• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: SEPUTAR KUALITAS HADIS

C. Kegiatan Penelitian Hadis

1. Penelitian Sanad Hadis

Sanad ialah jalan yang menyampaikan kepada matan hadis.73 Ada tiga peristiwa penting yang mengharuskan adanya penelitian sanad hadis. Pertama, pada zaman Nabi Muhammad saw tidak seluruh hadis tertulis. Kedua, sesudah zaman Nabi saw. terjadi pemalsuan hadis. Ketiga, penghimpunan hadis secara resmi dan massal terjadi setelah berkembangnya pemalsuan-pemalsuan hadis.74

Kritik sanad dilakukan untuk mengetahui kebersambungan sebuah sanad dilihat dari guru dan muridnya serta tahun kelahirannya. Kegiatan ini merujuk kepada beberapa kitab, seperti Tahż īb Tahż īb, Tahż īb Kamāl fī Asmā‘ al-Rijāl, al-Iṣ ābah fī Tamyīz al-Ṣ aḥ abah, dan kitab-kitab lainnya yang berkaitan dengan kritik sanad.

72 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi saw. (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), Cet ke-1, h. 28.

73M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi,Ulumul Hadis(Bandung: Pustaka Setia, 209), Cet. ke-1, h.198.

74Bustamin dan M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Hadis(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 11

a. Al-I’tibār

Al-I’tibār menurut bahasa merupakan bentuk maṣ dar dari kata i’tibara,yang berarti pemeriksaan terhadap sesuatu untuk mengetahui sesuatu yang lain yang sejenis.75Sedangkan menurut istilah ilmu hadis, i’tibārberarti menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui apakah ada periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadis yang dimaksud.76

Dengan dilakukannya i’tibār, maka akan terlihat dengan jelas seluruh jalur sanad hadis yang sedang diteliti, demikian juga dengan nama-nama periwayatnya dan metode periwayat yang digunakan untuk masing-masing periwayat yang bersangkutan. Jadi, kegunaan dari i’tibār adalah untuk mengetahui keadaan sanad hadis seluruhnya, dilihat dari ada tidak adanya pendukung berupa periwayat yang berstatusmutabi’ 77dansyahīd.78Melalui i’tibār ini akan dapat diketahui apakah sanad hadis yang diteliti memiliki syahīddanmutabi’ataukah tidak.

75Mahmud Thahhan,Intisari Ilmu Hadis(Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 154.

76 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi saw. (Jakarta: Bulan Bintang,

1992), Cet ke-1, h. 51.

77 Yang dimaksud dengan mutabi adalah periwayat yang berstatus pendukung pada

periwayat yang bukan sahabat Nabi saw.

78 Yang dimaksud dengan syah d adalah periwayat yang berstatus pendukung yang

Hadis yang sedang diteliti ini diriwayatkan oleh satu orang sahabat, yaitu Abī Bakrah. Sedangkan mukharrijnya terdiri dari empat orang, yaitu Imām al-Bukhārī, al-Tirmiż ī, al-Nasā‘ī, dan Aḥ mad ibnḤ anbal.

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti hadis dengan mukharrijnya adalah Aḥ mad ibn Ḥ anbal. Pada semua jalur periwayatan hadis, periwayat pertama adalah Abī Bakrah, karena beliau adalah seorang sahabat Nabi saw. Nama asli beliau adalah Nufai’ ibn al-Ḥ āriṡ ibn Kaladah ibn ‘Amr ibn ‘Allāj ibn Abī Salamah. Kemudian pada periwayat kedua disebutkan dengan lafadz abīhi,yang mana ini menandakan bahwa abīhi ini adalah ayah dari ‘Uyainah. Setelah penulis melakukan penelusuran, ternyata ditemukan bahwaabīhiini ialah ‘Abd Raḥ mān ibn Jausyani Gaṭ āfanī al-Baṣ rī.

Selain itu, terdapat perbedaan metode periwayatan yang digunakan oleh para periwayat dalam sanad hadis tersebut. Lambang-lambang metode periwayatan yang digunakan antara lain ḥ addaṡ anā, akhbaranā, qāla, ‘an, ḥ addaṡ anī,dansami’tu.

Dalam hadis tersebut terdapatmutabi’, yaitu al-Ḥ asān sebagaimutabi’ bagi Abīhi, dan Muḥ ammad ibn Bakr sebagaimutabi’ bagi Yaḥ yā ibn Sa’īd. Sedangkan untuksyahīd, tidaklah ditemukan karena hanya diriwayatkan oleh satu orang sahabat, yakni Abī Bakrah.79

b. Kritik Sanad Hadis

Dalam kritik sanad ini, penulis hanya akan meneliti tiga sanad yang ada dalam kitab Musnad Aḥ mad ibn Ḥ anbal dari riwayatAbī Bakrah. Ketiga sanad itu masing-masing dari jalur Muḥ ammad ibn Bakr, Yaḥ yā, dan ‘Affān ibn Muslim. Penulis memilih kitab Musnad Aḥ mad ibn Ḥ anbal ini karena merupakan salah satu kitab yang termasuk dalamkutub al-sittahpada tingkat keenam (terakhir).

Berikut ini adalah bentuk sanad hadis yang terdapat di dalam beberapa kitab hadis setelah dilakukannyatakhrīj al-ḥ adīṡ .

Perbandingan Sanad Hadis

No Mukharrij Sanad Hadis

1 2 3 4 5 6 7

SKEMA SANAD HADIS م ة ر ﻛ ﺑ ﻰ ﺑ ا ت ﻌ ﻣ ﺳ ن ﻋ ل ﺎ ﻗ ن ﺳ ﺣ ﻟ ا ف و ﻋ ث ر ﺎ ﺣ ﻟ ا ن ﺑ د ﻟ ﺎ ﺧ ﻰ ّﻧ ﺛ ﻣ ﻟ ا ن ﺑ د ّﻣ ﺣ ﻣ

خ

ﻧ ﺛ ّد ﺣ ﻧ ﺛ ّد ﺣ

ت

ن

ﻧ ﺛ ّد ﺣ ﺎ ﻧ ر ﺑ ﺧ ا ﻧ ﺛ ّد ﺣ ﻧ ﺛ ّد ﺣ ن ﻋ ن ﻋ ن ﻋ ك ر ﺎ ﺑ ﻣ م ﻠ ﺳ ﻣ ن ﺑ ن ﺎ ﻔ ﻋ ر ﻛ ﺑ ن ﺑ د ّﻣ ﺣ ﻣ ن ﻋ ﻧ ﺛ ّد ﺣ ﻧ ﺛ ّد ﺣ ﻧ ﺛ ّد ﺣ ن ﻋ ﻰ ﻧ ﺛ د ﺣ ن ﻋ

م ﺣ

ن ﻋ ﻧ ﺛ ّد ﺣ ﻧ ﺛ ّد ﺣ w 256 H w 241 H w 279 H w 303 H w 252 H w 186 H w 210 H w 220 H w 204 H w 198 H w - H w 165 H w 146 H w 142 H w 110 H w - H w 52 H

Hadis Riwayat Aḥ mad ibnḤ anbal Dari Jalur Yaḥ yā

No Nama Periwayat Urutan Sebagai Periwayat Urutan Sebagi Sanad

1 Aḥ mad ibnḤ anbal Periwayat ke 5 Mukharrij

2 Yaḥ yā Periwayat ke 4 Sanad 1

3 ‘Uyainah Periwayat ke 3 Sanad 2

4 Abīhi Periwayat ke 2 Sanad 3

5 AbīBakrah Periwayat ke 1 Sanad 4

Tabel. 3. Urutan Perawi Hadis Dari Ahmad ibn Hambal Jalur Yahya

1. Aḥ mad ibnḤ anbal

Nama lengkap beliau adalah Aḥ mad ibn Muḥ amad ibn Ḥ anbal ibn Ḥ ilāl al-Syaibānī al-Mawarż ī al-Bagdādī. Beliau dikandung ibunya di Marwā lalu dilahirkan pada tanggal 20 Rabi’ul Awal 163 H, dan dibesarkan di Bagdad dalam keadaan yatim.80 Dikalangan sahabatnya, beliau dikenal dengan nama Abū ‘Abdullāh.81 Beliau meninggal pada hari Jum’at, bulan Rabi’ul awal tahun 241 H (855 M) di Bagdad dan dimakamkan di Marwaz.82 Jenazah beliau diantar oleh 800.000 orang laki-laki dan 600.000 perempuan, serta orang-orang Nasrani, Yahudi, dan Majusi sekitar 20.000 orang.83

Kecintaannya kepada ilmu begitu luar biasa, karenanya, setiap kali mendengar ada ulama yang terkenal di suatu tempat, ia rela menempuh perjalanan jauh dan waktu lama hanya untuk menimba ilmu dari sang

80Sahliono,Biografi dan Tingkatan Perawi Hadis(Jakarta: Pustaka Panji Mas, 2000), Cet Ke-1, h.164.

81Al-Shalih, Ulama al-Hadis, h. 394

82Fatchur Rahman,Ikhtisar Mushthalah al-Hadis(Bandung: Alma arif, 1974), h. 375 83Mustafa Zahri,Kunci Memahami Musthalah al-Hadis(Jakarta: PT. Bina Ilmu, tt), h.92

ulama. Di antara daerah-daerah yang beliau kunjungi untuk menimba ilmu adalah : Baṣ rah, Kuffah, Makkah, Yamān, Waṣ īṭ, Meṣ īr, dan linnya.84

Imām al-Syafī’ī mengatakan tentang diri Imām Aḥ mad ibnḤ anbal sebagai berikut, “Setelah saya keluar dari Bagdad, tidak ada orang yang saya tinggalkan di sana yang lebih terpuji, lebih shaleh, dan lebih berilmu daripada Aḥ mad ibnḤ anbal”.85

Guru-guru beliau di bidang hadis sangatlah banyak, di antaranya ialah: Sufyān ibn ‘Uyainah, Ismā’īl ibn ‘Uliyyah, ‘Afān ibn Muslim, Ibrāhīm ibn Sa’ad, Abū Bakr ibn Iyās,Muḥ ammad ibn Bakr, Yazīd ibn Ḥ arūn, ibn Ubaid al-Tanaffus, Yaḥ yā, dan lain-lain. Sedangkan yang meriwayatkan hadis dari beliau antara lain adalah: ‘Alī ibn al-Madīnī, Aḥ mad ibn Abī al-Ḥ awāri, Yaḥ yā ibn Ma’īn, Aḥ mad ibn Ṣ alīḥ al-Miṣ rī, dan lain-lain

Penilaian para kritikus hadis tehadap beliau: (a) Abū 'Ubaidah menuturkan: “Ilmu kembali kepada empat orang”, kemudian beliau menyebutkan Aḥ mad ibn Ḥ anbal, dan dia berkata: “Dia adalah orang yang paling faqīh diantara mereka.” (b) Abū Ja’fāral-Nufail menuturkan: “Aḥ mad ibn Ḥ anbal termasuk dari tokoh agama”, (c) Ibn Ḥ ibbān mengemukakan bahwaIa adalah seorang Ahli Fiqih.

84Fatchur Rahman,Ikhtisar Mushthalah al-Hadis, h. 373

85M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi,Ulumul Hadis(Bandung: Pustaka Setia, 209), Cet. ke-1, h.229.

Natijahnya : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Aḥ mad ibnḤ anbal berstatustokoh agama dan ahli fiqih”.Selain itu, antara beliau dengan gurunya, yakniYaḥ yāadalah “Muttasil”, karena saling bertemu.

2. Yaḥ yā

Nama lengkap beliau adalah Yaḥ yā ibn Sa’īd ibn Farūkh al-Qaṭ ṭ ān al-Tamīmī, Abū Sa’īd al-Biṣ rī.86Beliu meninggal pada tahun 198 H.

Diantara guru-guru beliau di bidang hadis antara lain : Abān ibn Ṣ am’āh, Ismā’īl ibn Abī Khālid, Ja’fār ibn Muḥ ammad, ‘Uyainah, Hātim ibn Abī Ṣ agīrah, Hajjāj ibn Abī ‘Uṡ mān, Ḥ ammād ibn Salamah, Ḥ umaid al-Ṭ awīl, Yazīd ibn Abī ‘Ubaid, dan yang lainnya. Sedangkan murid-murid yang meriwayatkan hadis darinya antara lain ialah: Ibrāhīm ibn Muḥ ammad, Aḥ mad ibn Ṡ ābit, Aḥ mad ibn anbal, Ishāq ibn Manṣ ūr, Ismā’īl ibn Mas’ūd, Sufyān al-Ṡ aurī, Zaid ibn Akhzām, Sufyān ibn ‘Uyainah, Sahl ibn Ṣ ālīḥ , Syu’bah ibn al-Hajjāj, dan masih banyak murid yang lainnya.

Penilaian kritikus hadis tehadap beliau : (a) Muḥ ammad ibn Sa’ad, menilainya denganṡ iqqah, ma’mūn. (b) Imām al-‘Ijlī, menilainya ṡ iqqah. (c) Abū Zur’ah, menilainya dengan ṡ iqqah. (d) Abū Ḥ ātim, menilainya denganṡ iqqah, ḥ āfiẓ . (e) Imām al-Nasā‘ī, menilainya denganṡ iqqah.87

86 Jam l al-D n Ab al-Hajj j Y suf al-Maz , Tah b al-Kam l f Asm ` al-Rij l, (Beirut: Muassasah al-Ris lah, tt), Juz. 31, h. 329

87Syih b al-D n A mad ibn Al ibn aj r al- Asqalan ,Tah b al-Tah b (Beirut: D r al-Fikr, 1415 H/1995 M), Juz. 4, h. 359.

Natijahnya : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Yaḥ yā berstatusṡ iqqah danḥ āfiẓ .Selain itu, antara beliau dengan gurunya, yakni ‘Uyainahadalah “Muttasil”,karena mereka saling bertemu.

3. ‘Uyainah

Nama lengkap beliau adalah ‘Uyainah ibn ‘Abd al-Rahmān ibn Jausyanī al-Gaṭ āfanīal-Jausyanī, Abū Mālik al-Baṣ rī.88

Guru-guru beliau di bidang hadis antara lain : Ayyūb ibn Mūsā,

‘Abd al-Rahmān ibn Jausyanī, ‘Alī ibn Zaid ibn Jud’ān, Qāsim ibn Rabī’ah ibn Jausyanī, Marwān al-Aṣ far, Nafī’ Maulā ibn ‘Umar, dan Abā Zubair al-Makī. Sedangkan murid-murid beliau antara lain : Ismā’īl ibn ‘Uliyyah, Asḥ al ibnḤ ātim, Sa’īd ibn Sufyān, Sahl ibn Yūsuf, Muḥ ammad ibn ‘Abdullāh,Yaḥ yā,Yazīd ibn Hārūn, dan yang lainnya.

Penilaian kritikus hadis tehadap beliau : (a) Muḥ ammad ibn Sa’ad, menilainya dengan ṡ iqqah. (b) Ibn Ḥ ajār, menilainya dengan ṣ adūq. (c) Imām al-Żahabī, menilainya dengan ṡ iqqah. (d) Abū Ḥ ātim, menilainya denganṣ adūq. (e) IbnḤ ibbān, menyebutkannya dalam kitabal-ṡ iqqāh (f) Imām al-Nasā`ī, menilainya dengan ṡ iqqah. (g) Imām al-Tirmizī, menilainya denganṣ aḥ īḥ .

Natijahnya : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ‘Uyainah berstatus ṡ iqqah, ṣ adūq dan ṣ aḥ īḥ . Selain itu, antara beliau dengan

gurunya, yakni ‘Abd al-Rahmān (abīhi)adalah “Muttasil”, karena mereka berdua saling bertemu.

4. Abihi

Nama lengkap beliau adalah ‘Abd Rahmān ibn Jausyanī al-Gaṭ āfanī al-Baṣ rī.89

Guru-guru beliau di bidang hadis antara lain : Buraidah ibn al-Ḥ uṣ aib al-Aslamī, Rabī’ah ibn Jausyanī, Sanūrah ibn Jundab, Abū

Bakrah al-Ṡ aqafī, ‘Abdullāh ibn ‘Abbās, ‘Abdullāh ibn ‘Umar ibn al-Khattāb, dan ‘Uṡ mān ibn ‘Āṣ . Sedangkan untuk murid beliau hanyalah satu orang, yaitu putranya sendiri, yakni ‘Uyainah ibn ‘Abd al-Rahmān ibn Jausyanī.

Penilaian kritikus hadis tehadap beliau : (a) Ibn Ḥ ajār, menilainya dengan ṡ iqqah. (b) Abū Zur’ah, menilainya ṡ iqqah. (c) Imām al-Tirmizī, menilainya dengan ṣ aḥ īḥ . (d) Ibn Sa’ad, menilainya dengan ṡ iqqah Insyā Allāh. (e) Imām al-‘Ijlī, menilainya denganṡ iqqah.

Natijahnya : Dapat disimpulkan bahwa ‘Abd al-Rahmān berstatus ṡ iqqah dan ṣ aḥ īḥ . Selain itu, antara beliau dengan gurunya, yakni Abī Bakrahadalah “Muttasil”, karena mereka saling bertemu.

5. AbīBakrah

Nama lengkap beliau adalah Nufai’ ibn al-Ḥ āriṡ ibn Kaladah ibn ‘Amr ibn ‘Allāj ibn Abī Salamah, Abū Bakrah al-Ṡ aqafī. Dikatakan pula bahwa nama beliau ialah Nafai’ ibn Masrūḥ .90 Menurut al-Mufaḍ ḍ al ibn Gassān al-Galābī, beliau wafat 52 H di Bashrah.91

Beliau meriwayatkan hadis dari Rasulallah saw. Sedangkan murid-murid beliau antara lain : Ibrāhīm ibn ‘Abd al-Rahmān ibn ‘Auf, Baḥ r ibn Marrār ibn ‘Abd al-Rahmān, al-Ḥ asān al-Baṣ rī, Abū ‘Uṡ mān, Sa’īd ibn Abī al-Ḥ asān, ‘Abd al-Rahmān ibn Jausyani al-Gaṭ āfanī, ‘Abd ‘Azīz ibn Abī Bakrah, Muḥ ammad ibn Sirīn, Abū ‘Uṡ mān al-Nahdī, dan masih ada yang lainnya.92

Penilaian kritikus hadis tehadap beliau : (a) Menurut ibn Ḥ ajār, beliau adalah seorang sahabat. (b) Imām al-Żahabī, menilainya dengan seorang sahabat. (c) Menurut al-Ḥ āfiẓ Abū Nu’īm al-Aṣ bahānī, beliau adalahseorang laki-laki yang shalih.

Natijahnya : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Abī Bakrah berstatus seorang sahabat Nabi saw. Mengingat posisi Abu Bakrah sebagai sahabat Nabi saw, para ulama jarḥ wa ta’dīl tidak mempersoalkan tentang ’adalahnya, karena para sahabat mempunyai sifat

90 Syih b al-D n A mad ibn Al ibn aj r al- Asqalan , al-I bah f Tamy z al- a abah (Kairo: Maktabah Ibn Tamiyah, 1993 H), Juz. 6, h. 369

91Jam l al-D n Ab al-Hajj j Y suf al-Maz ,Tah b al-Kam l f Asm ` al-Rij l, Juz. 30, h. 8 92Syih b al-D n A mad ibn Al ibn aj r al- Asqalan ,Tah b al-Tah b, Juz. 4, h. 238

yang adil, sehingga semua ulama sepakat bahwa al-ṣ ahābī kulluhum ‘udul.93

Hadis Riwayat Aḥ mad ibnḤ anbal Dari Jalur Muḥ ammad ibn Bakr No Nama Periwayat Urutan Sebagai Periwayat Urutan Sebagi Sanad

1 Aḥ mad ibnḤ anbal Periwayat ke 5 Mukharrij

2 Muḥ ammad ibn Bakr Periwayat ke 4 Sanad 1

3 ‘Uyainah Periwayat ke 3 Sanad 2

4 Abīhi Periwayat ke 2 Sanad 3

5 AbīBakrah Periwayat ke 1 Sanad 4

Tabel. 4. Urutan Perawi Hadis Dari Ahmad ibn Hambal Jalur Muhammad ibn Bakr

1. Aḥ mad ibnḤ anbal (telah dijelaskan di halaman 41)

Aḥ mad ibn Ḥ anbal menyatakan bahwa ia menerima riwayat dari Muḥ ammad ibn Bakr dengan ungkapan ḥ addaṡ anā. Kemudian antara beliau dengan gurunya, Muhḥ mmad ibn Bakr adalah “Muttasil”, karena mereka saling bertemu.

2. Muḥ ammad ibn Bakr

Nama lengkap beliau adalah Muḥ ammad ibn Bakr ibn ‘Uṡ mān al-Bursānī, Abū ‘Abdullāh. Kunyah beliau ialah Abū ‘Uṡ mān al-Baṣ rī.94 Beliau wafat pada tahun 204 H.

Guru-guru beliau di bidang hadis antara lain : Ḥ umaid ibn Mihrān, Sulaimān ibn ‘Ubaid, Syu’bah ibn al-Hajjāj, Ṣ adaqah ibn Abī ‘Imrān,

‘Uyainah,‘Uṡ mān ibn Abī Rawwād, Hisyām ibn Ḥ asān, Yaḥ yā ibn Qais, 93Ibnu Ahmad Alimi,Tokoh dan Ulama Hadis(Sidoarjo: Mashun, 2008), h.5

Yūnus ibn Yazīd, dan yang lainnya. Sedangkan murid-murid beliau antara lain : Aḥ mad ibn Manṣ ūr, Aḥ mad ibnḤ anbal, Ishāq ibn Manṣ ūr, Ḥ ātim ibn Bakr, Zaid ibn Akhzam, Sufyān ibn Waki’, Muḥ ammad ibn Ḥ ātim, Muḥ ammad ibn Yaḥ yā al-Żuhlī, dan yang lainnya.95

Penilaian kritikus hadis tehadap beliau : (a) Ḥ anbal ibn Ishāq, menilainya dengan āliḥ al-ḥ adīṡ . (b) ‘Uṡ mān ibn Sa’īd, menilainya dengan ṡ iqqah. (c) Muḥ ammad ibn Sa’ad, menilainya ṡ iqqah. (d) Yaḥ yā ibn Ma’īn, menilainya dengan ṡ iqqah. (e) Ibn Ḥ ibbān, menyebutkannya dalam kitabal-ṡ iqqāh.

Natijahnya : Dapat disimpulkan bahwa Muḥ ammad ibn Bakr berstatusṡ iqqah. Selain itu, antara beliau dengan gurunya, yakni‘Uyainah adalah “Muttasil”, karena merekaberdua saling bertemu.

3. ‘Uyainah(telah dijelaskan di halaman 44)

Nama lengkap beliau adalah ‘Uyainah ibn ‘Abd al-Rahmān ibn Jausyanī al-Gaṭ āfanī al-Jausyanī, Abū Mālik al-Baṣ rī.

4. Abīhi(telah dijelaskan di halaman 45)

Yakni ‘Abhd al-Rahmān ibn Jausyanī al-Gaṭ āfanī al-Baṣ rī 5. Abī Bakrah(telah dijelaskan di halaman 46)

Nama lengkap beliau adalah Nufai’ ibn al-Ḥ āriṡ ibn Kaladah ibn ‘Amr ibn ‘Allāj ibn Abī Salamah, Abū Bakrah al-Ṡ aqafī.

Hadis Riwayat Aḥ mad ibnḤ anbal Dari Jalur ‘Affān ibn Muslim

No Nama Periwayat Urutan Sebagai Periwayat Urutan Sebagi Sanad

1 Ahmad ibn Hambal Periwayat ke 5 Mukharrij

2 ‘Affān ibn Muslim Periwayat ke 4 Sanad 1

3 Mubārak Periwayat ke 3 Sanad 2

4 Al-Ḥ asān Periwayat ke 2 Sanad 3

5 AbīBakrah Periwayat ke 1 Sanad 4

Tabel. 5.Urutan Perawi Hadis Dari Ahmad ibn Hambal Jalur ‘Afan ibn Muslim 1. Aḥ mad ibnḤ anbal(telah dijelaskan di halaman 41)

Aḥ mad ibn Ḥ anbal menyatakan bahwa ia menerima riwayat dari ‘Affān ibn Muslimdengan ungkapan ḥ addaṡ anā.Kemudian antara beliau dengan gurunya, yakni ‘Affān ibn Muslim adalah “Muttasil”, karena mereka saling bertemu.

2. ‘Affān ibn Muslim

Nama lengkap beliau adalah ‘Affān ibn Muslim ibn ‘Abdullāh al-Ṣ afār, Abū Uṡ mān al-Baṣ rī. Menurut Abū Dāud, beliau meninggal pada tahun 220 H di Bagdad.96

Guru-guru beliau dalam bidang hadis antaralaian ialah : Syu’bah, Abdullāh ibn Bakr, Mubārak, Hammām ibn Yaḥ yā, Salīm ibn Ḥ ayyān, Aswād ibn Syaibān, Ziyad, dan yang lainnya. Sedangkan murid-murid beliau antaralaian : Bukhārī, Hajjāj ibn Syā’ir, Imām al-Dārimī, Abī Mūsā

96Jam l al-D n Ab al-Hajj j Y suf al-Maz ,Tah b al-Kam l f Asm ` al-Rij l, Juz. 20, h. 175.

Hārūn, Aḥ mad ibn anbal, Abī Bakr ibn Abī ‘Attāb, Ḥ asān ibn Muḥ ammad, dan yang lainnya.

Penilaian kritikus hadis tehadap beliau :(a) Abū Ḥ ātim, menilainya dengan ṡ iqqah, imām, muttaqīn. (b) Abū Aḥ mad ibn ‘Adī, menilainya denganasyharu. (c) IbnḤ ibbān, menyebutkannya dalam kitabal- ṡ iqqāh. (d) Ibn Sa’ad, menilainya denganṡ iqqah, kaṡ īr al-ḥ adīṡ .

Natijahnya : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ‘Affān ibn Muslim berstatusṡ iqqah dan muttaqīn.Selain itu, antara beliau dengan gurunya, yakniMubārakadalah “Muttasil”, karena mereka saling bertemu.

3. Mubārak

Nama lengkap beliau adalah Mubārak ibn Faḍ ālah ibn Abi Umayyah al-Qurasī. Kunyah beliau adalah Abū Fuḍ ālah.97 Menurut Abū Bakr ibn AbīKhaisamah, beliau meninggal pada tahun 166 H.98

Guru-guru beliau dalam bidang hadis antara lain: Ṡ ābit al-Bunānī, Ḥ abīb ibn Abī Ṡ ābit, ‘Alī ibn Zaid, Ḥ asān al-Baṣ rī, Hisyaā ibn ‘Urwah, Yūsūf, Yūnus ibn ‘Ubaid, dan yang lainnya. Sedangkan murid-murid beliau antaralaian : Ibrāhīm ibn Ḥ umaid al-Ṭ awīl, Ḥ abbān ibn Hilāl, Hajjāj ibn Muḥ amad, Sulaimān ibn Ḥ arb, Syaibān ibn Farūkh, ‘Affān ibn Muslim,Mūsā ibn Ismā’īl, Yaḥ yā ibn Żakariyā, dan yang lainnya.

97Syih b al-D n A mad ibn Al ibn aj r al- Asqalan ,Tah b al-Tah b, Juz. 4, h. 18. 98Jam l al-D n Ab al-Hajj j Y suf al-Maz ,Tah b al-Kam l f Asm ` al-Rij l, Juz. 27, h. 190.

Penilaian para kritikus hadis tehadap beliau : (a) Imām al-Nasā‘ī, menilainya dengan ḍ a’īf. (b) ‘Amr ibn ‘Alī, saya mendengar ‘Affān berkata bahwa beliau ṡ iqqah. (c) ‘Abdullāh ibn Aḥ mad, menilainya dengan ḍ a’īf al-ḥ adīṡ . (d) Abū Bakr ibn Abī Khaisamah, menilainya denganḍ a’īf.

Natijahnya : Dapat disimpulkan bahwa Mubārak berstatus ḍ a’īf. Selain itu, antara beliau dengan gurunya, yakni al-Ḥ asān adalah “Muttasil”, karena mereka saling bertemu.

4. Al-Ḥ asān

Nama lengkap beliau adalah Ḥ asān ibn Abī Ḥ asān, Yasār al-Baṣ rī, Abū Sa’īd.99 Menurut Ismā’īl ibn ‘Uliyyah, beliau meninggal pada bulan Rajab tahun 110 H.100

Guru-guru beliau dalam bidang hadis antara lain : Usāmah ibn Zaid, Anas ibn Mālik, Sa’īd ibn Ubādah, ‘Abdullāh ibn ‘Abbās, Abī

Bakrah, Abī Hurairah, Anas ibn Ḥ ākim, dan yang lainnya. Sedangkan murid-murid beliau antaralaian : Ishāq ibn Rabī’, Ismā’īl ibn Muslim,

Mubārak ibn Faḍ ālah, Mālik ibn Dīnār, Gālib al-Qaṭ ṭ ān, Abān ibn Ṣ ālih, dan yang lainnya.

99Syih b al-D n A mad ibn Al ibn aj r al- Asqalan ,Tah b al-Tah b, Juz. 1, h. 388. 100Jam l al-D n Ab al-Hajj j Y suf al-Maz ,Tah b al-Kam l f Asm ` al-Rij l, Juz. 6, h. 126

Penilaian kritikus hadis tehadap beliau : (a) Muḥ ammad ibn Sa’ad, menilainya ṡ iqqat, ma’mūn. (b) Mūsā ibn Ismā’īl, mengatakan bahwa Ḥ asān adalahsyaikh ahl Baṣ rah.

Natijahnya : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Yaḥ yā berstatus ṡ iqqat, dan ma’mūn. Selain itu, antara beliau dengan gurunya, yakniAbī Bakrahadalah “Muttasil”, karena mereka saling bertemu.

5. Abī Bakrah(telah dijelaskan di halaman 46)

Nama lengkap beliau adalah Nufai’ ibn al-Ḥ āriṡ ibn Kaladah ibn ‘Amr ibn ‘Allāj ibn Abī Salamah, Abū Bakrah al-Ṡ aqafī.

c. Kesimpulan Penelitian Sanad Hadis

Berdasarkan pemaparan tentangjarh wa ta’dilperiwayat di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

- Adanya ketersambungan sanad antara periwayat yang satu dengan periwayat yang lainnya. Artinya, para periwayat saling bertemu dan benar-benar menerima hadis dari periwayat diatasnya sehingga terdapat keterkaitan guru dan murid diantara mereka. Selain itu lambang lafaz periwayatan yang digunakannya ialah ḥ addaṡ anā, akhbaranā, qāla, ‘an, ḥ addaṡ anī,dansami’tu.

- Periwayat hadis pada umumnya mereka semua adalah ‘adil dan ḍ abit. Dalam artian, mereka kuat hafalan hadisnya dan mampu menyampaikan hadis tersebut kepada orang lain dengan baik. Akan tetapi ada satu orang

yang dinilai cacat dengan pernyataan ḍ a’īf, yakni al-Mubārak (terdapat dalam hadis Aḥ mad ibn Ḥ anbal dari jalur ‘Affān ibn Muslim), sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas hadis iniḍ a’īf. Namun terdapat penguat dari jalur lain (terdapat muttabi’ bagi al-Mubārak, yakni ‘Auf) yang terdapat dalam jalur Imām al-Bukhārī. Tanpa perlu melakukan penelitian, penulis beranggapan bahwa semua hadis yang terdapat dalam Kitāb Ṣ aḥ īḥ al-Bukhārī berkualitas Ṣ aḥ īḥ . Menurut imam adz-Dzahabi, Ṣ aḥ īḥ al-Bukhārī adalah sebuah buku Islam yang paling agung sesudah al-Qur’an.101 Dengan adanya penguat dari jalur Imām al-Bukhārī tersebut, maka kualitas hadis ini menjadiḤ asan li Ghairih.102

101 Hussein Bahreisy, Himpunan Hadits Pilihan Hadits Shahih Bukhari (Surabaya: al-Ikhlas, 1992), h. Ix.

102 ad asan li gairih adalah ad a f yang karena perawinya buruk hafalannya (su`u al- if i), tidak dikenal identitasnya dan menyembunyikan kecacatan (mudallis) yang naik derajatnya menjadi asan li gairih karena dibantu oleh hadis-hadis lain yang semisal dan semakna atau karena banyak perawi yang meriwayatkannya (mempunyaimuttabi atausyahid).

Kualitas Perawi Hadis Dari Aḥ mad ibnḤ anbal Tabel A

No Nama Perawi Kualitas Tahun

Wafat Murid

Tahun

Dokumen terkait