• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

H. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Irawan dan Safuan

Irawan dan Safuan dalam penelitian mereka yang berjudul “Kebijakan

Moneter, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi : Pengujian Hipotesis Ekspektasi Rasional dengan Analisis VAR”, menganalisis efektivitas kebijakan moneter di Indonesia dengan rentan waktu dan decade terakhir. Implementasi kebijakan moneter dalam berbagai literatur seringkali memunculkan pertanyaan bagaimana efektifitas kebijakan tersebut dapat dipertahankan. Dengan menggunakan pendekatan rational expectation dengan data Indonesia, studi ini menemukan bahwa tingkat inflasi di Indonesia dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan moneter yang bersifat dapat diantisipasi. Kebijakan moneter yang dapat diantisipasi juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Penelitian Djivre dan Ribon (2003)

Djivre dan Ribon (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Inflation,

Unemployment, The Exchange Rate, and Monetary Policy in Israel, 1990-99: a SVAR Approach”, menjelaskan efek kebijakan moneter pada perekonomian Israel, tingkat pengangguran dan evolusi harga pada periode 1990-1999, dengan

menggunakan pendekatan Structural Vector Autoregression (SVAR). Untuk

menjelaskan penelitian ini digunakan empat variabel endogen yaitu tingkat

commit to user

IRF pada model penelitian mengindikasikan bahwa kebijakan moneter ketat yang tidak diharapkan akan diikuti oleh penurunan inflasi secara lambat dan tingkat

pengangguran akan meningkat. Dengan analisis shock struktural aktual, diketahui

bahwa guncangan suplay merupakan penyebab utama mengapa pengangguran

menyimpang dari long term levelnya.

3. Penelitian Nuryati, Siregar, dan Ratnawati

Nuryati, Siregar, dan Ratnawati melakukan penelitian dengan judul “Dampak Kebijakan Inflation Targeting Terhadap Bebebrapa Variabel Makroekonomi di Indonesia”. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui dampak dari kebijakan inflasi targeting terhadap variable-variabel makro ekonomi di Indonesia setelah berlakunya UU No. 23/1999 dan kemudian di amademen menjadi UU No. 3/2004 dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan inflation targeting. Untuk itu diperlukan adanya berbagai peraturan perundangan yang memadai untuk meningkatkan efektivitas penerapan inflation targeting. Hasil analisi nilai tukar di hitung dengan analisis FEVD. Selain itu digunakan alat analisis IRF untuk menghitung shock kebijakan moneter terhadap pengendalian harga (inflasi) direspon oleh banyak variabel ekonomi, tidak hanya oleh nilai tukar.

4. Daoud, Sarsour, Shanti (2008).

Daoud, Sarsour, Shanti melakukan penelitian dengan judul “Forecasting

Inflation Rate Behavior In Palestine: A Time Series Analysis”. Penelitian ini bertujuan muntuk menyelidiki hubungan ekuilibrium jangka panjang dan jangka pendek antara harga di Palestina, uang beredar dan haga di Israel dengan penerapan serangkaian waktu analisis yang mencakup kointegrasi untuk persamaan tunggal, prosedur untuk sistem kointegrasi Johanson multivariate, dan

commit to user

analisis kausalitas Granger. Data akan mencakup periode 1970-2007. Untuk menangkap hubungan jangka pendek yang akan kita gunakan vec, ECM, dan pengujian analisis VAR untuk exogeneity lemah, kointegrasi dan peramalan. I. Kerangka Teoritis

Dalam memecahkan suatu masalah perlu disusun suatu kerangka pemikiran agar mempunyai bentuk yang terarah pada pemecahan masalah. Skema kerangka pemikiran dari pengaruh kebijakan moneter dalam menstabilakn inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya setelah diberlakukan kebijakan moneter inflation targeting adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Teoritis

Keterangan gambar :

Untuk membantu proses berfikir dari permasalah yang dikemukakan, berdasarkan acuan tinjauan pustaka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : Pemerintah menetapkan sasaran laju inflasi yang dijaga oleh Bank Sentral atau BI dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter dan pada bulan juli tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran

utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework). Selain inflasi Bank

Indonesia juga menetapkan sasaran-sasaran moneter lainnya yaitu tingkat suku bunga, kurs yang menganut nilai tukar mengambang dan jumlah uang beredar.

Pemerintah Bank Sentral/ BI Kebijakan Moneter Inflasi Kurs Tingkat Suku Bunga

JUB

commit to user

Inflasi sebagai target utama dari kebijakan moneter berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila inflasi meningkat maka harga-harga akan meningkat akibatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa menurun, sehingga akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menurun.

Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan dalam tingkat suku bunga akan mempengaruhi permintaan uang domestik dikarenakan motif berspekulasi yang selanjutnya menurunkan permintaan terhadap uang dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan perekonomian negara menjadi buruk sehingga pertumbuhan ekonomi menurun.

Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila JUB meningkat akan mengakibatkan inflasi sehingga permintaan masyarakat akan barang dan jasa menurun dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi menurun. Kurs berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila kurs meningkat maka harga faktor produksi meningkat, sehingga pengeluaran pemerintah meningkat yang akan mengakibatkan permintaan masyarakat menurun sehingga produktifitas turun dan permintaan akan faktor produksi menurun dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi menurun.

Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap variabel-variabel makroekonomi. Pertumbuhan ekonomi meningkat apabila variabel makroekonomi berjalan dengan stabil. Seperti rendahnya laju inflasi, terkendalinya jumlah uang beredar, stabilnya nilai tukar sehingga memberikan ruang gerak bagi kebijakan moneter untuk menurunkan suku bunga secara bertahap sehingga memberikan dorongan bagi proses terciptanya pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu Negara secara tidak langsung dapat di pengaruhi oleh keadaan politik di pemerintahan. Apabila keadaan politik di suatu Negara

commit to user

mengalami keadaan yang buruk maka pertumbuhan ekonomi pun akan menurun begitu juga sebaliknya.

J. Hipotesis

Hipotesis yang dirimuskan untuk penelitian ini adalah:

i. Diduga Inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2) Diduga Kurs berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3) Diduga JUB berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4) Diduga Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan

commit to user BAB III

Dokumen terkait