• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Berpikir Geometri Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Datar Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Baki” yang dilakukan oleh Anwar Ansori (2017). Tujuan penelitian didasari untuk mendeskripsikan tingkat berpikir geometri peserta didik dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi kelas VII SMP berdasarkan teori Van Hiele. Jenis penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan subjek peserta didik kelas VII SMP. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa peserta didik dengan kemampuan berpikir tinggi mampu menguasai indikator pada tingkat visualisasi, analisis dan deduksi informal. Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir sedang belum mampu mencapai level deduksi informal, sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir rendah hanya mampu menguasai indikator-indikator dari level visualisasi.

Penelitian relevan yang lain dengan judul “Identifikasi tingkat berpikir geometri peserta didik menurut teori Van Hiele ditinjau dari perbedaan gender pada materi pokok segiempat (studi kasus kelas VII SMPN

37 2 gedangan)” oleh Siti Korotul Alifah (2012). Penelitian menggunakan penelitian kulitatif dengan menggunakan instrumen tes dan wawancara yang beracuan pada indikator berpikir Van Hiele. Sehingga data yang diperoleh dapat menentukan kecenderungan tingkat berpikir geometri peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan tingkat berpikir geometri peserta didik perempuan dan laki – laki, keduanya sama – sama berada pada tingkatan 1.

Persamaan dua penelitian di atas adalah menggunakan tingkat berpikir geometri menurut teori Van Hiele. Adapun perbedaan beberapa penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terletak pada peninjauan tingkat berpikir geometri Van Hiele, yaitu penulis menggunakan gaya kognitif verbalizer dan visualizer. Sedangkan penelitian di atas menggunakan perbedaan gender.

Penelitian yang dilakukan oleh Widodo Winarso dan Widya Yulistiana Dewi (2017) degan judul “Berpikir Kritis Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif Visualizer Dan Verbalizer Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri” merupakan sebuah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterampilan berpikir kritis siswa ditinjau dari gaya kognitif visualizer dan verbalizer dalam menyelesaikan masalah geometri. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Daru’l Hikam Kota Cirebon dengan sampel sebanyak 45 siswa, yaitu 24 siswa visualizer dan 21 siswa verbalizer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa visualizer memperoleh nilai rata-rata sebesar 50,15 sedangkan siswa verbalizer

38 memperoleh nilai rata-rata 40,05. Apabila dilihat dari rata-rata persentase hasil tiap aspek berpikir kritis, siswa visualizer dapat dikategorikan cukup baik, sedangkan siswa verbalizer dapat dikategorikan kurang. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan berpikir kritis antara siswa dengan gaya kognitif visualizer dan siswa dengan gaya kognitif verbalizer dalam menyelesaikan masalah geometri. Persamaan penelitian yang dilakukan dengan Widodo dan penulis tertelak pada penggunaan gaya kognitif

verbalizer dan visualizer, namun penulis menggunakan tahap berpikir

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut Sugiyono (2011) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Pendekatan kualitatif digunakan agar dapat mengungkapkan lebih dalam bagaimana tingkat berpikir geometri menurut teori van Hiele peserta didik berdasarkan pengelompokkan gaya kognitif verbalizer dan visualizer. Menurut Manab tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai perilaku, proses interaksi, makna suatu tindakan, nilai pengalaman individu, yang semuanya berlangsung secara alami (Pertiwi, 2017).

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitan deskriptif kualitatif menurut Kountour adalah jenis penelitian yang memberi gambaran atau rincian mengenai sebuah keadaan secara jelas tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti (Pertiwi, 2017). Penelitian deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasi suatu kenyataan sosial dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Pemilihan jenis penelitian deskriptif

40 kualitatif dikarenakan peneliti ingin mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana tingkat berpikir geometeri peserta didik menurut teori Van Hiele pada materi segitiga dan segiempat ditinjau dari gaya kognitif visualizer dan

verbalizer. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini, meliputi

tahap perancanaan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data. 1. Tahap Perancanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, yaitu :

a. Peneliti menyiapkan instrumen berupa angket gaya kognitif

visualizer dan verbalizer.

b. Peneliti menyiapkan instrumen tes untuk mengukur tingat berpikir geometri peserta didik.

c. Membuat pedoman wawancara

d. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada instrumen tes 1) Uji Validitas

Validitas perlu digunakan pada penelitian untuk mengetahui instrumen atau soal yang dibuat dapat digunakan atau tidak. Menurut Arikunto dalam (Kusniati, 2011) menyatakan jika instrumen atau soal dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validasi menggunakan rumus korelasi produk momen dengan angka kasar (korelasi produk momen Pearson), yaitu (Lestari, 2015, hal. 193) :

𝑟𝑥𝑦= 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)

41 Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi produk momen 𝑁 = Banyaknya peserta

𝑋 = Skor butir soal 𝑌 = Skor total

Kemudian hasil perhitungan nilai 𝑟 ditransformasikan ke dalam nilai 𝑡, yaitu 𝑡0 =𝑟 √𝑛−2

√1−𝑟2. Selanjutnya nilai 𝑡0 dibandingkan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Pada taraf signifikan 𝛼 = 0.05, jika 𝑡0 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dikatakan valid.

2) Uji Reliabilitas

Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Reliabilitas merupakan kekonsistenan instrumen bila diberikan pada subjek yang sama atau relatif sama atau tidak berbeda secara signifikan (Lestari & Yudhanegara, 2015). Untuk memeperoleh reliabilitas tes uraian digunakan rumus sebagai berikut (Lestari, 2015, hal. 206) :

𝑟11 = [ 𝑛 𝑛 − 1] . [1 − ∑ 𝑠𝑖2 𝑠𝑡2 ] dimana 𝑠𝑖2= ∑ 𝑋𝑖 2−(∑ 𝑋𝑖)2 𝑁 𝑁 dan 𝑠𝑡2 =∑ 𝑋𝑡 2−(∑ 𝑋𝑡)2 𝑁 𝑁 Keterangan :

42 𝑛 = Jumlah semua item

∑ 𝑠𝑖2= Jumlah varian skor tiap item 𝑠𝑡2 = Varian skor total

𝑁 =Banyaknya peserta didik yang mengikuti tes 𝑋𝑖 = Skor tiap item

𝑋𝑡= Skor total 2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, yaitu :

a. Peneliti memberikan angket gaya kognitif verbalizer dan visualizer pada subjek

b. Mengelompokkan subjek berdasarkan hasil angket gaya kognitif

verbalizer dan visualizer pada subjek

c. Peneliti memberikan tes mengenai tingkat berpikir geometri Van Hiele.

d. Memilih 6 subjek penelitian berdasarkan gaya kognitif verbalizer dan visualizer.

e. Melakukan wawancara pada subjek terpilih untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan berdasarkan indikator tingkat berpikir geometri Van Hiele.

3. Tahap Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis data, yaitu :

43 b. Menganalisis data berdasarkan indikator tingkat berpikir geometri

Van Hiele

c. Menyajikan data yang sudah di analisis d. Menarik kesimpulan dan verifikasi data. B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2019, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Keterangan

1 Pengajuan judul Mei 2019

Sudah dilaksanakan 2 Bimbingan proposal skripsi

Januari – April 2020 3 Seminar proposal skripsi

April 2020 atau Mei 2020 4

Bimbingan dan revisi hasil

seminar Mei 2020 5 Pembuatan instrumen penelitian April 2020 Sedang dilaksanakan (validasi dan reliabilitas belum dilakukan)

6 Pengumpulan data Juni 2020

7

Pengolahan dan analisis data

Juli - September 2020

8 Sidang Skripsi Oktober 2020

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 17 Tangerang yang beralamat pada Jl. Kisamaun RT 003/RW007, Babakan, Kec. Tangerang,

44 Kota Tangerang. Pada penelitian ini peneliti mengambil subjek kelas VII, dengan materi segitiga dan segiempat yang berada pada semester genap. C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Sumber data pada penelitian kualitatif ada dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2011, hal. 225) sumber data primer adalah sumber daya yang langsung memberikan data pada peneliti, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data pada peneliti, misalnya melalui orang lain atau dokumen.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian.

Data primer pada penelitian ini merupakan data tertulis dari hasil tes tingkat berpikir geometri peserta didik menurut Van Hiele dan hasil angket untuk menentukan tipe gaya kognitif visualizer dan verbalizer peserta didik, serta hasil wawancara peneliti dengan subjek penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data penelitian, yaitu : 1) Tes

Tes menurut Arikunto adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dengan cara dan aturan yang sudah ditetukan (Pertiwi, 2017). Sedangkan Hamdayama (2016) menjelaskan bahwa tes merupakan suatu pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi mengenai atribut pendidikan atau psikologis yang setiap butir pertanyaannya mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

45 Pada penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui tingkat berpikir geometri peserta didik menurut teori Van Hiele, dalam hal ini soal yang digunakan berbentuk uraian pada materi pokok segitiga dan segiempat. 2) Angket

Angket menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan. Menurut Ruseffendi (2010) angket adalah sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus dilengkapi oleh responden melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat. Jadi angket merupakan suatu pertanyaan tertulis mengenai suatu masalah yang harus dijawab atau dikerjakan oleh subjek penelitian. Dalam hal ini angket diberikan pada subjek penelitian untuk mengetahui gaya kognitif visualizer dan verbalizer yang dimiliki peserta didik.

3) Wawancara

Menurut Moleong (2017, hal. 186) wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara seabagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara sebagai pihak yang memberikan jawaban. dengan maksud tertentu, Susan Staindback mengungkapkan dengan adanya wawancara maka peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang subjek penelitian dalam menginterpretasikan situasi (Sugiyono, 2011).

Wawancara dilakukan untuk menguatkan hasil tes tingkat berpikir geometri peserta didik menurut Van Hiele. Kesalahan – kesalahan pada

46 pengerjaan soal tes dan alasan kesalahan tersebut, serta bagaimana peserta didik mengerjakan soal akan diperkuat melalui pertanyaan dari peneliti, E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif instrumen utama adalah peneliti itu sendiri. Moleong (2017) menjelaskan bahwa peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian. Menurut Nasution peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri, sebagai berikut (Sugiyono, 2011, hal. 224) :

1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2) Penelitian sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3) Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keselurahan situasi kecuali manusia

4) Suatu situasi yang meibatkan interaksi manuasia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata, untuk memahaminya perlu sering merasakan, dan menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5) Peneliti sebagai instrumen pdapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera

47 untuk menentukkan arah pengamatan, mengetes hipotesisi yang tibul seketika.

6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulkan berdasarkan data yang dikumpulkan.

7) Peneitian dengan menggunakan tes atau angket yang bersifat kuantitaif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistika, sedangkan yang menyimpang tidak dihiraukan. Adanya manusia sebagai instrumen maka respon yang aneh dan menyimpang dapat diberi perhatian.

Selain peneliti terdapat beberapa instrumen lain yaitu instrumen tes tingkat berpikir geometri menurut teori Van Hiele, instrumen angket gaya kognitif visualizer dan verbalizer dan instrumen wawancara.

1) Instrumen Tes Tingkat Berpikir Geometris Menurut Teori Van Hiele Tes tingkat berpikir geometris menurut teori van hiele digunakan untuk mengukur tingkat berpikir geometri peserta didik, dimana ada 5 tingkat berpikir geometri menurut Van Hiele yaitu 0) visualisasi, 1) analisis, 2) deduksi informal, 3) deduksi, 4) rigor atau ketepatan. Adapun indikator serta kisi-kisi tes tingkat berpikir geometri sebagai berikut :

Tabel 3.2 Indikator Tes Tingkat Berpikir Geometri No Tingkat kemampuan

berpikir geometris

Indikator

1 Tingkat 0 (Visualisasi) Pada tingkat ini peserta didik dapat memberikan nama, megindentifikasi, membandingkan dan membuat bentuk – bentuk geometri sederhana melalui

48 konsep bentuk.

2 Tingkat 1 (Analisis) Pada tingkat ini peserta didik dapat menentukan sifat – sifat dari bangun geometri, namun belum dapat memahami hubungan antara bangun geometri. 3 Tingkat 2 (Deduksi

Informal)

Pada tingkat ini peserta didik dapat membangun hubungan sifat antar bangun geometri, mengenali kelas-kelas bangun, dan dapat mengetahui definisi abstrak. 4 Tingkat 3(Deduksi) Pada tingkat ini peserta didik dapat

membuat bukti dan mengembangkannya lebih dari satu cara. Peserta didik juga dpaat mengaitkan istilah yang tidak ditentukan, aksioma, sistem logis yang mendasari, definisi, dan teorema. 5 Tingkat 4(Rigor) Pada tingkat ini peserta didik dapat

membandingkan sistem dari aksioma yang berbeda, seperti geometri non-euclidean, dan dapat mempelajari berbagai geometri dengan tidak adanya model nyata.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Tingkat Berpikir Geometri

No Tingkat kemampuan berpikir geometris Kisi-kisi Nomor Soal 1 Tingkat 0 (Visualisasi)

Disajikan beberapa bangun datar, peserta didik dapat menentukkan bangun datar yang termasuk ke dalam segitiga dan segiempat

1

Disajikan beberapa bangun segitiga dan segiempat, peserta didik dapat menentukan nama bangun tersebut.

2

2 Tingkat 1 (Analisis)

Disajikan sebuah peryataan mengenai sifat-sifat bangun segiempat. Peserta didik dapat menentukan sifat bangun

49 belah ketupat.

Disajikan 3 bangun segiempat, perserta didik dapat mendefinisikan serta menentukan kesamaan sifat ketiga bangun tersebut.

4

3 Tingkat 2 (Deduksi Informal)

Berdasarkan sifat-sifat bangun trapesium dan jajargenjang, peserta didik dapat menjelaskan alasan jajargenjang termasuk trapesium.

5

Disajikan sebuah bangun gabungan, peserta didik dapat menentukan luas bangun tersebut

6

4 (Deduksi) Tingkat 3 Diberikan sebuah pernyataan mengenai diagonal persegi, peserta didik dapat menentukan dan menjelaskan pernyataan mana yang benar.

7

Diberikan 3 buah pernyataan mengenai sebuah bangun, peserta didik dapat mengaitkan ketiga pernyataan tersebut.

8

5 Tingkat 4 (Rigor) Diberikan sebuah pernyataan mengenai besar sudut segitiga, peserta didik dapat menentukan pernyataan tersebut benar atau tidak.

9

Diketahui 2 buku mendefinisikan bangun persegi panjang dengan cara yang berbeda. Perserta didik dapat memberikan alasan mengapa kedua buk tersebut memiliki definisi yang berbeda.

10

Soal tes kemampuan berpikir geometri tidak dapat langsung digunakan begitu saja, perlu adanya validitas dan reliabilitas untuk mengetahui dapat digunakan atau tidak soal tersebut dan bagaimana kriterianya.

50 2) Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara dilakukan untuk memperkuat hasil pada tes soal tingkat berpikir geometri peserta didik. Aspek yang diukur dalam wawancara, yaitu :

a) Kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi bangun segitiga dan segiempat berdasarkan gambaran secara nyata.

b) Kemampuan peserta didik mendeskripsikan secara verbal tentang bangun segitiga atau segiempat berdasarkan sifatnya.

c) Peserta didik dapat menjelaskan proses pembuktian keterkaitan dua buah bangun.

d) Peserta didik dapat menjelaskan proses perhitungan luas bangun. e) Peserta didik dapat menjelaskan definisi dari sebuah bangun segitiga

atau segiempat.

3) Instumen Angket Gaya Kognitif Verbalizer dan Visualizer

Pada penelitian ini angket gaya kogntif verbalizer dan visualinzer yang akan digunakan, yaitu pengembang Visualizer and Verbalizer

Questionnare (VVQ) oleh Mandelson. VVQ berisi 20 butir pernyataan

mengenai gaya kogntif verbalizer dan visualizer, dengan 10 pernyataan mengenai verbal dan 10 pernyataan mengenai visual. Masing-masing pernyataan berisi 5 pernyataan bersifat favorabel dan 5 peryataan bersifat

unfavorabel.

Pada penelitian ini skala yang akan digunakan adalah skala Likert, sebab skor yang digunakan lebih mudah menafsirkan individu. Skala model Likert ini memiliki 5 pilihan pada setiap pertanyaan, yaitu sangat

51 setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kelima pilihan ini diberikan skor 5, 4, 3, 2, 1 jika pertanyaan bersifat positif (favorabel), sedangkan untuk pertanyaan yang bersifat negatif (unfavorabel) diberi skor 1, 2, 3, 4, 5 (Lestari & Yudhanegara, 2015).

Tabel 3. 4 Skala Gaya Kognitif Verbalizer dan Visualizer

No Gaya

kognitif Indikator

Item

Favorabel Unfavorabel

1 Verbalizer

Peserta didik lebih mudah memproses informasi secara verbal atau linguistik

1,2,3,5,6, 4,7,8,9,10

2 Visualizer

Peserta didik lebih mudah memproses informasi secara visual, berupa gambar, diagram, grafik, dll. 11,15,17, 18,20 12,13,14,16, 19 Jumlah 10 10 Total 20 F. Analisa Data

Miles dan Huberts mengemukkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus hingga datanya jenuh (Sugiyono, 2011). Adapaun analisis data kulitatif meliputi langkah – langkah sebagai berikut :

52 Sugiyono menjelaskan bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh dari lapangan atau tempat penelitian kemudian diproses dengan menyeleksi, memfokuskan, menyederahanakan, mengabstrasikan, dan mentransformasikannya. Tahapan reduksi data pada penelitian ini adalah:

a) Mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik pada angket gaya kognitif

verbalizer dan visualizer yang kemudian dikelompokkan ke dalam

tipe-tipe gaya kognitif verbalizer atau visualizer untuk menentukan peserta didik yang akan dijadikan subjek penelitian.

b) Mengkoreksi hasil pekerjaan peserta didik pada tes tingkat berpikir geometri menurut teori Van Hiele yang kemudian dikelompokkan ke dalam tingkatan berpikir geometri menurut teori Van Hiele. Sesuai kriteria tingkat berpikir geometri Van Hiele, bahwa tingkatan geometri Van Hiele bertahap maka :

1. Peserta didik dikatakan mencapai tingkat 0, jika mampu menjawab benar soal tingkat 0.

2. Peserta didik dikatakan mencapai tingkat 1, jika menjawab benar soal tingkat 0.

3. Peserta didik dikatakan mencapai tingkat 2, jika menjawab benar soal tingkat 0 dan 1.

4. Peserta didik dikatakan mencapai tingkat 3, jika menjawab benar soal tingkat 0, 1, dan 2 .

53 5. Peserta didik dikatakan mencapai tingkat 4, jika menjawab benar

soal tingkat 0, 1, 2 dan 3 .

Adapaun rubik penskoran tes tingkat berpikir geometri, yaitu sebagai berikut :

berikut :

Tabel 3.5 Rubik Penskoran Tes Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele

No. Soal

Tingkat Berpikir Geometri

Indikator Soal Jawaban Skor

1 Visualisasi Menyebutkan bangun yang termasuk ke dalam segiempat dan segitiga Tidak menjawab 0

Peserta didik mampu menyebutkan bangun segiempat dan segitiga namun belum secara lengkap

3

Peserta didik mampu menyebutkan bangun segiempat dan segitiga secara lengkap 5 2. Menyebutkan nama bangun segiempat dan segitiga Tidak menjawab 0

Peserta didik mampu menyebutkan nama bangun segiempat dan segitiga namun belum secara lengkap

3

Peserta didik mampu menyebutkan nama bangun segiempat dan segitiga secara lengkap. 5 3 Analisis Menyebutkan sifat – sifat bangun segiempat Tidak menjawab 0

Peserta didik dapat menyebutkan sifat – sifat bangun belah ketupat

3 Peserta didik dapat

menyebutkan sifat – sifat bangun belah ketupat secara lengkap

54 4 Menyebutkan persamaan sifat-sifat 3 bangun segiempat Tidak menjawab 0

Peserta didik dapat menjelaskan

persamaan sifat-sifat bangun namun belum secara lengkap

3

Peserta didik dapat menjelaskan

persamaan sifat-sifat bangun dengan benar dan lengkap 5 5 Deduksi Informal Menjelaskan alasan jajargenjang termasuk trapesium berdasarkan sifat-sifat bangun trapesium dan jajargenjang. Tidak menjawab 0

Peserta didik tidak dapat memberikan alasan mengapa jajargenjang termasuk trapesium

2

Peserta didik dapat memberikan alasan mengapa jajargenjang termasuk trapesium 5 6. Menentukan luas bangun gabungan Tidak menjawab 0

Peserta didik dapat menetukkan panjang sisi lainnya

3 Peserta didik dapat

menghitung luas bangun dengan benar

5 7 Deduksi Menentukkan pernyatan mengenai bagun segiempat Tidak menjawab 0

Peserta didik tidak dapat menentukkan pernyataan mana yang benar

3 Peserta didik tidak

dapat menentukkan pernyataan mana yang benar beserta alasannya 5 8 Mengaitkan 3 buah pernyataan mengenai bangun segiempat Tidak menjawab 0

Peserta didik dapat mengaitkan

pernyataan bangun segiempat dengan benar

5

55 pernyataan

mengenai sudut segitiga benar atau salah

Peserta didik tidak dapat menentukkan

alasan yang benar 5

10 Menjelaskan alasan mengapa definisi sebuah bangun dapat berbeda Tidak menjawab 0

Peserta didik dapat memberikan alasan sebuah definisi

bangun dapat berbeda dengan benar

5

c) Hasil pekerjaan peserta didik pada tes tingkat berpikir geometri menurut teori Van Hiele akan dijadikan sebagai bahan mentah yang kemudian diproses sebagai bahan wawancara.

d) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan dan bahasa yang rapi kemudian diolah agar menjadi data yang siap dipakai.

2) Display data

Display data atau penyajian data dilakukan agar data terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin dipahami. Penyajian data dapat berupa tabel, grafik atau kalimat sistematis. Dalam penelitian ini data-data yang dikumpulkan berupa tes berpikir geometri peserta didik menurut teori Van Hiele, angket gaya kognitif verbalizer dan

visualizer serta hasil wawancara.

3) Penarikan Kesimpulan atau Verification

Data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah disajikan ke dalam bentuk yang lebih terorganisir kemudian disimpulkan. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penarikan kesimpulan dengan melihat hasil tes

56 tingkat berpikir geometri Van Hiele pada subjek yang sudah dilompokkan gaya kognitif verbalizer dan visualizer.

G. Keabsahan Data

Setelah data dianalisis perlu adanya keabsahan data, yaitu untuk memperoleh keakuratan serta pertanggung jawaban secara ilmiah. Menurut Moleong ada empat kriteria yang digunakan dalam pemeriksaan, yaitu :

1. Derajat kepercayaan atau kredibilitas, berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaannya dapat dicapai. 2. Keteralihan, yaitu menyatakan bahwa generalisasi penemuan dapat berlaku

pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh.

3. Kebergantungan, yaitu subtitusi istilah realibilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Jika dilakukan pengulangan studi pada kondisi yang sama dan menunjukkan hasil yang sama maka dikatakan reliabilitasnya tercapai.

Dokumen terkait