• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tesis ini berjudul :“Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar Persfektif Maqashid Al-Syari’ah”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tesis ini berjudul :“Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar Persfektif Maqashid Al-Syari’ah”"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

i

KATA PENGANTAR

ُﺪ ْﻤ َﺤْﻟَا ِ ﱢ ْيِﺬﱠﻟا ﺎَﻨْﻤَﻌْﻧَا ِﺔَﻤْﻌِﻨِﺑ ِنﺎَﻤْﯾ ِﻻْا َو ِمَﻼْﺳ ِﻻْا ُةَﻼ ّﺼﻟا َو ُمَﻼّﺴﻟا َو ﻰَﻠَﻋ ٍﺪﱠﻤ َﺤُﻣ َو ﻰَﻠَﻋ ِﮫِﻟا ِﮫِﺑﺎَﺤْﺻَاَو َﻦْﯿِﻌَﻤْﺟَا

ُﺪَﮭْﺷَأ ْنَا َﮫَﻟِإﻻ ﱠﻻِإ ُﷲ َﻦﯿﻤﻟﺎﻌﻟا ﱡبر ُﺪَﮭْﺷَأَو ﱠنَا اًﺪﱠﻤ َﺤُﻣ ُل ْﻮُﺳ َر ﷲ ُﻢِﺗﺎ َﺧ َﻦْﯿﱢﯿِﺒﱠﻨﻟا . ﺎﱠﻣَأ

ُﺪ ْﻌَﺑ .

Puji dan syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan kita nikmat berupa iman serta islam kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Sholawat berangkaikan salam tak lupa juga penulis haturkan kepada junjungan alam kekasih Allah Muhammad SAW yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan yang penuh dengan kebodohan menuju zaman yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tesis ini berjudul :“Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar Persfektif Maqashid Al-Syari’ah”. Dimaksud untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister Hukum pada Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dengan selesainya Tesis ini, tidaklahlah berlebihan rasanya jika penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang penulis hormati:

(9)

ii

kepada mertua ayahanda Sartunis (almarhum) dan ibunda Nurwati yang senantiasa memberikan nasehat, dorongan, doa kepada penulis sekeluarga.

2. Bapak Prof. Dr. Hairunas, M.Ag selaku Rektor UIN SUSKA Riau.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ilyas Husti, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana UIN SUSKA Riau, seluruh dosen PPS UIN SUSKA, khususnya dosen pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal al-Syakhshiyyah) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi program S2 pada PPS UIN SUSKA serta telah memberikan bekal ilmu dan wawasan bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Demikian juga kepada seluruh Tata Usaha PPS UIN SUSKA serta seluruh karyawan UIN SUSKA pada umumnya yang telah memberikan pelayanan kemudahan administrasi sejak penulis masuk kuliah hingga terselesaikannya penyusunan tesis ini.

4. Bapak Dr. Zailani, M.Ag selaku Ketua Prodi Hukum Keluarga Sekaligus pembmbing II, Bapak Dr. Arisman, M.Sy, selaku Sekretaris Prodi Hukum Keluarga Sekaligus Pembimbing I, dan Bapak Dr. H. Helmi Basri, Lc, MA selaku Penasehat Akademis. Mereka dengan kepakaran yang melekat telah meluangkan waktu dan memberikan kontribusi bagi terwujudnya tesis ini.

(10)

iii

Melalui mereka bertiga dengan kesabaran, perhatian dan keikhlasannya telah memberikan dorongan, koreksi dan saran baik dari aspek metodologi penelitian maupun penyajian isi tesis secara keseluruhan. Penulis benar-benar merasakan melalui mereka telah membuka cakrawala/pandangan, mendorong munculnya gagasan, ide-ide pembaharuan khususnya dalam bidang maqȃshid al-syarȋ’ah tentang keluarga sakinah. Untuk itu sekali lagi penulis menghaturkan penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta mengucapkan terima kasih dengan iringan doa “semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan dari Allah Yang Maha Kasih.

5. Teman-teman dan sahabat, khususnya dimana penulis bertugas yang selama ini sudah penulis anggap sebagai saudara. Atas pemahamannya, pengertiannya, dukungan dan harapan serta doa yang teman-teman panjatkan pada saat penulis menempuh studi pada program S2 di PPS UIN SUSKA hingga lulus.

6. Saudara-saudara penulis kanda Arina, kanda Dasniati, kanda Zuliati, kanda Indrawati, dinda Muhammad Aman dan Muhammad Amin, penulis betul- betul menghaturkan terima kasih, atas dorongan/dukungan yang tiada henti serta doanya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan studi S2 program PPS UIN SUSKA.

(11)

iv

keceriaan, kelucuan khasnya masing-masing mendorong penulis secepatnya menyelesaikan penyusunan tesis ini. Yang paling penting dan berharga melalui keluarga inilah (istri dan anak-anak tercinta dan tersayang), penulis terus belajar dan mendapat pelajaran khususnya pemaknaan kekuatan kata syukur, sabar dan ikhlas. Melalui keluarga inilah penulis mendapatkan dasar pijakan pembelajaran dan pentingnya terus dihidup suburkan peran dan fungsi institusi keluarga. Penulis menyadari bahwa penyusunan penulisan tugas akhir yang berupa tesis ini laksana setetes air yang jatuh dalam luasnya samudra.

Akhir kata penulis berbesar hati apabila para pembaca sudi memberikan kritik, saran dan masukan dalam rangka proses penulisan dan penelitian berikutnya.

Pekanbaru, 29 Agustus 2022 Penulis

Muhammad Zen

(12)

v

DAFTAR ISI

PENGESAHAN

PERSETUJUAN TIM PENGUJI NOTA DINAS

PERSETUJUAN KETUA PRODI PERNYATAAN KAASLIAN

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 14

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan Penelitian... 8

1. Identifikasi Masalah ... 8

2. Pembatasan Masalah ... 8

3. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II Kajian Kepustakaan ... 12

A. Kajian Teoritis... 12

1. Keluarga Sakinah ... 12

a. Pengertian Keluarga Sakinah ... 12

b. Bentuk Keluarga Sakinah... 16

c. Metode Keluarga Sakinah ... 17

d. Identitas Keluarga Sakinah ... 20

e. Tingkatan Keluarga Sakinah ... 21

f. Pembentukan Keluarga Sakinah ... 22

g. Pendaftaran Pernikahan... 23

(13)

vi

a. Pengertian Maqasid Syari’ah... 55

b. Kehujjahan Maqashid Syari’ah ... 57

c. Prinsip-Prinsip Maqasid Syari’ah... 62

d. Tujuan Hukum Islam dalam Pendekatan Maqasid Syari’ah . 65 e. Maqasid Syari’ah dalam Keluarga Sakinah ... 67

3. Tupoksi KUA ... 69

a. Pengertian ... 69

b. Dasar Hukum Tugas KUA... 73

c. Tugas-tugas KUA ... 75

B. Penelitian yang Relevan ... 76

BAB III METODE PENELITIAN ... 87

A. Jenis Penelitian... 87

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 88

C. Jenis dan Sumber Data ... 88

D. Informan ... 89

E. Teknik Pengumpulan Data... 89

F. Teknik Analisa Data... 90

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 91

A. Temuan Umum Penelitian... 91

1. Sejarah Berdirinya KUA Kecamatan Kampa ... 91

2. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Kampa ... 94

(14)

vii

3. Personalia KUA Kecamatan Kampa ... 95

4. Mekanisme Kerja KUA Kecamatan Kampa ... 96

5. Geografis dan Demografis ... 98

6. Agama ... 100

B. Temuan Khusus Penelitian ... 104

1. Pembinaan Keluarga Sakinah yang dilakukan KUA Kampa …….. 104

a. Kursus Calon Pengantin ... 104

b. Memberikan Bimbingan Konseling Keluarga ... 106

c. Pembinaan dan Pemilihan Keluarga Sakinah ... 112

d. Memfasilitasi Masyarakat dalam mendalami Ilmu Agama ... 116

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Keluarga Sakinah 117 C. Analisis Pembinaan Keluarga Sakinah di Kecamatan Kampa dalam Persfektif Maqashid al- Syari’ah ... 118

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Saran... 126 DAFTAR KEPUSTAKAAN PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

viii

Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagaimana yang tertera dalam buku Pedoman Transliterasi Bahasa Arab (A Guide to Arabic Transliteration), INIS Fellow 1992.

A. Konsonan

B. Vokal, Panjang dan Diftong

Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vocal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dhomah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan caraberikut:

Vocal (a) panjang = Â misalnya قﻻmenjadi qâla Vocal (i) panjang = Î misalnyaﻖﯿﻟ menjadi qîla

(16)

viii Vocal (u) panjang = Û misalnya دﻮﻧ menjadi dûna

Khusus untuk bacaanya ‟nisbat”, maka tidak boleh digantikan dengan “î”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkanya‟ nisbat diakhirnya.

Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah ditulis dengan “aw” dan

“ay”. Perhatikan contoh berikut:

Diftong (aw) = ـو misalnya قﻮﻟ menjadi qawlun Diftong (ay) =ـﯿــ misalnya ﺦﯾر menjadi khayrun C. Ta’ marbûthah (ة)

“Ta” marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada ditengah kalimat, tetapi apabila “Ta” marbûthah tersebut berada di akhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunankan “h” misalnyaﻻﺮﺴﻟﺔﻠﻟدﺮﺳة menjadi alrisalat li al-mudarrisah, atau apabila berada di tengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlafilayh, maka ditransliterasikan dengan kalimat berikutnya, misalnyaﻒـ ﺮﺤﻣﺔﮭﻟﻻ menjadi fi rahmatillâh.

D. Kata Sandang dan Lafdh al-jalâlah

Kata sandang berupa “la” (ﻻ) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada di tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan.

Perhatikan contoh-contoh berikut ini:

1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan …

2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan … Masyâ‟Allâh kânawamâ lam yasya‟ lam yakun

ix

(17)

ix

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar Persfektif Maqashid Al- Syari’ah

Penelitian ini dilatarbelakangi tentang banyaknya permasalahan keluarga yang di hadapi oleh masyarakat sehigga tujuan berkeluarga yaitu mendambakan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah sulit dicapai, serta ingin melihat bagaimana pembinaan keluarga sakinah yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) dalam melaksanakan keputusan menteri agama tentang gerakan keluarga sakinah.

Sumber data yang yang penulis gunakan adalah sumber data primer. lokasi penelitian ini berada di KUA Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar.

Adapun permasalahan yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Kampa, Apa faktor mempengaruhi Efektivitas Pembinaan Keluarga Sakinah, Bagaimana tinjauan Maqashid al-syari’ah terhadap pembinaan keluarga sakinah diwilayah kerja KUA Kecamatan Kampa. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui efektivitas program pembinaan keluarga sakinah di wilyah kerja KUA Kecamatan Kampa, Mengetahui faktor mempengaruhi Efektivitas Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kerja Kantor Urusan Agama, dan Mengetahui tinjauan Maqashid al-syari’ah terhadap pembinaan keluarga sakinah diwilayah kerja KUA Kecamatan Kampa

Ditinjau dari sisi Maqashid Al-Syari’ah tentang pembinaan dan bimbingan yang dilakukan oleh KUA dalam melaksanakan program keluarga sakinah, maka diketahui bahwa KUA telah melaksanakan ketentuan dalam petunjuk pelaksana pembinaan keluarga sakinah. Jika ditinjau dari lima unsur pokok dalam konsep maqashid al- syari‘ah yang terdiri dari hifz al-din (memelihara agama), hifz al-nafs (memelihara jiwa), hifz al-‘aql (memelihara akal), hifz al-nasl (memelihara keturunan), hifz al- mall (memelihara harta) maka, Pembinaan keluarga sakinah yang dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga yang bahagia, sesuai dengan beberapa konsep maqashid al- syari‘ah yang berupa pemeliharaan agama, pemeliharaan jiwa dan pemeliharaan keturunan atau dalam istilah ulama’ lain menjaga kehormatan.

Kata kunci: KUA, Keluarga Sakinah, Maqashid Al-Syari’ah

(18)

x ABSTRACT

Muhammad Zen (2022) Fostering Sakinah Families in the Region of the Office of Religious Affairs (ORA) of Kampa District, Kampar Regency Maqashid Al-Syari'ah Perspective

This research is motivated by the many family problems faced by the community so that the goal of having a family is to desire a family that is sakinah mawaddah warahmah difficult to achieve, and wants to see how sakinah family development is carried out by the Office of Religious Affairs (ORA) in carrying out the minister of religion's decision regarding the sakinah family movement . The data source that the writer uses is the primary data source. The location of this research is in ORA, Kampa District, Kampar Regency.

The problems that the authors formulate in this study are How is the Implementation of Sakinah Family Development in the Working Area of the Kampa District Religious Affairs Office, What are the factors influencing the Effectiveness of Sakinah Family Development, What is Maqashid al-syari'ah's review of Sakinah family development in the ORA work area of Kampa District. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the Sakinah family coaching program in the work area of ORA, Kampa District, to know the factors influencing the Effectiveness of Sakinah Family Development in the Work Area of the Office of Religious Affairs, and to know Maqashid al-syari'ah's review of the development of sakinah families in the ORA work area, Kampa District.

In terms of Maqashid Al-Syari'ah regarding the guidance and guidance carried out by the ORA in implementing the sakinah family program, it is known that the ORA has implemented the provisions in the implementing instructions for fostering a sakinah family. If viewed from the five main elements in the concept of maqashid al-shari'ah which consists of hifz al-din (maintaining religion), hifz al-nafs (maintaining the soul), hifz al-'aql (maintaining the mind), hifz al-nasl ( caring for offspring), hifz al- mall (maintaining wealth) then, fostering a sakinah family which is intended to create a happy family, in accordance with several maqashid al-shari'ah concepts in the form of maintaining religion, maintaining souls and maintaining offspring or in terms of scholars' others maintain honor.

Keywords: ORA, Sakinah Family, Maqashid Al-Syari'ah

(19)

xi

اﺬﻫ ﺚﺤﺒﻟا عﻮﻓﺪﻣ ﻦﻣ ةﺪﻋ تﻼﻜﺸﳌا ﺔﻳﺮﺳﻷا

ﱵﻟا ﺎﻬﻬﺟاﻮﻳ ﻊﻤﺘ ا

ﺚﻴﲝ نﻮﻜﻳ فﺪﳍا ﻦﻣ

ﻦﻳﻮﻜﺗ ةﺮﺳأ ﺔﻨﻴﻜﺳ ةدﻮﻣو ﺔﲪرو ﺐﻌﺼﻳ ﻬﻘﻴﻘﲢ ﺎ

، دﻮﻳو نأ ﺮﻈﻨﻳ ﻒﻴﻛ ﻢﺘﻳ ﺬﻴﻔﻨﺗ ﺔﻴﻤﻨﺗ ةﺮﺳأ ﺔﻨﻴﻜﺳ

ﻦﻣ ﻞﺒﻗ ﺐﺘﻜﳌا نوﺆﺸﻟا

ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ) KUA (

ﰲ ﺬﻴﻔﻨﺗ راﺮﻗ ﺮﻳزو ﻦﻳﺪﻟا نﺄﺸﺑ ﺔﻛﺮﺣ ةﺮﺳﻷا ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا .

رﺪﺼﻣو تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا

يﺬﻟا ﻪﻣﺪﺨﺘﺴﻳ ﺚﺣﺎﺒﻟا

ﻮﻫ رﺪﺼﻣ تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﺐﺘﻜﻣ ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا نﺎﻜﻣ ﺎﻣﺄﻴﺳﺎﺳﻷا

نوﺆﺸﻟا ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﰲ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﺎﺒﻤﻛ

، ﺔﻳﺮﻳﺪﻣ .رﺎﺒﻤﻛ

تادﺎﺷرإ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﻒﻴﻛ ﻲﻫ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﰲ ﺚﺣﺎﺒﻟا ﺎﻬﺒﺘﻛ ﱵﻟا ﺔﻠﻜﺸﳌا ﺎﻣأ تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ

ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا

ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺐﺘﻜﻣ ﻞﻤﻋ

نوﺆﺸﻟا ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﰲ ﺔﻘﻄﻨﻣ تادﺎﺷرإ ﺔﻴﻟﺎﻌﻓ ﺮﺛﺄﺗ ﱵﻟا ﻞﻣاﻮﻋ ﺎﻣو ﺎﺒﻤﻛ تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ

ﺪﻴﺻﺎﻘﳌا ضاﺮﻌﺘﺳا ﻒﻴﻛو ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا تادﺎﺷرإ ﻦﻋ ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا

تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ ﰲ ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا

ﺐﺘﻜﻣ ا نوﺆﺸﻟ ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا

ﰲ ﺔﻘﻄﻨﻣ

،ﺎﺒﻤﻛ ﺔﻳﺮﻳﺪﻣ تادﺎﺷرإ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺔﻓﺮﻌﳌ ﻲﻫ ﺚﺤﺒﻟا فاﺪﻫأو .رﺎﺒﻤﻛ تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ

ﰲ ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا

ﺔﻘﻄﻨﻣ ﺐﺘﻜﻣ ﻞﻤﻋ نوﺆﺸﻟا

ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﰲ ﺔﻘﻄﻨﻣ تادﺎﺷرإ ﺔﻴﻟﺎﻌﻓ ﺮﺛﺄﺗ ﱵﻟا ﻞﻣاﻮﻋ ﺔﻓﺮﻌﳌو ﺎﺒﻤﻛ تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ

ﺪﻴﺻﺎﻘﳌا ضاﺮﻌﺘﺳا ﺔﻓﺮﻌﳌ و ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا تادﺎﺷرإ ﻦﻋ ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا

تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ ﰲ ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا

ﺐﺘﻜﻣ نوﺆﺸﻟا ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا

ﰲ ﺔﻘﻄﻨﻣ

،ﺎﺒﻤﻛ ﺔﻳﺮﻳﺪﻣ .رﺎﺒﻤﻛ

سﺎﺳأ ﻰﻠﻋ ﺎﺿاﺮﻌﺘﺳا ﺪﻴﺻﺎﻘﳌا

تادﺎﺷرإ و تاﲑﻣﺪﺗ ﻦﻋ ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ

مﺎﻗ ﱵﻟا ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا

ﺐﺘﻜﻣ ﺎ نوﺆﺸﻟا

ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا (KUA) تﻼﺋﺎﻌﻟا ﺞﻣﺎﻧﺮﺑ ﺬﻴﻔﻨﺗ ﰲ

ﺐﺘﻜﻣ نأ فﺮﻌﻴﻓ ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا نوﺆﺸﻟا

ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا (KUA) ﰲ ﺎﻃوﺮﺷ ﺎ مﺎﻗ

تادﺎﺷرإ ﺬﻴﻔﻨﺗ ﻞﻴﻟد تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ

ﻰﻠﻋ ﺎﺿاﺮﻌﺘﺳا نﺎﻛ اذإ .ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا

ﺪﻴﺻﺎﻘﳌا ﰲ ﺔﻴﺳﺎﺳأ ﺮﺻﺎﻨﻋ ﺔﺴﲬ ﻞﺴﻨﻟا ﻆﻔﺣو ﻞﻘﻌﻟا ﻆﻔﺣو ﺲﻔﻨﻟا ﻆﻔﺣو ﻦﻳﺪﻟا ﻆﻔﺣ ﻲﻫو ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا

تادﺎﺷرﻹا ﺎﻣﺄﻓ ،لﺎﳌا ﻆﻔﺣو تﻼﺋﺎﻌﻠﻟ

ﺔﻠﺋﺎﻋ ﻖﻴﻘﺤﺘﻟ ةدﻮﺼﻘﳌا ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا ﻢﻴﻫﺎﻔﻣ ﺾﻌﺒﺑ ﺎﻘﺑﺎﻄﻣ ةﺪﻴﻌﺳ

ﺪﻴﺻﺎﻘﳌا ﺎﻬﻨﻣ ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا

ﻆﻔﺣ ﻦﻳﺮﺧﻷا ءﺎﻣﻼﻌﻠﻟ حﻼﻄﺻﻻا وأ ﻞﺴﻨﻟا ﻆﻔﺣو ﺲﻔﻨﻟا ﻆﻔﺣو ﻦﻳﺪﻟا ﻆﻔﺣ

.ﺔﻣﺮﳊا ﺔﻴﺳﺎﺳأ تﺎﻤﻠﻛ :

ﺐﺘﻜﻣ نوﺆﺸﻟا ) ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا (KUA تﻼﺋﺎﻌﻟا ،

ﺪﻴﺻﺎﻘﳌا ،ﺔﻨﻴﻜﺴﻟا

ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا

(20)

xii

(21)

1 A. Latar Belakang

Tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga sakinah.

Penggunaan nama sakinah diambil dari al Qur’an surat 30:21, ﺎَﮭْﯿَﻟِإ اﻮُﻨُﻜْﺴَﺘِﻟ yang artinya bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata ﺔﻨﯿﻜﺳ di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Keluarga Sakinah : adalah keluarga yang dibentuk berdasar perkawinan yang sah, mampu memberikan kasih sayang pada anggota keluarganya sehingga mereka memiliki rasa aman,tentram,damai serta bahagia, dalam mengusahakan tercapainya kesejahteraan dunia akherat.

Firman Allah dalam surat Arrum ayat 21

ۡ ِ َو ِِ ٰ َ اَء ٓۦ َ ـَ َ َو َ ۡ َ ِإ ْآ ُ ُ ۡ َ ِّ ٗ ٰ َ ۡزَأ ۡ ُ ِ ُ َأ ۡ ِّ ُ َ َ َ َ ۡنَأ

َنوُ َ َ َ ٖ ۡ َ ِّ ٖ ٰ َ َ ِ ٰ َ ِ نِإ ًۚ َ ۡ َرَو ٗةدَ ُ َ ۡ َ

Artinya :

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

(22)

2

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.1

Syaithan begitu berambisi dalam merusak sebuah keluarga. Berbagai upaya ditempuh untuk mencapai ambisi itu. Ini disebabkan keluarga merupakan pondasi bagi terbentuk masyarakat muslim yang berkualitas.

Setiap manusia tentu mendambakan keamanan dan mereka berlomba-lomba untuk mewujudkan degan tiap jalan dan cara yang memungkinkan. Rasa aman ini lebih mereka butuhkan di atas kebutuhan makanan. Karena itu Islam memperhatikan hal ini dengan cara membina manusia sebagai bagian dari masyarakat di atas akidah yang lurus disertai akhlak yg mulia. Bersamaan dengan itu pembinaan individu-individu manusia tidak mungkin dapat terlaksana dgn baik tanpa ada wadah dan lingkungan yg baik. Dari sudut inilah kita dapat melihat dan nilai sebuah keluarga.

Hukum Islam ditetapkan untuk kesejahteraan umat, baik secara program maupun secara bermasyarakat, untuk hidup di dunia dan diakhirat, kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan terciptanya kesejahteraan keluarga yang baik, karena keluarga merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat sangat tegantung pada kesejahteraan keluarga.2 Islam mengatur keluarga bukan secara garis besar tapi sampai terperinci, keluar ga terbentuk melalui perkawinan, karena itu perkawinan sangat di anjurkan bagi yang mempunyai kemampuan.

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Toha Putra Semarang, 1989),

2Quraish shihab, wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan,1998) Cet ke, 7 h 210

(23)

Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan manusia yang sengaja di pilihkan oleh Allah sebagai jalan bagi manusia untuk berkembang biak agar terpelihara kehidupannya dari kemusnahan.3Firman Allah dalam surat annisa ayat : 1 yang berbunyi :

َ َ َ ٱ

ُس ٱ ْا ُ ُ ُ َر ٱ

يِ

َ ۡ ِ َ َ َ َو ٖةَ ِ ٰ َ ٖ ۡ ِّ ُ َ َ َ

ۚٗءٓ َ ِ َو ٗ ِ َ ٗ َ ِر َ ُ ۡ ِ َ َو َ َ ۡوَز

Artinya :

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak (Q.S :4 : An. Nisa’: 1)4

Karena itu, Islam menganjurkan agar agar memilih pasangan yang shaleh supaya dalam membangun rumah tangga natinya tercapailah tujuan perkawinan yakni membentuk keluarga sakinah mawaddah warahmah.5Suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga mempunyai tugas utama yakni memimpin keluarga dan mencari nafkah sedangkan isteri sebagai pendamping suami mempunyai tugas utama mengurus rumah taangga.6

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 1, bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin

3Amir syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2006), cet. 1 h 42

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Toha Putra Semarang, 1989), h 114.

5Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Bandung : Al-Ma’arif. 1995) Jilid 6 h.28

6Syakh kamil Muhammad uwaih, Fiqih perempuan, (Jakarta Timur : Al-Kautsar. 2006) cet. Ke.22, h. 379

(24)

4

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan kata lain, keluarga yang dibentuk dari perkawinan tersebut merupakan keluarga bahagia dan sejehtera lahir batin atau keluarga sakinah7.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor : D/71/1999 tentang Petunjuk Pelaksana Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah Bab III Pasal 3 menyatakan bahwa Keluarga Sakinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang syah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara layak dan seimbang, meliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi, serta mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia.

Maka berdasarkan Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1999 tentang pembinaan gerakan keluarga sakinah dikeluarkanlah Keputusan Menteri Agama No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, maka salah satu tugas KUA adalah melaksanakan pengembangan keluarga sakinah8.

Menurut keputusan mentri Agama RI No. 373 Tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja kantor wilayah departemen Agama Propinsi dan Kantor departemen agama kabupaten/kota, pasal (11) sampai pasal (14) menjelaskan tentang tugas bidang urusan agama Islam di KUA yaitu

7Kompilasi Hukum Islam, (Bandung, Citra Umbara: 2007), cet-1, h21.

8Petunjuk Teknis pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah, ( Jakarta : Departemen Agama RI, 2005), h. 6

(25)

melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang urusan agama Islam untuk melaksanakan tugas tersebut maka dibagi menjadi 4 bagian garapan :

1. Seksi kepenghuluan mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang nikah, rujuk dan pemberdayaan kantor urusan agama

2. Seksi pengembangan keluarga sakinah, mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pengembangan keluarga sakinah dan pemberdayaan keluarga terbelakang.

3. Seksi produk halal mempunyai tugas melakukan pelayanan bimbingan serta perlindungan konsumen dibidang produk halal.

4. Seksi bina ibadah sosial mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang pemberdayaan masyarakat du’afa dan bantuan social keagamaan.

5. Seksi pengembangan kemitraan umat Islam mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan dan prakarsa dibidang ukhwa Islamiyah, jalinan kemitraan dan pemecahan masalah ummat.9

KUA Kecamatan mempunyai peran sangat strategis dalam upaya pengembangan dan pembinaan kehidupan keagamaan di masyarakat dalam wilayahnya. Disamping karena memang letaknya di tingkat kecamatan yang langsung berhadapan dengan masyarakat, juga karena fungsi-fungsi yang melekat pada diri KUA itu sendiri, karenanya masyarakat sangat

9Jaih Mubarok, Peradilan agama, (Bandung, pustaka Bani Quraisy, 2004) hal. 165-166

(26)

6

mengharapkan kepada aparatur yang berada di KUA Kecamatan mampu memberikan pelayanan secara maksimal sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Penelitian yang dilakukan mengenai upaya KUA Kecamatan Kampa dalam mewujudkan keluarga sakinah10 menemukan bahwa KUA Kecamatan Kampa sudah melakukan.

KUA Kecamatan Kampa sudah dapat mengembangkan tugas sesuai dengan fungsi-fungsi yang dimiliki tapi dalam hal pelayanan pembinaan Keluarga Sakinah masih perlu ditingkatkan, masih banyak ditemukan kelemahan dan kekurangan-kekurangan11. Kantor Urusan Agama Kecamatan Kampa merupakan salah satu KUA yang telah melaksanakan pembinaan keluarga sakinah, adapun pembinaan yang dilakukannya antara lain :

1. Memberikan bimbingan konseling kepada keluarga yang kurang harmonis.

Dalam menyelesaikan permasalahan perselisihan yang terjadi dalam keluarga, maka KUA Kecamatan Kampa telah menyediakan tempat di kantor KUA untuk berkonsultasi, ini diharapkan agar masyarakat dapat datang ke KUA untuk melakukan bimbingan dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi daam keluarganya.

2. Memberikan pelatihan tentang keluarga sakinah

Bagi keluarga yang telah ditetapkan sebagai keluarga sakinah dalam pemilihan keluarga sakinah, maka para keluarga ini diberi

10Hertina dan Muhammad Zen, Upaya Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah, Jurnal Hukum Islam, Vol. XV No. 1 Juni 2015

11Rahmad, Kepala KUA Kec. Kampa, Wawancara, 18 Januari 2022

(27)

pelatihan tentang bagaimana menjadi keluarga tauladan, bagaimana cara mendidik anak dengan baik yang sesuai dengan syari’at Islam dan materi-materi lain yang berkenaan daengan keluarga sakinah, diharapkan setelah pelatihan yang di berikan oleh KUA di Kecamatan tersebut diharapkan supaya di tengah masyarakat nanti kelurga ini dapat dijaadikan contoh bagi masyarakat yang lain bagaimana menciptakan keluarga yang bahagia sesuai dengan tuntunan agama Islam.12.

3. Memberikan pengajian dan memfasilitasi masyarakat dalam memperdalam ilmu agama melalui wirid pengajian di mesjid-mesjid sekaligus memberikan penyuluhan tentang program keluarga sakinah.

Kegiatan ini dilaksanakan sebulan sekali dengan desa yang bergantian adapun mesjid yang di kunjungi ditentukan oleh desa.13

4. Mengdakan Pelatihan dan Pemilihan keluarga sakinah.

Penelitian ini secara umum menyimpulkan KUA Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar telah melaksanakan program keluarga sakinah sesuai dengan keputusan menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 tentang pembinaan gerakan keluarga sakinah. Sementara itu tingkat perceraian di Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar mengalami peningkatan dari tahun ketahun14

Berdasarkan penelitian di atas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, program yang sudah berjalan lebih dari seppuluh tahun ini, seperti

12Yogi, Stap KUA Kec. Kampa, Wawancara, 19 Januari 2022

13Petunjuk Teknis pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah, lok.cit.

14Rahmad, Kepala KUA Kec. Kampa, Wawancara, 18 Januari 2022

(28)

8

apa efektivitasnya terhadap pembentukan keluarga sakinah di kecamatan Kampa dengan judul “Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kerja Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar Persfektif Maqashid Al-Syari’ah".

B. Permasalahan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diselesaikan penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

a. Efektivias program pembinaan keluarga sakinah pada wilayah kerja KUA Kecamatan Kampa

b. Faktor pendukung dan penghambat layanan dan program pembinaan keluarga sakinah pada wilayah kerja KUAKecamatan Kampa

c. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui preogram pembinaan keluarga sakinah.

d. Bimbingan seperti apa yang diberikan oleh Kantor Urusan Agama terhadap masyarakat wilayah kerja KUAKecamatan Kampa

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, mempertimbangkan keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan teori-teori yang mendukung, penulis memfokuskan pada Pembinaan Keluarga Sakinah Pada wilayah kerja Kantor Urusan Agama Kecamtan Kampa Kabupaten Kampar Persfektif Maqasyid Al-Syari’ah.

(29)

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Implementasi Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar?

b. Apa faktor mempengaruhi Efektivitas Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar?

c. Bagaimana tinjauan Maqashid al-syari’ah terhadap pembinaan keluarga sakinah diwilayah kerja KUA Kecamatan Kampa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui efektivitas program pembinaan keluarga sakinah di wilyah kerja KUA Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar.

2. Mengetahui faktor mempengaruhi Efektivitas Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Wilayah Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar.

3. Mengetahui tinjauan Maqashid al-syari’ah terhadap pembinaan keluarga sakinah diwilayah kerja KUA Kecamatan Kampa

b. Manfaat

Adapun guna penelitian ini adalah:

(30)

10

1. Dari perspektif akademik: diharapkan dapat melengkapi buku-buku yang membahas tentang kebijakan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, khususnya berkaitan dengan pembinaan Keluarga Sakinah di Kantor Urusan Agama Kecamatan.

2. Dari perspektif fungsional: hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai peta awal untuk melihat proses sosialisasi, kualifikasi, dan kompetensi SDM serta potensi sumber daya lain yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan pelayanan keluarga sakinah.

3. Dari perspektif kebijakan, diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dan pertimbangan bagi pimpinan Kementerian Agama dan Instansi terkait dalam merumuskan kebijakan bagi upaya pelaksanaan pelayanan keluarga sakinah serta pemberdayaan dan pengembangan KUA di masa mendatang.

4. Sebagai prasyarat untuk menyelesaikan program magister pasacasarja UIN Suska Riau Program Studi Hukum Keluarga

D. Sistematika Penulisan

Agar dengan mudah penulisan ini di pahami, maka penulisan Tesis ini di susun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dri : A. Latar Belakang Masalah B. Permasalahan

1. Identifikasi masalah

(31)

2. Batasan Masalah 3. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Sistematika Penulisan

BAB II : Kerangka Teoritis A. Landasan Teori B. Hipotesis

C. Tinjauan Kepustakaan (Penelitian yang Relevan) BAB III : Metode Penelitian

A. Populasi dan Sample B. Jenis Data

C. Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data

BAB IV : Pembahasan dan yang berisi menguraikan hasil penelitian tesis dan pembahasan dengan menganalisis data yang di perlukan penulis dari lapangan

BAB V : Kesimpulan, dan saran A. Kesimpulan.

B. Saran-saran

(32)

12 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Teoritis

1. Keluarga Sakinah

a. Pengertian Keluarga Sakinah

Pernikahan ialah berjumpanya dua insane yang berbeda untuk bisa mencintai segenap jiwa dan raga (Mawaddah) dan kasih sayang (Rahmah), masing-masing pasangan mengadakan dan membangun suatu rumah tangga inin mewujudkan keluarga yang sakinah dan bahagia sejahtera selamanya.1

Menurut pandangan Islam keluarga dimulai dari terciptanyan jalinan suci antara seorang pria dengan seoarang wanitadengan jalan pernikahan yang sah, serta terpenuhnya rukun- rukun dan syarat. Maka suami dan istri adalahelemean pokok dalam keluarga. Keluarga memiliki pengertian sebagai sebuah bagian terkecil yang ada di dalamnya bapak dan ibu. diartikan keluarga merupakan gabungan kehalalan pria dan wanita, bersifat selamanya dimana yang satu merasa damai dan nyaman ditentukan oleh agama masyarakat.2 Dan ketika pasangan itu diberikan seorang anak, maka

1 M. Latter. Tuntutan Rumah Tangga Muslim Dan Keluarga Berencana (Padang : Angkasa Raya, 1985), hlm. 1.

2 Tohor Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingqn KonselingIslami(Yogyakarta : UU Press. 1992), hlm. 3.

(33)

unsur yang lain.3

Membuat sebuah keluarga Islam mempunyai ketentuan ketika memilah calon pasangan yaitu :

1. Jamilah yakni cantik sebagai daya tarik sehingga menimbulkan ketertarikan kedua belah keluarga. Namun, yang paling utama adalah cantik akhlak dan moralnya karena kecantikan fisik hanya tergantung pada tingkat kemampuan dalam merawatnya.

2. Maaliha yaitu kekayaan atau kepemilikan yang kepunyaan dirinya sendiri ataupun orang tuanya. Sesuatu ini harus berada pada tingkat sepantasnya dalam merawat dan pemanfaatannya, yang terkadang bisa menjerumuskan ke aturan hukum atau nilai dan norma.

3. Nisabiha yaitu garis keturunan dari pasangan suami istri yang akan mampu member harapan yang besar kepada keturunan selanjutnya yang akan mendatang dan tidak malakukan kejahatan yang keji.

4. Din yakni keyakinan yang dipunya dan dijadikan acuan hidup di berbagai keadaan. Baik itu yang senang dan susah tidak akan melupakan keyakinan yang di anutnya.

Keluarga dalam pandangan Islam yaitu sakinah,mawaddah, wa rahmah : asal kata “sakinah” dari bahasa Arab, diartikan

3Muhammad Saleh, Keluarga Sakinah (Makassar : Alauddin Press, 2013), hlm.70.

(34)

14

“thuma’niinat al-qalb” yaitu ketenangan hati..4Keluarga sakinah yang diinginkan adalah acuan keinginan pertama demi kelanjutan masa depan, bangsa, dan Negara. Cita-cita keluarga sakinah adalah sesuatu yang wajar bagi setiap individu baik itu muslim dan non-muslim,

pandangan Islam terhadap keluarga sakinah digambarkan sebagai keluarga yang mampu memberikan kenyamanan, ketenangan, ketentraman, kesejukan, kedamaian yang didasari oleh iman dan takwa serta dapat menjalankan syari’at Islam dengan sebaik-baiknya.5

Sedangkan “Mawaddah” yang muncul dari bahasa Arab diartikan sebagai kebebasan dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk.

Qurais Shibab mengatakanmawaddah artinya beralih dari kelapangan dan kekosongan. Dimaksudkan disini adalah cinta yang nyata, tidak cinta lagisehingga cintanya musnah. Maka,cinta di hati (Mawaddah).

Hal ini terjadi karena pada kondisi dan fungsi tertentu hatinya bersih dari sifat yang buruk dan dengki hati. Adanya Mawaddah seseorang bisa menyetujui apapun kebaikan dan keburukan serta terlampaui dan kelamahan pasangannya dalam berumah tangga sebagai dari bagian dirinya dan kehidupannya.6

Kata “Wa rahmah” muncul karena adanya rasa cinta dan sayang seorang individu kepada individu lainnya ditumpukan pada

4 Maimunah Hasan, Membangun surge Dunia Akhirat (Yogyakarta : BintangCemerlang, 2000), hlm 23

5Lubis Salam, Bimbingan Rohani Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah Wa rahmah(Surabaya : Terbit Terang, 1998), hlm. 7.

6Zakiyah Drajat, Kesehatan Mental dalam Keluarga (Jakarta : Pustaka Antara, 2002), hlm.30.

(35)

di ungkapan dari belas kasihan seseorang kepada pasangannya. Pada umumnya rahmah keberadaannya lebih bertahan selamanya.

Sepanjang moral psikologis seseorang ada dalam dirinya maka wa rahmah akan aada dalam dirinya.

Melalui penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan keluarga melalui pandangan Islam merupakan pembinaan sebuah keluarga sah bertujuan untuk meningkatkan dan menuntun anggota keluargan berdasarkan anjuran Islam, menjadi guru terbaik dalam meningkatkan suatu keluarga kejalan yang benar berlandaskan ajaran Islam sebagai pilar utamanya.

Keluarga sakinah digambarka sebagai sebuah keluarga yang bisa memberikenyamanan, ketenangan, ketentraman, keindahan, dan kedamain yang didasari oleh keimanan dan ketakwaan serta bisa melaksanakan syari’at Islam dengan benar. Tapi pelaksanaannya ada saja tindakan yang bertentangan dengan pendapat islam seperti pertengkaran dalam rumah tangga, di sebabkan kerena kurangnnya kecocokan, sering terjadinya pertikaian keluarga sehingga berakhir pada perceraian, hancurnya keluarga karena perselingkuhan, kekurangan materi serta menjauh dari kepercayannya.Kejadian ini bisa berpengaruh pada kejiwaan dan pekembangan anak, menyebabkan anak bisa masuk ke lingkungan yang tidak baik. Permasalahan ini tidak lain karena tidak adanya wawasan orang tua dalam mengukuhkan keluarga sesuai pemahaman Islam.

(36)

16

Menurut Torrbet sekolah terkecil dalam masyarakat dan memiliki fungsi sebagai wahana pembelajaran yang menjadikan kehidupan terntram dan damai, adil serta sejahtera yakni keluarga yang didalamnya dipenuhi dengan situasi saling mencintai antar anggotanya.

Hubungan darah dan sosial dapat meninjau apa itu maksud dari keluarga. Dalam bentuk hubungan darah yaitu adanya keterkaitan antara satu dengan lainnya berdasarkan rangkai keturunan dapat dipisahkanantara keluarga besar dan keluarga inti. Keluarga dalam interaksi sosial,yakni jalinan interaksi sosial yangyang dipengaruhi satu orang dengan orang lain. Ada berbagai macam bentuk keluarga dalam masyarakat.

b. Bentuk Keluarga Sakinah

Nahdatul Ulama mendefenisikan arti dari keluarga maslahah (masalihul usrah) yakni keluarga yang tediri dari bapak, ibu, kakak, adik, abang dan nenek yang terkait didalamnya, yang menerapkan sebagaimana berkeluarga yang benar dan adil (I’tidal) kesamaan (tawazzun) perilaku (tawasuth), menghargai (tasamuh) dan ammar ma’ruf nahi munkar, berakhlak karimah, sakinah mawaddah wa rahmah.7

Adapun Keluarga Sakinah menurut Nahdatul Ulama ialah : 1.) Suami dan istri yang saleh, yaitu adanya kemanfaatan bagi

dirinya, keturun-keturunannya, kesosialannya agar anak anaknya

7Nur Rofiah, Bimbingan Perkawinanan Bagi Calon Pengantin, (Jakarta : Bulan Bintang, 2001), hlm. 50

(37)

orang lain.

2.) Anak-anaknya baik (abrrar), memiliki intregritas, berakhlakul karimah, sehat fisik dan batin, produktif dan kreatif sehingga mampu hidup mandiri tanpa membebani orang lain.

3.) Pergaulan yang baik. Yaitu berteman sesuai jalan yang benar, menjajaki lingkungan yang benar, bejiran tetangga dengan baik tanpa mengeyampingkan pendi rian dirinya.

4.) Berkecukupan rizki (sandang, pangan, dan papan). Yaitu mampu mencukupi berbagai aspek kebutuhan hidup keluarganya.

Dalam sebuah keluarga memliku seorang kepala keluarga yaitu suami atau ayah. Memiliki peran penting dalam memimpin keluarganya.

Begitu juga istri atau seorang ibu memiliki peran yang penting pula yaitu sebagai madrah pertama bagi anak-anak merka.Suatu keluarga peran dari suami dan istri sama-sama seimbang dan saling mengisi satu sama lain. Dapat di pahami bahwa macam-macam keluarga. Keluarga inti (nuclear family) keluarga yang anggotanya terdiri dari suami, istri dan anak saja. Keluarga besar ( extended family) Keluarga ini dengan adanya orang lain selian bapak dan ibu tetapi ada pihak family juga.8 c. Metode Keluarga Sakinah

Adapun sebagai berikut :9

8 Andi Syahraeni, Bimbingan Keluarga Sakinah (Jakarta : Bulan Bintang, 2005), hlm. 13

9Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih ( Jakarta Pustaka : Antara, 1994), hlm. 1

(38)

18

a. Metode kasih sayang

Memberikan pengetahuan kepada anak kemudian pembuktian dengan membesarkan anaknya merupakan kasih sayang yang diberikan suami dan istri. Seperti saat anak dalam kandungan pasangan saling memiliki saya tanggung jawab dan cinta kasih kepada anak mereka yang masih ada dalam kandungan. Menunjukkan cinta nya bisa dilakukan dari tingkah laku, omongan, dan peranan orang tua untuk anak tersebut.10

b. Metode beribadah

Selalu menjalankan ibadah dengan cara ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaaan yang akan memberi dampak keteladanan kepada anak yang sedang dikandungnya ataupun yang telah lahir nanti.11

c. Metode membaca Al-Qur’an

Ibu merupakan madrasah utama anaknya bisa saat seorang ibu hamil membaca atau mendengarkan Al-Qur’an dengan melibatkan anaknya dengan membacanya atau memutarnya dekat dengan perut ibu supaya bisa didengar anak.12

10 Sidi Gazalba, Masyarakat Islam Pengantar Sosiologi Dan Sosiografi (Jakarta : Bulan Bintang, 1989), hlm.154

11Ali Yusuf AS-Subki, FiqSih Keluarga (Jakarta : Amzah, 2010), hlm. 23.

12M. Quraish Sihab, Membumikan Al-Quran (Bandung : Mizan),hlm. 192

(39)

Suami dan istri memberikan cerita-cerita kebajikan. Misalnya bercerita tentang para Nabi, para sahabat, para ulama, para pahlawan, dan lain sebagai.13

e. Metode berdoa

Psangan suami dan istri yang hamil selalu memanjatkan doa kepada Allah supaya agar memiliki keturunan yang berakhlakul karimah dan bermanfaat bagi seluruh ummat, sukses dunia terlebih akhirat.

f. Metode bernasyid (bernyanyi)

Ibu yang berperan dalam hal ini bisa memilih musik yang bagus dan dapat membuat anak selalu menyematkan didalam hatinya ada Allah SWT. Lagu-lagu ini juga yang memberikan ketenangan pada anak sehingga mempunyai jiwa yang terhindar dari berbagai prasangka buruk.

g. Metode kebiasaan

Pembiasaan diri pada aktivitas-aktivitas yang positif akan mendatangkan hal-hal yang baik pula. Dengan mengerjakan pengerjaannya dengan tepat waktu, ikhlas, disiplin, dan selalu dimulai dengan menyebut nama Allah.14

13Sofyan Sauri, Membangun Komunikasi Dalam Keluarga (Kajian Nilai Religi, Sosial Dan Edukatif), hlm 42.

14 Agustina Nahafi, Nikah Cinta Agama Dalam Presfektif Ulama (Banda Aceh : Lembaga Naskah Aceh, 2012), hlm. 12.

(40)

20

d. Identitas Keluarga Sakinah

Adapun identitas keluarga sakinah sebagai berikut : a. Tegak di atas dasar yang kuat.

Keluarga sakinah bertumpu keimanan kepada Allah, sebagai makhluk agamis bahwa manusia mempercayai bahagiannya hidup berumah tangga turut andil nilai-nilai keimanan, suami istri selalu hidup dalam kesejukan iman, sebab adanya spiritualitas dalam keluarga.

b. Menunaikan misi ibadah dalam kehidupan.Ibadah merupakan karakter utamaIslam dan imannyaseorang manusia kepada Allah Swt.

Dalam berumah tangga juga harus seperti itu menjalankan ibadah seperti sholat dan ibadah lain-lainnya.

c. Mentaati ajaran agama

Karena kita sebagai makhluk tuhan yang taat kita harus mentaati aturannya dan menjauhi larangannya. Oleh karena itu hukum dan aturan agama bersifat pedoman hidup spiritual bagi mereka yang memiliki keyakinan terhadap suatu agama, sebagai penganut keyakinan tersebut mereka yang meyakini wajib mengikuti aturan dan hukum yang telah ditetapkan dalam agamanya sehingga sifat tanggung jawabnya terlaksana

(41)

Dalam pembinaan keluarga sakinah menurut Republik Indonesia Nomor 4 Tahun1999 tentang pembinaan gerakan kelurga sakinah juga mempunyai tingkatan. Adapun seperti ini :

1. Keluarga Pra Sakinah: ialah bentuk pra sakinah melalui syarat pernikahan yang tidak sah , yang mendasarkan agama dan materi (kebutuhan pokok) secara minimal, seperti keimanan, shalat, zakat fitrah, puasa, pakaian , makanan, dan kesehatan.

2. Keluarga Sakinah I : ialah keluarga yang dalam pernikahan yang sah dan memenuhi syarat dan memenuhi materi, tetapi belum bisa memenuhi kebutuhan psikologinya dalam ilmu pendidikan, kegamaan dan bimbingan.

3. Keluarga Sakinah II : berbentuk keluarga yang dibangun atas pernikahan yang sah, sudah terpenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat mengerti pentingnya melakukan ajaran agama di sebuah keluarga, bisa diadakan hubungan kesosialan, kemasyarakatan, kegamaan dengan lingkungannya, hanya belum siap bijak dalam menyikapi ajaran nilai- nilai kegamaan, akhlakul karimah, sadakah, zakat, infak, serta masih banyak lagi.

4. Keluarga Sakinah III : berbentuk keluarga yang terpenuhi semua aspek.Seperti keimanannya, ketaqwaannya, akhlakul karimah, tetapi tidak belum bisa menajadi suri tauladan bagi orang dan sekitarnya.

5. Keluarga Sakinah III Plus : bentuk keluarga yang sudah terpenuhi keutamaan dalam keluarga yakni keimanan, ketaqwaan dan akhlakul

(42)

22

karimah secara sempurna, kebutuhan sosial psikologi, dan pengembangannya bisa menjsdi contoh bagi lingkungannya.

f. Pembentukan Keluarga Sakinah

Unit terkecil dalam masyarakat yakni keluarga selalu menjadi kunci dalam mengembangkan kemaslahatan masyarakat menyangkut masalah sosialnya. Tidak hanya tertuju pada satu orang namun, tanggung jawab ini diemban bagi seluruh satuan masyarakat.15

Usaha pencapain pembinaan norma-norma keislaman dalam keluarga, merupakan peranan yang sangat penting sebagai orang itu karena orang tua adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. tanggung keluarga dan keturunannya. Sejak kecil anak harus dikondisikan untuk dapat menjunjung nilai agama dalam dirinya. Usaha ini harus sama- sama dilakukan oleh ayah dan ibu bagi perkembenagan anaknya demi tercapainya tujuan memiliki keluarga yang bahagia.16

Komunikasi yang baik dapat membangun keluarga dan masyarakat menuju kesejahteraan. Komunikasi yang baik itu seperti:

a. Membangun komunikasi di dalam keluarga harus dimulai sejak dini. Ibu dan ayah harus mamapu mencontohkan kepada anaknya bagaimana menjalin komunikasi yang baik. Memang benar hal ini membutuhkan waktu dan keadaan yang sulit namun tidak perlu

15Raihan Putri, Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam, Antara Konsep Dan Realita (Yogyakarta : AK Group, 2006), hlm. 68

16Ny. Ningsih, Psikologi Untuk Keluarga (Jakarta : Gunung Media, 2010), hlm.

20.

(43)

santai sehingga nantinya tidak timbul kecanggungan antara anak dan orang tua.

b. Membutuhkan ketekatad dan toleransi dalam menjalin hubungan suami dan istri sehingga dalam membangun rumah tangga apabila ada masalah bisa di selesaikan dengan kepala dingin.

Maka, berbagai usaha yang bisa dilakukan sebuah keluarga demi mendapatkan kesejahteraannya, salah satunya yaitu dengan pembinaan keluarga. Hal ini diharapkan mampu mengarahkan pengkondisian keluarga yang akan mencapai tujuan-tujuan masa depannya. Adapun dalam pembentukan keluarga sakinah dimulai dengan :

g. Pendaftaran pernikahan Adapun sebagai berikut :17

1. Pertama mendatangi penghulu atau PPN di Kantor Urusan Agama, menuliskan beberapa data berkaitan dengan identitas diri dan orang tua yang ingin menikah, (N1, N2, N3, N4, N5, N6, N7).

Petugas di KUA mengarahkan kita saat langkah pendaftaran, kemudian memberikan beberapa formulir guna di tanda tangani kepala desa/lurah di daerah anda. Jalan lain, bisa juga menuju kantor kepala desa/lurah

17Mahyudin (47 Tahun) Sebagai Penghulu madya, Wawancara Dikantor Urusan Agama Kec.

Kampa Pada 30 Juni 2022, Pukul 15 : 00

(44)

24

untuk menuliskan beberapa formulir itu dan langsung menandatanganinya ke kepala desa/lurah.18

2. Mengunjungi beberapa kepala desa/kelurahan kemudian memberibeberapa formulir dari KUA untuk ditanda tangani kepala desa/lurah dan distempel.

3. Menjumpai penghulu/PPN di KUA mengajukan diri untuk pernikahan.Setelah penghulu/PPN mendapatkan pendaftaran untuk pernikahan dan mengatakan semua persyaratan lengkap, anda bisa menentukan hari dan tanggal pelaksanaan kursus calon pengantin (Sucsation) yang disediakan Kantor Urusan Agama.

4. Membayar operasional akad nikah sebesar Rp, 600.000, -ke Bank persepsi, apabila akad dilakukandi luar balai nikah. Apabila akad nikah dilaksanakan di balai nikah, maka tidak diminta biaya.

5. Menjalani kursus calon pengantin sebagaimana jadwal dan pembahasan yang sudah disepakati oleh Kantor Urusan Agama (KUA).19

Dalam hal ini, penyuluh membimbing minat dan pandangan mereka bagaimana membarengi hidupnya dan saling melengkapi ketika menyelesaikan permasalahan bersama menyangkut kemsalahatan bersama.

Lalu, penyuluh memerhatikan serta menguatkan masing-masing orang yang dibina bersikap pasif atau aktif. Apabila tidak berjalan dengan

18 Sunarti (37 Tahun) Sebagai Administrasi Penghuluan, Wawancara Dikantor Urusan Agama Kec. Kampa, Pada 30 Juni 2022, Pukul 14 : 30

19 Hasir (55 Tahun) Sebagai Administrasi Umum, Wawancara Dikantor Urusan Agama, Kec. Kampa Pada 30 Juni 2022, Pukul 14 : 00.

(45)

permasalahan yang membebani aktivitasnya

h. Problem dalam Keluarga Pembentukan Sakinah

Problematika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah menimbulkan masalah atau hal yang masih belum dapat dipecahkan dalam permasalahan.20Jadi keluarga sakinah yang awalnya mempunyai hubungan yang harmonis, mempunyai rasa kasih sayang dan juga rasacinta, juga mempunyai problem dalam rumah tangga.

Pertikaian suami dan istri biasanya sering dimuali dari hal-hal yang tidak lumrah.

Adapun faktor penyebab terjadinya yaitu : a) Kebutuhan Tidak Terpenuhi

Sebuah pernikahan, pasangan membutuhkan kebutuhan, jasmani dan non jasmani. Baik kebutuhan fisik dan non fisik kedua nya dibutuhkan pasangan. Kebutuhan fisik yaitu pakaian, makan, tempat tinggal, materi dan kebutuhan batinnya.Begitu pula dengan kebutuhan non fisik juga dibutuhkan pasangan seperti cinta, sayang, jujur, terbukanya pasasangan, kepedulian, dan kebersamaan. Namun, apabila tidak terpenuhi inilah yang akan terjadi kesenjangan dalam sebuah keluarga. Maka, pasangan suami istri perlu mempunyai

20Subdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina KUA & Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI Tahun 2019

(46)

26

kesehapahaman dalam mengambil tindakan untuk bisa mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan.21

b) Perbedaan Budaya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa terjadi karena adanya perbedaan budaya yang dimiliki sebuah pasangan.Dari tata bahasa,cara- caraberadat, penampilan, makanan dan rutinitas. Hal ini dapatmenimbulkan konflik dalam rumah tangga.22

c) Masalah Ekonomi

Ekonomi memang menjadi masalah dalam rumah tangga.

Biasanya penyebab masalah ekonomi ini adalah penghasilan suami kecil sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah, menyebabkan munculnya konflik.

d) Tidak Memiliki Keturunan

Memiliki seorang anak merupakan hal yang ditunggu ketika sudah berumah tangga. Sebab anak, mampu mewarnai kehidupan rumah tangga yang dibangun.Jika anak tidak kunjung diamanahkan disebuah keluarga ini lah yang menjadi salah satu penyebab ketidak harmonisan antara pasangan.23

e) Perselingkuhan

Masalah Perselingkuhan sering terjadi sehingga melanda pasangan suami istri untuk bercerai dan membuat angka percerian semakin meningkat.

21H.Sofyan, Konseling Keluarga ( Alfabeta : Bandung, 2015), hlm. 14.

22Saifuddin, Keluarga Sakinah (Qultum Media : Pt Agromedia Pustaka, 2012,) hlm. 20

23Fatih Syuhud, Family Counseling (Pustaka Alkhoirot, 2013), hlm. 17

(47)

Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin

“consilium “artinya “dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan

“menerima atau “memahami” . Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasalx` dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau “menyampaikan” Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut.24

Sedangkan pengertian Konseling keluarga adalah upaya bantuan yang diberikan kepada individu-individu anggota keluarga melalui system keluarga dengan membenahi komunikasi agar berkembang potensi mereka seoptimal mungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota keluarga, berdasarkan kerelaan, toleransi, penghargaan, dan kasih sayang. Atau konseling keluarga adalah agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam menjalankan hidup berumah tangga selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.25

Dalam pelaksanaannya, konseling keluarga islami didasarkan pada asas-asas sebagai berikut:

24Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 99.

25. Sopyan, Konseling Keluarga, (Bandung : Alfabeta, 2009) , h.165

(48)

28

1) Asas kebahagiaan dunia dan akhirat

Bimbingan dan konseling keluarga Islami yang dilakukan oleh KUA Kec, Kampa, seperti halnya bimbingan dan konseling Islam umumnya, ditujukan pada upaya membantu individu mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Dalam hal ini kebahagiaan di dunia harus dijadikan sebagai sarana mencapai kebahagiaan akhirat.

Firman Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat 201:

ِۡ َو

ُ

ُل ُ َ َٓ َر

َ ِ اَء ِ

ٱ َۡ

ٗ َ َ َ ِ َو ٱ ِةَ ِ ٗ َ َ َ

َ ِ َو َباَ َ

ٱ ِر

Artinya:

Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: “Ya Tuhan kami,

berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. al-Baqarah [2]: 201)26

2) Asas sakinah, mawaddah, dan rahmah

Pernikahan dan pembentukkan, serta bimbingan keluarga Islami dimaksudkan untuk mencapai keadaan keluarga atau rumah tangga, yang

“Sakinah Mawaddah wa Rahmah” (Keluarga yang tenteram, penuh kasih dan sayang).

26Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung :PT Syaamil Cipta Media , 2006), h. 31

(49)

ۡ ِ َو َٰ اَء ِِ ٓۦ ۡنَأ َ َ َ

ُ َ ۡ ِّ

ۡ ُ ِ ُ َأ ۡزَأ

َٰ

ٗ ۡ َ ِّ

ٓ ُ ُ ْا َۡ ِإ

َ

َ َ َ َو

َۡ

ُ َ ٗةدَ

َۡ َرَو ًۚ

Artinya:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. (QS. ar-Rûm [30]: 21)27

3) Asas komunikasi dan musyawarah

Ketentraman keluarga yang didasari rasa kasih dan sayang akan tercapai manakala dalam keluarga itu senantiasa ada komunikasi dan musyawarah. Dengan memperbanyak komunikasi segala isi hati dan pikiran akan bisa dipahami oleh semua pihak, tidak ada hal-hal yang mengganjal dan tersembunyi. Bimbingan dan konseling keluarga islami, disamping dengan komunikasi dan musyawarah yang dilandasi rasa saling hormat menghormati dan disinari rasa kasih sayang, sehingga komunikasi itu akan dilakukan dengan lemah lembut.28

Firman Allah Swt dalam surat an-Nisâ ayat 35:

ۡن ۡ ِ ۡ ُ َق َ ِ َۡ

َ ِ ِ َ ۡ ْا ُ َ ٗ َ َ ۡ ِّ

ۡ َأ ِِۦ ٗ َ َ َو ۡ ِّ

ۡ َأ َٓ ِ نِإ

ٓاَ ِ ُ ۡ ِإ َٰ

ٗ ِ ِّ َ ُ ٱ ُ َۡ

َۗٓ ُ َ نِإ ٱ َ َن َ

ً ِ َ ٗ ِ َ

27Ibid., h. 406

28Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, (Jakarta: Prenada Media, 1992), hal. 67

(50)

30

Artinya:

Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami- isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. an-Nisâ [4]: 35)29

4) Asas sabar dan tawakal

Bimbingan dan konseling keluarga Islam membantu individu pertama-tama untuk bersikap sabar dan tawakkal dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berumah tangga, sebab dengan bersabar dan bertawakkal akan diperoleh kejernihan dalam pikiran, tidak tergesa-gesa, terburu nafsu mengambil keputusan, dan dengan demikian akan terambil keputusan akhir yang lebih baik.

Sebagaimana Firman Allah Swt dalam surat An Nisa ayat 19:

ُ وُ ِ َ َو ِ ۡ

ۡ َ

ِفوُ

نِ َ ۡ ِ َ

ُ ُ ُ َ

َ َ نَأ

ۡ َ ْا ُ َ ۡ َٗ

ا

ۡ َ َو َ َ ٱ ُ ِ ِ ٗۡ َ ٗ ِ َ

Artinya:

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak

29Ibid., h. 84.

(51)

banyak. (QS. an-Nisâ [4]: 19)30 5) Asas manfaat (maslahat)

Dengan bersabar dan tawakkal terlebih dahulu, diharapkan pintu pemecahan masalah rumah tangga maupun yang diambil nantinya oleh seseorang, selalu berkiblatkan pada mencari manfaat (maslahat) yang sebesar-besarnya, baik bagi individu anggota keluarga, bagi keluarga secara keseluruhan, dan bagi masyarakat secara umum termasuk bagi kehidupan kemanusiaan.

Firman Allah Swt dalam surat an-Nisâ ayat 128:

ِن ٱ ۡ ٌةَأَ

ۡ َ َ ۢ ِ

ۡ َ

َ ِ اًز ُ ُ ۡوَأ

ۡ ِإ ٗ اَ

َ َ َح َ ُ َۡ َ

َٓ ِ نَأ

ۡ ُ

َ ِ َۡ َ

َ ُ ۡ ُ ٗ ۚ َوٱ ۡ ُ ۗٞۡ َ

Artinya:

Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka). (QS. an-Nisâ [4]: 128)31

Keluarga sakinah terdiri dari dua kata yaitu keluarga dan sakinah.

Keluarga adalah masyarakat terkecil sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan suami isteri sebagai sumber intinya berikut anak-anak yang lahir dari

30Ibid., h. 80

31Ibid., h. 99

(52)

32

mereka32. Tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga sakinah.

Penggunaan nama sakinah diambil dari al Qur’an surat 30:21, litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Keluarga Sakinah : adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang syah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara layak dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannyadengan selaras, serasi serta mampu mengamalkan, menhayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia33.

Sifat keluarga yang dikehendaki oleh fitrah manusia dan agama, yaitu Sakinah seperti termaktub dalam Firman Allah QS. Ar-Ruum (30) ayat 21 yang berbunyi :

ۡ ِ َو َٰ اَء ِِ ٓۦ ۡنَأ َ َ َ

ُ َ ۡ ِّ

ۡ ُ ِ ُ َأ ۡزَأ

َٰ

ٗ ۡ َ ِّ

ٓ ُ ُ ْا َۡ ِإ

َ

َ َ َ َو

َۡ

ُ َ ٗةدَ

َۡ َرَو ًۚ

نِإ ِ َٰ

َ ِ َٰ

ٖ ۡ َ ِّ

ٖ َنوُ َ َ َ

Artinya :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

32W.J.S. Poerwadarminta, Kamus umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1976). H. 122

33Petunjuk Teknis pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah, ( Jakarta : Departemen Agama RI, 2005) . h.23

(53)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.34

Ayat diatas adalah dasar dan merupakan merupakan kunci yang harus kita pahami agar kita dapat mengetahui langkah dan cara mencapainya.

Kata sakinah dalam bahasa arab mempunyai sebelas arti35, yaitu : 1. Bersatu

2. Berkumpul 3. Rukun 4. Akrab 5. Bersahabat 6. Intim

7. Saling mempercayai 8. Ramah tamah 9. Jinak

10. Sama-sama senang 11. Saling meredakan36

Dari arti-arti etimologi tersebut, kita memperoleh gambaran yang jelas bahwa keluarga sakinah yang dikehendaki oleh fitrah manusia dan agama ialah terwujudnya suasana keluarga yang satu tujuan, selalu dapat berkumpul dengan baik, rukun dan akrab dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat di

34Al Qur’an terjemahan, op.cit., h 406

35Muhammad Thalib, Konsep islam pembinaan keluarga sakinah penuh berkah, (Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2002), Cet. Ke- 5, h. 25.

36Ibid., h. 26

(54)

34

ibaratkan seperti sepasang merpati jinak yang berkumpul. Dengan suasana itu, terciptalah perasaan sama-sama senag dan keinginan untuk meredam emosi yang negative sehingga kehidupan keluarga membawa kebaikan bagi semua anggota keluarga yang berdampak ktenangan bagi lingkungannya sehingga dapat tercipta suasana salam (damai dan sejahtera) dan aman ditengah masyarakat.

Menurut direktorat jenderal bimbingan mayarakat islam dan penyelenggaraan haji dalam sebuah buku yang berjudul Membina Keluarga Sakinah, yang dimaksud dengan kelurga adalah suami isteri yang tebentuk melalui perkawinan . apabila hidup bersama seorang pria dengan seorang wanita tidak dinamakan keluarga jika keduanya tidak diikat oleh perkawinan.

Karena itu perkawinan diperlukan untuk membentuk keluarga.

Yang dimaksud dengan sakinah adalah rasa tentram aman dan damai seorang akan merasakan sakinah apabila terpenuhi unsur-unsur hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang. Sebaliknya apabila sebagian atau salah satu disebutkan diatas tidak tepenihi maka orang tersebut akan merasa kecawa resah dan gelisah, mudah sekali putus asa dan tidak jarang ada yang mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya.

Hajat hidup yang diinginkan dalam kehidupan dalam duniawiyah seseorang meliputi : kesehatan, sandang, pangan, papan dan perlindungan hak asazi.

Referensi

Dokumen terkait

1) Mahasiswa mendaftar ujian kelayakan di Prodi kepada seksi Pengajaran dengan menyerahkan naskah hasil laporan Tugas Akhir Skripsi yang sudah disahkan oleh pembimbing Skripsi sejumlah

Menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Provinsi berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan

Dalam sejarah Thailand, tidak ada bukti yang menyatakan bahawa ada kawasan lain di negara tersebut selain daripada wilayah Selatan Thai yang menggunakan undang-undang

Corrosion surveillance is done by creating a corrosion coupons made of carbon steel of RSG GAS secondary cooling pipe in the shape of disc and assembled in a

Alhamdulillahi rabbil’alamin , Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subbahanahu Wataala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

Sistem Informasi; Institut Sains dan Teknologi Pradita; Scienta Business Park, Summarecon Serpong, Jalan Boulevard Gading Serpong Blok O/1, Kelapa Dua, Banten – 15810, Indonesia,

Dalam hubungannya dengan sumber daya manusia, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, perubahan kondisi lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal secara

Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa dari siklus I dengan persentase 73,33% meningkat pada siklus ke II dengan persentase 85,00% dapat di katakan juga aktivitas siswa