• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan mengenai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian ke non pertanian. Tabel 4. merupakan kumpulan dari penelitian terdahulu.

Penelitian yang dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian Anugrah (2005) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian di Kabupaten Tangerang”. Persamaan berupa menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian berupa faktor yang mempengaruhi di tingkat wilayah, bagaimana laju alih fungsi lahan dan bagaimana dampak terhadap pendapatan petani. Sedangkan dalam penelitian ini, menghitung nilai produksi berupa gabah dan beras yang hilang serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian di tingkat petani.

Tabel 4. Penelitian Terdahulu No

Pengarang, Tahun dan

Judul Tujuan Metode Hasilnya

1.

Neneng Solihah, 2002, Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Sawah Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Bogor.

1. Mengkaji besar alih fungsi lahan sawah dan pola alih fungsi yang terjadi di Kabupaten Bogor.

2. Menganalisis pola alih fungsi lahan sawah di tingkat petani dan aktivitas petani setelah melakukan alih fungsi lahan.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di tingkat wilayah dan tingkat petani.

4. Menganalisis dampak alih fungsi lahan sawah terhadap pendapatan petani.

1. Tabulasi deskriptif

2. Analisis regresi Linier Berganda.

3. Analisis faktor logit

1. Perubahan lahan sawah di Kabupaten Bogor 1996-2001, secara keseluruhan menurun 2.946 ha atau 491 ha per tahun. 2. Konversi lahan yang terjadi di kabupaten

Bogor selama 1998-2001 adalah 19,61% atau 22,9% per tahun sedang non sawah 8,39% atau 2,1% per tahun, dengan kehilangan lahan sawah seluas 76,45 ha untuk non pertanian dan 82,68% untuk perumahan.

3. Faktor–faktor yang mempengaruhi adalah jumlah penduduk, jumlah sarana pendidikan, panjang jalan aspal dan produktivitas lahan sawah.

4. Secara empirik, alih fungsi lahan sawah menurunkan pendapatan petani.

2.

Deny Syaiful Hayat, 2002, Analisis Faktor–

Faktor yang

Mempengaruhi

Konversi Lahan Sawah

(Studi Kasus

Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1. Mengetahui pola konversi lahan sawah yang terjadi dan mengetahui dampak ekonomi konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian terhadap pembangunan wilayah di kabupaten Dati II di Bogor.

2. Mengetahui proses transformasi perekonomian yang terjadi sebagai implikasi konversi lahan sawah yang terjadai di Kabupaten Bogor.

3. Faktor–faktor apa yang mempengaruhi konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian di Kabupaten Dati II Bogor.

1. Analisis deskriptif

2. Analisis kuantitatif estimasi dampak konversi lahan sawah 3. Metode Location Quotient

(LQ).

4. Analisis surplus pendapatan petani dan tenaga kerja.

5. Analisis estimasi pertumbuhan. 6. Analisis regresi linier berganda.

1. Pada tahun 1991-2000 jumlah lahan yang terkonversi seluas 19.262 ha. Rata–rata luas lahan yang terkonversi adalah 1.926,2 ha per tahun.

2. Pola konversi lahan sawah yang terjadi di Kabupaten bogor terjadi pada jenis lahan sawah irigasi sederhana yaitu 44% dari luas lahan yang terkonversi.

3. Faktor–faktor yang mempengaruhi adalah produktivitas lahan sawah, proporsi lahan sawah beririgasi teknis dan non teknis, kontribusi pertumbuhan PDRB dan pertambahan jalan aspal.

3.

Fanny Anugerah K, 2005, Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian di Kabupaten Tangerang.

1. Mengidentifikasi perkembangan dan pola konversi lahan sawah selama sepeluh tahun terakhir di wilayah Kabupaten Tangerang.

2. Mengidentifikasi dampak konversi lahan sawah seiring dengan terjadinya pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tangerang.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian di Kabupaten Tangerang.

1. Analisis deskriptif

2. Analisis estimasi dampak konversi lahan

3. Metode Location Quotieny (LQ)

4. Analisis surplus pendapatan dan tenaga kerja.

5. Analisis regresi linier berganda.

1. Konversi lahan yang terjadi di Kabupaten Tangerang pada tahun 1994-2003 sebesar 5.407 ha dengan laju sebesar 2,44% per tahun.

2. Rata-rata lahan sawah yang terkonversi selama 1994-2003 yaitu sebesar 3.588,11 ton per tahun dan kehilangan nilai produksi sebesar Rp 48.439.427.500.

3. Hasil perhitungan LQ berdasarkan indikator pendapatan menunjukan sektor pertanian merupakan sektor basis dan mampu memberikan nilai surplus.

4.

Dicky fajar Utama, 2006, Analisis Faktor–

Faktor yang

Mempengaruhi

Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Sawah di Kabupaten Cirebon

1. Mengetahui besaran dan laju konversi lahaan sawah ke penggunaan non sawah di Kabupaten Cirebon.

2. Mengetahui pola konversi lahan sawah yang terjadi dan mengetahui dampak ekonomi konversi lahan sawah.

3. Menganalisis faktor–faktor yang berpengaruh terhadap konversi lahan sawah ke penggunaan non sawah di kabupaten Cirebon.

1. Analisis Deskriptif

2. Analisis Kuantitatif Estimasi Dampak Konversi Lahan Sawah

3. Analisis Regresi 4. Analisis Operasional

1. Konversi lahan yang terjadi di Kabupaten Cirebon pada tahun 1990-2004 sebesar 5.872 ha atau sekitar 391,47 ha per tahun. 2. Konversi lahan sawah yang terjadi

mengakibatkan kehilangan peluang produksi padi sebesar 42.209,08 ton dengan nilai sebesar Rp 78.086.798.000 jika diasumsikan harga 1 ton gabah kering giling sebesar Rp 1.850.000.

3. Faktor–faktor yang mempengaruhi adalah kepadatan penduduk, produktivitas lahan sawah, kontribusi PDRB non pertanian dan pertumbuhan panjang jalan aspal.

5.

Irvan Maulana Sadikin, 2009, Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Produksi Padi dan Land Rent (Kasus Perumahan Pakuan Regency, Bogor

1. Menjelaskan faktor-faktor yang mendorong Pemerintah Kota Bogor mengkonversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman.

2. Menjelaskan dan menghitung dampak pembangunan perumahan Pakuan Regency terhadap hilangnya padi dan pemasukan (income) petani dari

1. Analisis deskriptif

2. Analisis dampak konversi lahan pertanian

- Dampak lingkungan

- Analisis hilangnya produksi padi

- Analisis hilangnya penerimaan petani

1. Faktor-faktor yang mendorong peningkatkan kualitas pemukiman yang telah ada, yaitu visi Kota Bogor sebagai kota pemukiman sebelum diubah menjadai kota jasa dan kontribusi terhadap PDRB. 2. Pembangunan perumahan Pakuan Regency

menghilangkan akses air irigasi pada lahan pertanian dengan kehilangan jumlah

Barat, Kota Bogor) usahatani padi.

3. Menjelaskan dan menghitung perbandingan nilai Land Rent sebelum dan sesuadah dibangunnya perumahan Pakuan Regency.

Menjelaskan pengaruh dari faktor- faktor Land Rent terhadap nilai ekonomi lahan (land rent) pada lahan pertanian dan lahan pemukiman perumahan Pakuan Regency.

- Analisis Land rent

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Land Rent

produksi padi sebesar 392 ton Gabah Kering Giling (GKG) dan lahan yang terganggu aliran air irigasinya sebesar 22,4 ton GKG dengan jumlah pendapatan yang hilang Rp 1.141.760.000,00 per tahun. Land Rent pemukiman lebih besar 71,68 kali dibandingkan dengan Land Rent pertanian.

3. Variabel luas lahan dan biaya operasional berpengaruh negatif terhadap land rent pertanian dan variabel penerimaan berpengaruh secara negatif oleh variabel luas lahan, biaya operasional dan pajak, sedangkan variabel luas bangunan dan total penerimaan berpengaruh positif.

6.

Desi Irnalia

Astuti, 2011,

Keterkaitan Harga Lahan Terhadap laju Konversi Lahan Pertanian di Hulu Sungai Ciliwung Kabupaten Bogor

1. Mengidentifikasi laju konversi lahan di Kecamatan Cisarua.

2. Menganalisis keterkaitan harga lahan terhadap laju konversi lahan pertanian di Kecamatan Cisarua.

3. Mengkaji faktor–faktor yang mempengaruhi penduduk dalam mengkonversi lahan di hulu sungai.

1. Laju konversi lahan

2. Analisis keterkaitan harga lahan terhadap laju konversi lahan pertanian.

3. Analisis faktor–faktor yang memepengaruhi konversi lahan.

1. Laju konversi lahan di Kecamatan Cisarua tahun 2001-2010 mengalami peningkatan. Konversi lahan tertinggi pada tahun 2006, ada pertambahan jumlah objek wisata dan jumlah penduduk. Tingkat konversi lahan untuk pertanian dan pemukiman masing– masing sebesara 2.28% dan 3.94%.

2. Harga lahan di Kecamatan Cisarua pada tahun 2001-2010 berhubungan positif terhadap konversi lahan. Laju konversi semakin tinggi karena harga lahan di kecamatan cisarua lebih murah dibandingkan dengan daerah asal mayoritas pembeli yaitu Jakarta.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk dalam mengkonversi lahan adalah lahan, jumlah tanggungan, pendapatan dan luas lahan yang dimiliki

saat sebelum dijual.

7.

Anneke Puspasari, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan

Pertanian dan

Dampaknya terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Desa Kondangjaya,

Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang)

1. Mengkaji laju alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Karawang Timur

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pada tingkat wilayah dan petani.

3. Menganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani di Desa Kondangjaya

4. Menganalisis dampak alih fungsi lahan pertanian di Desa Kondangjaya.

1. Analisis deskriptif

2. Analisis laju alih fungsi lahan 3. Analisis regresi linear berganda 4. Analisis regresi logistik

5. Uji beda rata-rata

1. Alih fungsi lahan yang terjadi pada tahun 2006-2011 sebesar 0,47%.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah industri, proporsi luas lahan sawah,tingkat usia, pendapatan dan pengalaman bertani. 3. Rata-rata pendapatan Rp 1.421.512,03

menjadi Rp 1.299.796,30 setelah terjadinya laju alih fungsi lahan.

4. Dampak alih fungsi lahan sawah terhadap lingkungan tidak terlalu dirasakan, sebab responden kurang peduli terhadap lingkungan.

Dokumen terkait