• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Berbagai penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Fisman dan Hubbard (2005) menggunakan model nonprofit endowment sebagai fungsi precautionary savings. Temuan dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara volatilitas pendapatan donasi dengan cash holdings. Artinya, ketika pemerintah daerah mempunyai sumber pendapatan yang mempunyai volatilitas yang tinggi, manajer lebih mungkin untuk meningkatkan cash holdings dalam rangka perbaikan tingkat pelayanan.

Core (2006) menggunakan variabel CV Rev (coefficient of variation of total revenue), log revenue, acces to debt, growth dan labor untuk menentukan cash holdings pada perusahaan nirlaba. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa variabel CV Rev (coefficient of variation of total revenue) berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan. Semakin besar rasio ini, maka semakin besar cash holdings pada perusahaan nirlaba. Perusahaan yang mempunyai perubahan arus kas yang tinggi, maka mengakumulasi kas lebih banyak.

commit to user

Gore (2009) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah dengan menggunakan variabel, antara lain coefficient variation of revenue (CV Revenue), debt per capita, limited revenue, size, growth, state revenue, quarter, state, year. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa coefficient of variation in revenue, growth dan Limited revenue sources berpengaruh positif terhadap municipal cash holdings. Sedangkan debt per capita, size berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pemerintah dengan variasi pendapatan yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih tinggi mengakumulasi kas lebih banyak. Pemerintahan yang lebih besar, maka akan mengakumulasi kas lebih sedikit.

Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini.

H1: Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.

Selain koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), penelitian ini juga menggunakan debt per capita untuk menentukan cash holdings sebagaimana digunakan dalam penelitian Opler et al. (1999) dan Gore (2009). Debt per capita dimasukkan untuk mereprentasikan akses ke pasar kredit.

Gore (2009) menggunakan rasio total utang terhadap total populasi untuk menentukan utang per kapita (debt per capita). Penelitian ini berusaha menguji pengaruh debt per capita terhadap municipal cash holdings. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa variabel debt per capita berpengaruh negatif terhadap municipal cash holdings. Semakin kecil debt per capita, maka semakin besar

commit to user

cash holdings yang dimiliki pemerintah daerah karena semakin kecil debt per capita, maka kewajiban untuk membayar utang semakin kecil, sehingga cash holdings yang dimiliki pemerintah daerah lebih besar.

Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini.

H2: Utang per kapita (debt per capita) berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.

Opler et al. (1999) menguji determinan dan implikasi cash holdings perusahaan-perusahaan perdagangan di Amerika Serikat pada tahun 1971-1994. Untuk memprediksi cash holdings ditentukan beberapa faktor antaralain firm size, leverage, market-to-book ratio, R&D/sales, riskiness of cash flow regulation, leverage, growth dan access to the capital market. Temuan penelitian ini adalah bahwa variabel market-to-book ratio, R&D/sales, riskiness of cash flow regulation, leverage, growth dan access to the capital market berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan. Sedangkan variabel size dan leverage berpengaruh negatif terhadap cash holdings perusahaan.. Perusahaan dengan pertumbuhan yang kuat dan perusahaan dengan aktivitas yang kecil risikonya menahan lebih banyak kas daripada perusahaan lainnya. Perusahaan yang mempunyai akses ke pasar modal terbesar lebih sedikit menahan kas. Penelitian ini juga menguji implikasi corporate cash holdings. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai cash holdings dapat digunakan untuk berinvestasi ketika cash flow relatif rendah dan ketika dana yang dikeluarkan sangat mahal, untuk mengurangi akuisisi dan pembayaran terhadap pemegang

commit to user

saham. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa risiko manajemen dan cash holdings saling menggantikan.

Hardford et al. (2005) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings dengan menggunakan variable-variabel firm size, leverage, market to book ratio, ratio of firm cash flow to total assets, standard deviation of cash flow for the past ten years, ratio of the network capital to total assets, ratio of research and development to sales, ratio of capital expenditures to assets, ratio of acquisition spending to assets. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel firm size, leverage berpengaruh negatif terhadap cash holdings perusahaan. Sedangkan variabel market to book ratio, ratio of firm cash flow to total assets, standard deviation of cash flow to total assets, ratio of the network capital to total assets, ratio of research and development to sales, ratio of capital expenditures to assets, ratio of acquisition spending to assets berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan. Perusahaan yang besar lebih mudah mengeluarkan modal. Perusahaan yang mempunyai utang yang tinggi cenderung menjadi lebih reliant di pasar modal dan tunduk pada pengawasan, sehingga mengurangi keinginan manajer untuk menimbun kas demi kepentingan pribadinya. Perusahaan yang mempunyai ketentuan antitakeover yang tinggi, mempunyai cash holdings yang lebih kecil.

Core (2006) menggunakan variabel size untuk menentukan cash holdings pada perusahaan nirlaba. Untuk mengontrol size menggunakan logaritma populasi. Temuan dari penelitian ini adalah size berpengaruh negatif terhadap

commit to user

cash holdings perusahaan. Perusahaan yang mempunyai skala ekonomi yang besar, maka mempunyai cadangan kas lebih sedikit.

Gore (2009) menggunakan variabel size untuk menentukan cash holdings daerah (municipal cash holdings). Variabel size merupakan logaritma populasi. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif antara size dengan municipal cash holdings. Semakin kecil ukuran pemerintah daerah (size), maka semakin besar cash holdings pada pemerintah daerah. Pemerintah daerah yang mempunyai skala ekonomi yang besar, maka akan melakukan investasi sehingga lebih sedikit menahan kas.

Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini.

H3: Ukuran pemerintah daerah (size) berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.

Baber and Gore (2008) membandingkan karakteristik masalah utang pemerintah daerah dalam suatu Negara yang menggunakan GAAP dengan Negara yang tidak menggunakan GAAP. Pengukuran utang daerah (municipal debt) dilakukan dengan total utang per kapita. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah: state imposed regulation, municipal size, growth, GFOA dan voluntary disclosure. Hasil penelitian mendukung pernyataan bahwa pernyataan GAAP mengurangi biaya pinjaman pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa peraturan pelaporan keuangan mengurangi biaya kontrak antara peminjam dan meminjami. Pemerintah daerah yang mempunyai pertumbuhan populasi yang

commit to user

tinggi, mempunyai insentif untuk menyimpan kas dalam mengantisipasi pengeluaran masa depan dalam proyek modal seperti perluasan infrastruktur.

Gore (2009) menggunakan variabel growth untuk menentukan cash holdings daerah (municipal cash holdings). Variabel growth merupakan perubahan populasi selama kurang lebih lima tahun. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif antara growth dengan municipal cash holdings. Semakin besar pertumbuhan (growth), maka semakin besar cash holdings pada pemerintah daerah karena pemerintah yang mempunyai pertumbuhan yang tinggi, maka sumberdaya manusia yang dimiliki juga tinggi, sehingga mampu menghasilkan kas yang tinggi juga.

Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini.

H4: Pertumbuhan (growth) berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.

Dokumen terkait