• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan Muslim (2006), melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)”. Hasil penelitian tersebut adalah diperoleh 17 sasaran strategi, dan terdapat 27 KPI. Hasil pembobotan kepentingan diperoleh hasil bahwa dalam menjalankan usahanya, perusahaan lebih memfokuskan kepada perspektif pelanggan, baru kemudian

Customer

S f

Shareholder Value

New Revenue Sources Customer Profitability Cost per Unit Asset Utilization

Improve Shareholder Value

Revenue Growth Productivity Strategy

Build the Franchise Increase Customer Value Improve Cost Structure Improve Asset Utilization

Customer Value Proposition

Product L d hi Customer

Operational E ll Increase Customer Value

Price Quality Time Functio nanlity Relationship Service Relation ships Image Brand

Customer Acquisition Customer Retention

“Build the Franchise” (Innovation Processes) “Increase Customer Value” (Customer Management Processes) “Achieve Operational Excellence” (Operational Processes) “Be a Good Corporate Citizen” (Regulatory & Environmental)

A Motivated and Prepared Workforce

Strategic Technologies Climate for Action Strategic Competencies

UNIVERSITAS

perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal dan terakhir adalah perspektif pembelajaran & pertumbuhan. Hasil perancangan dan pengukuran ini diperoleh berbagai rumusan inisiatif strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan di tahun depan.

Pada tahun 2007, penelitian yang dilakukan oleh Dyah dengan judul “Perancangan Pengukuran Kinerja PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Parasahabat Dengan Pendekatan Balanced Scorecard (studi kasus pada perusahaan perbankan)”. Hal-hal yang disarankan dari penelitian ini terhadap PT. BPR Parasahabat yaitu yang pertama, dalam mencapai visi perusahaan, PT. BPR Parasahabat sebaiknya segera menerapkan rancangan pengukuran kinerja berdasar metode Balanced Scorecard yang telah disusun agar kemampuan dan peningkatan kinerja dari berbagai perspektif dapat diketahui dan diukur; kedua, untuk membangun Balanced Scorecard yang berhasil diperlukan dukungan yang kuat dari pihak manajemen dan konsensus dari seluruh karyawan. Untuk itu pihak manajemen PT. BPR Parasahabat perlu mensosialisasikan kegunaan dan penggunaan Balanced Scorecard kepada semua karyawan agar para karyawan menyadari bahwa penerapan Balanced Scorecard baik bagi kinerja perusahaan dan kinerja masing - masing karyawan.

Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Arief pada tahun 2007 dengan judul “Perancangan Pengukuran Kinerja PT. Mitrarahayu Karyanugraha dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Perusahaan developer properti)”, dimana penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi PT. Mitrarahayu Karyanugraha dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki perusahaan, menganalisa sasaran

UNIVERSITAS

strategi dan faktor-faktor yang menjadi key performance indicators dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard pada PT. Mitrarahayu Karyanugraha, menetapkan target dan inisiatif strategi untuk mencapai sasaran strategi PT. Mitrarahayu Karyanugraha dengan menggunakan pendekatan empat perspektif yang terdapat pada Balanced

Scorecard, dan menyusun strategy map PT. Mitrarahayu Karyanugraha dengan

mengidentifikasi sasaran strategi pada setiap perspektif Balanced Scorecard. Penelitian lainnya pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Soedibjo, dengan judul “Perancangan Balanced Scorecard untuk PT. X (Studi Kasus pada Perusahaan logistik)” menunjukan bahwa sistem pengukuran kinerja perusahaan hanya menggunakan pendekatan keuangan dirasa kurang tepat karena menggunakan data historis dan lebih mencerminkan kondisi di masa lalu serta tidak mengukur hal-hal yang intangible di dalam perusahaan. Penetapan strategi yang dilakukan oleh perusahaan selama ini hanya berdasarkan kebijakan dan keputusan manajemen sehingga tidak dapat align dengan para karyawan. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan dan dicerminkan dengan Strategy Maps dan Balanced Scorecard maka ditemukan strategi yang diharapkan align dengan seluruh komponen perusahaan. Pada akhirnya strategi yang lahir dari dalam perusahaan ini diharapkan akan lebih dijiwai bagi seluruh komponen perusahaan sehingga akan meningkatkan performa perusahaan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sasaran-sasaran strategi yang hendak dicapai perusahaan beserta ukurannya pada tiap 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

UNIVERSITAS

Kusuma (2011), melakukan penelitian tentang perancangan Balanced

Scorecard di stasiun pertelevisian. Penelitian tersebut mengambil judul

“Perancangan Balanced Scorecard Berbasis Analisis SOAR (Strength,

Opportunity, Aspiration, Result) Pada Media Pertelevisian”. Hasil penelitian

adalah didapatkan 14 sasaran strategi dan 26 KPI pengukuran kinerja perusahaan dengan rincian 3 KPI financial, 7 KPI customer, 11 KPI internal business process, dan 5 KPI learning and growth.

Penelitian yang dilakukan oleh Suhendi pada tahun 2012 dengan judul “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja MB-IPB dengan Metode Balanced

Scorecard (Studi Kasus pada Perguruan Tinggi)”, pada penelitian ini diperoleh

sasaran strategi untuk masing-masing perspektif yang terdiri dari 15 sasaran strategi dengan rincian 4 sasaran strategi pada perspekti pelanggan, 4 sasaran strategi pada perspektif proses internal, 3 sasaran strategi pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dan 4 sasaran strategi pada perspekti keuangan. Yang selanjutnya ditetapkan KPI, target dan inisiatif pada masing-masing perspektif. Berdasarkan hasil pengolahan dengan ANP diperoleh perspektif pelanggan memiliki kepentingan paling tinggi dengan bobot nilai 0, 385. Sedangkan perspektif keuangan terbobot paling rendah diantara keempat perspektif Balanced Scorecard.

Implikasi dari penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan metode

Balanced Scorecard mampu dijadikan alat ukur kinerja perusahaan sehingga

memberikan penilaian perusahaan secara lebih lengkap, komperhensif dan terintegrasi dari keseluruhan aspek perusahaan, baik pada perusahaan yang berkaitan dengan industri, juga pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

UNIVERSITAS

Penelitian ini dilaksanakan di ABP yang merupakan perusahaan jasa konsultan perlindungan HKI yaitu berupa perancangan balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di ABP. Hasil penelitian ini berupa penerapan konsep Balanced

Scorecard digunakan sebagai acuan untuk merancang kinerja perusahaan dan

bisa memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengembangan perusahaan kedepannya, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan.

Dokumen terkait