masalah dari penelitian ini berupa: Pertama, bagaimana konsep keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah perspektif mufassirūn dalam Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Miṣbāh, dan Tafsir Tematik Kementerian Agama:

Membangun Keluarga Harmonis. Kedua, bagaimana upaya mewujudkan konsep tersebut pada generasi Muslim modern.

79 Fenni Febiana, “Perceraian Dengan Alasan Ekonomi Persfektif Maqashid Syari'ah” 3, no. 1 (2018): 14.

80Ahmad Masruh, “Tradisi Pernikahan Mengikuti Kyai Persfektif Maqashid Syari'ah” (n.d.): 26.

mawaddah, dan raḥmah ini dalam hukum keluarga Islam di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah menurut mufassirūn dalam Tafsir Al-Azhar, Al-Miṣbāh dan Tafsir Kementerian Agama: Membangun Keluarga Harmonis, upaya mewujudkan, serta relevansinya dalam hukum Keluarga Islam di Indonesia.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research dan bersifat kualitatif dengan pola deskriptif analitis. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan teologis, psikologis, dan ekonomis dengan meminjam teori trilogi ajaran ilahi (iman, islam, ihsan), teori kebahagiaan, serta teori ekonomi keluarga.

Hasil penelitian ini adalah bahwa keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah ialah keluarga yang di dalamnya mampu melahirkan ketenangan, kenyamanan dan keamanan bagi anggotanya. Keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah tersebut memiliki tolok ukur antara lain: (1) Anggota keluarga beriman dengan pangamalan keimanan yang baik dari pengetahuan yang valid; (2) Pasangan suami-istri yang serasi dan saling melengkapi dalam cinta dan kasih sayang, hormat-menghormati serta terlaksananya hubungan seks dan komunikasi yang baik dan memuaskan; (3) Pembentukan dan keberlangsungan keluarga berdasar tuntunan dan aturan yang berlaku serta terselenggaranya hak dan kewajiban tiap anggota keluarga; (4) Terpenuhinya standar kebutuhan —sandang, pangan, papan, kesehatan dan pengetahuan— serta tercapainya tujuan dan fungsi perkawinan;

(5) Terlibat aktif dan berkontribusi positif terhadap masyarakat serta tidak melakukan pelanggaran hukum. Selanjutnya, untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah tersebut pada generasi Muslim modern diperlukan beberapa uyapa, yakni:

(1) Memiliki wawasan mengenai keluarga

86

sakinah, mawaddah dan raḥmah serta parenting yang komprehensif dan terus menerus diperbarui; (2) Pernikahan dimulai dari kemampuan, yakni kemampuan fisik, psikis, finansial dan pengetahuan; (3) Kesungguhan dalam menjalani kehidupan rumah tangga dengan selalu beradaptasi dalam segala kondisi;

(4) Memiliki perencanaan keluarga yang komprehensif. Relevansi konsep keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah ini dalam hukum keluarga Islam di Indonesia adalah sebagai pembacaan ulang konsep keluarga sakinah, mawaddah dan raḥmah pada masa kontemporer yang dapat dijadikan rujukan.81.

10 Budiman, 2018

Tinjauan Maqashid Syariah Pada Pasal 56 Dan 57 Kompilasi Hukum Islam Tentang Izin Poligami

Kajian ini dilakukan untu kmengetahui secara mendalam Pasal56 dan57 Kompilasi Hukum Islam(KHI) tentang izin poligami dalam perspektif maqashid syariah. Karena maqa>s}id al-syari>‘ah menempati posisi sentral dalam perkembangan hukum Islam Kontemporer dalam hal menjadi konsiderasi utama dalam proses penetapan hukum Islam. Kajian ini dilakukan dalam ranah studi pustakadanbersifatdeskriptif-analitik.Sumber data primer kajian ini berasal dari buku-buku yang membahas KHI dan buku-buku lain yang terkait, yang diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Hasil dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa izin poligami dalamPasal56 dan 57 KHI telah memenuhi unsur-unsur dalamm maqashid Syariah yang berupa pertimbangan hifdzal-din, hifdznafs, hifdznasl atau dalam istilah lain disebut dengan hifdz al-‘irdh yang kesemuanya itu termasuk dalam kategori dharuriy82

81Dr H Iskandar Syukur and Dr H Yusuf Baihaqi, “Program Doktor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 1442 H/2020 M” (n.d.): 93.

82Budiman, Tinjauan Maqashid Syariah Pada Pasal 56 Dan 57 Kompilasi Hukum Islam Tentang Izin Poligami (2018).

87 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian Adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya

Dokumen terkait