• Tidak ada hasil yang ditemukan

174

dalam memberikan pengawasan dan pendampingan pada siswa, adanya inovasi dan berani untuk merintis budaya religius di sekolah sehigga tercipta suasana yang religius pula, dan yang paling penting adalah adanya komitmen dan dukungan dari orangtua.

Sedangkan faktor penghambatnya antara lain keluarga dan lingkungan sekitar yang kurang mendukung, kurangnya pendampingan dan keteladanan guru di sekolah, kurangnya evaluasi dan sinkronisasi antara pihak sekolah dan orangtua dan yang paling penting adalah komitmen, kompetensi guru, dan konsistensi dalam menajalankan budaya religius yang telah disepakati. Solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah meningkatkan kualitas guru melalui pembinaan, penedekatan personal maupun klasikal melalui forum rapat sebagai bentuk komunikasi dan monitoring bagi guru dan warga sekolah, membentuk komunikasi yang efektif dan berkelanjutan dengan orang tus siswa serta yang paling penting adalah evaluasi yang detail dan continue agar dapat diketahui dengan sangat baik kelebihan dan kekurangan selama dalam pelaksanaan dan menentukan tindak lanjut yang solutif.

B. SARAN

Untuk mewujudkan budaya religius secara komprehensif memang dibutuhkan komitmen, konsistensi, dan evaluasi yang berkelanjutan. Hasil yang diperoleh tidak harus nampak pada saat ini, melainkan akan bermanfaat untuk bekal siswa di masa depan. Namun sekolah dan guru mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkannya. Oleh karena itu, saran dari peneliti untuk

175

sekolah atau madrasah dalam mewujudkan budaya religius dalam meningkatkan religiusitas siswa antara lain:

1. Pentingnya pendampingan guru dalam setiap kegiatan atau budaya religius yang disepakati oleh sekolah/madrasah agar dapat diawasi dan berjalan sesuai dengan tujuan.

2. Evaluasi dua arah dan berkelanjutan untuk mengukur dan mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki sekolah dari program dan budaya religius yang diterapkan. Evaluasi ini tidak hanya berjalan dalam lingkungan sekolah saja melainkan harus melibatkan orang tua untuk mengonfirmasi dan mensinkronisasikan perkembangan siswa karena tanggung jawab dan embentukan religiusitas siswa tidak hanya bisa dibentuk di lingkungan sekolah melainkan paling dominan adalah keluarga.

3. Menampilkan sebagai figur teladan yang baik bagi siwa. Melihat dari sistem sekolah yang fullday scholl dengan Bergama faktor keluarga. Maka kecenderungan siswa meniru apa yang dilakukn oleh gurunya. Sehingga guru wajib untuk berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bustanudin. Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi

Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Al Mundziri, Imam. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka Amani, 2003. Amir, Yulmaida, and Diah Rini Lesmawati. ―Religiusitas Dan Spiritualitas;

Konsep Yang Sama Atau Berbeda ?‖ Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi 2, no. 2 (2016).

An-Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam dirumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Arwani, Agus. ―Peran Spiritualitas Dan Religiusitas Bagi Guru Dalam Lembaga Pendidikan.‖ FORUM TARBIYAH 11, no. 1. Juni (2013).

Azizy, A Qodri. Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial. Semarang: Aneka Ilmu, 2002.

Barnes, Kalie. ―The Influence of School Culture and School Climate on Violence in Schools of the Eastern Cape Province.‖ South African Journal of

Education 32, no. 1. Februari (2012).

Budiningsih, Asri. Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa Dan

Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Ermis Suryana, and Maryama. ―Pembinaan Keberagaman Siswa Melalui Pengembangan Budaya Agama Di SMAN 16 Palembang.‖ TA’DIB XVIII, no. 02. November (2013).

Fani Reza, Iredho. ―Hubungan Antara Religiusitas Dengan Moralitas Pada Remaja Madrasah Aliyah (MA).‖ Humanitas X, no. 02. Agustus (2013). Fu‘ad, Choirul. Budaya Sekolah Dan Mutu Pendidikan. Jakarta: PT. Pena

Citasatria, 2008.

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013.

Hendrizal. ―Menggagas Pengembangan Budaya Sekolah Yang Unggul.‖ FKIP

Univ. Bung Hatta (n.d.).

Husniyah, Nur Iftitahul. ―Religious Culture Dalam Pengembangan Kurikulum PAI.‖ AKADEMIKA 9, no. 2. Desember (2015).

177

Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Kementrian Agama RI. Al Qur’an Terjemah Dan Tajwid. Bandung: sygma creative meida corp., 2014.

Khairudin, Moh., and Susiwi. ―Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah Di SIT Salman A Farisi Yogyakarta.‖ Jurnal Pendidikan Karakter 03, no. 01. Februari (2013).

Kompri. Standarisasi Kompetensi Kepala Sekolah;Pendekatan Teori Untuk

Praktik Profesional. 1st ed. Jakarta: Kencana, 2017.

Kunaepi, Aang. ―Membangun Pendidikan Tanpa Kekerasan.‖ NADWA Jurnal

Pendidikan Islam 06, no. 01. Mei (2012).

.J.Meleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992.

M. Echols, John, and Hassan Shadilly. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, n.d. M. Gollnick, Donna, and Philip C. Chinn. Multicultural Education in a Pluralistic

Society. London: Merril Prentice Hall International, 2002.

Maryamah, Eva. ―Pengembangan Budaya Sekolah.‖ TARBAWI 2, no. 02 (Juli-Desember).

Matthew B Miles, and A. Michele Hubberman. Qualitative Data Analysis:An

Expanded Sourcebook. 2nd ed. London: SAGE Publication, 1994.

Mayasari, Ros. ―Religiusitas Islam Dan Kebahagiaan (Sebuah Telaah Dengan Perspektif Psikologi).‖ Al-Munzir 07, no. 2. November (2014).

Muhaimin. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

———. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

Di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

———. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, 2007. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Zazin, Nur. Gerakan Menata Mutu Pendidikan. Jogjakarta: AR RUZZ MEDIA,

178

Irsyad, Nurul Hidayah. ―Model Penanaman Budaya Religious Bagi Siswa SMAN 2 Nganjuk Dan MAN Ngalwak Kertosono‖ (TESIS--Maulana Malik Ibrahim, 2016), 57.

Prasetya, Benny. ―Pengembangan Budaya Religious Di Sekolah.‖ EDUKASI 021, no. 01. Juni (2004).

Purwanto. Budaya Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1984.

Robert H. Thouless. Pengantar Psikologi Agama, Terjemahan. Machmud Husein. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.

S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1996. Sahlan, Asmaun. Mewujudkan Budaya Religius Di Sekolah. Malang: UIN

MALIKI Press, 2010.

Saidah, Robiah. ―Pengaruh Kinerja Guru Dan Budaya Madrasah Terhadap Mutu Madrasah Di Mts. Wahid Hasyim Yogyakarta.‖(TESIS--UIN Sunan Kalijaga, 2015).

Shobirin, Ma‘as. Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar. 1st ed. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2013.

Subandi, M.A. Psikologi Agama Dan Kesehatan Mental. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Sumarni. ―School Culture and School Performance : Study of Higher-Succeses and Lower-Succeses Senior Highh School.‖ EDUKASI VII, no. 03. Juli-September (2013).

Syafri, Ulil Amri. Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, n.d.

Tina Afiatin. ―Religiusitas Remaja:Studi Tentang Kehidupan Bergama Di Daerah Istimewa Yogyakarta.‖ JURNAL PSIKOLOGI 01, no. 55–64 (1998). Surachmad, Winarno. Dasar-Dasar Dan Teknik Research. Jakarta: Tarsito, 1990. ―Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan

Pendidikan Karakter Pasal 3,‖ n.d.

―Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti Ayat 1,‖ n.d.

―Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sisdiknas,‖ n.d.

179

UUD 1945 Dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media, 2009.

Https://Elpramwidya.Wordpress.Com/2008/10/14/Pengembangan-Bahan-Ajar/. Http://Www.Vedcmalang.Com/Pppptkboemlg/Index.Php/Menuutama/Departemen

Dokumen terkait