• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

G. Penelitian terdahulu

32

warna dan arah perkembangan.38 Pengembangan budaya sekolah berbasis religius dalam lingkungan sekolah merupakan upaya untuk menanamkan nilai-nilai ajaran agama kepada siswa dengan tujuan untuk dapat memperkokoh keimanan serta menjadi pribadi yang memiliki kesadaran beragama dan berakhlak mulia.

Hal ini sangat penting karena kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional dan dapat mempengaruhi sikap, sifat, dan tindakan siswa secara tidak langsung. Sekolah bukan hanya mengajarkan pengajaran agama sebagai ilmu pengetahuan saja, tetapi melalui budaya sekolah yang telah diterapkan, kita juga harus membuktikan bahwa siswa juga mempunyai religiusitas yang tinggi sehingga terjadi peningkatan sesuai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diprediksikan bahwa budaya sekolah akan berpengaruh langsung terhadap tingkat religiusitas siswa.

G. Penelitian terdahulu

Telah banyak penelitian dilakukan untuk mengungkapkan sejauh mana sesungguhnya budaya sekolah berbasis religius mampu menyentuh berbagai sisi kehidupan ditengah kebersingguungan dengan segala hal yang ada dalam dinamika kemasyarakatan, apalagi di lingkungan pendidikan.Ada beberapa

38

33

hasil studi yang penulis anggap mempunyai relevansi dengan kajian ini, diantaranya :

1. Tesis yang ditulis oleh Nurul Hidayah Irsyad yang berjudul ―Model

Penanaman Budaya Religius bagi siswa SMAN 2 Nganjuk dan MAN Nglawak Kertosono”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa penanaman budaya religius yang diterapkan yaitu budaya 5 S ( Senyum, salam, sapa, sopan dan santun ), saling hormat dan toleran, kajian keislaman, tadarus bersama dan sholat berjamaah, bedah kitab kuning, baca tulis al qur‘an, istigotsah bersama, adanya ponpes kilat, dan peringatan hari besar islam. Strategi yang diterapkan yaitu melalui memberikan pemahaman PAI secara mendalam, memberikan teladan yang baik membiasakan kegiatan keagmaan yang juga dapat diterapkan pada masyarakat, dan mengawasi secara berkelanjutan.39

2. Tesis yang ditulis oleh Robiah Saidah yang berjudul ―Pengaruh kinerja guru dan budaya madrasah terhadap mutu madrasah di MTS Wachid Hasyim Yogyakarta‖. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelatif kuantitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,719;menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh variable kinerja guru, dan budaya madrasah terhadap mutu madrasah sebesar 71,9 sedangkan sisanya sebesar 28,1 %dipengaruhi oleh

39

Nurul Hidayah Irsyad, ―Model Penanaman Budaya Religious Bagi Siswa SMAN 2 Nganjuk Dan MAN Ngalwak Kertosono‖ (TESIS--Maulana Malik Ibrahim, 2016), 57.

34

variable lain yang tidak dimasukkan dalam model ini seperti variabel kepemimpinan, motivasi, prasarana, sistem, dan pengalaman pendidikan. Hasil uji parsial (Uji F ) menunjukkan bahwa hasil diperoleh untuk f tabel 3,20 sedangkan f hitung 63,826 karena f hitung > f tabel (63,826 > 3,20) dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dan budaya madrasah secara bersama – sama berpengaruh terhadap mutu madrasah di MTS Wachid Hasyim. Hasil uji stimultan (Uji F) menunjukkan nilai signifikansi 0,000<0,005 artinya kinerja guru dan budaya madrasah berpengaruh signifikan secara stimultan terhadap mutu madrasah di MTS Wachid Hasyim.40

3. Dalam Jurnal Ta’dib terdapat peneltian yang ditulis oleh Ermis Suryana dan Maryamah dengan judul ―Pembinaan keberagaman melalui budaya agama di SMAN 16 Palembang‖. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan budaya agama yang dilakukan oleh siswa meliputi mengaji bersama, mabit, kegiatan outdoor, pelatihan kegamaan yang mendukung siswa unuk disiplin dan religius.41

4. Penelitian yang ditulis oleh Moh. Kahirudin dengan judul ―Pendidikan Karakter melalui Pengembangan Budaya Sekolah di SIT Salman Al Farisi Yogyakarta‖. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dapat membangun karakter peserta didik melalui budaya sekolah.

40

Robiah Saidah, ―Pengaruh Kinerja Guru Dan Budaya Madrasah Terhadap Mutu Madrasah Di Mts. Wahid Hasyim Yogyakarta‖ (TEIS--UIN Sunan Kalijaga, 2015), v.

41

Ermis Suryana and Maryama, ―Pembinaan Keberagaman Siswa Melalui Pengembangan Budaya Agama Di SMAN 16 Palembang,‖ 169.

35

Adapun budaya sekolah yang dikembangkan dalam rangka penanaman karakter meliputi: (1) integrative, yaitu setiap mata pelajaran umum telah diintegrasikan dengan nilai-niali keislaman atau sudah terbahas di dalam Al Qur‘an dan Hadits; (2) produktif, kreatif dan inovatif; (3) qudwah hasanah; (4) kooperatif; (5) ukhuwah;(6) rawat, resik, rapi dan sehat; dan (7) berorientasi mutu.42

5. Dalam penelitian yang ditulis oleh Tina Afiatin yang berjudul ―Religiusitas Remaja:Studi tentang Kehidupan bergama di Daerah Istimewa Yogyakarta‖. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian korelasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi religiusitas yang paling tinggi pada remaja di Daerah lstimewa Yogyakarta adalah dimensi ritual. Namun ha1 ini belum diimbangi dan diintegrasikan dengan dimensi-dimensi yang lainnya terutama dimensi keyakinan dan pengetahuan. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan religiusitas antara remaja pria dengan wanita pada semua dimensi. Demikian pula tidak ada perbedaan antara religiusitas siswa SLTP dengan siswa SMU, kecuali pada dimensi intelektual. Hasil lainnya menunjukkan bahwa ada perbedaan religiusitas antara siswa sekolah negeri dan siswa sekolah swasta Islam, siswa sekolah negeri lebih tinggi religiusitasnya.43

42

Moh. Khairudin and Susiwi, ―Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah Di SIT Salman A Farisi Yogyakarta,‖ Jurnal Pendidikan Karakter 03, no. 01, Februari (2013): 80.

43

Tina Afiatin, ―Religiusitas Remaja:Studi Tentang Kehidupan Bergama Di Daerah Istimewa Yogyakarta,‖ JURNAL PSIKOLOGI 01, no. 55–64 (1998): 55.

36

6. Penelitian yang ditulis oleh Iredho Fani Reza yang berjudul ―Hubungan Antara Religiusitas dengan Moralitas pada Remaja Madrasah Aliyah (MA)‖. Tipe penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian berjumlah 93 siswa Madrasah Aliyah tahun ajaran 2012-2013. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sederhana, sampel dalam penelitian berjumlah 63 santri. Analisis data menggunakan analisis product moment. Hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,775 dengan signifikansi ( p ) sebesar 0,000, dimana p < 0,01. Berdasarkan analisis data, kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara religiusitas dengan moralitas remaja di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren kota Palembang.44

Dari peneltian terdahulu yang telah dipaparkan diatas, Terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu persamaanya, peneliti mengkaji tentang budaya sekolah berbasis religius untuk meningkatkan religiusitas siswa. Perbedaanya adalah peneliti menggunakan pendekatan studi kasus dengan dua lokasi yang berbeda.

Dokumen terkait