• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIA DATA DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Analisis Data

3. Pengujian hipotesis

.453a .205 .140 1.1772 1.939 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-W atson Predictors: (Constant), GRUP, CRREV, SIZE, DPC

a.

Sumber: hasil pengolahan data

Tabel hasil pengujian ketepatan perkiraan menunjukkan angka Adjusted R Square sebesar 0,140 (memiliki nilai antara 0< R2<1) maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Pengujian hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size) dan

commit to user

pertumbuhan (growth) berpengaruh terhadap cash holdings daerah. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Hasil pengujian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis

Variabel Koefisien Regresi Signifikansi

Konstanta -2,987 0,435 cvrev -2,707 0,127 dpc -0,153 0,026 ** size 1,097 0,088 * growth 3,464 0,058 * Keterangan:

Cvrev = koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue

Dpc = utang per kapita (debt per capita) Size = ukuran pemerintah daerah

Growth = Pertumbuhan Sumber: hasil pengolahan data

Keterangan : ** signifikan pada taraf 5% * signifikan pada taraf 10%

Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis diatas, maka hasil penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

Nilai konstanta -2,987 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata nilai cash holdings daerah sebesar 2.987 satu satuan.

Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) sebesar -2,706 dengan angka signifikansi 0,127 menunjukkan

commit to user

bahwa koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) tidak berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat keyakinan 90% dan 95% atau tingkat toleransi kesalahan 10% dan 5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) bukan merupakan faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.

Koefisien utang per kapita (debt per capita) sebesar -0,153 dengan angka signifikansi 0,026 menunjukkan bahwa utang per kapita (debt per capita) berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah signifikan pada a = 5%. Koefisien utang per kapita (debt per capita) sebesar -0,153 juga menunjukkan bahwa setiap penurunan utang per kapita (debt per capita) sebesar satu satuan, akan meningkatkan cash holdings daerah sebesar 153 satuan.

Koefisien ukuran pemerintah daerah (size) sebesar 1,097 dengan angka signifikansi 0,088 menunjukkan bahwa ukuran pemerintah daerah (size) berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah signifikan pada a= 10%. Koefisien ukuran pemerintah daerah (size) sebesar 1,097 juga menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran pemerintah daerah (size) sebesar satu satuan, akan meningkatkan cash holdings daerah sebesar 1.097 satuan.

Koefisien pertumbuhan (growth) sebesar 3.464 dengan angka signifikansi 0,058 menunjukkan bahwa pertumbuhan (growth)

commit to user

berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah signifikan pada a= 10%. Koefisien pertumbuhan (growth) sebesar 3,464 juga menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan (growth) sebesar satu satuan, akan meningkatkan cash holdings daerah sebesar 3.464 satuan.

C. Pembahasan

Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Gore (2009) yang menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah. Ada lima variabel yang diuji, yaitu cash holdings daerah sebagai variabel dependen dan empat variabel independen yaitu koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size) dan pertumbuhan (growth). Pengujian yang dilakukan adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Dari pengujian asumsi klasik, dapat diketahui bahwa uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi telah terpenuhi.

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis diatas, berikut ini dikemukakan pembahasan mengenai hasil penelitian.

Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) tidak berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada

commit to user

tingkat keyakinan 90% dan 95% atau tingkat toleransi kesalahan 10% dan 5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel koefisien variasi Pendapatan (coefficient of variation of revenue) bukan prediktor cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-value) untuk Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) adalah sebesar 0,127 yang lebih besar dari alpha 0,05 dan 0,1. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan logika teori dalam pengembangan hipotesis yaitu penelitian Fisman dan Hubbard (2005), Core (2006) dan Gore (2009). Hasil penelitian yang tidak konsisten ini didasari pada alasan bahwa dalam sistem keuangan pemerintah daerah terdapat dana transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berfungsi untuk menutup kekurangan pendapatan, sehingga apabila sebuah pemerintah daerah mempunyai pendapatan rendah kekurangannya dapat di tutup dengan dana transfer tersebut. Oleh karenanya koefisien variasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap cash holdings daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga dimungkinkan untuk melakukan pinjaman atau utang guna menutup kekurangan kas daerah ketika pendapatan tersebut rendah. Sehingga, dengan adanya kemungkinan tersebut maka akan dapat menjaga cash holdings pemerintah daerah.

Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa utang per kapita (debt per capita) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap cash

commit to user

holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat keyakinan 95% atau tingkat toleransi kesalahan 5%. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-value) untuk utang per kapita (debt per capita) adalah sebesar 0,026 yang lebih kecil dari alpha 0,05 dan tanda koefisien regresi adalah negatif, yaitu sebesar -0,153. Hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang diajukan, menunjukkan bahwa semakin rendah utang per kapita (debt per capita), maka semakin tinggi cash holdings daerah. Hasil ini konsisten dengan logika teori dalam pengembangan hipotesis. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa utang per kapita (debt per capita) yang dihitung dengan rasio utang terhadap populasi berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah ini konsisten dengan penelitian Gore (2009).

Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran pemerintah daerah (size) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat keyakinan 90% atau tingkat toleransi kesalahan 10%. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-value) untuk ukuran pemerintah daerah (size) adalah sebesar 0,088 yang lebih kecil dari alpha 0,1 dan tanda koefisien regresi adalah positif, yaitu sebesar 1,097. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi ukuran pemerintah paerah (size), maka semakin tinggi cash holdings daerah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gore (2009) bahwa ukuran pemerintah daerah (size) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

commit to user

cash holdings daerah pada pemerintah Negara bagian di Amerika namun ukuran pemerintah paerah (size) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Hasil penelitian yang tidak konsisten ini didasari pada alasan bahwa pada pemerintah daerah se-Jawa/Bali populasi penduduknya sangat padat dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki sangat besar, sehingga mampu menghasilkan kas daerah yang lebih besar pula.

Pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa pertumbuhan (growth) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat keyakinan 90% atau tingkat toleransi kesalahan 10%. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-value) untuk pertumbuhan (growth) adalah sebesar 0,058 yang lebih kecil dari alpha 0,1 dan tanda koefisien regresi adalah positif, yaitu sebesar 3.464. Hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang diajukan, menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan (growth), maka semakin tinggi cash holdings daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gore (2009) bahwa pertumbuhan (growth) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Amerika.

commit to user BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil pengujian data dalam penelitian ini mendasari pengambilan simpulan dalam penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size) dan pertumbuhan (growth) berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Sedangkan variabel Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) tidak berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Simpulan ini didasarkan pada hasil pengujian model penelitian dengan model regresi berganda yang menunjukkan bahwa variabel koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) tidak berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Variabel utang per kapita (debt per capita) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Variabel ukuran pemerintah daerah (size) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Variabel pertumbuhan (growth) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di

commit to user

Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola kas daerah untuk belanja operasi bulanan pemerintah daerah dipengaruhi oleh beban utang setiap masyarakat yang menjadi penduduk pemerintah daerah setempat, populasi dan pertumbuhan populasi dalam suatu pemerintah daerah di Indonesia khususnya pemerintah daerah di Jawa dan Bali.

B. Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian sehingga dapat berpengaruh pada hasil penelitian. Adapun beberapa keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Data koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size), pertumbuhan (growth) dan cash holdings daerah pada beberapa daerah mempunyai nilai sangat ekstrim, sehingga data seperti itu harus dihilangkan dalam penelitian. Hal ini mengakibatkan berkurangnya sampel penelitian.

2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size), pertumbuhan (growth). Peneliti belum menguji variabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.

3. Beberapa data gagal dipakai. Hal tersebut kemungkinan disebabkan kesalahan teknis saat pengambilan data. Beberapa data yang diambil tidak

commit to user

lengkap, tidak disertai halaman pendapat, dan terdapat angka-angka yang hilang.

4. Data yang diambil sewaktu-waktu dapat berubah karena terjadi penambahan atau pengurangan data oleh webmaster BPK.

C. Saran

1. Penelitian di bidang serupa hendaknya dilakukan secara berkelanjutan sehingga menghasilkan bukti empiris yang cukup akurat sehingga dapat memberikan kontribusi pada bidang akuntansi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cash holdings pada pemerintah daerah di Indonesia. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas objek penelitian, yaitu

pemerintah daerah se Indonesia.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas variabel-variabel independen selain koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size), pertumbuhan (growth), yang kemungkinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap cash holdings daerah, antaralain, market to book ratio dan riskiness of cash flow (Opler et. al., 1999), ratio of the network capital to total assets dan leverage (Harfdford et. al., 2005), acces to debt dan labor (Core et. al., 2006).

4. Beberapa data tidak dapat diambil dengan sempurna. Kemungkinan hal ini terjadi karena data tidak sempurna ketika diambil. Pengelola website disarankan untuk memperbaiki kerusakan sehingga data dapat digunakan oleh masyarakat yang membutuhkannya. Pengguna data juga mempunyai

commit to user

kewajiban untuk memberikan saran kepada pengelola website sehingga mereka dapat meningkatkan pelayanan publik.

D. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa variabel utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size) dan pertumbuhan (growth) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah (municipal cash holdings). Hasil ini membawa implikasi bagi manajemen daerah untuk meminimalisasi utang pemerintah daerah agar diperoleh cash holdings yang tinggi. Usaha meminimalisasi utang pemerintah daerah ini dilakukan agar beban utang setiap masyarakat yang menjadi penduduk pemerintah daerah setempat menjadi berkurang dan saldo akhir kas daeah mengalami peningkatan. Dengan adanya kelebihan (surplus) kas dapat digunakan untuk menambah dana cadangan, melunasi utang daerah atau melakukan investasi daerah dalam bentuk penyertaan modal.

Hasil penelitian juga membawa implikasi bagi legislator untuk menggunakan variabel utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size) dan pertumbuhan (growth) dalam mengambil keputusan untuk mengesahkan atau menyetujui keputusan terkait pengajuan pinjaman daerah oleh pemerintah daerah.

Selain itu, hasil penelitian membawa implikasi bagi kreditur, investor dan lembaga donasi untuk menggunakan informasi bahwa ukuran pemerintah daerah (size) dan pertumbuhan (growth) yang tinggi memberi indikasi bahwa pemerintah

commit to user

tersebut mempunyai surplus cash holdings yang tinggi. Selain itu, kreditur, investor dan lembaga donasi perlu untuk melakukan reviu utang pemerintah secara mendalam mengingat utang pemerintah mempunyai sifat yang berbeda karena sebagian besar utang pemerintah daerah dilakukan pada pemerintah pusat yang mempunyai bunga lunak dan sistem pembayaran yang fleksibel.

Dokumen terkait