• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA YOGHURT

(Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm),

Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

SKRIPSI

INDRIYANI H34052616

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

RINGKASAN

INDRIYANI. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan Iman Firmansyah). Salah satu komoditi penting pada subsektor peternakan yang banyak diusahakan dalam industri pengolahan adalah susu. Perkembangan teknologi saat ini berimplikasi pada terciptanya berbagai jenis produk susu olahan. Produk susu olahan diantaranya susu bubuk, susu kental manis, susu segar, susu pasteurisasi, yoghurt dan makanan lainnya yang mengandung susu seperti keju dan mentega. Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang sudah kenal masyarakat umum saat ini. Minat masyarakat terhadap yoghurt dikarenakan yoghurt memiliki citarasa yang khas, lembut, asam, segar, dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Selain itu yoghurt memiliki beberapa keunggulan dari susu segar, salah satunya mengandung bakteri probiotik yang berguna bagi pencernaan makanan dalam usus manusia.

Dafarm dibawah Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah merupakan salah satu usaha kecil yang memproduksi produk olahan susu berupa yoghurt. Peluang pasar yang cukup besar namun diiringi dengan berbagai kendala baik internal maupun eksternal menyebabkan Dafarm harus memiliki strategi yang tepat sehingga dapat berkembang dan mampu bertahan di dunia usaha.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan ekstenal yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt di Dafarm, memformulasi alternatif strategi pengembangan usaha yoghurt bagi Dafarm, menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha yoghurt yang dapat diterapkan oleh Dafarm, serta menyusun rancangan pengembangan usaha bagi Dafarm. Penelitian dilaksanakan di Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Responden yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tiga orang pihak internal usaha dan dua orang pihak eksternal.

(3)

Berdasarkan pemetaan matriks IE yang kemudian dijabarkan ke dalam matriks SWOT maka diperoleh delapan strategi. Melalui matriks QSP diperoleh urutan prioritas strategi secara lengkap adalah sebagai berikut: 1) menindaklanjuti perijinan BPOM dan melengkapi labelisasi produk (5,980); 2) merekrut manajer profesional (5,774); 3) meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan kerjasama dengan peternak mitra untuk memenuhi seluruh permintaan (5,655); 4) mempertahankan harga jual produk dan terus berupaya meningkatkan mutu produk (5,568); 5) meningkatkan pelayanan kepada pelanggan (distributor) (5,411); 6) Menciptakan diferensiasi produk untuk menghadapi persaingan dan ancaman produk subtitusi (5,409); 7) melakukan promosi dan sosialisasi manfaat yoghurt secara intensif untuk lebih memperkenalkan produk ke masyarakat luas (5,390); 8) memperluas wilayah pemasaran (5,371).

Rancangan arsitektur strategik disusun dalam dua kelompok besar yaitu program kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan program kegiatan yang diilakukan secara bertahap. Program yang dilakukan secara terus menerus meliputi: (1) menggunakan mesin-mesin pengolahan yang dimiliki; (2) mengoptimalkan hari dan jam kerja karyawan tetap dan borongan; (3) melakukan sistem pencatatan dan pembukuan yang rapi dan sistematis yang berkaitan dengan keuangan dan administrasi usaha; (4) memberikan sistem reward and punishment

kepada karyawan; (5) meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memberikan upah yang sesuai; (6) Membuat daftar pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab yang jelas kepada setiap karyawan; (7) memberi reward kepada distributor yang mampu mencapai angka penjualan tertentu; (8) mempertahankan harga jual yoghurt stik bagi para distributor; (9) meningkatkan mutu produk dengan penggunaan bahan baku yang berkualitas dan penambahan bahan stabil dengan kadar yang sesuai; (10) melakukan pengiriman produk tepat waktu; dan (11) berusaha memenuhi semua permintaan pelanggan (distributor) baik dari sisi kuantitas maupun kualitas produk.

Program yang dilakukan secara bertahap disusun berdasarkan pertimbangan prioritas strategi yang telah dihasilkan sebelumnya. Rancangan arsitektur strategi ini dibuat dalam jangka waktu tiga tahun sesuai dengan sasaran, visi dan misi yang ingin dicapai oleh Dafarm. Berdasarkan pertimbangan prioritas strategi yang dihasilkan, strategi yang dilakukan pada tengah tahun 2009 terdiri dari tiga strategi pertama yang menjadi prioritas strategi yaitu menindaklanjuti perijinan BPOM dan melengkapi label produk, merekrut manajer profesional dan perbaikan manajemen serta meningkatkan kapasitas produksi.

(4)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA YOGHURT

(Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm),

Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

INDRIYANI H34052616

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

Nama : Indriyani

NRP : H34052616

Disetujui, Pembimbing

Drs. Iman Firmansyah, MSi NIP. 196203011988031001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manjemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng, Ciampea, Bogor-Jawa Barat)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 3 April 1987, sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Bapak Moh Inung dan Ibu Faenusah.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat kanak-kanak di TK Insan Kamil (1991-1993), SDN Babakan Dramaga III (1993-1999), SLTPN 4 Bogor (1999-2002), dan SMUN 5 Bogor (2002-2005). Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB dan pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahman dan Rahim-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus Unit Peternakan Darul Fallah, Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan ekstenal yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt di Dafarm, memformulasi alternatif strategi pengembangan usaha yoghurt bagi Dafarm, menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha yoghurt yang dapat diterapkan oleh Dafarm, dan menyusun rencana pengembangan strategi bagi Dafarm. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juni 2009.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan yang dihadapi. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT pemilik langit dan bumi, penggenggam setiap jiwa atas Rahmat, Hidayah dan Karunia yang telah diberikan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah menghantarkan kita kepada cahaya ilmu. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Iman Firmansyah, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ir. Wahyu Budi Priatna, Msi selaku dosen penguji utama yang berkenan memberikan saran, masukan dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis. 3. Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan

yang berkenan memberikan saran, masukan dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis.

4. Orang tua tercinta dan adik tersayang Nurul, atas doa, dukungan, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan.

5. Amzul Rifin, SP, MS, selaku dosen pembimbing akademik atas motivasi dan segala dukungan yang telah diberikan.

6. Ibu Ratih S. Loekito, Bapak Candra dan Mba Vika selaku pihak Yayasan Tanoto Foundation atas motivasi, dukungan dan bantuan berupa beasiswa yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

7. Bapak H. Ir. Nursyamsu Mahyuddin, MSi selaku pihak Darul Fallah atas kesediaan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian.

8. Bapak Ir. Iman Hilman, MM selaku pihak Darul Fallah atas bantuan, masukan, dan arahan selama penulis melakukan penelitian.

9. Bapak Ucu Wahidin, SP selaku pihak Darul Fallah atas bantuan dan dukungannya kepada penulis.

(10)

11. Bapak Cahya selaku distributor Dafarm atas kesediaannya memberikan informasi dan membantu dalam penelitian penulis.

12. Bapak Trian Turangga selaku pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bogor, atas kesediaannya berdiskusi dan membantu proses penelitian penulis.

13. Sekretariat Departemen Agribisnis (Ibu Ida, Ibu Yoyoh, Pak Yusuf, Mas Hamid, dan Mas Pian) atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. 14. Seluruh teman-teman TPB B-15 angkatan 42.

15. Teman-teman satu minor Agronomi dan Hortikultura (Muti, Ela, Dani, Ratna, Zulfan, Neina, Rina, Ayu, Tiara, Sari, Ana, dan Anis)

16. Teman-teman Gladikarya Desa Blanakan (Siti, Hepi, Rifi dan Isnur) 17. Teman-teman AGB 42 (Dian, Dauz, Septi, Ita, Uci, Cila, Fitri, Tia, Linda,

Bayu, Auliya, Mala, Nurul, Yusda, Teguh, Rahmat, Ojak, Sule, Gito, Jandri, Hari, Fei, Pa’de, Wiyanto, Dodo, Lisda, Aqsa, Riana, Abel, lysti, Amel, Asmita, Tiwi, Suci, Ivan, Nilam, Ocha, Ratna SS, Meno, Devi, Ririn, Bude’ dan semuanya yang belum disebutkan mulai dari NRP H3405010 (Novi) - H34054422 (Daeng).

18. Seluruh sahabat dan keluarga di mana pun berada.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas doa tulus, bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

(11)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA YOGHURT

(Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm),

Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

SKRIPSI

INDRIYANI H34052616

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(12)

RINGKASAN

INDRIYANI. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan Iman Firmansyah). Salah satu komoditi penting pada subsektor peternakan yang banyak diusahakan dalam industri pengolahan adalah susu. Perkembangan teknologi saat ini berimplikasi pada terciptanya berbagai jenis produk susu olahan. Produk susu olahan diantaranya susu bubuk, susu kental manis, susu segar, susu pasteurisasi, yoghurt dan makanan lainnya yang mengandung susu seperti keju dan mentega. Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang sudah kenal masyarakat umum saat ini. Minat masyarakat terhadap yoghurt dikarenakan yoghurt memiliki citarasa yang khas, lembut, asam, segar, dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Selain itu yoghurt memiliki beberapa keunggulan dari susu segar, salah satunya mengandung bakteri probiotik yang berguna bagi pencernaan makanan dalam usus manusia.

Dafarm dibawah Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah merupakan salah satu usaha kecil yang memproduksi produk olahan susu berupa yoghurt. Peluang pasar yang cukup besar namun diiringi dengan berbagai kendala baik internal maupun eksternal menyebabkan Dafarm harus memiliki strategi yang tepat sehingga dapat berkembang dan mampu bertahan di dunia usaha.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan ekstenal yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt di Dafarm, memformulasi alternatif strategi pengembangan usaha yoghurt bagi Dafarm, menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha yoghurt yang dapat diterapkan oleh Dafarm, serta menyusun rancangan pengembangan usaha bagi Dafarm. Penelitian dilaksanakan di Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Responden yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tiga orang pihak internal usaha dan dua orang pihak eksternal.

(13)

Berdasarkan pemetaan matriks IE yang kemudian dijabarkan ke dalam matriks SWOT maka diperoleh delapan strategi. Melalui matriks QSP diperoleh urutan prioritas strategi secara lengkap adalah sebagai berikut: 1) menindaklanjuti perijinan BPOM dan melengkapi labelisasi produk (5,980); 2) merekrut manajer profesional (5,774); 3) meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan kerjasama dengan peternak mitra untuk memenuhi seluruh permintaan (5,655); 4) mempertahankan harga jual produk dan terus berupaya meningkatkan mutu produk (5,568); 5) meningkatkan pelayanan kepada pelanggan (distributor) (5,411); 6) Menciptakan diferensiasi produk untuk menghadapi persaingan dan ancaman produk subtitusi (5,409); 7) melakukan promosi dan sosialisasi manfaat yoghurt secara intensif untuk lebih memperkenalkan produk ke masyarakat luas (5,390); 8) memperluas wilayah pemasaran (5,371).

Rancangan arsitektur strategik disusun dalam dua kelompok besar yaitu program kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan program kegiatan yang diilakukan secara bertahap. Program yang dilakukan secara terus menerus meliputi: (1) menggunakan mesin-mesin pengolahan yang dimiliki; (2) mengoptimalkan hari dan jam kerja karyawan tetap dan borongan; (3) melakukan sistem pencatatan dan pembukuan yang rapi dan sistematis yang berkaitan dengan keuangan dan administrasi usaha; (4) memberikan sistem reward and punishment

kepada karyawan; (5) meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memberikan upah yang sesuai; (6) Membuat daftar pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab yang jelas kepada setiap karyawan; (7) memberi reward kepada distributor yang mampu mencapai angka penjualan tertentu; (8) mempertahankan harga jual yoghurt stik bagi para distributor; (9) meningkatkan mutu produk dengan penggunaan bahan baku yang berkualitas dan penambahan bahan stabil dengan kadar yang sesuai; (10) melakukan pengiriman produk tepat waktu; dan (11) berusaha memenuhi semua permintaan pelanggan (distributor) baik dari sisi kuantitas maupun kualitas produk.

Program yang dilakukan secara bertahap disusun berdasarkan pertimbangan prioritas strategi yang telah dihasilkan sebelumnya. Rancangan arsitektur strategi ini dibuat dalam jangka waktu tiga tahun sesuai dengan sasaran, visi dan misi yang ingin dicapai oleh Dafarm. Berdasarkan pertimbangan prioritas strategi yang dihasilkan, strategi yang dilakukan pada tengah tahun 2009 terdiri dari tiga strategi pertama yang menjadi prioritas strategi yaitu menindaklanjuti perijinan BPOM dan melengkapi label produk, merekrut manajer profesional dan perbaikan manajemen serta meningkatkan kapasitas produksi.

(14)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA YOGHURT

(Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm),

Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

INDRIYANI H34052616

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(15)

Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

Nama : Indriyani

NRP : H34052616

Disetujui, Pembimbing

Drs. Iman Firmansyah, MSi NIP. 196203011988031001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manjemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng, Ciampea, Bogor-Jawa Barat)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 3 April 1987, sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Bapak Moh Inung dan Ibu Faenusah.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat kanak-kanak di TK Insan Kamil (1991-1993), SDN Babakan Dramaga III (1993-1999), SLTPN 4 Bogor (1999-2002), dan SMUN 5 Bogor (2002-2005). Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB dan pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahman dan Rahim-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus Unit Peternakan Darul Fallah, Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan ekstenal yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt di Dafarm, memformulasi alternatif strategi pengembangan usaha yoghurt bagi Dafarm, menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha yoghurt yang dapat diterapkan oleh Dafarm, dan menyusun rencana pengembangan strategi bagi Dafarm. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juni 2009.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan yang dihadapi. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT pemilik langit dan bumi, penggenggam setiap jiwa atas Rahmat, Hidayah dan Karunia yang telah diberikan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah menghantarkan kita kepada cahaya ilmu. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Iman Firmansyah, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ir. Wahyu Budi Priatna, Msi selaku dosen penguji utama yang berkenan memberikan saran, masukan dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis. 3. Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan

yang berkenan memberikan saran, masukan dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis.

4. Orang tua tercinta dan adik tersayang Nurul, atas doa, dukungan, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan.

5. Amzul Rifin, SP, MS, selaku dosen pembimbing akademik atas motivasi dan segala dukungan yang telah diberikan.

6. Ibu Ratih S. Loekito, Bapak Candra dan Mba Vika selaku pihak Yayasan Tanoto Foundation atas motivasi, dukungan dan bantuan berupa beasiswa yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

7. Bapak H. Ir. Nursyamsu Mahyuddin, MSi selaku pihak Darul Fallah atas kesediaan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian.

8. Bapak Ir. Iman Hilman, MM selaku pihak Darul Fallah atas bantuan, masukan, dan arahan selama penulis melakukan penelitian.

9. Bapak Ucu Wahidin, SP selaku pihak Darul Fallah atas bantuan dan dukungannya kepada penulis.

(20)

11. Bapak Cahya selaku distributor Dafarm atas kesediaannya memberikan informasi dan membantu dalam penelitian penulis.

12. Bapak Trian Turangga selaku pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bogor, atas kesediaannya berdiskusi dan membantu proses penelitian penulis.

13. Sekretariat Departemen Agribisnis (Ibu Ida, Ibu Yoyoh, Pak Yusuf, Mas Hamid, dan Mas Pian) atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. 14. Seluruh teman-teman TPB B-15 angkatan 42.

15. Teman-teman satu minor Agronomi dan Hortikultura (Muti, Ela, Dani, Ratna, Zulfan, Neina, Rina, Ayu, Tiara, Sari, Ana, dan Anis)

16. Teman-teman Gladikarya Desa Blanakan (Siti, Hepi, Rifi dan Isnur) 17. Teman-teman AGB 42 (Dian, Dauz, Septi, Ita, Uci, Cila, Fitri, Tia, Linda,

Bayu, Auliya, Mala, Nurul, Yusda, Teguh, Rahmat, Ojak, Sule, Gito, Jandri, Hari, Fei, Pa’de, Wiyanto, Dodo, Lisda, Aqsa, Riana, Abel, lysti, Amel, Asmita, Tiwi, Suci, Ivan, Nilam, Ocha, Ratna SS, Meno, Devi, Ririn, Bude’ dan semuanya yang belum disebutkan mulai dari NRP H3405010 (Novi) - H34054422 (Daeng).

18. Seluruh sahabat dan keluarga di mana pun berada.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas doa tulus, bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

(21)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... x iv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Kegunaan Penelitian ... 10

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu ... 11

2.2. Produk Olahan Susu ... 12

2.3. Yoghurt ... 14

2.4. Definisi Industri ... 17

2.5. Penelitian Terdahulu ... 19

2.6. Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu ... 24

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 25

3.1.1. Manajemen Strategi ... 25

3.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 27

3.1.3. Analisis Lingkungan Usaha ... 28

3.1.4. Arsitektur Strategi ... 39

3.2. Kerangka Operasional ... 41

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

4.2. Metode Penentuan Sampel ... 43

4.3. Data dan Instrumentasi ... 43

(22)

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 45 4.5.1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 45 4.5.2. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 48 4.5.3. Matriks I-E (Internal- Ekternal) ... 50

4.5.4. Analisis SWOT (Strengts, Weaknesses,

Opportunities and Threats) ... 51 4.5.5. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning) ... 54 4.5.6. Arsitektur Strategik ... 56

V. GAMBARAN UMUM USAHA

5.1. Sejarah Singkat Unit Pertanian Darul Fallah ... 57 5.2. Letak dan Kondisi lahan ... 57 5.3. Visi dan Misi Unit Peternakan PP Darul Fallah ... 58 5.4. Unit Peternakan Darul Fallah ... 58 5.5. Unit Pengolahan Susu Dafarm ... 60 5.5.1. Fasilitas Unit Pengolahan Susu ... 60 5.5.2. Kegiatan Usaha Pengolahan Yoghurt Dafarm ... 62 5.6. Struktur Organisasi Unit Peternakan Darul Fallah ... 64

VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 66 6.1.1. Manajemen ... 66 6.1.2. Pemasaran ... 68 6.1.3. Keuangan ... 72 6.1.4. Produksi ... 72 6.1.5. Sumber Daya Manusia ... 73 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 74 6.2.1. Analisis Lingkungan Jauh ... 74 6.2.2. Analisis Lingkungan Industri ... 83 6.3. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang

(23)

VII.PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI

7.1. Analisis Matriks IFE dan EFE ... 101 7.1.1. Analisis Matriks IFE ... 101 7.1.2. Analisis Matriks EFE ... 103 7.2. Matriks I-E (Internal-Eksternal) ... 105 7.3. Matriks SWOT ... 106 7.3.1. Strategi S-O (Strength-Opportunities) ... 108 7.3.2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) ... 109 7.3.3. Strategi S-T (Strength-Threats) ... 111 7.3.4. Strategi W-T (Weaknesses-Threats) ... 113 7.4. Penentuan Prioritas Strategi Berdasarkan Matriks QSP

(Quantitive Strategic Planning) ... 114 7.5.Tahapan Pendekatan Arsitektur Strategi ... 116 7.5.1. Arsitektur Strategi ... 119 7.5.2. Rekomendasi Program Kegiatan ... 122

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Presentase Sumbangan Sektor/Subsektor Pertanian terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga yang

Berlaku Tahun 2005-2008 ... 1

2. Peran PDB Usaha Kecil, Menengah, dan Besar

BerdasarkanLapangan Usaha Tahun 2006-2007 ... 2

3. Populasi sapi perah dan produksi susu Jawa Barat Tahun

2003-2007 ... 3 4. Data Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Penduduk

Jawa Barat untuk Produk Telur dan Susu

Tahun 2007 dan 2008 ... 4

5. Volume Impor Yoghurt Nasional Tahun 2004-2008 ... 5 6. Volume Eksport Yoghurt Nasional Tahun 2004-2008 ... 6 7. Perkembangan Volume penjualan Yoghurt Dafarm Lima

Bulan Terakhir ... 7 8. Daftar Produsen Yoghurt di Kota dan Kabupaten Bogor

Tahun 2009 ... 9 9. Kandungan Gizi Susu dan Yoghurt tiap 100 gram ... 15 10. Bentuk Penilaian Bobot Faktor-faktor Strategis Internal ... 46 11. Matriks Internal Faktor Evaluation ... 47 12. Bentuk Penilaian Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal ... 49 13. Matriks Eksternal Faktor Evaluation ... 50 14. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) ... 54 15. Jumlah Sapi Perah dan Kambing Perah Unit Peternakan

PP Darul Fallah Tahun 2009 ... 59 16. Daftar Mesin, Perlengkapan, dan Peralatan Dafarm

Tahun 2009 ... 61 17. Kebutuhan Rata-rata Bahan Baku Yoghurt Dafarm

Selama Satu Bulan ... 62 18. Daftar Harga Jual Yoghurt Dafarm Tahun 2009 ... 70 19. PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan

2000 (Milyar Rupiah) ... 75 20. PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku dan

(25)

21. Inflasi Kabupaten Bogor Menurut Kelompok Pengeluaran .... 76 22. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut

Kelompok Barang Makanan (Dalam rupiah)

Tahun 2002, 2005, dan 2007 ... 77 23. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut

Kelompok Barang Makanan Penduduk Jawa Barat

Tahun 2007 (Dalam rupiah) ... 78 24. Jumlah Penduduk Beberapa Kabupaten dan Kota di

Jawa Barat ... 79 25. Perusahaan yang Tercatat Memiliki TDI

(Tanda Daftar Industri) Tahun 2009 ... 85 26. Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan ... 93

27. Tren Harga Susu Peternak Anggota KPS Bogor Tahun

1999-2008 ... 97 28. Perkembangan Harga Rata-rata Gula Bulan Januari 2008-

Februari 2009 ... 98 29. Perkembangan Harga Gas Elpiji per Kemasan (Rp/Kg)

Tahun 2005-Agustus 2008 ... 98 30. Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman ... 100 31. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Dafram ... 102 32. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Dafram ... 104 33. Peringkat Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt

Dafaram berdasarkan Nilai TAS (Total Attractiveness Scores)

Masing-masing Responden ... 115 34. Rekomendasi Program Pengembangan Usaha Yoghurt

(26)

DARTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema Pengolahan Yoghurt ... 17 2. Model Komprehensif Manajemen Strategis ... 25 3. Kekuatan-kekuatan yang Mempengarugi Persaingan Industri 35 4. Perencanaan Strategi dengan Pendekatan Arsitektur Strategik 40 5. Kerangka Pemikiran Operasional ... 42 6. Matriks Internal-Eksternal (IE) ... 51 7. Matriks Threats- Opportunities- Weaknesses- Strengths

(27)

DARTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Lima Penelitian Terdahulu Berdasarkan Nama, Tahun, Judul,

Tujuan dan Hasil ... 129 2. Persamaan dan Perbedaan Penelitian ... 131 3. Hasil Pembobotan dan Rating Faktor Internal Dafarm ... 132 4. Hasil Pembobotan dan Rating Faktor Eksternal Dafarm ... 133 5. Hasil perhitungan AS dan TAS Dafarm ... 134 6. Hasil Perhitungan AS dan TAS Responden I

(Manajer Unit Peternakan) ... 135 7. Hasil Perhitungan AS dan TAS Responden II

(Wakil Manajer Unit Peternakan) ... 136 8. Hasil Perhitungan AS dan TAS Responden III

(Supervisor Unit Peternakan) ... 137 9. Hasil Perhitungan AS dan TAS Responden IV

(Distributor Unit Peternakan) ... 138 10. Hasil Perhitungan AS dan TAS Responden V

(28)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional jangka panjang di bidang ekonomi berupaya untuk menciptakan struktur perekonomian yang seimbang, melalui pemanfaatan kekuatan dan kemampuan sektor pertanian yang tangguh untuk mendukung sektor lainnya termasuk sektor industri pengolahan. Sektor pertanian tersebut merupakan salah satu sektor yang berperan besar dalam perekonomian Indonesia.

Sektor pertanian sebagai bagian dari sistem agribisnis memiliki subsektor peternakan yang berpotensi besar untuk terus dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari persentase sumbangan sektor/subsektor pertanian terhadap PDB yang terus menunjukkan peningkatan hingga tahun 2007 (Tabel 1).

Tabel 1. Persentase Sumbangan Sektor/Subsektor Pertanian terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga yang Berlaku Tahun 2005-2008

No. Sektor/

(Milyar Rupiah) 364.169,3 433.223,4 547.235,6 345.302,8

Sumber: Statistik Pendapatan Nasional Indonesia BPS (2008) Keterangan: * Angka sementara

** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara

(29)

sektor lainnya. Angka PDB tersebut mengalami peningkatan sebesar 26,31 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada subsektor peternakan persentase sumbangan terhadap PDB mengalami fluktuasi hingga tahun 2008. Pada tahun 2008, kontribusi subsektor peternakan terhadap PDB adalah 1,57 persen, dengan PDB sebesar 37.010,7 milyar rupiah (BPS 2008).

Subsektor peternakan memberikan kontribusi bagi perkonomian nasional baik pada skala usaha kecil, menengah, dan usaha besar. Tabel 2 memperlihatkan kinerja perekonomian nasional melalui Produk Domestik Bruto (PDB) usaha kecil, menengah, UKM, dan usaha besar yang dilihat berdasarkan lapangan usaha. Data PDB mencakup kontribusi sembilan jenis lapangan usaha termasuk di dalamnya subsektor peternakan dan industri pengolahan. Industri pengolahan merupakan kelanjutan dari pemanfaatan dan pengolahan produk hasil ekstrasi sumber daya alam, salah satunya yang berasal dari peternakan.

Tabel 2. Peran PDB Usaha Kecil, Menengah, dan Besar Berdasarkan Lapangan Usaha Tahun 2006-2007

No. Lapangan Usaha

Rata-Rata Tahun 2006-2007 (Persen) Kecil Menengah UKM Besar Jumlah 1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan 86,90 8,85 95,75 4,25 100,00 2. Pertambangan dan Penggalian 8,15 3,26 11,41 88,59 100,00 3. Industri Pengolahan 12,55 11,35 23,90 76,10 100,00 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,53 7,58 8,11 91,89 100,00

5. Bangunan 44,94 21,12 66,06 33,94 100,00

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 74,19 22,26 96,45 3,55 100,00 7. Pengangkutan dan Komunikasi 27,93 25,03 52,96 47,04 100,00 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan. 16,56 47,16 63,72 36,28 100,00

9. Jasa-jasa 39,24 7,94 47,18 52,82 100,00

PDB 37,67 15,88 53,55 46,45 100,00

(30)

Berdasarkan Tabel 2 di atas, usaha kecil merupakan penyumbang PDB (tanpa migas) terbesar yaitu sebesar 42,25 persen. Lapangan usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan skala kecil memberikan persentase kontribusi lebih dari 80 persen dibandingkan dengan usaha skala besar yang hanya berkontribusi sebesar 4,25 persen. Pada sisi lain, industri pengolahan skala kecil menyumbangkan sebesar 12,55 persen mengungguli sektor industri pengolahan skala menengah.

Salah satu komoditi penting pada subsektor peternakan yang banyak diusahakan dalam industri pengolahan adalah susu. Data total produksi susu nasional tahun 2008 tercatat sebanyak 764.777 ton. Produksi tersebut dihasilkan dari sapi laktasi sebanyak 227.396 ekor dengan jumlah total populasi sapi sebesar 413.448 ekor (Departemen Perindustrian RI 2009). Produksi susu di Indonesia sebagian besar dihasilkan dari ternak sapi perah. Populasi sapi perah tersebut sebagian besar berada di Pulau Jawa. Tabel 3 menunjukkan bahwa populasi sapi dan produksi susu di Jawa Barat memiliki kecenderungan meningkat.

Tabel 3. Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu Jawa Barat Tahun 2003-2007

Tahun Populasi Sapi Perah (ekor) Produksi Susu (ton)

2003 95.513 207.854,79

2004 98.598 215.351,78

2005 92.755 201.852,85

2006 97.367 211.889,46

2007 103.489 225.212,15

Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, diolah (2008)1

Berdasarkan data pada Tabel 3, pada tahun 2007 populasi sapi perah mencapai 103.489 ekor dengan produksi susu sebanyak 225.212,15 ton. Populasi sapi dan produksi susu Jawa Barat tersebut meningkat sebesar 6,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi susu di Jawa Barat diikuti dengan peningkatan pengeluaran rata-rata perkapita sebulan untuk telur dan susu, seperti yang

1

(31)

ditunjukan pada Tabel 4. Berdasarkan data tersebut, baik penduduk perkotaan maupun penduduk pedesaan mengalami peningkatan pengeluaran untuk produk telur dan susu pada tahun 2008. Peningkatan konsumsi penduduk perkotaan dan pedesaan tahun 2008 masing-masing sebesar 13,29 persen dan 17,02 persen dibandingkan tahun 2007.

Tabel 4. Data Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Penduduk Jawa Barat untuk Produk Telur dan Susu Tahun 2007 dan 2008

Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008

Penduduk Perkotaan Rp. 14.405 Rp. 16.320

Penduduk Pedesaan Rp. 6.257 Rp. 7.322

Perkotaan + Pedesaan Rp. 11.048 Rp. 12.613

Persentase Penduduk Perkotaan+Pedesaan 2,97 % 3,12 %

Sumber: BPS (2008)

Peningkatan populasi dan produksi susu yang diiringi oleh peningkatan konsumsi susu menunjukkan bahwa produk susu memiliki peluang yang besar untuk terus dikembangkan khususnya di Jawa Barat. Peluang tersebut dikarenakan susu merupakan produk yang dibutuhkan oleh banyak orang yang meliputi berbagai lapisan masyarakat. Hal ini juga dikarenakan fungsi susu sebagai salah satu sumber bahan pangan yang kaya protein dan gizi lainnya. Namun di samping memperhatikan gizi yang terkandung di dalamnya, pola hidup masyarakat yang berkembang menyebabkan kecenderungan untuk memilih produk yang praktis, tahan lama, dan tersedia dalam berbagai pilihan rasa.

Perkembangan teknologi saat ini berimplikasi pada terciptanya berbagai jenis produk susu olahan. Produk susu olahan diantaranya susu bubuk, susu kental manis, susu segar, susu pasteurisasi, yoghurt dan makanan lainnya yang mengandung susu seperti keju dan mentega. Produk susu olahan tersebut banyak diminati masyarakat. Pada tahun 2008, konsumsi susu olahan dalam negeri mencapai 1.022.864 ton, dengan konsumsi per kapita sebesar 8,02 kg per tahun (Departemen Perindustrian RI 2009).

(32)

yoghurt menjadi produk pangan yang diterima dengan baik oleh masyarakat2. Yoghurt dapat dibuat dari berbagai jenis susu hasil perahan ternak dan susu kacang kedelai. Tetapi produksi yoghurt saat ini didominasi oleh susu yang berasal dari susu sapi3.

Minat masyarakat terhadap yoghurt dikarenakan yoghurt memiliki citarasa yang khas, lembut, asam, segar, dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Selain itu yoghurt memiliki beberapa keunggulan dari susu segar, salah satunya mengandung bakteri probiotik yang berguna bagi pencernaan makanan dalam usus manusia (Helferich dan Westhoff 1980, dalam Simatupang 2004).

Besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap yoghurt salah satunya dapat dilihat melalui data impor yoghurt yang mengalami kecenderungan meningkat sejak tahun 2004 (Tabel 5). Pada tahun 2008 (Januari-Oktober), Departemen Perindustrian mencatat bahwa jumlah impor yoghurt nasional sebanyak 734.985 kg. Volume tersebut mengalami penurunan sebesar 44,87 persen dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian, volume impor yoghurt nasional sempat mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2006 yaitu sebesar 321,1 persen.

Tabel 5. Volume Impor Yoghurt Nasional Tahun 2004-2008

Tahun Berat (Kg) Nilai (US$)

2004 172.027 244.769

2005 169.396 293.988

2006 713.311 712.768

2007 1.481.554 1.502.598

2007 (Jan-Okt) 1.333.113 1.362.302

2008 (Jan-Okt) 734.985 770.089

Sumber: Departemen Perindustrian (2009)

Berdasarkan data ekspor yoghurt nasional yang ditunjukan pada Tabel 6, volume ekport mengalami penurunan dibandingkan tahun 2004. Namun pada

2http://www.infomesin.com/peluang-usaha-yoghurt- serbuk.html [5

Maret 2009] 3

(33)

tahun 2008 (Januari-Oktober) volume ekspor mengalami peningkatan sebesar 112,18 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor menunjukkan bahwa industri yoghurt nasional mulai berkembang.

Tabel 6. Volume Ekspor Yoghurt Nasional Tahun 2004-2008

Tahun Berat (Kg) Nilai (US$)

2004 704.763 878.43

2005 336.982 743.494

2006 146.341 213.335

2007 126.046 284.045

2007 (Jan-Okt) 110.687 254.974

2008 (Jan-Okt) 234.861 660.077

Sumber: Departemen Perindustrian (2009)

Berdasarkan perbandingan data impor dan ekspor yoghurt di atas, dapat dilihat bahwa nilai impor yoghurt nasional lebih tinggi daripada nilai ekspornya. Volume impor yoghurt tahun 2008 (Januari-Oktober) sebanyak 734.985 kg, sedangkan volume ekspor yoghurt tahun 2008 (Januari-Oktober) adalah sebanyak 234.861 kg. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan yoghurt nasional lebih tinggi dibandingkan dengan produksi dalam negeri.

Tingginya kebutuhan yoghurt nasional memberikan peluang pasar yang besar. Beberapa produsen susu telah memanfaatkan peluang tersebut termasuk salah satunya adalah Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm). Dafarm yang berada dibawah Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah merupakan salah satu usaha kecil yang memproduksi produk olahan susu berupa yoghurt. Peluang pasar yang cukup besar namun diiringi dengan berbagai kendala baik internal maupun eksternal menyebabkan Dafarm harus memiliki strategi yang tepat sehingga dapat berkembang dan mampu bertahan di dunia usaha.

1.2.Perumusan Masalah

(34)

Namun pengelolaan sapi perah secara intensif baru dilakukan pada tahun 1990. Pada awal tahun 2007, Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm) membentuk usaha pengolahan susu. Usaha ini dilakukan salah satunya sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Dafarm memasarkan yoghurt melalui para distributor ke beberapa daerah yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Permintaan produk dari para distributor saat ini belum dipenuhi seluruhnya oleh Dafarm. Hal ini dikarenakan volume produksi Dafarm masih rendah.

Dafarm memiliki 10 tenaga distribusi aktif yang terdiri dari satu tenaga distributor utama dan empat distributor kecil. Satu distributor utama tersebut membawahi lima distributor. Permintaan yoghurt rata-rata dari masing-masing distributor tersebut adalah 2.500 stik per minggu dan permintaan dari keempat distributor kecil rata-rata 500 stik per minggu. Berdasarkan keterangan tersebut maka permintaan yoghurt Dafarm adalah sebanyak 17.000 stik per minggu atau 68.000 stik per bulan. Sedangkan saat ini Dafarm hanya memenuhi permintaan sebanyak yoghurt yang diproduksinya (Tabel 7).

Tabel 7. Perkembangan Volume penjualan Yoghurt Dafarm Tahun 2009

Bulan Jumlah Penjualan (Stik) Jumlah penjualan (Liter)

Januari 2009 25.360 887,60

Februari 2009 31.060 1.141,70

Maret 2009 46.050 1.650,25

April 2009 10.712 374,92

Mei 2009 22.920 802,20

Sumber: Dafarm, 2009 (diolah)

Berdasarkan Tabel 7 di atas, penjualan rata-rata lima bulan pertama pada tahun 2009 adalah sebanyak 27.220 stik. Angka tersebut menunjukkan permintaan yang saat ini telah dipenuhi oleh Dafarm. Di sisi lain, permintaan produk per bulannya mencapai 68.000 stik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap antara permintaan dengan pemenuhan permintaan oleh Dafarm.

(35)

pergantian kepemimpinan Dafarm yang menyebabkan terhambatnya kegiatan produksi. Sebagian besar permintaan pada bulan tersebut tidak dipenuhi oleh Dafarm. Belum stabilnya kondisi manajemen memberikan pengaruh pada penjualan bulan Mei berikutnya sehingga belum mampu meningkatkan penjualan seperti pada awal tahun 2009.

Lemahnya aspek manajemen Dafarm terutama pada fungsi pengorganisasian merupakan salah satu kendala bagi Dafarm. Keterbatasan sumberdaya manusia pengelola menyebabkan Dafarm mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak tiga kali sejak awal dibangunnya usaha. Kondisi ini memberi pengaruh besar terhadap kebijakan dan manajemen usaha yang dilakukan. Selain itu kondisi tersebut menyebabkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan yang berdampak terhadap kelangsungan usaha.

Pada dasarnya Dafarm memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan usaha. Namun hal tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan. Kapasitas produksi terpasang berdasarkan akta TDI (Tanda Daftar Indusri) yang dimiliki oleh Dafarm adalah sebesar 20.000 liter per tahun atau sekitar 1700 liter per bulan. Sedangkan kapasitas terpakai saat ini berada dibawah kapasitas terpasang tersebut yakni baru mencapai 952,71 liter per bulan.

Selain potensi kapasitas terpasang yang cukup besar, Dafarm memiliki akses bahan baku yang mudah karena memiliki peternakan sapi perah sendiri dan memiliki hubungan baik dengan peternak mitra. Kemudahan akses susu dari peternak mitra sangat penting karena kebutuhan susu untuk pengolahan yoghurt seringkali tidak cukup dipenuhi dari susu hasil produksi sendiri.

Potensi lainnya yang dimiliki oleh Dafarm adalah Dafarm memiliki mesin pengolahan yang memadai untuk melakukan proses produksi yang lebih efisien dan dalam kapasitas yang besar. Mesin tersebut adalah satu unit mesin pasteurisasi dan satu unit mesin inkubator untuk perbanyakan starter bakteri. Dafarm belum memanfaatkan mesin tersebut sepenuhnya. Volume produksi saat ini dinilai tidak efisien untuk penggunaan kedua mesin tersebut, sehingga saat ini proses pemanasan susu dilakukan menggunakan kompor gas.

(36)

lingkungan eksternal, peluang pasar yang besar menyebabkan banyaknya perusahaan baik skala menengah, kecil, maupun usaha skala rumah tangga yang memproduksi yoghurt. Kondisi tersebut berpotensi untuk menciptakan persaingan usaha yang cukup tinggi. Berdasarkan Tabel 8, Dafarm menghadapi lima pesaing. Selain itu masih terdapat pula beberapa produsen yoghurt pada skala home industry yang tidak tercatat pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan karena tidak memiliki TDI (Tanda Daftar Industri).

Tabel 8. Daftar Produsen Yoghurt di Kota dan Kabupaten Bogor Tahun 2009

No. Nama Perusahaan Alamat Usaha Kapasitas Produksi Terpasang per Tahun (liter) 1. PT Fajar Ahad Mandiri Desa Banjarwangi,

Kec. Ciawi 20.000

2. Riri Yoghurt Desa Pasir Buncir,

Kec. Caringin 9.000

3. Murita Yoghurt Desa Pasir Buncir,

Kec. Caringin 8.000

4. PP Darul Fallah (Dafarm) Desa Benteng,

Kec. Ciampea 20.000

Dinamika Jalan Raya Tajur 31.500

Sumber: Dinas Perindustrian Kota dan Kabupaten Bogor (2009)

Potensi dan peluang eksternal yang dimiliki merupakan modal untuk dapat mengembangkan usaha. Di sisi lain berbagai kendala dalam lingkungan internal dan eksternal Dafarm memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan usaha. Oleh karenanya Dafarm membutuhkan strategi yang tepat agar mampu bersaing dengan kompetitor lainnya dan mampu mengembangkan usahanya.

Berdasarkan pemaparan di atas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt di Dafarm?

2. Strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha yoghurt di Dafarm ?

(37)

4. Bagaimana rancangan strategi pengembangan usaha Dafarm? 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan ekstenal yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt di Dafarm.

2. Memformulasi alternatif strategi pengembangan usaha yoghurt bagi Dafarm. 3. Menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha yoghurt yang dapat

diterapkan oleh Dafarm.

4. Membuat rancangan strategi pengembangan usaha bagi Dafarm. 1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna banyak pihak diantaranya: 1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai bahan pembelajaran dalam menerapkan

teori-teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan.

2. Bagi Dafarm, penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kondisi lingkungan usaha dan memberikan alternatif perumusan strategi pengembangan usaha yoghurt sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi pembaca, sebagai wawasan dan bahan kajian mengenai studi strategi pengembangan usaha serta sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(38)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Susu

Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi. Kandungan gizinya lengkap dengan sifat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Susu diperoleh dari hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda dan kambing.

Menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. (2005), komponen-komponen penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa, enzim dan beberapa mikroba. Komposisi susu sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, antara lain bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, suhu dan umur sapi. Umumnya susu mengandung air 87,1 persen, lemak 3,9 persen, protein 3,4 persen, laktosa 4,8 persen, abu 0,72 persen, dan vitamin yang larut dalam lemak susu, yaitu vitamin A, D, E, dan K.

Susu memiliki kerapatan pada suhu1,0260-1,0320 pada suhu 20ºC, dan susu segar memiliki kemasaman 6,6-6,7. Warna susu yang normal adalah putih kebiruan sampai kuning kecoklatan. Cita rasa agak manis pada susu berasal dari laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida. Penggumpalan merupakan sifat yang paling khas pada susu. Proses ini diakibatkan oleh kegiatan enzim atau penambahan asam.

Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan media yang paling baik bagi perkembangbiakan mikroba. Susu juga mudah pecah dan rusak bila penanganannya kurang baik, serta masa simpannya relatif singkat. Untuk menangani masalah tersebut, maka langkah yang paling tepat adalah dengan mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpannya.

Susu segar yang berasal dari sapi yang sehat belum tentu aman untuk dikonsumsi, karena susu mudah terkontaminasi bakteri patogen yang berasal dari lingkungan, peralatan pemerahan atau sapi itu sendiri. Kuman yang mencemari susu akan tumbuh dengan baik apabila lingkungan sesuai, seperti keadaan anaerob, suhu, kelembapan dan PH.

(39)

1. Pengasaman dan penggumpalan akibat fermentasi laktosa menjadi asam laktat sehingga pH menurun dan kemungkinan terjadi penggumpalan kasein,

2. Berlendir seperti tali karena terjadinya pengentalan dan pembentukan lendir sebagai akibat pengeluaran bahan seperti kapsul dan bergetah oleh beberapa jenis bakteri,

3. Penggumpalan tanpa penurunan pH akibat aktivitas bakteri seperti Bacillus careus yang menghasilkan enzim yang mencerna lapisan tipis fosfolipid disekitar butir-butir susu.

Kondisi zat gizi yang baik pada susu juga memberikan peluang yang baik bagi pertumbuhan mikroba, seperti bakteri, kapang dan khamir. Hal ini dikarenakan pertumbuhan mikroba pun membutuhkan bahan makanan. Berbagai aktivitas mikroba tersebut akan mengubah mutu susu, ditandai dengan perubahan rasa, aroma, warna dan penampakan yang akhirnya susu menjadi rusak. Oleh karenanya susu harus mendapatkan penanganan yang cepat sebelum rusak, antara lain dengan pasteurisasi. Susu yang telah mengalami pasteurisasi, sterilisasi atau pemanasan pada suhu tinggi aman untuk dikonsumsi (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2005).

2.2. Produk Olahan Susu

Menurut Wulandari (2006), pentingnya susu bagi manusia telah diketahui sejak jaman prasejarah. Pada masa perpindahan orang kulit putih ke Amerika, sapi dikenal sebagai pabrik makanan berjalan. Dengan berkembangnya populasi sapi perah dan produksi susu, peternakan sapi perah berkembang menjadi suatu industri. Perkembangan teknologi memungkinkan susu dapat diolah. Oleh karenanya selain dikonsumsi dalam bentuk segar, susu banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan. Beberapa jenis susu olahan yang beredar di masyarakat sebagai berikut (Sudono et al. 2003):

1. Susu bubuk (powder milk) yang diolah dengan cara dipanaskan, sehingga airnya menguap dan yang tertinggal hanya bahan keringnya (BK), sehingga terbentuk susu bubuk.

(40)

3. Susu skim, yakni susu yang diambil krim atau lemaknya.

4. Filled milk, yakni susu skim ditambah lemak tumbuhan sebagai pengganti lemak susu. Cara awal pengolahan susu ini berasal dari Filipina.

5. Susu gula minyak, yakni susu skim ditambah gula dan minyak. Biasanya diberikan kepada bayi.

6. Mentega (butter), yakni krim atau lemak susu yang diolah dengan cara diputar atau diaduk dalam tong susu.

7. Keju, yakni susu ditambah rennin (enzim di dalam lambung anak hewan mamalia) dengan cara dibekukan.

8. Yoghurt, yakni susu ditambah starter berupa bakteri Lactobacillus bulgaricus

dan Streptococcus thermophillus. Bakteri ini membuat rasa enak dan mempermudah usus dalam mencernanya.

9. Kefir atau susu ditambah yeast (ragi) dan bakteri asam laktat.

10. Dali atau susu ditambah papain atau enzim papaya yang diambil dari getah papaya yang dibekukan. Di Sumatera Barat susu ditambah papain kemudian dimasukan ke dalam bambu untuk fermentasi.

11. Es krim, yakni produk susu yang dibuat dari campuran susu (susu skim dan krim), gula, dan flavour. Campuran tersebut kemudian dibekukan di dalam alat pembuat es krim.

Semua manfaat dari susu dan produk olahannya tidak berguna jika penanganan, pengolahan dan penyimpanannya tidak dilakukan secara baik dan benar. Cara penanganan, pengolahan, dan penyimpanan produk olahan susu adalah sebagai berikut (Wulandari 2006):

1. Prosedur Persiapan Proses

a. Bersihkan alat dan ruang (meja, lantai) yang kontak langsung dengan produk secara aseptis dari debu dan kotoran menggunakan larutan desinfektan, lalu bilas dengan air bersih;

b. Siapkan air mendidih untuk sterilisasi alat dan alkohol untuk sterilisasi meja;

c. Keringkan alat dan ruang secara aseptis;

(41)

e. Alat dan ruang siap digunakan;

f. Susu yang akan diolah, terlebih dulu diuji kualitas kelayakannya menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai susu segar.

g. Pengolahan susu siap dilaksanakan.

2. Penanganan dan Penyimpanan Produk Olahan Susu a. Suhu Kamar

Kondisi suhu kamar di Indonesia rata-rata pada suhu 27,5ºC. produk susu yang dapat disimpan diantaranya yaitu susu sterilisasi, susu bubuk, dan kerupuk susu. Namun, harus tetap memperhatikan kondisi kemasan yang tertutup dan tempat yang bersih, kering dan tidak terkena sinar/panas matahari.

b. Suhu Refrigerator

Kondisi suhu refrigerator yang dianjurkan adalah suhu 4ºC. produk susu yang harus disimpan diantaranya yaitu susu pasteurisasi, susu sterilisasi dengan kemasan yang telah dibuka, yoghurt, puding susu, dodol susu dan keju.

c. Suhu Freezer

Kondisi suhu freezer umumnya suhu 30-5ºC (beku). Produk susu yang dapat disimpan diantaranya yaitu es krim, es susu, es yoghurt. Pembekuan susu tidak dianjurkan. Jika terpaksa, maka susu beku dapat dicairkan kembali dengan cara menyimpannya dalam refrigerator selama sehari. 2.3. Yoghurt

Yoghurt adalah susu asam yang mempunyai flavour karakteristik disebabkan oleh pertumbuhan dua mikroorganisme, Streptococcus thermophilus

dan Lactobacillus bulgaricus. Yoghurt lebih disukai konsumen daripada susu segar karena memiliki cita rasa asam dan mempunyai tekstur yang lembut dan bentuknya dapat menyerupai jel atau berupa cairan yang kental seperti custard, bergantung pada cara bagaimana yoghurt dihasilkan, dapat digunakan sebagai alasan untuk kesehatan dan sebagai makanan orang-orang yang ingin melangsingkan tubuh. Yoghurt dapat dikonsumsi pada waktu senggang, sebagai

(42)

Prinsip pembuatan yoghurt yaitu transformasi laktosa menjadi asam laktat dan koagulasi kasein pada suhu yang sesuai. Menurut Wulandari (2006), yoghurt memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Sumber protein hewani yang baik dengan nilai biologis tinggi terutama pada komponen protein (kasein). Protein yoghurt sudah tercerna selama fermentasi.

2. Plain yoghurt merupakan makanan dengan kandungan gula rendah terbaik dan mengatasi lactose intolerance.

3. Beraroma khas, penambahan buah-buahan akan meningkatkan citarasa dan mengandung 13-12 persen gula.

4. Sumber kalsium untuk anak-anak dalam pertumbuhan, manula dan orang dewasa yang tidak minum susu dalam bentuk cair.

Menurut Tamime dan Robinson (1999), yoghurt memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kegunaan dan bahan nutrisi yang terkandung didalamnya tergantung pada jenis susu yang digunakan. Susu yang memiliki kandungan lemak yang tinggi (susu kambing, kerbau dan rusa) menghasilkan yoghurt yang lebih bergizi dan mengandung lemak tinggi daripada susu yang memiliki kadar lemak rendah atau susu susu yang tidak mempunyai kadar lemak seperti susu skim.

Tamime dan Robinson (1989) melakukan perbandingan analisis kandungan gizi antara susu dan yoghurt (Tabel 9).

Tabel 9. Kandungan Gizi Susu dan Yoghurt tiap 100 gram

No. Kandungan Susu Yoghurt

1. Kalori 67,50 72,0

2. Protein (g) 3,50 3,9

3. Lemak (g) 4,25 3,4

4. Karbohidrat (g) 4,75 4,9

5. Calsium (mg) 119,00 145,0

6. Sodium (mg) 50,00 45,0

7. Potasium (mg) 152,00 186,0

Sumber: Tamime dan Robinson (1989)

(43)

Sedangkan kandungan lemak dan sodium yang terdapat pada yoghurt lebih rendah dibandingkan pada susu.

Skema pengolahan yoghurt diperlihatkan pada Gambar 1. Menurut Wulandari (2006), tahapan pengolahan yoghurt adalah sebagai berikut:

1. Standardisasi susu (skim/whole milk);

2. Penambahan stabilizer dan pemanis (bila diinginkan); 3. Homogenisasi susu;

4. Pasteurisasi susu pada suhu 85-90°C selama 30 menit

5. Pendinginnan susu hingga mencapai suhu untuk inokulasi yaitu kurang lebih 40-45°C;

6. Inokulasi susu secara aseptis dngan starter yoghurt (Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus) dengan perbandingan coccus

dengan bacillus yaitu 1:1 atau 2:1 sejumlah 3-5 persen dari volume susu; 7. Proses inkubasi berlangsung selama 3-6 jam pada suhu 40-45°C atau selama

12 jam pada suhu ruang (27-32°C);

(44)

Gambar 1. Skema Pengolahan Yoghurt Sumber: Wulandari (2006)

2.4. Definisi Industri

Menurut Biro Pusat Statistik (2002), industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan.

Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Standarisasi Susu

Penambahan Stabilizer dan Pemanis (Bila diinginkan)

Pendinginan Susu (Suhu ±40-45°C) Pasteurisasi Susu pada suhu 85-90°C selama 30 menit

Homogenisasi Susu

Inkubasi selama 12 jam pada suhu ruang Inokulasi Starter Yoghurt

(45)

Perusahaan industri pengolahan menurut Biro Pusat Statistik dibagi dalam empat golongan menurut banyaknya tenaga kerja yang bekerja tanpa memperhatikan apakah perusahaan menggunakan mesin atau tidak serta tanpa memperhatikan besarnya modal usaha. Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Golongan industri besar, dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih. 2. Golongan industri sedang, dengan tenaga kerja 20-99 orang. 3. Golongan industri kecil, dengan tenaga kerja 5-19 orang. 4. Golongan industri rumah tangga, 1-4 orang.

Menurut Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 133/M/SK/8/1979, industri kecil dibagi menjadi empat golongan yaitu:

1. Industri kecil yang mempunyai kaitan dengan industri menengah dan besar 2. Industri kecil yang berdiri sendiri

3. Industri penghasil barang-barang seni

4. Industri yang mempunyai pasaran lokal yang bersifat pedesaan

Menurut Sucherly (1983), secara kuantitatif yang disebut dengan industri kecil ialah perusahaan industri yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Investasi modal untuk mesin dan peralatan tidak lebih dari Rp. 70 juta. 2. Investasi per tenaga kerja Rp. 625.000 ke bawah

3. Pemilik usaha adalah hanya warga negara Indonesia

Ketiga kriteria tersebut di atas harus dipenuhi seluruhnya. Di samping kriteria kuantitatif terdapat pula kriteria kualitataif sebagai berikut:

1. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus menjadi pimpinan dan memerlukan bimbingan kewiraswastaan.

2. Administrasi perusahaan umumnya bersifat sederhana dan kurang teratur serta belum berbentuk badan hukum.

3. Tidak berkemampuan untuk menyediakan jaminan guna mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

4. Hubungan kerja antara pengusaha dan karyawan masih belum formal dan masih bersifat kekeluargaan.

(46)

6. Proses produksi masih sederhana dan sebagian besar masih bersifat tradisional.

7. Mutu produksi pada umumnya belum tetap dan desainnya kurang dapat mengikuti selera pasar.

8. Lemah dalam pemasaran produk-produk sendiri.

Bedasarkan ciri-ciri di atas jelas bahwa industri kecil menunjukkan kelemahan dalam aspek teknik produksi, permodalan, manajemen, dan pemasaran. Dengan demikian pengembangan usaha dari industri kecil berkaitan dengan keempat aspek tersebut. Hal ini memaparkan bahwa kemampuan berkembang dari perusahaan industri bergantung kepada kemampuan perusahaan tersebut dalam menguasai proses produksi, kepemilikan modal, kemampuan manajemen, dan keberhasilan dalam pemasaran hasil produksi (Sucherly 1983).

Berdasarkan UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil definisi usaha kecil adalah sebagai berikut:

1) Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia yang berbentuk badan usaha/perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi.

2) Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan usaha menengah atau besar.

3) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

2.5. Penelitian Terdahulu

(47)

Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode SWOT (Strenght, Weekness, Opportunity, Threat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis daur hidup produk, KPBS memiliki perkembangan volume penjualan dan waktu. Volume penjualan produk susu cup memiliki nilai yang terus meningkat sejak mulai diproduksi pada tahun 1997, hingga akhir tahun 2000. Sampai dengan akhir tahun 2000, perusahaan berada pada tahap pertumbuhan. Hasil penelitian menghasilkan alternatif strategi pemasaran berupa diversifikasi dari segi rasa, menentapkan harga yang terjangkau bagi konsumen, penjualan melalui toko-toko atau supermarket, dan strategi promosi melaui promosi langsung kepada konsumen.

Manfaat ekonomis yang dirasakan adalah sebanyak 80 persen responden berpendapat bahwa harga beli susu oleh KPBS lebih tinggi daripada di luar. Setelah adanya produk susu cup, sebanyak lebih dari 80 persen menyatakan volume susu yang disetorkan sama. Semua responden menyatakan pendapatan meningkat karena harga beli susu oleh koperasi semakin meningkat. Manfaat dari segi sosial adalah sebanyak 66,7 persen menyatakan puas atas pelayanan koperasi. Sebanyak 60 persen responden menjawab pernah mendapatkan pembinaan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ternak. Sedangkan yang berpendapat pernah melakukan kerjasama dengan anggota lain sebanyak 44,3 persen. Dalam partisipasi anggota sebanyak 13,3 persen menyatakan selalu hadir, 66,7 persen tidak selalu hadir dan 20 persen tidak pernah hadir. Dari segi permodalan sebanyak seratus persen membayar simpanan pokok dan simpanan wajib secara teratur. Sebanyak 43,3 persen memiliki simpanan sukarela. Serta sebanyak 76,67 persen responden pelanggan tetap koperasi.

(48)

pengembangan kemasan yoghurt mengggunakan kemasan semi kaku jika terjadi perubahan dalam komponen manfaat dan biaya.

Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa proyek investasi pengembangan kemasan yoghurt pada CV Bintang Tiga layak untuk dijalankan, dilihat dari aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi, serta dari aspek finansial dengan menggunakan metode Net Present Value. Analisis lainnya yang mendukung kelayakan proyek adalah bahwa tingkat IRR yang diperoleh sebesar 74,28 persen, Net B/C yang diperoleh sebesar 2,42 dan masa pembayaran kembali adalah satu tahun delapan bulan. Berdasarkan analisis sensitivitas dengan berbagai kombinasi skenario pada peningkatan dan penurunan penjualan sebesar 10 persen, peningkatan biaya operasional sebesar 21 persen dan perubahan tingkat suku bunga menjadi 27 persen, menunjukkan proyek ini layak dijalankan.

Kajian Strategi Pengembangan Usaha Susu Pasteurisasi dilakukan oleh Petrus RTL (2004). Penelitian tersebut dilakukan pada Firma Surya Dairy Farm yang berlokasi di Jakarta. Penelitian bertujuan untuk mengindentifikasi faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan, merumuskan strategi usaha yang dapat diterapkan bagi perusahaan dan memilih prioritas strategi yang paling tepat diterapkan oleh Fa. Surya Dairy Farm. Alat yang dipakai untuk analisis lingkungan adalah matrik IFE dan matrik EFE, untuk mengetahui jenis strategi yang baik bagi perusahaan digunakan matriks IE, untuk menyusun alternatif strategi yang cocok digunakan matriks SWOT, serta untuk memprioritaskan strategi alat yang digunakan adalah QSPM.

Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi Fa. Surya Dairy Farm adalah krisis ekonomi yang berangsur-angsur pulih di Indonesia, konsumsi masyarakat akan susu olahan cair, daerah pemasaran produk yang masih luas, tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar TK, perkembangan tingkat harga produk susu cair olahan, serta pasokan bahan baku yang kontinu. Ancaman perusahaan adalah kondisi politik dan keamanan negara yang tidak stabil, banyaknya produk subtitusi di pasar, pasokan susu segar impor yang lebih berkualitas, perkembangan jenis penyakit pada hewan ternak sapi perah.

(49)

pertumbuhan laba bersih usaha dalam lima tahun terakhir, kemampuan memberikan kesejahteraan yang relatif memadai bagi karyawan, dan pengalaman perusahaan lebih dari 37 tahun. Kelemahan yang dimiliki adalah sifat produk yang mudah rusak, kurangnya promosi, produksi belum optimal, jangkauan pemasaran yang masih terbatas, dan teknologi produksi yang relatif sederhana.

Hasil analisis menggunakan matrik IE menunjukkan strategi perusahaan yang paling tepat adalah strategi hold and maintain. Kemudian setelah menghasilkan strategi, maka urutan strategi bagi Fa. Surya Dairy Farm adalah memelihara kualitas serta mutu pelayanan kepada konsumen, mengoptimalkan Litbang untuk menghasilkan diversifikasi produk, mengoptimalkan volume produksi seta melakukan efisiensi biaya produksi dan pemasaran, memantapkan pijakan pasar pada daerah pemasaran yang sudah ada serta memperluas jaringan distribusi pemasaran, merekrut karyawan sebagai staf pemasaran serta meningkatkan kerja divisi pemasaran, dan melakukan kegiatan promosi dan iklan secara gencar dan efektif.

Setiawan I (2006) melakukan kajian pengembangan minuman yoghurt di PT Fits Mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan minuman yoghurt (yoghurt drink) yang stabil dan disukai konsumen. Selain itu untuk mengembangkan teknologi pengolahan minuman yoghurt (yoghurt drink) yang dapat diterapkan dalam skala industri kecil.

Minuman yoghurt diperoleh dari pengenceran stirred yoghurt dan penambahan stabilizer. Dilakukan penambahan gula untuk meningkatkan cita rasa, serta pemanasan untuk menciptakan umur simpan. Terakhir dilakukan pengemasan dengan cup bening dan pasteurisasi untuk memperpanjang umur simpan.

Gambar

Tabel 5. Volume Impor Yoghurt Nasional Tahun 2004-2008
Tabel 6. Volume Ekspor Yoghurt Nasional Tahun 2004-2008
Tabel 7.  Perkembangan Volume penjualan Yoghurt Dafarm Tahun 2009
Tabel 8. Daftar Produsen Yoghurt di Kota dan Kabupaten Bogor Tahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep JIT menekankan pada pembelian bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses padat produksi, diusahakan untuk tidak kurang atau lebih pada saat

Fungsi biologis adalah sebagai daerah pemijahan (spawning ground), daerah asuhan (nursery ground), dan sebagai daerah mencari makan (feeding ground) bagi ikan dan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan Sidik Ragam Rataan dengan Rancangan Petak Terpisah (RPT) faktorial menunjukkan bahwa penggunaan varietas berbeda dan Dosis

Software dalam hal ini adalah program aplikasi hasil pengkodean yang merupakan sebuah sistem yang baru yaitu sistem informasi Toko Bangunan Combo Putra yang akan.. ditempatkan

Terapannya Dalam Penelitian, (Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 2002), hlm.. دصم في تانايبلا ر ةساردلا هذه ردصم يساسلأا تانايبلا ردصم

Berdasarkan penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika hendaknya

Hasil dari proyek akhir ini berupa Aplikasi Animasi Dongeng Interaktif Dan Media Pembelajaran Mengenal Binatang Berbasis Flash Untuk BA Aisyiyah yang disertai latihan soal,

Bentuk layanan utama lembaga adalah psikologi terapan, semula berupa asesmen untuk berbagai tujuan (rekrutmen, seleksi, penempatan ulang, promosi, dan sebagainya)