• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis …

Dalam dokumen LINDA SITOMPUL S4111064 (Halaman 43-53)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis …

Penelitian yang dilakukan oleh Husam-Aldin Nizar Al-Malkawi (2008) yang diacu dalam penelitian ini, mengkaji faktor-faktor penentu keputusan dividen perusahaan publik di Yordania sebagai sebuah studi kasus dari sebuah pasar yang baru berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat faktor dapat mempengaruhi keputusan dividen di Jordania. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar, lebih menguntungkan, dan dewasa dengan sedikit kesempatan investasi jauh lebih cenderung untuk membayar dividen. Levera ge keuangan perusahaan ditemukan berdampak negatif pada kemungkinan untuk membayar dividen. Variabel-variabel yang dimaksudkan untuk menyediakan tes langsung untuk biaya agensi hipotesis ditemukan tidak terkait dengan keputusan dividen perusahaan. Hasil penelitian ini juga menyarankan hubungan kuadratik antara usia perusahaan dan keputusan dividen.

1. Biaya agensi dan Kebijakan Dividen

Biaya agensi dinyatakan oleh Jensen dan Mecking (1976) sebagai biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk mencegah atau meminimalkan masalah-masalah keagenan dan untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Jika konflik agensi sangat dominan maka

commit to user

6

akan menimbulkan biaya agensi yang besar dan nilai perusahaan menjadi rendah. Variabel biaya agensi di penelitian ini diproksikan dengan persentase saham biasa yang dimiliki oleh orang dalam (INSD) atau manager, direktur dan pejabat eksekutif lainnya. Dalam hubungannya dengan kebijakan dividen, para pemilik saham manajerial lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah karena didorong oleh keinginan para manajer untuk membiayai investasi yang akan datang dari sumber internal sehingga dana yang tersedia untuk pembayaran dividen semakin sedikit.

Beberapa penelitian yang terdahulu menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, namun demikian arah hubungan kepemilikan manajerial dengan kebijakan dividen masih berbeda-beda dan belum konsisten. Hasil penelitian mengenai pengaruh a gency cost (insider ownership, sha reholder dispersion) dan transa ction cost (growth dan risk) yang dilakukan Rozeff (1982) menunjukkan bahwa insider ownership secara parsial berpengaruh negatif terhadap kebijakan diveden. Penelitian Moh’d et a l. (1995) menguji hubungan antara teori agensi dan kebijakan dividen. Variabel yang digunakan adalah growth, institutiona l dan insider ownership, shareholder dispersion, firm size, business risk, operating, fina ncia l levera ge dan dividend pa yout ratio. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan, insider ownership, operating levera ge, dan fina ncia l levera ge secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Saxena (1999) melakukan penelitian pada NYSE dan menyatakan

commit to user

6

bahwa terdapat pengaruh signifikan antara a gency cost terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan dividend pa yout ratio. Penelitian yang dilakukan Putera (2006) meneliti pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen untuk periode 2002 – 2004, demikian pula Al Malkawi (2008) yang meneliti pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen di Jordan periode 1989 – 2003, hasilnya menunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Dari penelitian terdahulu, dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1 : Adapengaruh negatif biaya agensi pada kebijakan dividen.

2. Ukuran perusahaan dan Kebijakan Dividen

Pada penelitian ini, ada dua alasan utama untuk menguji hubungan antara ukuran perusahaan dan kebijakan dividen. Pertama, konsisten dengan penelitian sebelumnya yang ukuran perusahaan harus dimasukkan dalam analisis sebagai variabel kontrol. Kedua, dan yang lebih penting, kurangnya bukti penelitian yang tersedia tentang dampak pengaruh dari ukuran terhadap pembayaran dividen di Indonesia.

Sejumlah penelitian empiris yang terdahulu antara lain Lloyd et a l.(1985), Barclay et a l. (1995), Redding (1997), Holder et a l. (1998), Fama & French (2001) telah mendokumentasikan bahwa ukuran adalah signifikan dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan, dan berpengaruh positif berhubungan dengan dividen.

commit to user

6

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Chang & Rhee,1990).

Dari penelitian terdahulu, dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 2: Ada pengaruh positif ukuran perusahaan pada kebijakan dividen.

3. Profitabilitas dan Kebijakan Dividen

Beberapa penelitian telah mendokumentasikan hubungan positif antara profitabilitas dan pembayaran dividen (Jensen et a l, 1992, dan Fama & France, 2002). Bukti dari emerging market juga mendukung proposisi bahwa profitabilitas adalah salah satu faktor terpenting yang menentukan kebijakan dividen (Adaoglu, 2000, dan Aivazian et a l., 2003). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (Suharli dan Oktorina, 2005). Berkaitan dengan profitabilitas perusahaan, signa ling theory menyatakan bahwa kebijakan dividen yang tinggi merupakan sinyal meningkatnya profitabilitas perusahaan (Ismiyanti dan Hanafi, 2003). Pihak manajemen akan membayar dividen untuk memberi sinyal kepada investor mengenai

commit to user

6

keberhasilan perusahaan membukukan keuntungan. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian, perusahaan dengan profitabilitas tinggi membayarkan dividen yang tinggi pula (Suharli, 2007).

Untuk menguji hipotesis ini, profitabilitas perusahaan diproksikan dengan return on assets (ROA) mengacu pada penelitian Ahmed dan Javid (2009) dan Kapoor et a l. (2010).

Menurut Hanafi (2004) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham. Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan.

Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi dividend pa yout ratio. Perusahaan

commit to user

6

yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sudarsi 2002 : 79).

Gordon (1963) dan Lintner (1956) dalam Saxena (1999) menyatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (ca pita l gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan.

Modigliani dan Miller (1961) berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis bahwa investor merasa sama saja apakah menerima dividen saat ini atau menerima ca pita l gain di masa yang akan datang. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang disyaratkan tidak dipengaruhi oleh dividend pa yout ratio. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividendpa yout ratio.

Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen . Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Damayanti & Achyani, 2006) dan menyatakan bahwa besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. Semakin besar tingkat laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan mengakibatkan semakin besarnya dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya (Florentina, 2001 dalam Yuniningsih, 2002) dan menemukan

commit to user

6

bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif dengan dividend pa yout ratio.

Dari penelitian terdahulu, dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 3 : Adapengaruh positif profitabilitas pada kebijakan dividen.

4. Financial Leverage dan Kebijakan Dividen

Al-Malkawi (2008) yang diacu dalam penelitian ini menemukan bahwa levera ge keuangan berdampak negatif pada kemungkinan dividend pa yout yang didukung oleh Rozeff (1982) yang menunjukan bahwa perusahaan dengan levera ge keuangan tinggi cenderung memiliki rasio pembayaran dividen rendah untuk mengurangi biaya transaksi terkait dengan pembiayaan eksternal.

Siregar (2005) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ tahun 2001 sampai dengan 2003 yang berjumlah 154 perusahaan. Variabel-variabel yang diteliti meliputi levera ge keuangan, investasi, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan likuiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa levera ge keuangan dan likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Tiga variabel lainnya tidak signifikan. Dan dalam penelitian yang dilakukan Yuniningsih (2002) terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1992-1995 dengan sampel sebanyak 159 perusahaan menunjukkan bahwa investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap dividen pa yout ratio. Faktor lain

commit to user

6

seperti fina ncia l levera ge, likuiditas, profitabilitas, dan risk tidak berpengaruh secara signifikan.

Hasil penelitian dari Suharli (2006) terhadap variabel profitabilitas, levera ge, harga saham, dan dividend pa yout ratio ditemukan bahwa antara variabel profitabilitas dan harga saham berpengaruh signifikan terhadap dividend pa yout ratio, sedangkan variabel levera ge tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend pa yout ratio. Beberapa penelitian juga telah melaporkan hubungan negatif antara hutang dan dividen (Jensen et a l, 1992, Agarwal & Jayaraman, 1994 dan Gugler & Yurtoglu, 2003)

Dari penelitian terdahulu, dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 4 : Adapengaruh negatif levera ge pada kebijakan dividen.

2. Pertumbuhan Perusahaan dan Kebijakan Dividen

Brigham et a l. (1999) menyatakan bahwa perusahaan akan membayar dividen hanya ketika menghasilkan keuntungan (gains) yang tidak digunakan untuk berinvestasi. Perusahaan akan merasa perlu untuk menjaga pembayaran dividen minimum ketika mempunyai kesempatan investasi untuk menghindari externa l fina ncing costs. Perusahaan yang sedang tumbuh membutuhkan dana yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Kebutuhan dana ini dapat diatasi dengan dua alternatif sumber dana yaitu sumber inter atau ekstern. Jika perusahaan yang sedang tumbuh memilih untuk memenuhi kebutuhan dana dari sumber inter yaitu dengan menahan laba yang diperoleh dengan tidak

commit to user

6

dibagikan sebagai dividen maka kebijakan dividen mungkin akan terpengaruh. Jensen & Meckling (1976) menegaskan bahwa pada keadaan-keadaan tertentu dimana perusahaan memiliki kesempatan investasi lebih banyak dan ketersediaan ca sh flow yang terbatas, maka shareholder akan meningkatkan toleransi terhadap dividend pa yout ratio dengan kesempatan investasi. Hasil penelitian Rozeff (1982) juga menunjukan hubungan negatif signifikan antara pertumbuhan penjualan dengan dividend pa yout. Selanjutnya hubungan negatif antara pertumbuhan perusahaan, peluang dan pembayaran dividen adalah konsisten dengan teori pecking order dari Myers dan Majluf (1984) yang menyarankan bahwa perusahaan yang mengalami kesempatan pertumbuhan yang tinggi akan memiliki ratio payout yang rendah. Menurut Jensen (1986) dan Atmini (2004) salah satu masalah antara manajer dan pemegang saham yaitu pemegang saham lebih menyukai pembayaran dividen daripada diinvestasikan lagi, sedangkan manajer sebaliknya . Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung untuk membayar dividen lebih besar agar dapat mengalihkan sumber dana perusahaan agar tidak ditanam dalam proyek dengan net present va lue yang negatif. Hal ini juga memperkecil biaya keagenan yang berkaitan dengan aliran kas bebas. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, membayar dividen lebih kecil karena akan diinvestasikan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

commit to user

6

Riyanto (2001) makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well esta blished, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainnya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan devidend pa yout ratio yang tinggi.

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan deviden kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab semakin tinggi tingkat deviden yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya.

Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang tersedia maka untuk pembayaran deviden semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan di bayarkan kepada pemegang saham sebagai ca sh devidend disebut devidend pa yout ratio. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya devidend pa yout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan

commit to user

6

kembali di dalam perusahaan yang ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto 2001).

Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Oleh karenanya, potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen (Chang dan Reee, 1990). Pertumbuhan perusahaan menggambarkan tolak ukur keberhasilan perusahaan. Menurut Florentina (2001) dalam Yuniningsih (2002) menyatakan bahwa keberhasilan tersebut juga menjadi tolok ukur investasi untuk pertumbuhan pada masa yang akan datang.

Dari penelitian terdahulu, dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 5 : Ada pengaruh negatif pertumbuhan perusahaan pada

kebijakan dividen.

Dalam dokumen LINDA SITOMPUL S4111064 (Halaman 43-53)

Dokumen terkait