BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan financial distress telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya sehingga hasil penelitian mereka dapat
dijadikan landasan untuk penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang
menguji tentang rasio keuanganterhadap financial distress antara lain sebagai berikut:
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Altman (1986) dalam Almalia
dan Kristidjadi (2003) yang meneneliti pemanfaatan analisis rasio keuangan
sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan
menggunakan analisis diskriminan. Altman menggunakan sampel perusahaan
manufaktur yang bangkrut antara tahun 1946-1965. Dari sampel yang dipilih,
Altman memperoleh 33 perusahaan, dengan menggunakan 22 rasio keuangan
yang kemudian dikelompokkan menjadi 5 golongan standar. Hasil
penelitiannya menghasilkan rasio keuangan yang dapat memprediksi
kebangkrutan perusahaan dengan fungsi diskriminan sebagai berikut : indeks kebangkrutan = 0,12 Working Capital/Total Asset + 0,14 Retained Earning/Total Asset + 0,33 Earning Before Interest and Tax/Total Asset + 0,006 Market Value Equity/Book Value Debt + 0,999 Sales/Total Asset.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Luciana (2006) mengenai prediksi
financial distress perusahaan go-public dengan model multinominal logit menggunakan tiga model dalam penelitian. Model yang pertama menguji
daya klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari neraca dan
32 keuangan yang berasal dari laporan arus kas, dan yang ketiga menguji daya
klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari laporan neraca,
laporan laba rugi, dan laporan arus kas secara bersama-sama. Sampel
perusahaan terdiri dari 43 perusahaan dengan laba bersih dan nilai buku
ekuitas positif serta masih terdaftar (listed) hingga 2001, 14 perusahaan yang mengalami laba bersih negatif dari tahun 2000 hingga 2001 serta masih
terdaftar (listed), dan 24 perusahaan yang mengalami laba bersih dan nilai buku ekuitas negatif dari tahun 2000 hingga 2001 serta masih terdaftar
(listed) di BEJ. Hasil penelitian menunjukaan bahwa pada model pertama rasio yang dapat memprediksi kondisi financial distress perusahaan yaitu rasio TL/TA dengan daya klasifikasi sebesar 79%. Pada model kedua rasio
keuangan yang dapat memprediksi kondisi financial distress perusahaan yaitu rasio CFFO/TA dan CFFO/CL dengan daya klasifikasi sebesar 58%. Pada
model ketiga (pengujian bersama-sama antara rasio yang berasal dari neraca,
laba rugi, dan arus kas) rasio keuangan yang dapat memprediksi kondsi
financial distress perusahaan yaitu rasio CA/TA, TL/TA, NFA/TA, CFFO/CL, CFFO/TS dan CFFO/TL dengan daya klasifikasi sebesar 79,6%.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh platt dan
platt (2002) serta Luciana dan Kristijadi (2003) yang memberikan bukti
bahwa rasio keuangan profit margin, likuiditas, efisiensi, profitabilitas,
financial leverage, posisi kas dan pertumbuhan dapat digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan yang mengalami financial distress dan perusahaan yang tidak mengalami financial distress.
33 Penelitian lain yang dilakukan oleh Yolanda dan Mudji (2009) yang
meneliti tentang prediksi financial distress perusahaan manufaktur dengan rasio arus kas periode 1999-2005. Ada 13 rasio arus kas yang digunakan
dalam penelitian tersebut yaitu CFFO/CL, CFFO/TL, CFFO/TS, CFFO/TA,
CFFO/EQ, CFFO/OS, CFFO/OI, IPPE/PPE, CHWC/TU, RPPE/TS,
IPPE/TU, DI/TS dan Netdebt. Pengujian statistik menggunakan uji normalitas
Kolmogorov Smirnov dan Mann Whitney U Test, dan menggunakan logistic
regression. Hasil penelitian menunjukan nahwa model prediksi financial distress dengan menggunakan arus kas fit secara statistik dan rasio CFFO/TA, CFFO/S, IPPE/PPE, CHWC/TU, RPPE/TS, DI/TS dan Netdebt signifikan
dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Luciana (2006) bahwa arus kas dari operasi menunjukan
signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress, tetapi berbeda karena tidak terdapat signifikansi pada laporan arus kas dari investasi, dan
pendanaan.
Penelitian lain yang diteliti oleh Wahyu dan Doddo (2009) yang meneliti
tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kondisi financial distress
perusahaan otomotif yaitu perusahaan Automotive and Allied Product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2006. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio CA/CL,
CA-INV/CL, CA-INV-TR/CL yang termasuk rasio likuiditas. Variabel NI/TA
yang termasuk rasio profitabilitas, variabel TL/TA dan CL/TA yang termasuk
34 (sales growth). Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas yang diukur
dengan current ratio (CA/CL) tidak berpengaruh terhadap financial distress
perusahaan, likuiditas yang diukur dengan quick ratio (CA-INV/CL) berpengaruh negatif terhadap financial distress perusahaan, likuiditas yang diukur dengan cash ratio (CA-INV-TR/CL) tidak berpengaruh terhadap
financial distress perusahaan, probabilitas (NI/TA) berpengaruh negatif terhadap financial distress perusahaan, financial leverage TL/TA tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, financial leverage CL/TA tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, pertumbuhan penjualan (sales growth) tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rodoni dan Muslim (2009) yang
meneliti tentang prediksi kondisi financial distress perusahaan go-public dengan menggunakan multinominal logit. Perusahaan yang diteliti yaitu
perusahaan manufaktur yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia dan
memiliki laporan keuangan yang dipublikasikan pada periode 2004-2007.
Untuk penentuan sampel perusahaan financial distress maupun tidak, digunakan interest coverage ratio sesuai dengan penelitian Asquith, Gertner, dan Scharfstein (1994). Pengujian menggunakan analisis multinominal logit
dengan tiga model. Model pertama untuk menguji daya klasifikasi dan
signifikasi rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi & neraca,
model kedua menguji klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal
35 rasio keuangan yang berasal dari laba rugi, neraca dan arus kas. Rasio
keuangan yang digunakan dalam penelitian beliau adalah NI/S, CA/CL,
CA/TA, NFA/TA, S/TA, S/CA, NI/TA, TL/TA, CASH/CL, CASH/TA,
CFFO/CL, CFFO/TL, CFFO/TA dan CFFO/TS yang masing-masing
mewakili dari profit margin, likuiditas, efisiensi, probabilitas, financial leverage, posisi kas dan aktifitas operasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pada pengujian model pertama, variabel NI/TA, TL/TA, dan
S/TA dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress dengan daya klasifikasi sebesar 75,4%. Model kedua variabel CFFO/CL dan
CFFO/TL dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress
dengan daya klasifikasi sebesar 69,7%. Model ketiga variabel TL/TA, S/TA,
CASH/CL, CFFO/CL, CFFO/TL dan CFFO/TA dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi financial distress dengan daya klasifikasi sebesar 83,8%.