• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Penelitian Terdahulu

Mahmud SS (2002), meneliti tentang strategi pemasaran produk susu cup. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari bauran pemasaran produk susu cup yang telah dilakukan oleh KPBS Pangalengan, mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal usaha produk susu cup, dan mengajukan alternatif strategi pemasaran dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan posisi usaha.

Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode SWOT (Strenght, Weekness, Opportunity, Threat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis daur hidup produk, KPBS memiliki perkembangan volume penjualan dan waktu. Volume penjualan produk susu cup memiliki nilai yang terus meningkat sejak mulai diproduksi pada tahun 1997, hingga akhir tahun 2000. Sampai dengan akhir tahun 2000, perusahaan berada pada tahap pertumbuhan. Hasil penelitian menghasilkan alternatif strategi pemasaran berupa diversifikasi dari segi rasa, menentapkan harga yang terjangkau bagi konsumen, penjualan melalui toko-toko atau supermarket, dan strategi promosi melaui promosi langsung kepada konsumen.

Manfaat ekonomis yang dirasakan adalah sebanyak 80 persen responden berpendapat bahwa harga beli susu oleh KPBS lebih tinggi daripada di luar. Setelah adanya produk susu cup, sebanyak lebih dari 80 persen menyatakan volume susu yang disetorkan sama. Semua responden menyatakan pendapatan meningkat karena harga beli susu oleh koperasi semakin meningkat. Manfaat dari segi sosial adalah sebanyak 66,7 persen menyatakan puas atas pelayanan koperasi. Sebanyak 60 persen responden menjawab pernah mendapatkan pembinaan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ternak. Sedangkan yang berpendapat pernah melakukan kerjasama dengan anggota lain sebanyak 44,3 persen. Dalam partisipasi anggota sebanyak 13,3 persen menyatakan selalu hadir, 66,7 persen tidak selalu hadir dan 20 persen tidak pernah hadir. Dari segi permodalan sebanyak seratus persen membayar simpanan pokok dan simpanan wajib secara teratur. Sebanyak 43,3 persen memiliki simpanan sukarela. Serta sebanyak 76,67 persen responden pelanggan tetap koperasi.

Simatupang RMA (2004) meneliti tentang kelayakan investasi pengembembangan kemasan yoghurt. Tujuan penelitian tesebut antara lain (1) untuk menganalisis tingkat kelayakan tingkat investasi pengembangan kemasan yoghurt dengan menggunakan kemasan semi kaku pada CV Bintang Tiga, (2) menganalisis tingkat pengembalian internal investasi pengembangan kemasan, (3) menganalisis tingkat rasio manfaat terhadap biaya investasi pengembangan kemasan, (4) menganalisis tingkat masa pengembalian investasi, dan (5) menguji dengan analisis sensitivitas dan swiching value kondisi kelayakan investasi

pengembangan kemasan yoghurt mengggunakan kemasan semi kaku jika terjadi perubahan dalam komponen manfaat dan biaya.

Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa proyek investasi pengembangan kemasan yoghurt pada CV Bintang Tiga layak untuk dijalankan, dilihat dari aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi, serta dari aspek finansial dengan menggunakan metode Net Present Value. Analisis lainnya yang mendukung kelayakan proyek adalah bahwa tingkat IRR yang diperoleh sebesar 74,28 persen, Net B/C yang diperoleh sebesar 2,42 dan masa pembayaran kembali adalah satu tahun delapan bulan. Berdasarkan analisis sensitivitas dengan berbagai kombinasi skenario pada peningkatan dan penurunan penjualan sebesar 10 persen, peningkatan biaya operasional sebesar 21 persen dan perubahan tingkat suku bunga menjadi 27 persen, menunjukkan proyek ini layak dijalankan.

Kajian Strategi Pengembangan Usaha Susu Pasteurisasi dilakukan oleh Petrus RTL (2004). Penelitian tersebut dilakukan pada Firma Surya Dairy Farm yang berlokasi di Jakarta. Penelitian bertujuan untuk mengindentifikasi faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan, merumuskan strategi usaha yang dapat diterapkan bagi perusahaan dan memilih prioritas strategi yang paling tepat diterapkan oleh Fa. Surya Dairy Farm. Alat yang dipakai untuk analisis lingkungan adalah matrik IFE dan matrik EFE, untuk mengetahui jenis strategi yang baik bagi perusahaan digunakan matriks IE, untuk menyusun alternatif strategi yang cocok digunakan matriks SWOT, serta untuk memprioritaskan strategi alat yang digunakan adalah QSPM.

Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi Fa. Surya Dairy Farm adalah krisis ekonomi yang berangsur-angsur pulih di Indonesia, konsumsi masyarakat akan susu olahan cair, daerah pemasaran produk yang masih luas, tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar TK, perkembangan tingkat harga produk susu cair olahan, serta pasokan bahan baku yang kontinu. Ancaman perusahaan adalah kondisi politik dan keamanan negara yang tidak stabil, banyaknya produk subtitusi di pasar, pasokan susu segar impor yang lebih berkualitas, perkembangan jenis penyakit pada hewan ternak sapi perah.

Faktor-faktor yang menjadi kekuatan adalah produk yang berkualitas, lokasi kantor pemasaran yang strategis, pelayanan konsumen yang sudah baik,

pertumbuhan laba bersih usaha dalam lima tahun terakhir, kemampuan memberikan kesejahteraan yang relatif memadai bagi karyawan, dan pengalaman perusahaan lebih dari 37 tahun. Kelemahan yang dimiliki adalah sifat produk yang mudah rusak, kurangnya promosi, produksi belum optimal, jangkauan pemasaran yang masih terbatas, dan teknologi produksi yang relatif sederhana.

Hasil analisis menggunakan matrik IE menunjukkan strategi perusahaan yang paling tepat adalah strategi hold and maintain. Kemudian setelah menghasilkan strategi, maka urutan strategi bagi Fa. Surya Dairy Farm adalah memelihara kualitas serta mutu pelayanan kepada konsumen, mengoptimalkan Litbang untuk menghasilkan diversifikasi produk, mengoptimalkan volume produksi seta melakukan efisiensi biaya produksi dan pemasaran, memantapkan pijakan pasar pada daerah pemasaran yang sudah ada serta memperluas jaringan distribusi pemasaran, merekrut karyawan sebagai staf pemasaran serta meningkatkan kerja divisi pemasaran, dan melakukan kegiatan promosi dan iklan secara gencar dan efektif.

Setiawan I (2006) melakukan kajian pengembangan minuman yoghurt di PT Fits Mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan minuman yoghurt (yoghurt drink) yang stabil dan disukai konsumen. Selain itu untuk mengembangkan teknologi pengolahan minuman yoghurt (yoghurt drink) yang dapat diterapkan dalam skala industri kecil.

Minuman yoghurt diperoleh dari pengenceran stirred yoghurt dan penambahan stabilizer. Dilakukan penambahan gula untuk meningkatkan cita rasa, serta pemanasan untuk menciptakan umur simpan. Terakhir dilakukan pengemasan dengan cup bening dan pasteurisasi untuk memperpanjang umur simpan.

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yang meliputi uji coba dan pengembangan formula serta pengamatan. Uji coba dan pengembangan formula terdiri dari: 1) pemilihan bahan penstabil, ada tiga stabilizer dipilih bahan penstabil terbaik dengan konsentrasi tertentu yang dapat memberikan kestabilan minuman yoghurt setelah penyimpanan selama tiga hari dengan uji visual pada suhu lemari es. 2) penentuan larutan gula dan penambahan warna, larutan gula yang ditambahkan yaitu sebesar 15 persen, 17,5 persen, dan 20 persen dengan

penambahan pewarna mulai dari 10 ml-50 ml/kg dalam larutan pewarna 0,04 persen. 3) pemilihan dan produksi sampel terbaik, tiga sampel larutan gula yang sudah dipilih dari hasil pengembangan formulasi yoghurt drink kemudian diseleksi lagi untuk mendapatkan satu sampel terbaik yang disukai konsumen. Sampel terbaik ini diuji dengan menggunakan uji hedonik.

Metode yang digunakan dalam pembuatan yoghurt drink ini yaitu metode

yoghurt drink pra fermentasi dan yoghurt drink pasca fermentasi. Metode yang terbaik yaitu metode pasca fermentasi. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji ketabilan, bahan penstabil terbaik yaitu xanthan gum dengan konsentrasi 0,75 persen. Pewarna yang digunakan yaitu Carmoisin Cl 14720 dengan perwarna terbaik yaitu 30 ml/kg dalam larutan pewarna 0,04 persen. Sampel terbaik dari uji hedonik yaitu sampel dengan larutan gula 20 persen.

Hasil uji proksimat pada sampel 3 didapatkan rata-rata kadar air sebesar 82,76 persen, kadar abu sebesar 0,43 persen, kadar protein sebesar 1,51 persen, kadar lemak sebesar 0,99 persen, kadar karbohidrat kasar (by difference) sebesar 14,26 persen. Analisis kapang-khamir menunjukan tidak ada khamir yang tumbuh pada media APDA. Formula terbaik memiliki pH 3,69, 14°bix, 0,68 total asam yang tertitrasi dan viskositas 275 cPas. Hasil uji hedonik menunjukan bahwa sampel yang paling disukai secara overall adalah sampel 3 (yoghurt drink dengan penambahan gula 20 persen). Yoghurt drink tebaik memiliki komponen gizi yang memenuhi standar mutu SNI 01-2981-1992.

Budi (2008), meneliti tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk Instan (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor). Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal PD Mas Adam Berdasi, serta merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan pihak PD Mas Adam Berdasi dengan kondisi lingkungan usaha. Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas analisis deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu yang digunakan dalam analisis adalah matriks faktor eksternal dan internal, matriks SWOT dan matriks QSPM.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal, kekuatan PD Mas Adam Berdasi antara lain hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan,

pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan, sistem akuntansi keuangan sudah tertata dengan baik, penggunaan mesin produksi modern, dan produk berkualitas. Sedangkan kelemahan perusahaan antara lain, waktu yang dimiliki kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas, sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur, modal terbatas, kurangnya inovasi produk, kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil, daerah pemasaran masih terbatas, kegiatan promosi rendah, dan armada distribusi perusahaan terbatas. Analisis eksternal peluang yang dimiliki diantaranya perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati dan peningkatan jumlah penduduk dan ancaman bagi perusahaan diantaranya biaya produksi meningkat dan bargaining position pembeli kuat.

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE, perusahaan berada pada tahap hold and maintain. Berdasarkan hasil analisis SWOT mengahasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaannya dengan analisis matriks QSP. Urutan pertama prioritas strategi yang dilaksanakan adalah mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi pemasaran. Penjelasan tabulasi mengenai empat penelitian terdahulu tersaji pada lampiran 1.

2.6. Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu

Dokumen terkait