• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Teori Penegakan Hukum

1. Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan dengan kata lain penegakan hukum pada hakikatnya merupakan proses perwujudan ide-ide. Penegakan hukum juga merupakan proses dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.35

Perkataan penegakan hukum sering diartikan sebagai menegakkan, melaksanakan ketentuan didalam masyarakat, sehingga dalam konteks yang lebih luas penegakan hukum merupakan suatu proses berlangsungnya perwujudan konsep-konsep yang abstrak menjadi kenyataan. Proses penegakan hukum dalam kenyataannya memuncak pada pelaksanaan hukum itu sendiri oleh para pejabat penegak hukum.36

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa, inti dari penegakan hukum sebenarnya terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejewantah serta sikap

34 Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia, (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), Cet. Ke-1, h.32.

35Hasaziduhu Moho, Penegakan Hukum di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan, dan Kemanfaatan, dalam Jurnal Warta, Volume 59, (2019), h.5.

36 Lysa Angrayni, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), Cet. Ke-1, h.229.

tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memeliraha, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.37

Penegakan hukum juga merupakan bagian dari perilaku yang dilakukan oleh para aparat penegekan hukum. Aparat penegak hukum yang berwenang melakukan penegakan hukum ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Penegakan hukum akan dilakukan pada waktu baik sebelum kejadian maupun setelah kejadian atau pelanggaran hukum yang dilakukan oleh masyarakat. Penegakan hukum yang konsisten dan terpadu sangat penting bagi terwujudnya pilar-pilar keadilan dan kepastian hukum.38

Kemudian pengertian lainnya yaitu penegakan hukum adalah proses yang dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat satu dengan lainnya.39

2. Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Penegakan hukum merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal.

Oleh karena itu, keberhasilan penegakan hukum akan dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Secara umum Soerjono Soekanto mengemukakan ada lima faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, yaitu:

1. Faktor hukumnya sendiri (Undang-undang), Praktek menyelenggaraan penegakan hukum di lapangan seringkali terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan. Hal ini dikarenakan konsepsi keadilan

37Ibid, h.5.

38Bambang Waluyo, Penegakan Hukum Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2022), Cet.

Ke-1, h.60.

39Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007), hal.21.

merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak sedangkan kepastian hukum merupakan prosedur yang telah ditentukan secara normatif;

2. Faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan undang-undang. Salah satu kunci dari keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian dari penegak hukumnya sendiri. Dalam rangka penegakan hukum oleh setiap lembaga penegak hukum, keadilan dan kebenaran harus dinyatakan, terasa, terlihat dan diaktualisasikan;

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

Sarana dan fasilitas yang mendukung mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, penegakan hukum tidak dapat berjalan dengan lancar dan penegak hukum tidak mungkin menjalankan peran semestinya;

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Masyarakat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pelaksanaan penegakan hukum, sebab penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai dalam masyarakat.

Semakin tinggi kesadaran hukum maka akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik; dan

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Kebudayaan Indonesia merupakan dasar dari berlakunya hukum adat.

Berlakunya hukum tertulis (perundang-undangan) harus mencermikan nilainilai yang menjadi dasar hukum adat. Dalam penegakan hukum, semakin banyak penyesuaian antara peraturan perundang-undangan dengan kebudayaan masyarakat, maka akan semakin mudah menegakkannya.40

Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat pula kita katakan bahwa kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, karena merupakan esensi dari penegakan hukum serta juga merupakan tolak ukur dari pada efektivitas penegakan hukum.41 Penegakan hukum itu sendiri dapat kita mulai dari diri kita sendiri karena penegakan hukum ini merupakan usaha untuk mendidik masyarakat dalam mematuhi dan mentaati baik peraturan yang berlaku maupun Undang-undang guna berjalannya keadilan dan kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat.

40Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara edisi revisi, Op.Cit, h.293.

41Ibid.

3. Kesadaran Hukum

Kesadaran hukum akan terwujud apabila ada indikator pengetahuan hukum, sikap huukum, dan perilaku hukum yang patuh terhadap hukum. Secara teori ketiga indikator inilah yang dapat dijadikan tolak ukur dari kesadaran hukum, karena jika pengetahuan hukum, sikap hukum, dan perilaku hukumnya rendah maka kesadaran hukumnya rendah atau sebaliknya.42

Menurut Seorjono Soekanto, kesadaran hukum yang tinggi mengakibatkan warga masyarakat mematuhi ketentuan hukum yang berlaku.

Sebaliknya, apabila kesadaran hukum sangan rendah, maka derajat kepatuhan terhadap hukum juga tidak tinggi.43

Hal tersebut berkaitan dengan berfungsinya hukum dalam masyarakat atau efektivas dari ketentuan hukum di dalam pelaksanaannya. Seseorang yang mempunyai kesadaran hukum, akan memiliki penilaian terhadap hukum yang dinilainya dari segi tujuan dan tugasnya. Penilaian semacam ini ada pada setiap warga masyarakat, oleh karena itu manusia pada umumnya mempunyai hasrat untuk senantiasa hidup dengan teratur.44

Kesadaran hukum masyarakat merupakan nilai yang hidup dalam masyarakat yang terwujud dalam bentuk memahami dan mengikuti atau mentaati norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kesadaran hukum juga merupakan hasil dari proses penyuluhan hukum yang ditandai dengan kesadaran hukum yang secara efektif dapat meningkatkan kesadaran hukum

42Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum edisi revisi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), Cet. ke-1, h.303.

43Ibid, h.304.

44Ibid.

masyarakat. Pilihan orang dalam berperilaku atau pun bersikap tidak sesuai dengan yang dikehendaki hukum sangat berpengaruh oleh moral dan karakter masyarakat, hal ini dikarenakan hukum tidak akan lepas dari lingkungan sosialnya.45

Menurut Soerjono Soekanto bahwa, ada empat unsur kesadaran hukum, yaitu:

a. Pengetahuan tentang hukum, yaitu pengetahuan seseorang berkenaan dengan perilaku tertentu yang diatur oleh hukum tertulis, yakni tentang apa yang dilarang dan apa yang diperbolehkan.

b. Pemahaman tentang isi hukum, yaitu sejumlah informasi yang dimiliki seseorang mengenai isi dari atuan (tertulis), yakni mengenai isi, tujuuan, dan manfaat dari suatu peraturan.

c. Sikap terhadap hukum, yaitu suatu kecenderungan untuk menerima atau menolak hukum karena adanya penghargaan atau keinsyafan bahwa hukum tersebut bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ini sudah ada elemen apresiasi terhadap aturan hukum.

d. Pola prilaku hukum, yaitu tentang berlaku atau tidaknya suatu aturan hukum dalam masyarakat, jika berlaku suatu aturan hukum, sejauh mana berlakunya itu dan sejauh mana masyarakat mematuhinya.46 Oleh karena itu untuk membangun kesadaran hukum masyarakat, tentu keempat unsur tersebut dapat menjadi parameter dalam penegakan hukum.

Artinya, bahwa masyarakat yang sudah mengetahui pengetahuan hukum yang baik pasti akan berfikir jika akan melakukan suatu pelanggaran hukum.

45 Yul Ernis, Implikasi penyulihan hukum langsung terhadap peningkatan kesadaran hukum masyarakat, dalam Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Volume 18, No.4, (2018), h.478.

46Soerjono Soekanto, Kesadaran dan kepatuhan hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 1982), h.159.

D. Tinjauan Tentang Aspek Hukum Kewajiban Pengendara Sepeda Motor

Dokumen terkait