• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maria Jose Zapata, (2014) mengemukakan dalam penelitianya bahwa bagaimana bottom-up Community Based Tourism dapat menjadi kendaraan untuk menginduksi Pengembangan pariwisata ketika (i) modus pengorganisasian pariwisata berasal dari masyarakat (entrepreneurship lokal dan kepemilikan); (ii) alokasi yang dikonsumsi dapat diakses ke tempat-tempat di mana pengunjung

potensial berwisata; (iii) di sana ada elemen yang diperlukan untuk menerjemahkan ide global ke dalam konteks budaya lokal, melalui modal sosial dan budaya; (iv) masyarakat menanggung risiko investasi ekonomi sendiri serta modal untuk mewujudkan ide menjadi benda-benda fisik dan fasilitas; (v) pengembangan produk berorientasi pada aset lokal yang ada dan masyarakat tidak hanya bersifat pasif sebagai konsumen pariwisata, tetapi juga sebagai produsen, manajer, dan pemasar; dan (vi) proyek perumusan dan pengembangan dibuat dalam hal jaringan masyarakat lokal, dengan kecenderungan alami untuk fokus pada pasar lokal sebagai mode terdekatnya.

Wen Jun Li (2006) Di dalam penelitian ini survey yang dilakukan menunjukan bahwa penduduk lokal merasa mereka menerima manfaat dari pariwisata dan percaya bahwa lingkungan menjadi lebih baik. Dari perspektif ini, ekowisata JBR bisa dikatakan sukses meskipun partisipasi lokal ternyata lemah dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini bertentangan dengan pemahaman akademis saat ini partisipasi masyarakat yang telah menyarankan bahwa jika penduduk setempat ingin meraih keuntungan dari pariwisata mereka harus diintegrasikan ke dalam proses pengambilan keputusan. Peran sentral yang diberikan dalam dalam pengelolaan sumber daya alam hanya diberikan melalui administrasi cagar alam di JBR sehingga hanya sebatas pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dalam yang melibatkan masyarakat. Untuk pengembangan berkelanjutan perlu adanya peran masyarakat dalam pengambilan keputusan mengingat banyak kegagalan dalam menyeimbangkan konservasi sumber daya alam dan pembangunan lokal pada Negara berkembang

Samantha Jones (2005) mengemukakan bahwa dalam penelitian ini merupakan salah satu bukti yang mendukung hipotesis mengenai tingginya tingkat modal sosial khususnya dalam mewujudkan komitmen masyarakat dalam melakukan tindakan bersama pembangunan desa berperan sangat penting dalam pengembangan Kamp Ekowisata di Tumani, paling tidak sebagai wujud perlindungan hutan dengan menarik dana dari Badan Lingkungan Hidup Nasional, yang difasilitasi melalui pembangunan kamp. Lebih lanjut dukungan juga disediakan oleh Dinas Peternakan sebagai wujud atas kesatuan desa. Komponen modal sosial berdampak positif setidakanya tampak melalui modal sosial structural yang meningkat akibat dampak dari ekowisata kamp. Hal tersebut dapat dilihat melalui proyek yang terus di galakan yang membutuhkan kontribusi tenaga kerja serta anggota organisasi yang semakin meningkat.

Kannapa Pongponrat (2012) dalam penelitianya yang berjudul mengemukakan bahwa Di Pulau Samui, orang berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata melalui proses pengambilan keputusan, pelaksanaan dan monitoring dan Evaluasi yang difasilitasi oleh pemimpin dan komite kelompok. penelitian ini menemukan bahwa komponen modal sosial menyebabkan partisipasi diinduksi 'dari masyarakat lokal yang memiliki rasa yang kuat akan kepemilikan kampung halaman mereka, dan dengan saling menghormati satu sama lain, sehingga memungkinkan mereka bekerja untuk pengembangan pariwisata daerah. Modal sosial muncul secara signifikan sebagai Mekanisme utama yang mendorong dan menarik orang untuk berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata. Kedua analisis kuantitatif dan kualitatif menegaskan

bahwa faktor yang terkait dengan partisipasi masyarakat termasuk pengetahuan dan kepemimpinan dipercaya masyarakat lokal, norma-norma dan sosial jaringan antara masyarakat.

Thomas Lopez Guzman (2011) Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pariwisata dinilai oleh masyarakat setempat dengan cara yang sangat positif, karena dianggap sebagai cara untuk menghasilkan manfaat ekonomi dan, pada saat yang sama, menciptakan lapangan kerja baru. Dalam hal ini, penting untuk menyoroti peran perempuan dan orang-orang muda sebagai aktor yang penting dalam perencanaan dan pengembangan kegiatan wisata, serta dalam pengelolaan calon bisnis. Demikian pula, pengembangan pariwisata akan berdampak terhadap penciptaan sumber daya (seperti layanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur) bagi masyarakat itu sendiri.

34 Okazaki (2008) Based Tourism Model:Its Conception and Use wawancara semi-terstruktur, Analisis data deskriptif kualitatif dengan pendekatan parsitipatif

yang kuat dan kerjasama yang saling menguntungkan untuk perkembangan pariwisata yang berbasis masyarakat. Dengan demikian masyarakat dengan modal sosial yang tinggi bersama-sama dengan agen mampu untuk menginduksi pembangunan. 2. Douglas D.Perkins, Joseph Hughey, dan Paul W.Speer(200 2) Community Psychology Perspectives on Social Capital Theory and Community Development Practice

Telaah literatur, data sekunder wawancara. Analisis deskriptif Dengan pendekatan action Research

Faktor psikologis dan perilaku menunjukan faktor-faktor yang memotivasi individu untuk terlibat dalam membangun modal sosial dan metode ini mampu mempertahankan serta meningkatkan keterlibatan dalam pengembangan masyarakat. Penelitian ini membahas bahwa jaringan merupakan jembatan(bridging) dalam meningkatkan askses untuk memberdayakan masyarakat.

3. Khusnul Ashar dan Supartono (2009) Studi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Di Kawasan wisata Jawa Timur melalui Penguatan Kelembagaan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Telaah literatur, wawancara. metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Analisis domain Kesimpulan

• Pada umumnya usaha kecil masih memerlukan tambahan modal, namun mereka enggan memenuhi lewat lembaga keuangan formal seperti Bank, Koperasi.

• Peranan lembaga lokal formal seperti Koperasi dan Bank relative kecil modal sosial dipupuk dan menjadi andalan keluarga kurang mampu di daerah penelitian

35 Centorrino, Giulia Urso (2011) social capital: a case of a gathering festival in south of Italy

kuantitatif edisi berikutnya. Modal sosial yang dibentuk di klaim dapat mengatasi pembiayaan dan mengorganisir acara budaya terkait dengan sejarah dan tradisi dari masyarakat sehingga dapat mengarah pada pengembangan sosial ekonomi dalam komunitas ini 5. Petra Claiborne (2010) Community Participation in Toursm Development and the Value of Social Capital ( the case of bastimentos, Bocas del Toro, Panama)

Metode survei lapangan, wawancara semi-struktur dengan focus group Analisis kualitatif dengan pendekatan narrative analysis

Peran modal sosial dalam pengembangan pariwisata masyarakat; • Identifikasi: Struktur ( assosiasi, network, aktivitas )

Pemahaman ( nilai-nilai, kepercayaan, timbal balik)

• Variabel-variabel penting: hubungan kepercayaan→ timbal

balik dan pertukaran→ aturan dan norma-norma umum→ keterhubungan dalam jaringan dan kelompok(di luar

maupun di dalam)

• Potensi yang dihasilkan; peningkatan aturan dan inisiatif untuk partisipasi golongan bawah, tindakan yang diambil lebih terpadu dan saling terlibat, meningkatkan ketertarikan dan kesadaran antar anggota,menjadikan interaksi sosial yang lebih baik di segala arah(kerjasama yang lebih baik)

Dokumen terkait