2. Program Pengayaan
2.5 Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Siswanto dengan judul Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kota Magelang (2008), bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang manajemen pembelajaran pendidikan jasmani olah-raga dan kesehatan yang dilaksanakan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP/MTs yang ada di wilayah kota Magelang. Melalui penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP kota Magelang
pada prinsipnya telah membuat perencanaan pembela-jaran, melaksanakan kegiatan pembelapembela-jaran, melaku-kan evaluasi dan melaksanamelaku-kan tindak lanjut evaluasi dengan baik, namun dalam kegiatan tindak lanjut belum semuanya terlaksana dengan baik.
Penelitian oleh Saleh dengan judul Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP se-Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi (2011), bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji perencanaan pembelajaran, pengorganisasi-an atau pengelolapengorganisasi-an kelas, pelakspengorganisasi-anapengorganisasi-an pembelajarpengorganisasi-an dan pengawasan pembelajaran atau penilaian pem-belajaran pendidikan jasmani di SMP se Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kegiatan perencanaan termasuk dalam kategori cukup baik (75%). Dalam pengorganisasian, guru merasa telah melakukan pengorganisasian dengan baik (94%), namun dalam penilaian, siswa menganggap kurang baik (54,03%); pada tahap pelaksanaan guru meng-anggap dirinya termasuk dalam kategori baik (95%), sedangkan menurut penilaian siswa kurang baik (57,7%); dan pada tahap pengawasan guru menilai dirinya sendiri termasuk dalam kategori sangat baik (96%) namun menurut penilaian siswa cukup baik yaitu 64,1%.
Manajemen pembelajaran pendidikan jasmani di SMP se Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi
secara keseluruhan guru menganggap manajemen yang dilakukannya cukup baik, namun guru tidak pernah tahu bagaimana penilaian siswa tentang manajemen yang dilakukan oleh guru, sehingga siswa menilai guru kurang baik dalam memanage pembela-jaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Penelitian Puspawati (2008) tentang Manajemen Pembelajaran Pengalaman Lapangan Bidang Studi Matematika Kelompok Belajar Paket A Nusa Indah di Kecamatan Bandar, Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi objektif perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pengalaman lapangan bidang studi matematika di kelompok belajar Paket A Nusa Indah, Kabupaten Batang. Hasil pene-litian terebut menunjukkan bahwa perencanaan pem-belajaran pengalaman lapangan bidang studi mate-matika di kelompok belajar paket A Nusa Indah, Kabupaten Batang telah dilaksanakan sesuai tahapan yang ditetapkan, yaitu: (1) mengadakan rapat; (2) me-nyusun rencana kebutuhan; (3) meme-nyusun langkah langkah pelaksanaan; dan (4) membagi tugas sesuai peran. Pelaksanaan pembelajaran pengalaman lapang-an juga telah dilakslapang-anaklapang-an sesuai llapang-angkah-llapang-angkah mulai dari: (1) kegiatan pendahuluan; (2) penjelasan pokok bahasan dan tujuan; (3) penjajagan awal; (4) pengelompokan peserta didik; (5) pembagian media; (6) penjelasan cara pelaksanaan; (7) pelaksanaan praktik pengalaman lapangan; (8) pembuatan laporan, 9) kesimpulan, 10) penguatan dan penegasan.
Evaluasi pembelajaran pengalaman lapangan di-peroleh hasil bahwa peserta didik menunjukkan sikap senang dan tertarik dengan metode pembelajaran pengalaman lapangan. Penggunaan metode tersebut memiliki kelemahan dan kekuatan. Dari evaluasi tersebut ditemukan adanya ketidaksiapan pendidik dalam hal penyiapan media belajar yang merupakan kebutuhan mutlak pembelajaran pengalaman lapang-an.
Penelitian Astuti (2009) tentang Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Pondok Pesantren Mu’adalah dan Ghoiru Mu’adalah (Studi Multi Kasus di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan dan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah Gunung Jati Pasuruan). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan manajemen kurikulum dan pembelajaran pondok pesantren. Dalam penelitian ini penulis memaparkan empat hal yang dideskrip-sikan berdasarkan manajemen kurikulum dan pem-belajaran pondok pesantren untuk memperoleh status kesetaraan/mu’adalah, yaitu: (1) perencanaan kulum dan pembelajaran; (2) pengorganisasian kuri-kulum dan pembelajaran; (3) implementasi kurikuri-kulum dan pembelajaran; (4) evaluasi kurikulum dan pem-belajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, perencanaan kurikulum dan pembelajaran merupakan kunci awal dalam pelaksanaan manajemen kurikulum dan pembelajaran. Perencanaan kurikulum dan
pem-belajaran Madrasah Aliyah pondok pesantren dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan dari Madrasah Aliyah dan pondok pesantren. Kedua, pengorganisasi-an kurikulum dpengorganisasi-an pembelajarpengorganisasi-an Madrasah Aliyah pondok pesantren dimulai dari pengorganisasian elemen pelaksanaannya, yaitu guru dan elemen lain-nya agar dapat melaksanakan fungsi berdasarkan tugas masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan pengorganisasian materi-materi umum dan agama agar dapat dikemas secara rapi dalam suatu pembela-jaran dan kemudian disajikan dalam jenjang-jenjang yang sudah disiapkan. Ketiga, pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran diselenggarakan dalam bentuk klasikal/madrasah, ada yang telah membuat serang-kaian perangkat pembelajaran dengan beberapa meto-de pembelajaran. Media dan strategi pembelajaran sebagai pendukung keefektifan dan efisiensi pelaksa-naannya namun masih ada yang belum. Keempat, penilaian yang dilakukan sudah berorientasi pada input, proses dan output.
Penelitian Ainii Firdaus (2009) tentang Manaje-men Pembelajaran Sekolah Unggulan (Studi Multi Kasus Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 2 dan Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Malang), bertujuan untuk menjelaskan bentuk manajemen pembelajaran yang diterapkan dan upaya yang dilakukan guru dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran di MIN Malang 2 dan MI Al-Huda Malang. Dari penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif analisis melalui rancangan studi multi kasus ini, ditemukan bahwa bentuk manajemen pembelajar-an MIN Malpembelajar-ang 2 dpembelajar-an MI Al-Huda Malpembelajar-ang meliputi: (1) Perencanaan berdasar pada prinsip amanah; (2) Pengelolaan guru yang diarahkan kepada pening-katan kompetensi dan profesionalismenya; (3) Pengelo-laan siswa melalui seleksi siswa secara ketat, penge-lompokan secara heterogen-klasikal, pengepenge-lompokan siswa berdasarkan kemampuan dan aspek psikologis, dan pembinaan belajar dan ibadah siswa; (4) Pengelo-laan pembelajaran berupa penyambutan guru kepada para siswa saat datang ke sekolah, pelaksanaan pra-pembelajaran, dan pelaksanaan proses pembelajaran; (5) Pengelolaan metode, berupa pemilihan metode Quantum Teaching and Learning serta kolaborasi ber-bagai motode pembelajaran modern; (6) Evaluasi dalam bentuk supervisi, self assessment dan evaluasi hasil belajar siswa (formatif dan sumatif).
Dari beberapa hasil penelitian terdahulu, penulis tertarik dengan penelitian yang dilakukan oleh Siswanto dengan judul Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kota Magelang. Tulisan ini menguraikan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru penjasorkes. Penulis akan meneliti pada wilayah yang lebih kecil, karena menurut pendapat penulis keberhasilan pem-belajaran penjasorkes akan diawali dengan pengelola-an pembelajarpengelola-an ypengelola-ang baik pada sekolah, sehingga akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan secara
keseluruhan.
Banyak faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran penjasorkes, salah satu di antaranya adalah faktor guru. Hal ini terutama karena peran guru sebagai seorang pembimbing, pengajar, dan panutan bagi semua siswanya. Guru merupakan pribadi kunci yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Guru sebagai seorang pemimpin dalam kelas penjas-orkes harus memiliki kemampuan mengelola pembela-jarannya, karena kompetensi guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.