KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan ini yang telah dilakukan penelitian sebelumnya sebagai berikut :
Suriani Sahrudin B. Dan Efendi (Vol. 4 No. 10 Tahun 2014) Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN Ginunggung Tahun ajaran 2016/2017. Melalui Media Kartu Huruf. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Masalah dalam penelitian
ini adalah Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca
Permulaan Siswa SD Kelas I Tadulako Tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakahkatu huruf dapat meningkatkan kemampuanmembaca permulaan siswa kelas I SD Ginunggung Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.
Variabel tindakan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah media kartu huruf. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SDN Ginunggung berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Setiap siklus terdiri dari perencanaan pelaksanaan tindakan,observasi dan refleksi. Dari hasil tindakan siklus I diperoleh hasil belajar membaca permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 69 dengan
persentase siswa 52%. Hasil tindakan siklus II diperoleh hasil belajar membaca permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 78,67 dengan persentase siswa 92%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran Bahasa Indonesia (membaca permulaan) dengan menggunakan media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas I SD Negeri Ginunggung Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan media visual kartu huruf siswa kelas I SD Negeri Ginunggung Kecapatan Galang Kabupaten Tolitoli tahun ajaran2016/2017. Persamaan dalam penelitian ini yang akan saya lakukan dengan peneliti tersebut yaitu sama-sama menggunakan upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan media kartu huruf. Sedangkan perbedaan dari penelitian yang saya akan lakukan dengan penelitian tersebut yaitu,penggunaan media kartu huruf bergambar.
2.Pengertian Kemampuan Membaca.
Kemampuan membaca merupakan hal yang sangat urgen dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang.membaca merupakan kemampuan yang sangat kompleks. Membaca tidak sekadar kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seseorang pembaca agar ia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Kemampuan (Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan
sesuatu perbuatan.
Menurut Sumadayo, (2011) membaca adalah suatu proses kegiatan interaktif untuk memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis, serta memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahan tulis.
MenurutSafari,(2013)kemampuan membaca mengungkapkan beberapa aspekyaitu1)aspekkebahasaayangterdirdarketepatanpengucapan/pelafalan,2)kete patan penggunaan (nada, irama, pemilihan kata, ungkapan, istilah variasi kata, tata bentukan, struktur kalimat, dan majas), 3) aspek pengungkapan, 4) aspek penampilan yang diantaranya berbicara, keberanian, dan semangat serta kenyaringan suara. Kemampuan membaca juga sangat diperlukan oleh anak agar anak mengenal huruf- huruf bacaan yang dibacanya.
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa membaca adalah melihat dan mengetahui sesuatu yang berupa tulisan atau cetakan. Membaca adalah suatu penafsiran yang bermakna dari cetakan atau simbol verbal tulisan.
Lain halnya menurut Martinus Yamin (2006: 106) membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil peneliti para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa.
Membaca merupakan suatu proses sensoris, membaca dimulai dari melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan atau mata. Kelemahan penglihatan yang umum diderita anak adalah kekeliruan kesiapan (refractive error), yang berarti tidak lain dari kondisi mata yang tidak terpusat. Kesiapan
membaca dimulai dengan mendengarkan. Persiapan auditoris anak dimulai dari rumah dalam bentuk pembinaan kosakata, menyimak efektif dan keterampilan membedakan.
Membaca sebagai proses perkembangan, ini dapat dilihat bahwa kemajuan kemampuan membaca pada umumnya bergerak teratur, anak yang tidak dapat membaca karena belum cukup matang , mereka akan meminta kesabaran guru untuk menanti dia sampai pada tingkat kematangannya. Kesiapan anak didik itu harus dikembangkan pada setiap taraf perkembangan kemampuannya. Oleh karena itu, guru harus betul-betul menyiapkan kesiapan anak tersebut pada taraf sebelumnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan guru dalam proses perkembangan membaca anak. Yang pertama adalah guru harus selalu sadar bahwa membaca merupakan sesuatu yang diajarkan dan bukan sesuatu yang terjadi secara insidental, tidak ada seorang anak yang dapat membaca dengan jalan menonton orang lain membaca dan yang kedua membaca bukanlah sesuatu subjek melainkan suatu proses.
Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif dengan tujuan memperoleh pemahaman secara menyeluruh tentang suatu bacaan, serta penilaian terhadap keadaan, nilai, dan dampak bacaan. Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang disampaikan penulis melalui teks atau bacaan.
Membaca merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar kelas awal.
Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu
merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Pelaksanaan membaca di kelas 1 sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Pembelajaran membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.
Dalam pembelajaran membaca ada beberapa metode yang digunakan antara lain:
a. Metode Eja
b. Metode Bunyi dan Abjad
c. Metode Suku Kata dan Metode Kata d. Metode Global
e. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
3.Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran/pelatihan.
Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya (Briggs, 1977 dalam http://belajarpsikologi.com). Media juga seringkali diartikan sebagai alat yang dapat dilihat dan didengar. Alat-alat ini dipakai dalam pengajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien.
4.Media gambar
Dalam buku media pengajaran, media gambar/visual dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :
a. Gambar datar
Media gambar datar seperti foto, gambar ilustrasi, flash card (kartu bergambar), gambar pilihan dan potongan gambar. Disamping mudah didapat dan murah harganya, media ini juga mudah dimengerti dan dinikmati di mana-
mana. Media ini dapat digunakan untuk memperkuat impresi, menambah fakta baru dan memberi arti dari suatu abstraksi.
b.Media proyeksi diam
Dalam media proyeksi diam, gambar yang mengandung pesan yang akan disampaikan ke penerima harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan proyektor agar dapat dilihat oleh penerima pesan. Ada kelasnya media ini hanya visual sifatnya, tapi ada pula yang disertai rekaman audio. Media proyeksi diam dapat digunakan guru-guru untuk mengajar berbagai mata pelajaran di semua tingkatan. Media ini bertujuan memberi informasi faktual, memberi persepsi yang benar dan cepat terutama dalam pengembangan keterampilan, merangsang apresiasi terhadap seni, gejala alam, orang dan sebagainya.
Alat adalah sarana yang sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Alat peraga menurut Depdiknas (2003)
adalah benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip/prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/kongkret. Jadi Alat Peraga adalah sarana yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar didalam kelas agar pembelajaran tampak lebih nyata/kongkret sehingga siswa lebih mengerti.
Kartu huruf bergambar merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks).
Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca. Selain itu kartu huruf bergambar juga melatih kreatifitas siswa dalam menyusun kata-kata sesuai dengan keinginannya.
B . Kerangka Pikir
Anak-anak di SDI No.155 Tolo’-Tolo’ memiliki kemampuan membaca yang masih rendah dikarenakan metode dan media pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional. Sehingga berdampak buruk pada anak seperti anak mudah bosan dan malas mengikuti kegiatan pembelajaran membaca.maka dari itu peneliti ingin mencoba menggunakan media kartu bergambar untuk menumbuhkan minat belajar membaca anak dan juga mempermudah anak untuk belajar membaca . Peneliti merencanakan perlakuan dalam beberapa siklus dalam penelitian ini dan peneliti sangat berharap kemampuan membaca anak di SDI No.
155 Tolo’-Tolo’ ini akan meningkat sehingga kemampuan membaca dapat dicapai secara optimal oleh setiap anak.
Sebelum tindakan Proses pembelajaran masih bersifatkonvensional
Tindakan perbaikan
Setelah tindakan Terjadi peningkatan kemampuan membaca pada siswa kelas 1 di SDI No.155
Tolo’-Tolo’
Berikut adalah kerangka berpikir yang di gunakan dalam penelitian ini
Gambar 2.1 Bagan Kerangka pikir
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal peneliti belum menerapkan media kartu bergambar jadi kegiatan belajar membaca masih bersifat konvensional dan kurang mengena pada anak sehingga menyebabkan kemampuan membaca anak masih sangat kurang. Dengan permasalahan tersebut peneliti akhirnya menggunakan sebuah media yaitu media kartu bergambar .dalam belajar membaca menggunakan media kartu bergambar.peneliti akan melakukannya melalui beberapa siklus yang berbeda pada setiap siklus .
Perbedaan disetiap siklus yang semakin meningkat digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca . Dengan begitu peneliti sangat berharap media kartu bergambar dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi yang di terapkan dalam kegiatan belajar membaca akan dapar merubah kondisi awal yaitu anak-anak yang kemampuan membaca masih rendah menjadi optimal dalam arti kemampuan membaca anak meningkat.