Penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen profesional, tekanan anggaran waktu audit, posisi auditor, tipe KAP, perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of time. Sampel penelitian, yaitu 1.500 responden di 90 KAP di Kota Jakarta, Medan, dan Surabaya. Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik individual auditor (locus of control dan dimensi komitmen profesional) berpengaruh terhadap tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit disfungsional (RKA dan URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap perilaku audit disfungsional; serta posisi auditor di KAP dan tipe KAP berpengaruh terhadap model perilaku audit disfungsional (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2012), variabel yang digunakan adalah locus of control eksternal, locus of control internal, dan perilaku disfungsional audit. Populasi penelitian adalah seluruh Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dan yang pernah menjabat sebagai PFA yang masih aktif di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control internal tidak berpengaruh terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit, sedangkan locus of control eksternal berpengaruh terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel
yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal, locus of control internal, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Triono dkk. (2012), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen organisasional, posisi auditor di KAP, dan perilaku disfungsional audit. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control
berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasional; locus of control
berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; posisi auditor berpengaruh positif dan terhadap komitmen organisasional; posisi auditor berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; locus of control, posisi auditor, dan komitmen organisasional mempunyai pengaruh yang terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control, komitmen organisasi, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan tekanan anggaran waktu audit, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudirjo (2013), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen professional, tekanan anggaran waktu audit, perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of time. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah 230 auditor pada akuntan publik di Semarang. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control dan komitmen profesional berpengaruh
terhadap tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit (RKA dan URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap perilaku audit (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang digunakan oleh Tanjung (2013), variabel yang digunakan adalah karakteristik personal auditor, time budget pressure, dan perilaku disfungsional auditor. Variabel karakteristik personal auditor terdiri dari subvariabel: locus of control, harga diri, ketelitian dan kemantapan emosional. Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik personal auditor berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor dan time budget pressure berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor pada KAP di Kota Padang dan Pekanbaru. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Wintari (2015), variabel yang digunakan adalah tekanan anggaran waktu, locus of control internal, locus of control
eksternal, komitmen profesional, dan perilaku penurunan kualitas audit. Hasil penelitiannya, yaitu: tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap perilaku penurunan kualitas audit; locus of control internal berpengaruh negatif
pada perilaku penurunan kualitas audit sedangkan locus of control eksternal berpengaruh positif pada perilaku penurunan kualitas audit; serta komitmen profesional berpengaruh negatif pada perilaku penurunan kualitas audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku penurunan kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
26 3.1 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antarvariabel yang disusun dari beberapa teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2014)
Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi, seperti yang dijelaskan di latar belakang penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut kemudian dirumuskanlah suatu permasalahan yang akan diteliti. Tujuan dan manfaat penelitian berperan sebagai arah penelitian ini ke depan.
Sebelum menentukan hipotesis atau dugaan sementara dari rumusan masalah yang diteliti, terlebih dahulu mengetahui teori-teori yang mendukung (kajian teori) dan hasil penelitian sebelumnya (kajian empiris). Kajian teori dan kajian empiris menjadi dasar penelitian di dalam menjelaskan hubungan kausalitas antarvariabel penelitian. Selanjutnya, kajian teori dan kajian empiris ini menjadi penentu dan pendukung dalam menentukan hipotesis.
Hipotesis yang telah disusun diuji dengan alat bantu statistik untuk memperoleh hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini dibandingkan dengan hipotesis, kemudian dapat menarik suatu kesimpulan secara menyeluruh mengenai
penelitian yang dilakukan serta saran yang dapat diberikan. Kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Keterangan: : prosedur : membandingkan