• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan sehubungan dengan variabel – variabel penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Indi Djastuti (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan Tingkat Managerial Perusahaan Jasa Konstruksi di Jawa Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung yang positif dan signifikan karakteristik terhadap komitmen organisasi.

2. Rahadyan Probo Tranggono dan Andi Kartika (2008) dengan judul penelitian “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening, Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan komitmen profesional auditor berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor.

3. Subyantoro (2009) dengan judul penelitian “Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang di mediasi oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik organisasi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kepuasan kerja pengurus. Karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik organisasi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap motivasi kerja pengurus. Motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kepuasan kerja pengurus. Karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik organisasi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kepuasan kerja pengurus dan di mediasi oleh melalui motivasi kerja pengurus.

4. Dista, dkk (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Komitmen Organisasi, Komitmen Profesional dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening, Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Komitmen organisasi, komitmen profesional, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, dengan arah koefisien regresi positif kemudian diketahui bahwa Komitmen Organisasi, Komitmen Profesional dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja tidak melalui motivasi.

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah bagaimana penulis menterjemahkan kerangka berpikir dalam melakukan penelitian. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini bersumber dari latar belakang permasalahan dan Kajian Teoretis yang bertujuan untuk membahas dan menjelaskan mengenai implementasi pemberian tunjangan kinerja dan karakteristik pekerjaan serta implikasinya terhadap kepuasan kerja.

Secara sederhana kerangka pemikiran konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1:

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

3.2. Hipotesis

Dari Gambar 3.1 di atas dapat dituliskan hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Karakteristik Kinerja (X1)

Disiplin Pekerjaan (X2)

Kinerja Pegawai (Y)

Kemampuan Kerja (X3)

Tunjangan Kinerja (Z)

1. Karakteristik Pekerjaan, Disiplin Kerja dan Kemampuan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di BPTP Propinsi Sumatera Utara

2. Tunjangan Kinerja mampu memoderasi Karakteristik Pekerjaan, Disiplin Kerja dan Kemampuan Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Pegawai di BPTP Propinsi Sumatera Utara

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nawawi (2003) metode deskriptif adalah metode – metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah – masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan faktor – faktor tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

Penelitian kuantitatif adalah pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survie.

Menurut Nazir (2009) survei adalah suatu kegiatan penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deksripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor – faktor, sifata – sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Jenderal A.H. Nasution No. 1B Medan 20143 Telp. 061-7870710, fax 061-7861020

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara efektif selama 6 bulan yang dimulai sejak bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017.

4.3. Populasi Dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan satuan analisis yang didalamnya terkandung informasi yang ingin diketahui. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bertugas di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Medan, yang berjumlah 114 orang.

4.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik probabilitas dengan cara random sampling (Metode Sampel Acak Sederhana), yaitu dengan metode pemilihan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Sugiyono, 2012):

1 ) N(d

n N2

 

Dimana:

N : Banyak Populasi n : Banyak Sampel

d : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yaitu 0,1 atau 10%

Berdasarkan pada rumus yang ada maka dapat dihitung yang menjadi besarnya sampel adalah sebagai berikut:

1

n = 53,27 atau sama dengan 53 orang sampel.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.

Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner merupakan pertanyaan non terstruktur (terbuka) dan pertanyaan terstruktur (tertutup).

Metode pengumpulan data pada enelitian dilakukan dengan cara:

1. Penyebaran Kuesioner

Yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan pada responden yang dijadikan sampel. Dimana responden memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Jawaban pada kuesioner menggunakan metode skala Likert yang dapat dilihat seperti di bawah ini:

Jawaban A (Sangat Setuju) Bobot = 5

Jawaban C (Kurang Setuju) Bobot = 3 Jawaban D (Tidak Setuju) Bobot = 2 Jawaban E (Sangat Tidak Setuju) Bobot = 1 2. Observasi

Melakukan pengambilan data berdasarkan pengamatan langsung dilapangan dengan melihat kondisi yang terjadi dan melakukan wawancara kepada pihak - pihak yang berhubungan dengan staf dan pegawai.

3. Studi Dokumentasi

Data sekunder diperoleh melalui studi dokumen, yaitu mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari dokumen yang dimiliki oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Medan yang telah dipublikasikan.

4.5. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini, terdapat 2 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat yang dapat dijelaskan sebagai berikut seperti pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran 1 Karakteristik

Pekerjaan (X1)

Karakteristik pekerjaan merupakan aspek internal dari suatu pekerjaan yang

Lanjutan Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran 2 Disiplin Kerja

(X2)

Suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya

Kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam

melakukan atau

mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang merupakan salah satu bentuk rangsangan atau dorongan yang sengaja diberikan kepada pegawai BPTP Sumatera Utara agar

Merupakan prestasi kerja yang dicapai dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1. Uji Validitas

Kriyantono (2007) menyatakan bahwa dalam suatu penelitian, agar data yang terkumpul valid, maka instrumen pengumpulan data harus baik, karena instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas. Validitas konstruk merupakan salah satu ukuran validitas sebuah kuesioner.

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu atribut dikatakan valid jika nilai (r hitung) lebih besar dari r-Tabel (Sugiyono, 2009). Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil validitas dari setiap pertanyaan dalam kuesioner dapat dilihat pada besarnya angka yang terdapat pada kolom Corrected Item Total Correlation. Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

rix : koefisien korelasi item total i : skor item

x : skor total

n : banyaknya subjek

Pengujian menggunakan dua sisi dengan taraf signifikansi 0.05.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika rhitung ≥ rTabel (uji 2 sisi dengan sig. 0.05) maka instrumen item – item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

2. Jika rhitung rTabel (uji 2 sisi dengan sig. 0.05) maka instrumen item – item pertanyaan berkorelasi tidak signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

4.6.2. Uji Reliabilitas

Keandalan (reliablitas) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut bebas dari kesalahan dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2006). Metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini adalah dengan menggunakan metode cronbach’s alpha > 0,6. Untuk menghitung Cronbach Alpha dapat digunakan rumus berikut ini:



rn : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan

∑σb2 : jumlah varian butir Σ21 : varian total

4.7. Model Analisis Data 4.7.1. Analisis Deskriptif

Menurut Nazir (2009) analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

4.7.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui koinieritas variabel terikat dengan varibel bebasnya, selain itu juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya data yang outlier atau data yang ekstrim. Analisis regresi linear berganda terdiri dari satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Perhitungan regresi linier untuk melihat korelasi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan program SPSS versi 16. Persamaan di tulis:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana:

Y = Kinerja a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi Karakteristik Pekerjaan b2 = Koefisien regresi Disiplin

b3 = Koefisien regresi Kemampuan Kerja X1 = Variabel Karakteristik Pekerjaan X2 = Variabel Disiplin

X3 = Variabel Kemampuan Kerja e = Standar Error

4.7.3. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel bebas mampu menerangkan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

D = R2 x 100%

Keterangan :

D = Determinasi

R = Nilai Korelasi Berganda 2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesisnya adalah:

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variable bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat Y.

Pada penelitian ini nilai Probabiliy akan dibandingkan dengan nilai alpha penelitian (0,05). Kriteria penilaian Hipotesis pada Uji F ini adalah:

Ho diterima, jika nilai Probabiliti > nilai Alpha Ho ditolak, jika nilai Probabiliti < nilai Alpha

3. Uji Parsial (uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) mempunyai pengaruh

yang posiitif atau tidak. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat

Ha : Terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pada penelitian ini nilai Probabiliy akan dibandingkan dengan nilai alpha penelitian (0,05). Kriteria penilaian Hipotesis pada Uji t ini adalah:

Ho diterima, jika nilai Probabiliti > nilai Alpha Ho ditolak, jika nilai Probabiliti < nilai Alpha 4. Uji Residual

Model analisis kedua yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Model Multiple Regression Analysis (MRA) dengan menggunakan metode Uji Residual. Analisis Uji Residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model penelitian. Fokusnya adalah ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen dan moderat. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual di dalam regresi. Apabila nilai koefisien b3 hasilnya negative dan signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang diukur merupakan variabel moderating, yang memoderasi pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan pada uji ini adalah sebagai berikut:

e = a + b4Z Dimana:

e : Absolut Residual dari Persamaan Pertama a : Konstanta

b4 : Koefisien Variabel Z Z : Variabel Moderating

4.7.4. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi yang normal atau normal probability plot. Pada histogram, data dikatan memiliki distribusi yang normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah diagonal. Ghozali (2006) menyebutkan jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Multikoliniaritas merupakan hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas. Pengujian multikoliniaritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali,

2006). Multikoliniaritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen atau dengan menggunakan perhitungan nilai Tolerance kurang dari 0,100 atau nilai VIF lebih dari 10, maka hal ini menunjukkan adanya multikoliniaritas (Ghozali, 2006).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians adalah konstan untuk semua variabel bebas. Jika varians tidak sama, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model terjadi gejala heterokedastisitas. Uji ini dilakukan dengan melihat grafik diagram scatter, dengan kriteria pengujian bahwa jika grafik scatter membentuk suatu pola tertentu maka dapat dikatakan bahwa dalam model terjadi gejala heterokedastisitas.

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara merupakan salah satu institusi yang ada di propinsi Sumatera Utara, di bawah Badan Litbang Pertanian Propinsi Sumatera Utara. Institusi ini mulai beroperasi sejak tahun 1995 setelah keluar Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 798/Kpts/OT.210/12/94, tentang Pembentukan BPTP. BPTP secara historis terbentuk karena banyaknya tuntutan daerah agar masing-masing Propinsi mempunyai Balai Penelitian, dengan tujuan terjadinya percepatan proses pembangunan pertanian di daerah.

Proses pembentukan institusi baru ini cukup lama karena melibatkan beberapa departemen lain seperti Departemen Keuangan dan Kementerian Negara Penerbitan Aparatur Negara serta beberapa Esselon I dalam Departemen Pertanian sendiri. BPTP Sumatera Utara dibentuk dengan menggabungkan beberapa Unit Pelaksana Teknis pusat yakni: BIP (Balai Informasi Pertanian), Sub Balai Penelitian Ternak Sungai Putih, Sub Balai Penelitian Tanaman Holtikultura Dataran Tinggi, Tongkoh Berastagi, Sub Balai Penelitian Tanaman Pangan Pasar Miring dan Kebun Percobaan Tanaman Pangan Gurbur, Balige dan diberi nama BPTP Gedong Johor.

Awal dibentuk, BPTP Sumatera Utara berkantor di bekas Kantor BIP Medan, Tenaga Peneliti direkrut dari beberapa Balai Penelitian seperti Balittan Sukarami, Balitbu Solok, Balai Penelitian Tanaman Perkebunan

Bogor, dan menerima pindahan dari Balittan Sukamandi. Dismaping itu, sebagian tenaga fungsional yang ada di UPT yang bergabung juga ditarik untuk aktif di Kantor Pusat di Medan.

5.2. Visi dan Misi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Visi dan misi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara dapat dijelaskan sebagai berikut:

5.2.1. Visi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Visi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara adalah

“Menjadi lembaga pengkajian pertanian terdepan di Sumatera Utara untuk mewujudkan pertanian industrial berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal dan berdaya saing”.

5.2.2. Misi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Adapun yang menjadi misi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Merancang, menghasilkan, dan mengembangkan inovasi pertanian spesifik lokasi, serta rekomendasi opsi-opsi kebijakan pembangunan pertanian di Propinsi Sumatera Utara sesuai dinamika kebutuhan masyarakat pertanian.

2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan percepatan diseminasi inovasi pertanian kepada para pengguna serta meningkatkan penjaringan umpan balik inovasi pertanian.

3. Mengembangkan jaringan kerjasama lokal, nasional dan internasional dalam rangka penguasaan IPTEK, pengembangan pusat data agribisnis

pertanian di daerah dan peningkatan peran BPTP Sumatera Utara dalam pengembangan usaha dan sistem agribisnis, ketahanan pangan serta kesejahteraan petani.

4. Mengembangkan kapasitas dan akuntabilitas BPTP Sumatera Utara untuk menghasilkan inovasi pertanian bermutu, memberikan pelayanan-pelayanan prima kepada pengguna.

5.3. Tugas dan Fungsi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara

Tugas dan fungsi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Tugas

Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian komoditas, pengkajian perakitan dan pengembangan teknologi tepat guna spesifik lokasi untuk wilayah propinsi Sumatera Utara.

2. Fungsi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara dalam melaksanakan tugas-tugas fungsionalnya, menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan investarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi

b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi

c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan

d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

e. Pemberi pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian guna spesifik lokasi

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

5.4. Struktur Organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

3078/Kpts.330/8/2009 tanggal 20 Agustus 2009, maka struktur organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1.: Struktur Organisasi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara

5.5. Tugas dan Wewenang Jabatan

Tugas dan wewenang jabatan yang terdapat pada struktur organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Kepala Balai

a. Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan BPTP wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing – masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan BPTP bertanggungjawab memimpin, mengkoordinasikan bawahan masing – masing dan memberikan bimbingan, serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan.

c. Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan BPTP wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk, dan bertanggungjawab kepada atasan masing – masing.

d. Setiap laporan yang diterima oleh kepala satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

e. Dalam menyampaikan laporan keada atasan, tembusan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

f. Kepala wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian secara berkala dan atau sewaktu-waktu.

g. Dalam menjalankan tugas, setiap kepala satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan, wajib mengadakan rapat berkala.

2. Subbagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, dan rumah tangga

3. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Pengkajian

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, pemantauan, evaluasi, dan laporan serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil, serta pelayanan sarana teknis pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Terdiri atas jabatan fungsional peneliti, penyuluh peratnian dan sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai

kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Kelompok Jabatan Fungsional Peneliti mempunyai tugas:

1) Melakukan invetarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi

2) Melakukan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi

3) Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh mempunyai tugas:

1) Melakukan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan.

2) Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Kelompok Jabatan Fungsional lainnya, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan disajikan dan dijabarkan secara rinci terkait dengan analisis data yang terkait dengan responden dan teknik analisis data penelitian ini.

6.1.1. Deskriptif Responden

Penjelasan pada point ini terkait dengan jenis kelamin dan usia responden sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin yang telah ditabulasi berdasarkan data yang ada adalah sebagai berikut:

Tabel 6.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden Persentase (%)

1 Laki – Laki 33 62,26

2 Perempuan 20 37,74

Jumlah 53 100.00

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan pada Tabel 6.1 diketahui bahwa jumlah laki – laki yang menjadi responden pada penelitian ini adalah 33 orang atau sama dengan sebesar 62,26%, responden perempuan pada penelitian ini adalah sebesar 20 orang atau sama dengan 37,74%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang paling dominan bekerja di perusahaan dilihat dari sisi jenis kelamin adalah laki – laki jika dibandingkan dengan perempuan.

2. Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja yang telah diklasifikasikan adalah sebagai berikut:

Tabel 6.2

Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Tingkat Usia Responden Persentase (%)

1 < 5 3 5,66

2 6 – 10 25 47,17

3 11 – 20 22 41,51

4 >21 3 5,66

Jumlah 53 100.00

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Tabel 6.2 menjelaskan bahwa pada lama bekerja responden dengan tingkat usia < 5 tahun adalah sebanyak 3 orang atau sama dengan 5,66%. responden dengan tingkat usia 6 – 10 tahun adalah sebanyak 25 orang atau sama dengan 47,17%. Responden dengan tingkat usia 11 – 20 tahun adalah sebanyak 22 orang atau sama dengan 41,51%.

Responden dengan tingkat usia >23 tahun adalah sebanyak 3 orang atau sama dengan 5,66%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja

Responden dengan tingkat usia >23 tahun adalah sebanyak 3 orang atau sama dengan 5,66%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja

Dokumen terkait