• Tidak ada hasil yang ditemukan

 

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lahan masyarakat Pasar 3 Padang Bulan, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Mei sampai dengan September 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sorgum varietas Kawali, jerami padi, Thitonia, berangkasan alang – alang, pupuk Urea, SP 36, KCl, insektisida berbahan aktif Karboril, air.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, tugal, gembor, pisau, tali plastik, gunting, ember, timbangan analitik, jangka sorong, plang nama, pacak sampel, karung, plastik, kamera, alat tulis, dan kalkulator.

Metode Penelitian

Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan dua faktor yaitu:

Petak utama : Pengolahan Tanah P0 : Tanpa olah tanah (TOT) P1 : Olah tanah sempurna (OTS) Anak petak : Mulsa

M0 : Tanpa mulsa M1 : Mulsa jerami padi M2 : Mulsa Tithonia

M3 : Mulsa brangkasan alang-alang

   

P0M0 P0M1 P0M2 P0M3 P1M0 P1M1 P1M2 P1M3 Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan Jumlah plot seluruhnya : 24 plot

Ukuran plot : 280 cm x 200 cm Jarak antar blok : 100 cm

Jarak antar plot : 50 cm

Jarak tanam : 70 cm x 25 cm Jumlah tanaman / plot : 32 tanaman Jumlah sampel/plot : 5 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linier aditif sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + ij + βk + (αβ)jk + ijk i = 1, 2, 3 j = 1, 2 k = 1,2,3,4 dimana:

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat pengolahan tanah ke-j dan

mulsa ke-k µ = Nilai tengah

ρi =Pengaruh dari blok ke-i

αj = Pengaruh pengolahan tanah ke-j

ij = Efek galat dari blok ke–i yang disebabkan pengolahan tanah pada taraf ke-j

βk = Pengaruh perlakuan mulsa ke-k

   

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara pengolahan tanah ke-j dengan mulsa ke-k

ijk = Efek galat pada blok ke-i akibat pengolahan tanah ke-j dan varietas ke-k

Jika perlakuan menunjukkan pengaruh dan berbeda nyata melalui sidik

ragam, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 % (Steel dan Torrie, 1995).

   

Persiapan Lahan

Lahan dibuat plot dengan ukuran 280 x 200 cm dilakukan 1 minggu sebelum penanaman dan dibuat saluran drainase dengan ukuran 50 cm antar plot dan 100 cm antar blok. Lahan yang diolah sesuai dengan perlakuan yaitu tanpa olah tanah dibersihkan lahan dari gulma dan meratakan lapisan tanah bagian atas. Olah tanah sempurna diolah dengan cara membalik tanah secara sempurna, dihaluskan dan diratakan.

Penanaman Benih

Penanaman dilakukan dengan tugal, yakni menugal lahan kira – kira sedalam 5 cm dari permukaan tanah. Sebelumnya benih direndam air selam 10 – 15 menit kemudian dimasukkan benih sorgum sebanyak 2 benih / lubang tanam dengan jarak tanam 70 x 25 cm.

Pemberian Mulsa

Pemberian mulsa jerami padi, Tithonia dan berangkasan alang – alang diaplikasikan merata setebal ± 5 cm pada saat tanam. Pemberian mulsa dalam keadaan masih segar tidak dilakukan pencacahan dan langsung dihamparkan merata pada plot sekitar ± 10 cm dari lubang tanam.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada 2 minggu setelah tanam, dengan cara memotong tanaman menggunakan gunting atau pisau. Dipilih bibit dengan pertumbuhan yang baik kemudian disisakan satu pada tiap lubang tanam.

   

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat tanam dan 4 MST berdasarkan dosis yang dianjurkan untuk tanaman sorgum yaitu urea sebanyak 300 kg/ha (168 g/plot), SP-36 sebanyak 200 kg/ha (112 g/plot), dan KCl sebanyak 100 kg/ha (56 g/plot). Pemupukan urea dilakukan dua kali, dimana 1/3 bagian (56 g/plot) pada diberikan saat tanam bersamaan dengan SP-36 dan KCl seluruhnya, sisanya 2/3 (112 g/plot) diberikan pada umur 4 MST. Pemupukan kedua juga ditugal sejauh ± 15 cm dari barisan kemudian ditutup dengan tanah.

Pemeliharaan Tanaman Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan lahan. Penyiangan dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau mencabut gulma yang tumbuh di sekitar bedengan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif karbaril. Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman umur 6 MST yang terkena serangan hama.

Panen

Pemanenan sorgum dilakukan apabila saat tanaman telah matang secara visual, yaitu pada saat biji-biji telah bernas dan keras, daun berwarna kuning dan mengering. Panen dilakukan dengan menggunakan gunting, dipotong sekitar 10-15 cm dibawah tangkai malai.

   

Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan 3 – 10 minggu setelah tanam (MST) dengan interval 1 minggu sekali.

Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung yaitu daun yang telah terbuka sempurna. Perhitungan dilakukan 3 – 10 MST dengan interval 1 minggu sekali.

Diameter Batang (mm)

Pengukuran diameter batang dilakukan 3 – 10 MST dengan interval 1 minggu sekali. Dihitung dengan menggunakan jangka sorong pada bagian pangkal batang.

Bobot Basah Tajuk (g)

Bobot basah tajuk tanaman dihitung saat setelah panen. Bobot basah tajuk sampel dihitung dalam keadaan segar dengan menggunakan timbangan digital.

Bobot Basah Akar (g)

Bobot basah akar tanaman sampel setelah panen. Bobot basah akar sampel dihitung dalam keadaan segar dengan menggunakan timbangan digital.

Bobot Kering Tajuk (g)

Bobot kering tajuk tanaman dihitung dengan cara menimbang seluruh bagian tajuk tanaman sampel yang telah dikeringovenkan selama 24 jam dengan suhu 100 oC.

   

Bobot Kering Akar (g)

Bobot kering akar tanaman dihitung dengan cara menimbang seluruh bagian akar tanaman sampel yang telah dikeringovenkan selama 24 jam dengan suhu 100oC.

Produksi Biji per Tanaman (g)

Produksi per tanaman diambil dengan cara menimbang biji tiap sampel perlakuan. Sebelumnya biji dijemur dibawah sinar matahari selama 2 – 3 hari. Setelah itu biji dipisahkan atau dirontokkan dari malai dan dijemur. Biji ditimbang menggunakan timbangan analitik.

Bobot 1000 Biji (g)

Ditimbang sebanyak 1000 biji yang telah dipisahkan atau dirontokkan. Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan analitik.

Produksi Biji per plot (5,6 m2) (g)

Produksi per 5,6 m2 diambil dengan cara menimbang biji tiap plot perlakuan setelah biji dipisahkan atau dirontokkan dari malai. Ditimbang menggunakan timbangan analitik.

   

Dokumen terkait