• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan menganalisa tingkat efisiensi kegiatan produksi telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2003) yang berjudul Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Crumb Rubber di Pabrik Pengolahan Karet Remah Way Berulu, PT Perkebunan Nusantara, Desa Kebagusan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Lampung Selatan, menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang dianalisis menggunakan metode OLS.

Hasil analisisnya menyatakan bahwa faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan terhadap proses produksi hanyalah lateks pada taraf nyata 1 persen. Sedangkan dengan uji F dihasilkan secara bersama-sama faktor produksi lateks, asam semut, tenaga kerja, listrik dan solar berpengaruh nyata terhadap produksi crubb rubber pada taraf nyata 1 persen. Melalui penelitian ini dapat juga melihat efisiensi dari penggunaan faktor produksi crubb rubber belum efisien. Hal ini ditunjukkan oleh rasio NPM terhadap BKM dari masing-masing faktor produksi yang tidak sama dengan satu.

Penelitian yang berjudul Analisis Efisiensi Faktor Produksi Crude Palm Oil (CPO), studi kasus di PT Perkebunan Nusantara V Pabrik Pengolahan Kelapa sawit (PKS) Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau yang dilakukan oleh Cipta Sari (2004), menggunakan model fungsi Cobb-Douglas yang diolah dengan metode OLS.

Hasil analisis memperlihatkan bahwa nilai elastisitas produksi dari pemanfaatan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa Sawit sebagai bahan baku, tenaga kerja, solar dan air pengolahan berturut-turut sebesar 0,907; 0,0062; 0,091 dan

0,007. Nilai tersebut berarti bahwa kenaikan penggunaan faktor produksi akan menambah jumlah produksi CPO PKS Sei Pagar. Tingkat efisiensi ekonomi pemanfaatan faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan solar masing- masing bernilai 1,889; 0,010; dan 1,421. Nilai tersebut menggambarkan bahwa pengalokasian masing-masing input tersebut belum efisien dimana faktor produksi bahan baku dan solar berada di bawah kondisi optimal, sementara faktor produksi tenaga kerja telah melampaui batas optimal.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Kartika (2005) yang berjudul Analisis Efisiensi Faktor-Faktor Produksi Teh Olahan pada PTPN VIII Perkebunan Goalpara, Sukabumi, Jawa Barat juga menggunakan model fungsi produksi Cobb- Douglas. Pada penelitian ini dapat diketahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi adalah teh basah, tenaga kerja, listrik, dan solar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pendugaan model fungsi produksi diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 97,4 persen. Uji F menyatakan bahwa model nyata pada pada tingkat kepercayaan 99 persen yang berarti faktor- faktor produksi secara bersama-sama mempengaruhi produksi teh olahan.

Pengaruh uji secara parsial menunjukkan bahwa faktor produksi teh basah berpengaruh nyata terhadap produksi teh olahan pada tingkat kepercayaan 99 persen, faktor produksi solar dan dummy musim berpengaruh nyata tetapi pada tingkat kepercayaan 95 persen. Lain halnya dengan faktor produksi tenaga kerja dan listrik tidak berpengaruh nyata terhadap produksi teh olahan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Perhitungan analisis efisiensi ekonomi menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan masih belum efisien karena rasio masing-masing faktor produksi tidak sama dengan satu.

Penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2006) yang berjudul Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Program PTT dan Non-Program PTT, di Karawang, menggunakan fungsi Cobb-Douglas dan Linear Berganda. Pada penelitian ini juga didapat bahwa model terbaik adalah fungsi Cobb-Douglas dilihat dari R2, R2adj, F hit dan MSE yang mendekati nilai nol.

Hasil analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglas untuk petani program PTT menunjukkan bahwa faktor produksi luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk NPK, obat cair dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi sedangkan untuk pupuk sp-36 dan obat padat tidak nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil analisis regresi fungsi Cobb-Douglas untuk petani non PTT menunjukkan bahwa faktor produksi luas lahan, benih, pupuk NPK, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi, sedangkan sp-36, pupuk urea, obat padat dan obat cair tidak nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baik petani program maupun non program PTT belum efisien dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Hal ini dilihat pada nilai NPM/BKM yang tidak sama dengan satu.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2006) yang berjudul Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Industri Tahu, Desa Sragen Wetan menggunakan fungsi Cobb-Douglas setelah dibandingkan dengan metode linear berganda. Pada model linear berganda asumsi kenormalan sisaan tidak terpenuhi karena tebaran sisaan tidak membentuk garis lurus. Asumsi kehomogenan ragam juga tidak terpenuhi karena plot sisaan dengan dugaan produksi tidak membentuk garis horisontal.

Pada penelitian ini, variabel yang berpengaruh nyata lebih banyak apabila menggunakan fungsi Cobb-Douglas, yaitu kedelai, air dan laru. Sedangkan jika menggunakan model linear berganda, variabel yang berpengaruh nyata hanya kedelai dan laru.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa model yang banyak digunakan adalah model linear berganda dan Cobb Douglas. Pada penelitian- penelitian sebelumnya juga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil regresi dari fungsi produksi yang digunakan, bahan baku utama selalu berpengaruh nyata terhadap produksi sedangkan tenaga kerja dan bahan-bahan pembantu lainnya berbeda untuk setiap produksi.

Penelitian ini seperti halnya dengan penelitian-penelitian terdahulu yang bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, skala usaha dan tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi serta kombinasi input optimal. Perbedaan penelitian dari penelitian sebelumnya mengenai efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi adalah pada jenis produknya. Selama ini, penelitian kayu olahan sengon hanya pada pengendalian persediaan bahan baku seperti yang dilakukan oleh Nurdiana (2003) pada PT. Albasi Parahyangan, Ciamis dan Lestari (2007) pada PT. Bineatama Kayone Lestari, Tasikmalaya.

Dokumen terkait