• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang pertama di lakukan oleh Kumal Faudi pada tahun 2011 dengan judul Analisis Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di Provinsi DKI Jakarta. Pada penelitian yang ditulis peneliti mengatakan bahwa metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian yaitu studi kasus serta menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam atau tidak terstruktur dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja kebijakan penyelenggaraan pendidikan inklusi di Provinsi DKI Jakarta dan bagaimana implementasi kebijakan penyelenggaraan pendidikan inklusi di Provinsi DKI Jakarta.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: pertama, pendidikan inklusi yang diselenggarakan di Provinsi DKI Jakarta cenderung untuk mendiskripsikan anak-anak berkelainan (penyandang hambatan/cacat) ke dalam program sekolah. Walaupun peserta didik memiliki kecerdasan dan/atau bakat istimewa juga dimasukkan dalam satu peserta didik inklusi.

Keberadaan mereka tidak banyak menjadi isu dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi. Kedua, penyelenggaraan pendidikan inklusi tidak menggunakan model sebagaimana terdapat pada dalam literatur dan ketentuan umum pendidikan inklusi. Model yang digunakan hanya merupakan bagian dari strategi yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh guru. Ketiga, belum semua kategori anak berkebutuhan khusus diterima menjadi peserta didik program pendidikan inklusi. Hal ini berkaitan dengan belum terpenuhinya sumber daya sekolah yang memadai. Keempat, penunjukkan sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Provinsi DKI Jakarta melebihi ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Kelima, pemerintah privinsi DKI Jakarta selalu bekerja sama dengan pihak sekolah dengan memberikan pelatihan bagi guru-guru inklusi, bantuan finansial, bantuan sarana dan prasarana, dan beasiswa bagi sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusi.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Nissa Tarnoto pada tahun 2013 dengan judul Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi Pada Tingkat SD. Pada penelitian ini peneliti menuliskan bahwa metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan terbuka (open-ended questionnaire). Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang masalah-masalah apa saja yang terjadi ataupun dihadapi sekolah, khususnya terkait dengan penyelenggaraan pendidikan inklusi, sebagai upaya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan mendalam yang diperoleh dari persepsi guru yang berkaitan dengan kendala-kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh sekolah maupun guru dalam penyelenggaraan sekolah inklusi.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai permasalahan yang ditemui guru terkait kesiapan sekolah seperti kurangnya kompetensi guru dalam menghadapi siswa ABK, kurangnya kepedulian orangtua terhadap ABK serta kurangnya pemahaman orangtua tentang ABK, selain itu banyaknya siswa ABK dalam satu kelas tidak terkondisikan dengan baik sehingga pembelajaran tidak berjalan lancar. Pada manajemen sekolah ditemukan permasalahan bahwa sekolah belum siap dengan program inklusi serta kurangnya kerjasama dari berbagai pihak seperti masyarakat, ahli profesional dan pemerintah.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Rindi Lelly Anggraini pada tahun 2014 dengan judul Proses Pembelajaran Inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptisf dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi secara langsung, wawancara, dokumentasi dan keabsahan data serta menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran inklusi untuk anak berkebutuhan khusus Kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta dan untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam proses pembelajaran untuk ABK Kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, proses pembelajaran inklusi di kelas V SD Negeri Giwangan menyatukan semua peserta didik baik yang tidak berkebutuhan dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di bawah pengawasan guru kelas atau guru mata pelajaran atau guru pendamping. RPP yang digunakan dalam kelas inklusi juga menggunakan RPP pada umunya dan RPP Individual untuk peserta didik ABK. Kedua, sarana dan prasarana yang cukup memadai menjadi salah satu faktor pendukung proses pembelajaran. Adanya dukungan PLB, dukungan guru pendamping khusus, serta bantuan dari berbagai pihak juga menjadi faktor pendukung. Faktor penghambatan proses pembelajaran inklusi Kelas V yaitu

kurangnya peran orangtu/wali dalam kemajuan kemampuan peserta didik dan guru kurang memahami kebutuhan khusus dan keberagaman dari peserta didik ABK, guru pelajaran juga kurang inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran dan kurangnya tenaga pendidik bagi peserta didik ABK di sekolah.

Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian pertama menyatakan hasil bahwa kebijakan penyelenggaraan sekolah inklusi tidak menggunakan model sebagaimana terdapat pada dalam literatur dan ketentuan umum pendidikan inklusi dan belum semua kategori anak berkebutuhan khusus diterima menjadi peserta didik. Hal ini berkaitan dengan belum terpenuhinya sumber daya sekolah yang memadai. Penelitian kedua menjelaskan tentang berbagai permasalahan yang ditemui guru terkait kesiapan sekolah itu sendiri seperti kurangnya kompetensi guru dalam menghadapi siswa ABK serta manajemen sekolah yang belum siap dengan program inklusi dan kurangnya kerjasama dari berbagai pihak seperti masyarakat, ahli professional dan pemerintah.

Penelitian ketiga dijelaskan bahwa adanya faktor penghambat dan faktor pendukung dalam proses pembelajaran inklusi, maka dari itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penyelenggaraan sekolah dasar inklusi, terutama pada permasalahan muncul. Penelitian ini memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan penelitian terdahulu yaitu mendeskripsikan permasalahan terkait delapan aspek penyelenggaraan sekolah inklusi kelas bawah di salah satu sekolah dasar inklusi di Kabupaten Bantul, yaitu di SD

“Harapan Mulia”. Literatur map penelitian yang relevan dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 1. Literatur map penelitian yang relevan

Dokumen terkait