• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penelitian ini, berikut penelitian terdahulu yang sudah penulis uraikan:

1. Zulkarnain, Ahmad (2019), Penelitiannya “Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Ketentuan Menyalakan Lampu Utama di Siang Hari”. Dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu tentang penegakan hukum terhadap ketentuan berkewajiban menyalakan lampu utama di siang hari. Sementara itu letak perbedaannya, disini penulis membahas tentang kewenangan kepolisian dan faktor yang mempengaruhi kepolisian dalam melakukan penegakan hukum. Sedangkan penelitian terdahulu membahas tentang apakah ketentuan ini telah berjalan efektiv dan penyebab ketentuan ini belum berjalan efektiv;

2. Hatuguan Sinaga, Dafid Nego Armando (2013), Penelitiannya

“Penegakan Hukum Terhadap Pengendara Sepeda Motor Yang Tidak Menyalakan Lampu Utama Pada Siang Hari (Pasal 293 ayat (2) Jo Pasal 107 ayat (2) UU 22 Tahun 2009) Di Kota Pontianak”. Dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu tentang Penegakan Hukum dalam ketentuan berkewajiban menyalakan lampu utama di siang hari. Sementara itu letak perbedaannya, disini penulis membahas tentang kewenangan kepolisian dan faktor yang mempengaruhi kepolisian dalam melakukan penegakan hukum.

Sedangkan penelitian terdahulu membahas tentang aturan tersebut belum

berjalan secara menyeluruh yang mana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari di Kota Pontianak, untuk mengetahui faktor-faktor pengendara sepeda motor tidak menyalakan lampu utama pada siang hari di Kota Pontianak, dan untuk mengetahui upaya-upaya penanggulangan yang dilakukan pihak Kepolisian Lalu Lintas kepada pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari di Kota Pontianak.

Uraian diatas merupakan pembeda antara penulisan skripsi terhadulu yang ada terdapat pada tujuan dan pembahasan yang di teliti, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai Kewenangan Kepolisian dalam Penegakan Hukum terhadap Kewajiban Pengendara Sepeda Motor Menyalakan Lampu di Siang Hari dengan melaksanakan penelitian dan menuangkan hasilnya dalam suatu karya ilmiah berbentuk skripsi.

29 A. Jenis dan Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian hukum sosiologis. Penelitian hukum sosiologis adalah penelitian yang menganalisis dan mengkaji bekerjanya hukum dalam masyarakat. Penelitian ini mengkaji bekerjanya hukum dalam masyarakat dari aspek penegakan hukum (Law Enforcement).47 Penelitian ini juga didasarkan pada data primer, yaitu data yang didapat langsung baik melalui observasi maupun secara wawancara.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yakni setelah data terkumpul akan dideskripsikan dan di analisa, yang selanjutnya diteruskan dengan upaya untuk menjawab pokok yang diteliti yaitu kewenangan kepolisian polresta Pekanbaru dalam penegakan hukum terhadap kewajiban pengendara sepeda motor menyalakan lampu di siang hari.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian hukum sosiologis, yang menjadi fokus kajian yaitu bekerjanya hukum dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi hukum, yakni pendekatan yang menganalisis tentang bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi ketika sistem norma itu berkerja di dalam masyarakat.48 Dengan obyek kajian penelitian adalah institusi hukum di dalam penegakkan

47Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (Mataram : Mataram University Press, 2020), Cet.

Ke-1, h.80.

48Ibid, h.87

hukum, institusi hukum yang dimaksud adalah kepolisian lalu lintas polresta Pekanbaru.

C. Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan berkaitan maka penulis melakukan penelitian dengan memilih lokasi penelitian di Kepolisian Resort Kota Pekanbaru (POLRESTA) yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No.11, Kelurahan Sago, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan di kota Pekanbaru masih banyak pengendara sepeda motor yang belum menyalakan lampu utama di siang hari.

D. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah sekelompok atau sekelompok individu yang memenuhi persyaratan tertentu yang terkait dengan masalah penelitian.49 Populasi merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian. Populasi dapat berupa kumpulan orang, benda (hidup atau mati), peristiwa, kasus-kasus, waktu atau tempat yang memiliki karakteristik dan fitur yang sama.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Baur Tilang Satlantas Polresta Pekanbaru, dan Polantas Satlantas Polresta Pekanbaru.

b. Sampel

Sampel adalah jumlah partisipan penelitian yang diidentifikasi oleh peneliti selama penelitian.50 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Purposive Sampling. Dimana Purposive Sampling adalah salah satu teknik yang

49Ibid, h.92.

50Ibid, h.93.

berkaitan dengan non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan menentukan karakteristik tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.51 Selama pengambilan sampel, peneliti telah menentukan karakteristik tertentu terlebih dahulu terhadap objek yang akan dijadikan sampel, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel dapat dilihat di tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

No Responden Populasi Sampel Persentase

1 Baur Tilang Satlantas PolrestaPekanbaru 3 Orang 1 orang 33,3%

2 Polantas Polresta Pekanbaru 32 Orang 18 orang 56,2%

Jumlah 35 Orang 19 orang

Sumber: Olahan Data Penulis 2022

E. Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya atau sumber pertama yang sering disebut dengan responden atau informan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan Baur Tilang Satlantas Polresta Pekanbaru dan Polantas Polresta Pekanbaru.

51Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010), h.106.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa bahan hukum seperti:

a) Bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

3. Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor.

b) Bahan hukum Sekunder.

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer, seperti buku teks, hasil penelitian di jurnal dan opini hukum, atau pendapat para pakar di bidang hukum.52

c) Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan yang berisi petunjuk dan penjelasan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, ensiklopedia, dan ensiklopedia hukum.53

52Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Op.Cit, h.61.

53Ibid, h.63.

F. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan kegiatan pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan di lokasi penelitian, yang dilakukan dengan cara mencatat, memotret, dan merekam keadaan dan kondisi serta peristiwa hukum sedang berlangsung.

b. Wawancara

Wawancara berfungsi untuk tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden atau antara informan untuk memperoleh informasi.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka atau studi literarut merupakan cara penulis mengumpulkan sumber-sumber referensi dari buku-buku yang terkait dengan masalah yang diteliti, antara lain buku, jurnal, dan lain-lain, untuk dapat melengkapi bahan penelitian.

G. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penuliis dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif, yaitu informasi yang diberikan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku yang sebenarnya dicatat berdasarkan fakta yang ada di lapangan.54 Penarikan kesimpulan dalam penelitian hukum dibedakan menjadi 2 (dua) metode penarikan penyimpulan yakni metode penyimpulan secara deduktif dan induktif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode secara

54Ibid, h.105.

induktif, yakni dengan mengambil kesimpulan dari hal-hal khusus (peristiwa yang konkrit) kepada hal-hal yang umum (peristiwa yang berlaku secara umum).55

55Ibid, h.108.

55

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, penulis menarik kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian mengenai “Kewenangan Kepolisian Polresta Pekanbaru dalam Penegakan Hukum Terhadap Kewajiban Pengendara Sepeda Motor Menyalakan Lampu di Siang Hari” sebagai Berikut:

1. Dalam menjalankan kewenangannya polantas polresta pekanbaru masih belum maksimal, polantas polresta Pekanbaru menyebutkan bahwa saat ini lebih banyak memberikan teguran saja dari pada melakukan penilangan. Hal ini dapat dibuktikan pada tabel data pelanggaran Tahun 2020-2022 yang hanya mencapai 219 penindakan berupa tilang yang mana angka tersebut sangat jauh berbeda ketika Tahun 2019. Polantas polresta pekanbaru pada Tahun 2019 berhasil melakukan 1097 penindakan berupa tilang. Dari data yang ada menunjukan bahwa masih banyaknya pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu di siang hari dan kepolisian dari Tahun 2020-2022 tidak menjalankan kewenangannya dengan maksimal.

2. Faktor yang mempengaruhi kepolisian polresta pekanbaru dalam melakukan penegakan hukum diantaranya: Pertama, Kurangnya personel yang bertugas dilapangan. Kedua, Virus Covid-19 yang terjadi pada Tahun 2020. Ketiga, Masyarakat masih banyak menggunakan sepeda motor tahun rendah yang mana tidak dilengkapi oleh lampu yang menyala otomatis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis dapat memberikan beberapa saran untuk masa yang akan datang. Dalam menjalankan kewenangannya untuk menegakkan hukum terhadap pengemudi yang tidak menyalakan lampu di siang hari, kepolisian polresta pekanbaru harus meningkatkan kinerjanya, antara lain:

1. Lebih meningkatkan fokus terhadap pelanggaran lalu lintas khususnya terkait masalah lampu utama dengan cara menambah personel (kepolisian) yang bertugas dilapangan.

2. Melakukan edukasi hukum kepada masyarakat selaku pengemudi sepeda motor terkait kewajiban pengendara sepeda motor menyalakan lampu utama di siang hari.

3. Meningkatkan Koordinasi dan Konsistensi dari masing-masing anggota kepolisian, agar pelaksanaan kewenangan dalam penegakan hukum terhadap pengendara yang tidak menyalakan lampu di siang hari dapat berjalan maksimal dengan cara melakukan penegakan secara represif yang mana sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu mengurangi tingkat pelanggaran dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Azhari. (1995). Negara Hukum Indonesia Analisis Yuridis Normatif Terhadap Unsur-Unsurnya. Jakarta: UI Press.

Anggrayni, Lysa. (2017). Pengantar Ilmu Hukum. Yogyakarta: Kalimedia.

Asikin, Zainal dan Amiruddin. (2010). Pengantar Metode Penelitian Hukum.

Jakarta: Rajawali Pres.

Bisri, Ilhami. (2008). Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Grafindo Persada.

Campbell Black, Henry. (1990). Black's Law Dictionary Sixth Edition. St Paul Minn: West Publishing.

Dwi Yuwono, Ismantoro. (2011). Memahami Berbagai Etika Profesi &

Pekerjaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

HR, Ridwan. (2016). Hukum Administrasi Negara edisi revisi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Huda, Ni' matul. (2018). Hukum Tata Negara edisi revisi. Depok: Rajawali Pers.

Ishaq. (2016). Dasar-Dasar Ilmu Hukum edisi revisi. Jakarta: Sinar Grafika.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram: University Press.

Munaf, Yusri. (2016). Hukum Administrasi Negara. Pekanbaru: Marpoyan Tujuh.

Nawawi Arief, Barda. (2007). Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rahardi, Pudi. (2007). Hukum Kepolisian. Surabaya: Laksbang Mediatama.

Rahardjo, Satjipto. (2009). Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis.

Yogyakarta: Genta Publishing.

Sarja. (2016). Negara Hukum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Thafa Media.

Santoso Az, Lukman. (2016). Negara Hukum dan demokrasi: pasang surut Negara Hukum Indonesia Pasca Reformasi. Ponorogo: IAIN Po Press.

Supardi. (2016). Etika dan Tanggungjawab Profesi Hukum di Indonesia.

Jakarta: Sinar Grafika.

Soerjono Soekanto. (1982). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta:

Rajawali Pers.

Waluyo, Bambang. (2022). Penegakan Hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

B. Jurnal

Alif Masselomo, Andi Akhmad. (2020). Analisis Sosio-Yuridis terhadap Penggunaan Lampu Sepeda Motor Pada Siang Hari. Clavia Jurnal Of Law, Volume 19.

Ernis, Yul. (2018). Implikasi penyulihan hukum langsung terhadap peningkatan kesadaran hukum masyarakat. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Volume 18, Nomor 4.

Moho, H. (2019). Penegakan Hukum di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan, dan Kemanfaatan,. Jurnal Warta, Volume 59.

Nur Hidayat. (2017). Rujukan dan Aplikasi Sistem Hukum Indonesia Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Pasca Amandemen ke Tiga,.

UIR Law Review, Volume 1, Nomor 2.

Wicaksono, A, D. (2020). Penegakan Hukum Lalu Lintas Secara Elektronik Sebagai Wujud Pembangunan Hukum dalam Era Digital,. Jurnal RechtsVinding, Volume 9, Nomor 2.

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan

Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor

D. Website

http://sonny-tobelo.blogspot.com/2011/01/teori-kewenangan.html diakses pada tanggal 08 April 2022

https://jagokata.com/arti-kata-kewenangan.html diakses pada tanggal 06 April 2022

https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/04/170100915/jumlah-kendaraan-bermotor-di-indonesia-tembus-150-7-juta-unit, diakses pada jumat 02 Desember 2022, pukul 15.11 WIB.

https://www.academia.edu/5708875/TEORI_KEWENANGAN diakses pada tanggal 08 April 2022

https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-alasan-polisi-wajibkan-pemotor-nyalakan-lampu-saat-siang-hari.html diakses pada tanggal 13 April 2022

https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/it8xal/Nur%20Farida diakses pada 19 April 2022

E. Skripsi/Laporan Akhir

Dedy Irwanto, (2014) Efiktifitas Pasal 107 Tentang Menyalakan Lampu Di Siang Hari Bagi Pengendara Sepeda Motor Berdasarkan UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan angkutan Jalan DiWilayah Polsek Tualangan Sidoarjo, Universitas Pembangunan Nasional.

LAMPIRAN A. DAFTAR SUMBER DATA

No Sumber Data

Daftar Data

1 Data Primer

Wawancara:

1. Aipda Dedi Wahyudi, Baur Tilang Satlantas Polresta Pekanbaru, Wawancara, Polresta Pekanbaru, 4 Agustus 2022.

Pada halaman 6, 36, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 48, dan 49.

2. Ipda Muharis, Kasubnit 1 Turjawali Satlantas Polresta Pekanbaru, Wawancara, Pos Gurindam 1, 8 Agustus 2022.

Pada halaman 37, 38, 39, 49 dan 50.

3. Ipda Muhammad Ahyar, Kasubnit 2 Turjawali Satlantas Polresta Pekanbaru, Wawancara, Pos Gurindam 1, 8 Agustus 2022.

Pada halaman 37.

4. Bripka Jhon Saragih, Polantas Polresta Pekanbaru, Wawancara, Pos Gurindam 1, 25 Oktober 2022 Pada halaman 38, 39, 40 dan 51.

5. Iptu Yurman Hambo, Polantas Polresta Pekanbaru, Wawancara, Pos Gurindam 3, 26 Oktober 2022.

Pada halaman 38, 39, 40 dan 50.

No Sumber Data

Daftar Data

1 Data Skunder

Buku :

1. Azhari, Negara Hukum Indonesia Analisis Yuridis Normatif Terhadap Unsur-Unsurnya. Jakarta: UI Press.

Pada Halaman

2.

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Pres.

Pada Halaman 30.

3. Bambang Waluyo, Penegakan Hukum di Indonesia.

Jakarta: Sinar Grafika.

Pada Halaman 20.

4. Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pada Halaman 20.

5. Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary Sixth Edition. St Paul Minn: West Publishing.

Pada Halaman 14

6. H. Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum edisi revisi.

Jakarta: Sinar Grafika.

Pada Halaman 22

7. H. Sarja, Negara Hukum Teori dan Praktek.

Yogyakarta: Thafa Media.

Pada Halaman 10

8. Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia. Jakarta:

Grafindo Persada.

Pada Halaman 19.

9. Ismantoro Dwi Yuwono, Memahami Berbagai Etika Profesi & Pekerjaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Pada Halaman

10. Lukman santoso Az, Negara Hukum dan Demokrasi:

Pasanng Surut Negara Hukum Indonesia Pasca Reformasi. Ponorogo: IAIN Po Press.

Pada Halaman 12.

11. Lysa Angrayni, Pengantar Ilmu Hukum. Yogyakarta:

Kalimedia.

Pada Halaman 19, 20 dan 27.

12. Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia edisi revisi. Depok: Rajawali Pers.

Pada Halaman 11.

13. Muhaimin, Metode Penelitian Hukum. Mataram:

University Press.

Pada Halaman 28, 29, 31, 32 dan 33.

14. Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian. Surabaya:

Laksbang Mediatama.

Pada halaman 16.

15. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara edisi revisi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Pada Halaman 14,15 dan 22.

16. Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis. Yogyakarta: Genta Publishing.

Pada Halaman

17. Soerjono Soekanto, Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: Rajawali Pers.

Pada Halaman 23

18. Supriadi, Etika dan Tanggungjawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Pada Halaman 17 dan 18.

19. Yusri Munaf, Hukum Administrasi Negara.

Pekanbaru: Marpoyan Tujuh.

Pada Halaman 13.

Jurnal:

1. Andi Akhmad Alif Masselomo, Analisis Sosio-Yuridis terhadap Penggunaan Lampu Sepeda Motor Pada Siang Hari. Clavia Jurnal Of Law, Volume 19.

Pada halaman 2.

2. Dian Agung Wicaksono, Penegakan Hukum Lalu Lintas Secara Elektronik Sebagai Wujud Pembangunan Hukum dalam Era Digital. Jurnal RechtsVinding, Volume 9, Nomor 2.

Pada halaman 20.

3. Hasaziduhu Moho, Penegakan Hukum di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan, dan Kemanfaatan. Jurnal Warta, Volume 59.

Pada halaman 19.

4. Yul Ernis, Implikasi penyulihan hukum langsung terhadap peningkatan kesadaran hukum masyarakat, dalam Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Volume 18, Nomor.4.

Pada halaman 23.

5. Lia sartika putri, Kewenangan Desa dan Penetapan Peraturan Desa. Jurnal Legislasi Indonesia, Volume 13, Nomor 2.

Pada halaman 15.

6. Nur Hidayat, Rujukan dan Aplikasi Sistem Hukum Indonesia Berdasarakan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Pasca Amandemen Ke Tiga. UIR Law Review, Volume 1, Nomor 2.

Pada halaman 11, 12 dan 13.

Peraturan Perundang-Undangan :

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia

Pada halaman 5.

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Pada halaman 3, 5, 21, 22, dan 23.

3. Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor Pada halaman 5.

Website:

1. https://jagokata.com/arti-kata-kewenangan.html.

Pada halaman 13.

2. https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-alasan-polisi-

wajibkan-pemotor-nyalakan-lampu-saat-siang-hari.html.

Pada halaman 3.

3. https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/it8 xal/Nur%20Farida.

Pada halaman 4.

4. http://sonny-tobelo.blogspot.com/2011/01/teori-kewenangan.html.

Pada halaman 15.

5. https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/04/170100 915/jumlah-kendaraan-bermotor-di-indonesia-tembus-150-7-juta-unit.

Pada halaman 1.

6.

https://www.academia.edu/5708875/TEORI_KEWEN

ANGAN

Pada Halaman 16 Skripsi:

1. Dedy Irwanto. Efiktifitas Pasal 107 Tentang Menyalakan Lampu Di Siang Hari Bagi Pengendara Sepeda Motor Berdasarkan UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan angkutan Jalan DiWilayah Polsek Tualangan Sidoarjo.

Pada halaman 2.

B. LAMPIRAN WAWANCARA KEPADA SATLANTAS POLRESTA PEKANBARU

1. Bagaimana Kewenangan Kepolisian dalam melakukan Penegakan Hukum terhadap pengendara yang tidak menyalakan lampu di Siang hari ?

2. Apa saja penegakan hukum yang diberikan kepolisian terhadap pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu utama di Siang hari ?

3. Apakah Kepolisian Polresta Pekanbaru mempunyai waktu tertentu atau operasi razia tertentu dalam melaksanakan penegakan hukum terhadap pengendara yang tidak menyalakan lampu di Siang hari ?

4. Apakah Kepolisian Polresta Pekanbaru sudah melakukan edukasi hukum kepada masyarat (pengendara sepeda motor) terkait aturan kewajiban pengendara dalam menyalakan lampu utama di Siang hari ?

5. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan kewenangan kepolisian dalam penegakan hukum terhadap pengendara yang tidak menyalakan lampu di Siang hari ?

C. DOKUMENTASI

Gambar 1. Wawancara dengan Komandan Tilang (baur Tilang) Satlantas Polresta Pekanbaru

Gambar 2. Wawancara dengan Kasubnit 2 Turjawali Satlantas Polresta Pekanbaru

Gambar 3. Wawancara dengan Kasubnit 1 dan Kasubnit 2 Turjawali Satlantas Polresta Pekanbaru

Gambar 4. Wawancara dengan Polantas Polresta Pekanbaru

Gambar 5. Wawancara dengan Polantas Polresta Pekanbaru

Gambar 6. Wawancara dengan Polantas Polresta Pekanbaru

Dokumen terkait