• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palit, dkk (2017) berjudul Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi strategi yang tepat dalam pengembangan kawasan agrowisata Rurukan. Metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi dan dianalisis menggunakan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa rumusan strategi yang dapat diterapkan yaitu memanfaatkan objek wisata untuk menarik investor sehingga semakin berkembang dan dinikmati oleh masyarakat, memanfaatkan tanah kawasan Rurukan yang subur untuk ditanami buah sehingga lebih menarik wisatawan.

Kurniasanti (2019) melakukan penelitian berjudul Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo – Banyuwangi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor lingkungan internal dan eksternal agrowisata

kampung petani buah jeruk siam, merumuskan strategi alternatif yang menjadi prioritas bagi agrowisata. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari 5 orang yaitu pengelola, petani, wisatawan, pemerintah desa, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Analisis data menggunakan analisis matriks IFAS, EFAS, dan SWOT. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat enam kekuatan dan empat kelemahan internal untuk pengembangan agrowisata sedangkan faktor eksternal menghasilkan lima peluang dan tiga ancaman; strategi pengembangan agrowisata memiliki sembilan alternatif strategi sedangkan prioritas strategi pengembangan agrowisata kampung petani buah jeruk siam yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan keterampilan SDM dan diversifikasi produk turunan buah jeruk siam menjadi pulpy orange siam maupun selai siam.

Penelitian Ernaldi (2010) berjudul Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas dan menganalisis strategi pengembangan yang dapat diterapkan dan menjadi prioritas dalam pengembangannya. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari responden internal sebanyak 8 orang dan responden eksternal (wisatawan) sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan faktor internal kekuatan utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah panorama alam perkebunan teh yang indah dan faktor lokasi wisata yang luas sedangkan kelemahan utamanya adalah promosi yang belum intensif dan

gencar. Faktor eksternal peluang utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah memiliki infrastruktur dan akses jalan yang bagus, sedangkan ancaman utamanya adalah intensitas persaingan bisnis agrowisata yang relatif tinggi;

strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang diperoleh dan dapat diterapkan terdiri atas menambah fasilitas penginapan, menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi, membuat paket liburan, lebih aktif dan gencar melakukan promosi melalui media elektronik dan media cetak, serta mengembangkan keunikan atau ciri khas khusus yang berbedar dari agrowisata lain.

Sukerti, dkk (2015) melakukan penelitian mengenai agrowisata dengan judul Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kabupaten Karangasem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan sumber daya pariwisata di Agrowisata Salak Sibetan dan menentukan strategi alternatif yang dapat diterapkan pada Agrowisata Salak Sibetan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari Kepala Desa dan 3 pengelola agrowisata. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan bahwa Agrowisata Salak Sibetan dikelola oleh masyarakat banjar adat dan masih memegang teguh nilai – nilai serta tradisi di Banjar;

Strategi alternatif yang dapat diterapkan untuk mengembangkan Agrowisata Salak Sibetan ialah dengan mengoptimalkan pengembangan keanekaragaman jenis salak, melakukan studi banding ke destinasi wisata sejenis, membentuk organisasi pengelola agrowisata yang profesional, meningkatkan kesadaran akan wisata berkelanjutan pada masyarakat Banjar.

Penelitian yang dilakukan oleh Tompodung, dkk (2017) berjudul Pengembangan Kawasan Agrowisata Di Kecamatan Tomohon Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik kawasan agrowisata dan menetapkan strategi pengembangan kawasan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah purposive dan analisis data yang digunakan berupa analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan agrowisata di Kecamatan Tomohon Timur ialah dengan membuat masterplan kawasan agrowisata, memanfaatkan investasi untuk memperbanyak fasilitas dan sarana serta prasarana, dan peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.

Penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Agrowisata Kebun Teh Kaligua Di Kabupaten Brebes: Perspektif Pedagang yang dilakukan oleh Viviyanti (2016). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian pedagang terhadap potensi dan pendukung pengembangan Agrowisata Kebun Teh Kaligua serta memberikan arahan untuk pengelolaan dan pengembangan yang tepat. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang berjumlah 48 responden. Analisis data menggunakan pendekatan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan bahwa strategi yang dapat diterapkan ialah dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang secara optimal. Harapan pedagang terhadap pengembangan agrowisata dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal dan sarana prasarana dan fasilitas pendukung agrowisata.

Penelitian Paputungan, dkk (2017) berjudul Strategi Pengelolaan Kebun Kopi di Desa Purworejo Timur, Kabupaten Bolaan Mongondow Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh profil sosial – budaya, ekonomi

masyarakat serta sumber daya alam untuk pengembangan agrowisata;

menganalisis persepsi masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan agrowisata; menyusun strategi untuk menciptakan Desa Purworejo Timur sebagai kawasan agrowisata berkelanjutan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang berjumlah 72 responden. Analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan masyarakat di kawasan Desa Purworejo Timur memiliki hubungan kemasyarakatan yang baik. Kegiatan ekonomi masyarakat didominasi oleh kegiatan pertanian; responden memiliki nilai persepsi positif terhadap pengembangan agrowisata Kebun Kopi di Desa Purworejo Timur; strategi kebijakan melalui analisis SWOT yaitu untuk mendesain pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur.

Bachtiar, dkk (2016) melakukan penelitian dengan judul Persepsi Masyarakat dan Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan; mengidentifikasi faktor – faktor internal dan eksternalnya;

merumuskan strategi alternatif yang perlu dilakukan untuk pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan; menentukan strategi yang tepat dan menjadi prioritas dalam pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah purposive yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu internal, eksternal dan pihak swasta. Analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan persepsi masyarakat Desa Sibetan terhadap pengembangan agrowisata tergolong dalam kategori sangat baik;

identifikasi faktor internal dan faktor eksternal pengembangan agrowisata terdiri

dari aksesibilitas agrowisata, panorama yang indah, atraksi agrowisata salak, keunikan agrowisata salak, kesadaran masyarakat tentang potensi desa, persepsi masyarakat terhadap pengembangan agrowisata; strategi alternatif yang didapatkan diantaranya ialah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan agrowisata, mengoptimalkan promosi menggunakan teknologi, berinteraksi dengan baik dengan pemerintah atau pihak swasta, serta meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pelatihan; strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan adalah mengoptimalkan potensi alam yang dimiliki untuk mengembangkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga mutu produk.

Penelitian dengan judul Pengembangan Agrowisata di Desa Wisata Tulungrejo Kota Batu, Jawa Timur yang dilakukan oleh Aridiansari, dkk (2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi pertanian;

menentukan jenis atraksi utama dan atraksi penunjang, mengidentifikasi harapan wisatawan; serta menentukan upaya pengembangan berdasarkan prioritas potensi agrowisata di Desa Tulungrejo. Metode yang digunakan ialah melalui observasi, wawancara dan kuesioner serta dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan potensi pertanian untuk agrowisata di Desa Wisata Tulungrejo didukung oleh budidaya tanaman apel, jamur, sayur kentang dan sayur wortel, serta bunga krisan; atraksi yang berpotensi sebagai atraksi utama adalah atraksi jamur, sedangkan atraksi penunjang adalah atraksi apel, sayur, bunga;

upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan adalah pengaturan jadwal kunjungan, pembuatan paket wisata, penambahan atraksi dan fasilitas, serta perbaikan akses.

Bahur, dkk (2020) melakukan penelitian berjudul Strategi Pengembangan Agrowisata Bali Kopi Mekar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal pada Agrowisata Bali Kopi Mekar;

menentukan strategi yang tepat untuk mengembangkan Agrowisata Bali Kopi Mekar. Metode pengambilan sampel ialah dengan menggunakan metode sensus sebanyak 30 responden serta dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan faktor kekuatan di Agrowisata Bali Kopi Mekar adalah kualitas yang dihasilkan baik, kelemahannya adalah kunjungan wisatawan tidak datang setiap hari dan promosi yang dilakukan masih terbatas, peluangnya adalah sektor agrowisata yang semakin diminati oleh masyarakat dan memiliki daya tarik khusus, sedangkan ancamannya ialah terdapat beberapa destinasi wisata lain di sekitar kawasan Agrowisata Bali Kopi Mekar dan kurangnya partisipasi keikutsertaan masyarakat sekitar dalam pengelolaan; strategi yang tepat untuk diterapkan ialah meningkatkan kemampuan karyawan dalam bahasa asing, menjaga kesuburan tanah, menjaga kualitas kopi, dan meminimalkan masalah internal perusahan.

Dokumen terkait