• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA SAWAH (Kasus: Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA SAWAH (Kasus: Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

DHEA ALVIOLITA WARMAN 170304059

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

SKRIPSI OLEH:

DHEA ALVIOLITA WARMAN 170304059

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(3)

Nama : DHEA ALVIOLITA WARMAN

NIM : 170304059

Program Studi : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Tanggal Lulus: 10 Agustus 2021

(4)

DHEA ALVIOLITA WARMAN (170304059), dengan Judul Skripsi

“Strategi Pengembangan Agrowisata Sawah (Kasus: Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang)”. Telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian.

Pada Tanggal: 10 Agustus 2021

Komisi Penguji Skripsi, Ketua :

Anggota :

Dr. Lindawati, S.P., M.Si NIP. 197102102005012003

1. Dr. Ir. Salmiah, M.S NIP. 195702171986032001

2. Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec NIP. 196302041997031001

3. Dr, Ir. Rahmanta, M.Si NIP. 196309281998031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec) NIP. 196302041997031001

(5)

i

DHEA ALVIOLITA WARMAN (170304059) dengan judul skripsi

“Strategi Pengembangan Agrowisata Sawah (Kasus: Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang).” Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dr. Lindawati, S.P., M. Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S. sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui karakteristik wisatawan, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, serta menganalisis strategi pengembangan yang dapat diterapkan pada Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar. Analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif dan analisis SWOT.

Hasil penelitian diperoleh bahwa karakteristik pengunjung Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar didominasi oleh pengunjung dengan kelompok usia 21 – 25 tahun dengan jenis kelamin cenderung seimbang antara laki – laki dan perempuan.

Pendidikan terakhir rata – rata SMA dan S1 dengan jenis pekerjaan dan pendapatan tergolong kepada golongan menengah. Tujuan kunjungan didominasi untuk berlibur/rekreasi dengan evaluasi kunjungan mengatakan puas; faktor kekuatan antara lain panorama, harga tiket masuk, fasilitas, pengawasan, serta modal usaha, faktor kelemahan yaitu lokasi usaha yang jauh dari pusat kota, promosi yang belum optimal, serta akses jalan yang belum terlalu baik, faktor peluang terdiri dari selera wisatawan berkunjung ke lokasi wisata back to nature, kunjungan yang meningkat saat akhir pekan, perkembangan teknologi, kemampuan karyawan, serta kerjasama dengan pihak lain, sedangkan faktor ancaman ialah wisatawan yang cenderung mengunjungi lokasi wisata baru, munculnya agrowisata lain, serta tingginya tingkat persaingan; alternatif strategi yang didapatkan melalui hasil analisis matriks SWOT terdiri atas enam alternatif strategi untuk mengembangkan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar.

Kata Kunci : Agrowisata, Strategi Pengembangan, Analisis SWOT

(6)

ii

title is “The Development Strategy of Rice-Field Agrotourism (Case: Desa Pematang Johar, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)”.

Supervised by Ibu Dr. Lindawati, S.P., M.Si as the head supervisor commision and Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S as the member of supervisor commision.

This study aims to determine the characteristics of tourists, identify internal and external factors, and analyze rice-field agrotourism in Desa Pematang Johar development strategies. The analysis method used in this research is descriptive analysis and SWOT analysis.

The results showed that the characteristics of visitors to the Rice-Field Agrotourism in Desa Pematang Johar dominated by visitors in the age group of 21-25 years of gender tending balanced between men and women. The education stage average is high school and bachelor with occupation and income belonging to the middle class. The purpose of the visit was dominated for vacation/recreation with the evaluation of the visit saying satisfied; Strength factors include panorama, entrance ticket prices, facilities, supervision, and business capital, weakness factors are the location of the business which is far from the city center, promotions that are not optimal, and road access that is not too good, the opportunity factor consists of the tastes of tourists visiting back to nature tourist sites, increased visits on weekends, technological developments, employee capabilities, and cooperation with other parties, while the threat factors consist of tourists who tend to visit new tourist sites, the emergence of other agrotourism, and the high level of competition; The alternative strategy obtained through the results of the SWOT matrix analysis consists of six alternative strategies to develop Rice Field Agrotourism in Desa Pematang Johar.

Keywords: Agrotourism, Development Strategy, SWOT Analysis.

(7)

iii

Penulis merupakan anak kedua dari 3 (tiga) bersaudara, putri dari Bapak Suwarman dan Ibu Armayani.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 2004 masuk RA Nur Hidayah, dan lulus pada tahun 2005.

2. Tahun 2005 masuk Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nurhafizah, dan lulus pada tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Medan, dan lulus pada tahun 2014.

4. Tahun 2014 masuk ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Medan, dan lulus tahun 2017.

5. Tahun 2017 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama perkuliahan penulis aktif dalam komunitas sebagai berikut :

1. Anggota komunitas penelitian Schneider Team USU tahun 2017-2021.

2. Pengurus bidang media Komunitas Ar-Rahman tahun 2019-2021.

3. Pengurus bidang media Komunitas Kita Pertanian tahun 2020-sekarang.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama masa perkuliahan sebagai berikut:

1. Mahasiswa Berprestasi 2 Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara tahun 2020.

2. Asisten Laboratorium Ilmu Usahatani Program Studi Agribisnis tahun 2020.

(8)

iv

5. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Propelan Open Institut Pertanian Bogor tahun 2018.

6. Double Gold Medal Award pada International Engineering Invention and Innovation Exhibition, Universitas Malaysia Perlis tahun 2018.

7. Best Presenter pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Cheers Competition Universitas Riau tahun 2019.

8. Penerima dana hibah Tanoto Student Research Award Universitas Sumatera Utara tahun 2019.

9. Juara harapan 3 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional PsyGeneration Universitas Sumatera Utara tahun 2019.

10. Juara harapan 1 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional ASCO Universitas Sumatera Utara tahun 2019.

11. Juara 3 pada Business Plan Competition Universitas Samudera tahun 2019.

12. Juara 2 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah UTU Awards Universitas Teuku Umar tahun 2020.

13. Penerima dana hibah PKM bidang Karsa Cipta tahun 2020.

(9)

v

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Strategi Pengembangan Agrowisata Sawah (Kasus:

Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang)”.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh beberapa pihak. Sebagai bentuk syukur, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta, yaitu Ayahanda Suwarman dan Ibunda Armayani serta keluarga yang selalu memberikan motivasi, doa, kasih sayang dan dukungan baik berupa materi maupun non – materi selama masa perkuliahan penulis.

2. Ibu Dr. Lindawati, SP, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta saran selama pengerjaan skripsi ini. Saran yang membangun sangat membantu penulis. Untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih sebesar – besarnya.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S selaku anggota komisi pembimbing yang sudah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta saran dan selalu memberikan banyak nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis sekaligus dosen penguji penulis yang telah memberikan banyak

(10)

vi

5. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan nasihat, ilmu, saran, dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan pegawai di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara yang telah turut berperan dalam penyelesaian studi penulis.

7. Kakak dan adik penulis Anastasia Yulia Warman dan Niasih Denitya Warman yang selalu memberikan dukungan selama masa perkuliahan dan dalam pengerjaan skripsi.

8. Sahabat – sahabat penulis No Name 4 (Fifa, Rezi, Puput), Schneider Team USU, 9icon, ENHYPEN, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas persahabatan, pengalaman, motivasi, doa, serta semangat selama masa perkuliahan dan dalam pengerjaan skripsi.

9. Staf Desa Pematang Johar, Pengelola Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar, serta Pengurus BUMDes Pematang Johar yang bersedia menjadi responden dan memberikan informasi yang dibutuhkan.

10. Segenap wisatawan yang bersedia menjadi responden dan membantu dalam pengisian kuesioner.

(11)

vii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penulisan ... 7

1.4 Manfaat Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Pariwisata ... 8

2.1.2 Agrowisata ... 10

2.1.2 Pengembangan Agrowisata... 11

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Analisis SWOT ... 17

2.3 Penelitian Terdahulu ... 18

2.4 Kerangka Pemikiran ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi ... 26

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 26

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4 Metode Analisis Data ... 28

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 36

3.5.1 Definisi ... 36

3.5.2 Batasan Operasional ... 37

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Profil Desa Pematang Johar ... 38

4.1.1 Kondisi Geografis Desa Pematang Johar ... 38

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 38

4.1.3 Keadaan Ekonomi ... 40

4.1.4 Penggunaan Lahan ... 41

(12)

viii

4.1.5 Sarana dan Prasarana ... 42

4.2 Profil Agrowisata Sawah Pematang Johar ... 43

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar ... 47

5.1.1 Kelompok Wisatawan ... 47

5.1.2 Ketersediaan Informasi ... 49

5.1.3 Keputusan Wisatawan untuk Berkunjung... 51

5.1.4 Persepsi Wisatawan ... 52

5.1.5 Evaluasi Kunjungan ... 54

5.2 Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar ... 58

5.2.1 Identifikasi Faktor Internal ... 58

5.2.2 Identifikasi Faktor Eksternal ... 62

5.3 Strategi Pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar ... 65

5.3.1 Pemberian Bobot... 65

5.3.2 Bobot Relatif ... 65

5.3.3 Pemberian Rating ... 66

5.3.4 Analisis Matriks IFAS dan Matriks EFAS ... 68

5.3.5 Analisis Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) ... 68

5.3.6 Analisis Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) ... 71

5.3.7 Analisis Matriks Posisi ... 73

5.3.8 Analisis Matriks SWOT ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 81

6.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah dan Nama Obyek Wisata Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Labuhan Deli Tahun 2019

4

Tabel 3.1 Sumber dan Jumlah Sampel 27

Tabel 3.2 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) 29 Tabel 3.3 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) 30 Tabel 3.4 Penyusunan Strategi Berdasarkan Matriks SWOT 35 Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Dusun di Desa Pematang

Johar

39 Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Pematang Johar

40

Tabel 4.3 Luas Wilayah Menurut Fungsinya 40

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Desa Pematang Johar 41 Tabel 4.5 Perangkat BUMDes Desa Pematang Johar 42 Tabel 5.1 Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Agrowisata

Sawah Desa Pematang Johar

53 Tabel 5.2 Perhitungan Bobot dan Bobot Relatif Faktor Internal 65 Tabel 5.3 Perhitungan Bobot dan Bobot Relatif Faktor Eksternal 66

Tabel 5.4 Perolehan Rating Faktor Internal 67

Tabel 5.5 Perolehan Rating Faktor Eksternal 67

Tabel 5.6 Hasil Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

69 Tabel 5.7 Hasil Matriks External Factor Analysis Summary

(EFAS) Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

72 Tabel 5.8 Matriks SWOT Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar 76

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Data Wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

5 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

25

Gambar 3.1 Analisis SWOT 33

Gambar 5.1 Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar 45 Gambar 5.2 Fasilitas Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar 46 Gambar 5.3 Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan

Kelompok Usia

47 Gambar 5.4 Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Jenis

Kelamin

48 Gambar 5.5 Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan

Pendidikan

48 Gambar 5.6 Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan

Pendapatan

49 Gambar 5.7 Ketersediaan Indormasi mengenai Agrowisata Sawah

Desa Pematang Johar

50 Gambar 5.8 Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan

Pendidikan

50 Gambar 5.9 Alasan Kunjungan ke Agrowisata Sawah Desa

Pematang Johar

51 Gambar 5.10 Tujuan Kunjungan ke Agrowisata Sawah Desa

Pematang Johar

52 Gambar 5.11 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Agrowisata Sawah

Desa Pematang Johar

55 Gambar 5.12 Besar Pengeluaran Wisatawan Saat Berkunjung ke

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

56 Gambar 5.13 Kenaikan Harga Tiket Masuk terhadap Keinginan

Berkunjung ke Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

57

Gambar 5.14 Tingkat Kepuasan Wisatawan terhadap Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

58 Gambar 5.15 Matriks Posisi Agrowisata Sawah Desa Pematang

Johar

74

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata

Lampiran 2 Jumlah Destinasi Wisata Kabupaten Deli Serdang menurut Kecamatan Tahun 2018-2019

Lampiran 3 Kuesioner Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor – Faktor Internal dan Eksternal

Lampiran 4 Kuesioner Penilaian Pengunjung

Lampiran 5 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Lampiran 6 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal

Lampiran 7 Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor – Faktor Internal

Lampiran 8 Pemberian Bobot dan Penetapan Rating Faktor – Faktor Eksternal

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia sangat beragam dan berpotensi untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Sektor pertanian tidak hanya dapat ditujukan untuk budidaya komoditi pertanian serta perkebunan, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Upaya peningkatan kualitas kekayaan alam melalui adanya usaha pariwisata dilakukan guna menarik minat pengunjung untuk datang ke destinasi – destinasi wisata. Peningkatan kualitas objek wisata dapat dilakukan melalui penambahan fasilitas, promosi usaha yang lebih intensif, perbaikan sarana dan prasarana maupun membuka jenis wisata yang baru.

Pariwisata merupakan salah satu dari beberapa sektor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia serta penyumbang devisa yang cukup besar untuk negara. Sektor pariwisata merupakan peluang bagi tumbuhnya lapangan kerja baru serta berkembangnya berbagai usaha ekonomi. Melalui proses pengelolaan yang baik, pariwisata dapat menjadi sarana penting untuk mendukung perlindungan sumber daya alam dan mendorong pembangunan berkelanjutan (Paputungan dkk, 2017).

Penerimaan devisa Indonesia yang didapatkan melalui sektor pariwisata menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, penerimaan devisa sektor pariwisata tahun 2015 sebesar US$ 10,76 miliar. Angka ini menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa terbesar setelah minyak dan gas, batu bara, serta CPO (Crude Palm Oil). Pada tahun 2019, penerimaan devisa sektor pariwisata sebesar US$

(17)

17,6 miliar dan diharapkan mencapai US$ 20 miliar serta menjadi penyumbang devisa terbesar mengalahkan ekspor sawit, minyak dan gas. Adanya kolaborasi dengan sektor ekonomi lain seperti restoran, hotel, transportasi dan lainnya, pariwisata mampu mengakselerasi terciptanya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, hal ini dapat dicapai melalui pengembangan pariwisata (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, 2018).

Potensi sektor pariwisata yang membaik membuat para pelaku usaha di bidang pariwisata terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dari usaha pariwisata yang dijalankannya. Usaha ini dilakukan guna menarik wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata yang ada. Perbaikan kualitas obyek wisata dapat dilakukan melalui penambahan fasilitas, promosi usaha yang lebih intensif, perbaikan sarana dan prasarana maupun membuka bentuk usaha wisata baru (Ernaldi, 2010).

Trend yang sedang berkembang di masyarakat belakangan ini ialah masyarakat cenderung memilih untuk berkunjung ke objek wisata back to nature. Beberapa orang memandang tempat liburan akan terasa nyaman dan menenangkan pikiran dari kegiatan sehari – hari apabila memiliki suasana alamiah. Hal inilah yang dipandang akan mejadi peluang, sehingga mulai banyak diusung destinasi wisata dengan konsep back to nature. Faganel (2011) menyatakan bahwa wisatawan masa kini rela membayar untuk pelestarian alam dan lingkungan sosial yang mereka harapkan bisa didapat melalui agrowisata. Agrowisata adalah cara lain untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan di pedesaan yang mana berhubungan dengan pertanian.

(18)

Agrowisata adalah suatu perpaduan dan kesatuan antara sektor pertanian dengan wisata. Agrowisata selain berperan sebagai usaha di bidang pertanian melalui pengenalan dan pemberian informasi mengenai pertanian, tetapi juga sebagai usaha wisata melalui keindahan alam yang dimiliki. Konsep agrowisata yang unik dari yang umumnya ditawarkan menjadikan agrowisata menarik perhatian lebih dari para wisatawan. Kebutuhan untuk berlibur serta persepsi masyarakat yang berubah ke destinasi wisata alamiah menyebabkan kunjungan cenderung meningkat (Herlita, 2008).

Agrowisata telah diadopsi oleh berbagai negara di belahan dunia sebagai kebijakan utama desa untuk meningkatkan kesejahteraan desa. Agrowisata adalah gabungan dari produk pertanian dan produk budaya yang dapat menghasilkan berbagai fungsi dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, lingkungan, rekreasi, dan sebagainya. Agrowisata memungkinkan kita untuk menemukan nilai dari sumberdaya yang ada di desa di tengah proses modernisasi (Lee dan Nam, 2007).

Pengembangan usaha agrowisata yang memperkenalkan budaya lokal atau setempat dalam memanfaatkan lahan tidak hanya akan menjadi upaya pelestarian sumberdaya dan teknologi lokal tetapi juga akan meningkatkan pendapatan petani (Paputungan dkk, 2017). Selain itu, Kachniewska (2015) juga menyatakan pariwisata sering diyakini akan memungkinkan untuk didirikannya saluran penjualan tambahan untuk produsen makanan dan berbagai jenis penyedia layanan dan juga akan menarik wisatawan ke daerah yang kurang populer. Wisata pedesaan juga dianggap sebagai industri yang paling berkelanjutan untuk menjamin aktivasi ekonomi masyarakat lokal dengan dampak negatif sosial dan lingkungan yang minim.

(19)

Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Luasnya wilayah Kabupaten Deli Serdang menyebabkan terdapat banyak destinasi di kabupaten ini. Jumlah destinasi wisata Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Kecamatan dapat dilihat pada lampiran 2.

Data destinasi wisata Kabupaten Deli Serdang menurut Kecamatan Tahun 2018- 2019 menunjukkan destinasi wisata di Kabupaten Deli Serdang masih belum merata di setiap kecamatan dan hanya terpusat di satu kecamatan saja. Selain itu, belum ada laporan secara spesifik mengenai jumlah destinasi wisata berbasis pertanian dan non – pertanian menyebabkan masyarakat masih kesulitan dalam mengetahui informasi mengenai hal ini.

Tabel 1.1 Jumlah dan Nama Obyek Wisata Berdasarkan Desa/Kelurahan di Kecamatan Labuhan Deli Tahun 2019

Desa/Kelurahan Obyek Wisata

Jumlah Nama

1. Helvetia - -

2. Menunggal - -

3. Pematang Johar - -

4. Telaga Tujuh - -

5. Karang Gading 1 Beting Camar Dusun 15

Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang, 2019.

Kecamatan Labuhan Deli terdiri atas 5 desa yang mana salah satunya ialah Desa Pematang Johar. Hingga tahun 2019, hanya tercatat terdapat satu obyek wisata yang berada di Kecamatan Labuhan Deli. Pada tahun 2020, muncul destinasi wisata baru berupa agrowisata sawah yang terletak di Desa Pematang Johar.

Kemunculan agrowisata baru perlu dipromosikan agar diketahui oleh masyarakat,

(20)

sehingga para pengusaha dapat menyiapkan cara dan juga strategi untuk memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan sehingga dapat menarik pelanggan atau konsumen. Ketidaktahuan masyarakat mengenai kemunculan tempat wisata baru menyebabkan kurangnya wisatawan lokasi agrowisata baru.

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar merupakan hasil dari adanya dana desa tahun 2018 dan berdampingan dengan PT KIM (Kawasan Industri Medan) melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility). Desa Pematang Johar memiliki luas areal persawahan sebesar 1.750 hektar dan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar dibangun diatas lahan sawah seluas satu hektar yang dikelola menjadi ikon wisata baru Desa Pematang Johar dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kunjungan wisatawan. Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar resmi dibuka pada 09 Februari 2020 dan menjadi ikon wisata Kabupaten Deli Serdang.

Sumber: Laporan Bulanan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar. 2020.

Gambar 1.1 Data Wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

0 5000 10000 15000 20000 25000

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 7182

22663 23972

4966 6205 6243

11714

Jumlah Wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar 2020 (Orang)

Jumlah Pengunjung

(21)

Data jumlah wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar pada bulan Juni – Desember 2020 (Gambar 1.1) menunjukkan fluktuasi bahkan penurunan di beberapa bulan. Data ini membuktikan bahwa Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar memerlukan suatu strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, salah satunya dengan melakukan pengembangan dengan ciri khas atau keunikan yang dimiliki sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan dapat bersaing dengan destinasi wisata lain serta dapat menjadi ikon wisata yang berkelanjutan (sustainable).

Kehadiran agrowisata di Desa Pematang Johar merupakan sesuatu yang baru dikembangkan oleh pemerintah desa. Agrowisata memiliki banyak sekali potensi bukan hanya usaha/bisnis semata tetapi juga dapat dijadikan sebagai solusi bagi banyak pihak seperti berfungsi sebagai media promosi untuk produk – produk pertanian, sarana pendidikan masyarakat, meningkatkan ekonomi baik desa, daerah hingga skala nasional serta peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pengembangan sangat diperlukan agar agrowisata dapat terus eksis dan berkelanjutan.

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar masih tergolong baru dan belum sepenuhnya gencar dipromosikan ke berbagai media sehingga masih belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan wisata ini. Selain itu, menurut data profil Desa Pematang Johar pada tahun 2020, Desa Pematang Johar terletak 43 kilometer dari ibu kota Kabupaten, 13 kilometer dari ibu kota Kecamatan, dan 15 kilometer dari ibu kota Provinsi serta akses jalan yang cukup sempit menyebabkan belum banyak wisatawan yang mengunjungi agrowisata ini. Oleh

(22)

karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai strategi pengembangan agrowisata sawah di Desa Pematang Johar.

1.2 Identifikasi Masalah Masalah

1. Bagaimana karakteristik wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar?

2. Faktor internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar?

3. Strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui karakteristik wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar.

2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar.

3. Menganalisis strategi pengembangan yang dapat diterapkan di Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi masyarakat dan pelaku usaha, mendapatkan informasi mengenai daya dukung lingkungan, kelayakan dan formulasi strategi yang tepat dalam mengembangkan kawasan agrowisata.

2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan di bidang pengembangan pariwisata khususnya menyangkut agrowisata.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi serta referensi dalam melakukan penelitian tentang strategi pengembangan agrowisata.

(23)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pariwisata

Menurut UU 9/1990, pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan wisata atau bagian dari aktivitas yang dilaksanakan secara sukarela serta sementara dengan menggunakan fasilitas dan daya tarik wisata. Sedangkan wisata ialah semua yang berhubungan dengan pariwisata, termasuk penyelenggaraan sarana dan atraksi wisata serta usaha yang berkaitan dengan bidang tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi. Istilah pariwisata pertama kali digunakan pada tahun 1959 sebagai pengganti kata "pariwisata" yang berasal dari bahasa Sansekerta pada Konferensi Pariwisata Nasional Kedua di Tretes, Jawa Timur. Jayatri (2001) menyatakan bahwa terdapat 3 jenis kategori pariwisata yaitu:

1. Ekoturisme, Alternative Tourism atau Green Tourism, merupakan wisata berwawasan lingkungan yang dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kepentingan wisata dalam industri komersial dan pelestarian alam.

2. Wisata Budaya, menggambarkan pariwisata yang berkaitan dengan monumen budaya atau situs sejarah, dengan penekanan khusus pada aspek pendidikan atau observasi spiritual.

3. Wisata Alam, merupakan kegiatan wisata dengan tujuan untuk mengamati kondisi alam.

Menurut Suwena dan Widyatmaja (2010), berdasarkan letak geografis kegiatan tersebut dapat berkembang, pariwisata dibedakan menjadi:

(24)

1. Pariwisata lokal (local tourism) yaitu pariwisata dengan cakupan sempit dan hanya terbatas di beberapa lokasi. Contohnya pariwisata di kota Denpasar, pariwisata di kota Padang.

2. Pariwisata regional (regional tourism) adalah aktivitas pariwisata yang berkembang di suatu daerah, dapat bersifat daerah dalam lingkungan nasional, dan dapat pula bersifat daerah dalam lingkungan internasional. Contohnya pariwisata di Yogyakarta, Bali, dan lain – lain.

3. Pariwisata nasional (national tourism) adalah aktivitas pariwisata yang berkembang di negara yang pesertanya tidak hanya terdiri dari warga negaranya saja, tetapi juga warga negara asing yang berdiam diri di dalam negeri, misalnya pariwisata di daerah – daerah di Indonesia.

4. Pariwisata regional – internasional adalah kegiatan pariwisata yang berkembang dalam wilayah internasional yang terbatas, tetapi melintasi batas dua atau tiga negara di wilayah tersebut, misalnya pariwisata ASEAN.

5. Pariwisata internasional (International tourism) adalah kegiatan pariwisata yang terdapat atau berkembang di banyak negara di dunia.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan kesejahteraan masyarakat umum dengan artian apabila dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak langsung kepada masyarakat lokal, khususnya pada bidang ekonomi. Secara tidak langsung, pariwisata berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan nilai tukar uang negara.

Pada dasarnya, pembangunan pariwisata di suatu daerah sangat erat kaitannya dengan pembangunan ekonominya. Dampak positif yang secara langsung

(25)

dirasakan oleh masyarakat ialah meningkatnya kesempatan kerja di wilayah tersebut. Hal ini adalah hasil dari industri pariwisata yang semakin berkembang, misalnya dengan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut, pembangkit listrik, jembatan, hotel dan proyek lainnya akan menyerap banyak tenaga kerja.

Untuk mengembangkan pariwisata di daerah, strategi dan kebijakan baru perlu diadopsi dalam industri pariwisata

2.1.2 Agrowisata

Agrowisata diartikan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian yang mana wisatawan atau pengunjung dapat mengunjungi lokasi sekaligus melakukan kegiatan seperti membeli produk, menikmati pemandangan, berpartisipasi dalam kegiatan pertanian, serta makan atau bermalam di sekitar perkebunan. Definisi lainnya adalah bahwa agrowisata merupakan cara lain untuk mendongkrak pendapatan, menggali potensi ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dan petani (www.farmstop.com).

Agrowisata adalah bidang usaha campuran antara pertanian dan pariwisata.

Wisata ialah bentuk aktivitas singkat yang memiliki tujuan untuk menikmati objek wisata, sehingga agrowisata juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas menikmati destinasi wisata berbasis pertanian yang dilakukan secara singkat dan sukarela (Islamiarani, 2008).

Budiarti dan Muflikhati (2013) mengemukakan bahwa agrowisata atau wisata pertanian diartikan sebagai sebuah rangkaian kegiatan perjalanan, dari awal produksi hingga pemanfaatan lokasi geografis atau sektor pertanian untuk memperoleh hasil pertanian dari berbagai sistem, yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, serta pemahaman mengenai pertanian.

(26)

Agrowisata di Indonesia diartikan sebagai aktivitas pariwisata dengan mengembangkan pertanian melalui agribisnis sebagai daya tarik. Agrowisata termasuk pada destinasi wisata yang memanfaatkan bidang pertanian sebagai tempat melakukan wisata, dengan tujuan mengembangkan pemahaman serta pengetahuan mengenai pertanian, hiburan, dan interaksi bisnis. Pengembangan agrowisata atau wisata pertanian dapat mendorong budaya lokal dalam pengembangan lahan agar lebih ditekankan dan harapannya dapat mendongkrak penghasilan petani sekaligus melestarikan sumber daya alam dan lingkungan alami lokasi serta mempertahankan budaya lokal (indigenous knowledge) (http://database.deptan.go.id).

Agrowisata termasuk pada wisata ekologi (eco – tourism), yaitu aktivitas wisata yang dilakukan tanpa mencemari atau merusak lingkungan dengan tujuan untuk menikmati dan mengapresiasi keindahan alam dan satwa atau tumbuhan sebagai sarana pendidikan alam (Departemen Pertanian, 2005).

2.1.2 Pengembangan Agrowisata

Terciptanya agrowisata dimotivasi oleh akan adanya peningkatan pendapatan petani. Agrowisata merupakan peluang yang baik untuk mengenalkan masyarakat/komunitas mengenai pertanian dan ekosistem. Tokoh utama dalam agrowisata adalah pengusaha, petani, wisatawan/pengunjung, dan pemerintah atau instansi. Peran semua pemain kunci dalam agrowisata sangat penting untuk mewujudkan pengembangan agrowisata.

Agrowisata pada dasarnya ialah sebuah kegiatan industri dengan harapan akan mendatangkan konsumen atau wisatawan ke tempat wisata yang dikelola. Hal – hal utama yang menarik wisatawan untuk berkunjung adalah keaslian, ciri khas,

(27)

kenyamanan dan pemandangan alamiah. Lingkungan yang berkualitas merupakan aset yang harus diperbaiki dan dikelola terutama di kawasan yang sudah banyak dieksplorasi atau dijelajah oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, hal ini tentunya untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan wisata berperan penting karena dapat menjadi pemandu wisata (tour guide). Oleh karena itu, masyarakat sekitar beserta petani perlu diberikan edukasi agar selalu menjaga keaslian, ciri khas, dan kelestarian lingkungan dikarenakan pentingnya nilai kualitas lingkungan.

Pengembangan agrowisata diharapkan akan sejalan dengan kapasitas, jenis dan fungsi ekologis lahan, yang secara langsung berdampak pada perlindungan sumberdaya alam dan pendapatan masyarakat serta petani. Berkembangnya wisata pertanian dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa sehingga akan menghambat proses urbanisasi yang berkembang.

Keuntungan dari agrowisata adalah melindungi teknologi lokal, melindungi sumber daya alam, dan mendongkrak ekonomi masyarakat di sekitar tempat wisata.

Menurut (Lobo dkk, 1999) Keuntungan dari adanya pengembangan agrowisata bagi petani lokal ialah sebagai berikut:

1. Agrowisata menciptakan kesempatan bagi petani lokal untuk meningkatkan pendapatan, peningkatan kondisi ekonomi, serta keberlanjutan usahataninya.

2. Sarana yang baik untuk edukasi pertanian bagi rakyat/masyarakat biasa dan untuk perekonomian yang lebih luas serta peningkatan kualitas hidup.

3. Mengurangi adanya arus urbanisasi ke kota, diakibatkan masyarakat dapat memperoleh penghasilan yang layak dari usahatani yang dilakukannya di desa.

(28)

4. Media promosi bagi produk – produk lokal dan mendorong adanya pengembangan bisnis pemasaran daerah, menciptakan value added, dan penjualan langsung (direct marketing) untuk meningkatkan kegiatan ekonomi yang akan membawa manfaat bagi masyarakat di daerah yang dikembangkan agrowisatanya.

Menurut Budiarti dan Muflikhati (2013), pengembangan wisata pertanian dapat melindungi kearifan lokal, menghemat sumber daya, serta meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan petani di sekitar wisata pertanian. Dampak positif pengembangan agrowisata diantaranya meningkatkan nilai jual produk pertanian dan mengembangkan sumber pendapatan lain bagi masyarakat sekitar melalui penyewaan homestay, menjual souvenir dan kerajinan tangan, serta wisata kuliner.

Agrowisata dapat berkembang dengan baik apabila terjadi tri mitra dan tri karya pembangunan yang mana didalamnya meliputi pemerintah sebagai pembuat kebijakan, rakyat/petani sebagai subyek, serta dunia usaha pariwisata yang menjadi penggerak bagi perekonomian rakyat (Sutjipta, 2001).

Model pengembangan agrowisata perlu dilakukan dengan adanya partisipasi masyarakat setempat untuk mendukung terlaksananya berbagai aktivitas usaha agrowisata. Melalui adanya partisipasi masyarakat dalam usaha pengembangannya diharapkan akan ada interaksi positif berupa rasa memiliki untuk menjaga keberlanjutan obyek di masa yang akan datang.

Menurut Utama (2001), agrowisata dapat dikembangkan dalam beberapa bentuk diantaranya ruang tertutup berupa museum, ruang terbuka berupa lansekap atau

(29)

taman, dan dapat berupa percampuran antara keduanya. Agrowisata ruang tertutup dapat ditampilkan dalam bentuk koleksi alat pertanian khas atau unik serta memiliki nilai sejarah maupun naskah atau visualisasi dari sejarah penggunaan suatu lahan serta proses pengolahan suatu hasil pertanian. Agrowisata ruang terbuka dapat berupa suatu tatanan lahan yang indah dan sesuai dengan tipologi lahan serta kapabilitasnya untuk mendukung suatu sistem usahatani yang berkelanjutan dan efektif. Umumnya, komponen utama dari pengembangan agrowisata ruang terbuka ialah dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan hilirisasi komoditi pertanian yang khas, atraksi budaya setempat, serta pemandangan yang alami serta nyaman untuk dinikmati. Agrowisata ruang terbuka dapat dikembangan melalui dua pola/versi yaitu alami dan buatan sebagai berikut:

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek wisata pada ruang terbuka alami berada pada areal dimana aktivitas wisata dilakukan langsung oleh masyarakat atau petani setempat sesuai dengan kesehariannya. Masyarakat tetap melakukan kegiatan atau aktivitas sesuai dengan apa yang biasa dilakukan tanpa ada aturan atau intervensi dari pihak lain.

Masyarakat dapat melakukan suatu atraksi spesifik yang dapat ditonjolkan agar memberikan ciri khas tersendiri bagi para wisatawan dengan tetap mempertahankan nilai estetikanya. Selain itu, fasilitas yang tidak bertentangan dengan nilai budaya yang ada seperti kemudahan sarana transportasi, pondok, fasilitas sanitasi serta jaminan keselamatan dari binatang buas dapat diterapkan sebagai pendukung kenyamanan pengunjung. Salah satu objek agrowisata ruang terbuka alami diantaranya Suku Naga di Tasikmalaya dan Suku Baduy yang

(30)

berada di Pandeglang; Bali dengan budaya Subaknya; Suku Tengger di Jawa Timur; dan berbagai pola atraksi pengolahan lahan dalam proses budidaya komoditi pertanian di Papua.

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Objek wisata ruang terbuka buatan dirancang pada kawasan – kawasan khusus yang belum dimiliki serta diolah oleh masyarakat adat setempat. Bentuk desain pada agrowisata ruang terbuka buatan dapat disesuaikan dengan kondisi alam komoditi pertanian yang dapat dikembangkan dan memiliki nilai jual atau estetika bagi wisatawan di wilayah tersebut. Teknologi yang diterapkan pada pola agrowisata ini dapat diambil dari masyarakat setempat lalu diolah sehingga menciptakan produk kreatif pertanian yang menarik. Fasilitas pendukung bagi para pengunjung dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern tanpa merusak sistem atau keseimbangan ekosistem yang ada. Umumnya, objek wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha dan pelaksana parsialnya tetap dilakukan oleh petani atau masyarakat setempat.

Pada dasarnya, pengembangan agrowisata memiliki manfaat berlipat termasuk promosi produk – produk pertanian, nilai tukar uang yang meningkat, pendapatan dan kesejahteraan petani yang lebih baik, serta meningkatkan volume penjualan hasil pertanian disamping meningkatkan jenis dan variasi produk pariwisatan yang ada di Indonesia.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani dengan arti merencanakan. Strategi dapat diartikan sebagai alat menentukan tujuan serta sasaran jangka panjang dari suatu

(31)

perusahaan serta penerapan perlakuan dan alokasi sumber daya yang diperlukan guna memcapai tujuan tersebut (Chandler, 1962).

Strategi ialah suatu cara yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan berbagai pertimbangan. Strategi merupakan bakal tindakan yang mengarahkan manajemen puncak dan sumberdaya perusahaan untuk selanjutnya dapat direalisasikan pada perusahaan.

Strategi perlu memperhatikan faktor – faktor internal dan juga eksternal yang akan dihadapi. Oleh karena itu, strategi harus memiliki konsep multifungsional atau multidivisional (David, 2004). Stoner dan Gilbert dalam Tjiptono (2008) menyatakan bahwa strategi dapat diartikan dalam dua perspektif. Perspektif pertama ialah strategi sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan menerapkan misinya. Sedangkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai respon atau bentuk tanggapan organisasi terhadap lingkungannya. Menurut Taufiqurokhman (2016), terdapat beberapa tingkatan strategi, diantaranya:

1. Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Strategy): Strategi ini diputuskan oleh manajemen tingkat tertinggi dalam organisasi yang mana mengarah pada bisnis yang akan dikelola serta pengalokasian sumberdaya diantara bisnis tersebut.

Corporate Strategy berhubungan dengan investasi keuangan secara langsung dan organisasi secara keseluruhan serta melibatkan tujuan jangka panjang dari perusahaan.

2. Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy): Strategi pada tingkat ini diputuskankan oleh unit bisnis strategi (Strategy Business Unit) secara mandiri.

(32)

Business Strategy biasanya dibuat oleh manajer pada tingkat bisnis yang didahului dengan negosiasi dengan manajer korporasi yang memusatkan kepada bagaimana perusahaan dapat bersaing bersaing dalam dunia bisnis.

Strategi bisnis harus berasal, diperoleh serta didukung oleh strategi korporasi.

3. Strategi Tingkat Fungsional (Functional Strategy): Strategi pada tingkat ini memiliki lingkup yang lebih sempit apabila dibandingkan dengan strategi korporasi dan strategi bisnis. Functional Strategy berhubungan dengan fungsi bisnis seperti fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi produksi, fungsi keuangan, serta fungsi riset dan pengembangan (Research and Development).

Strategi fungsional harus mengarah kepada strategi bisnis. Konsep utama tergantung pada bagaimana cara penerapan yang paling baik.

2.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT ialah instrumen perencanaaan strategis klasik dimana penerapannya menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta kesempatan dan ancaman. Instrumen ini merupakan cara sederhana untuk memperkirakan jalan terbaik sehingga dihasilkan sebuah strategi yang akan membantu perencana untuk mengetahui apa yang dapat dicapai dan hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan.

Menurut Pearce dan Robinson (2011) analisis SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) internal suatu perusahaan, opportunities (peluang) dari lingkungan serta threats (ancaman). Analisis SWOT merupakan suatu teknik dimana manajer dapat membuat gambaran singkat dari situasi strategis perusahaan yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, analisis SWOT dapat diartikan sebagai cara mengidentifikasi berbagai faktor – faktor

(33)

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan dihadapi oleh suatu organisasi baik perusahaan maupun pemerintahan.

Analisis SWOT dapat digunakan secara deskriptif dan kuantitatif. Penggunaan SWOT secara deskriptif umumnya hanya akan menjelaskan pengembangan suatu perusahaan tanpa menjelaskan strategi faktor internal dan eksternalnya.

Penggunaan analisis SWOT secara kuantitatif menjelaskan secara rinci pengembangan suatu perusahaan beserta faktor – faktor internal dan eksternalnya dengan menggunakan bobot untuk selanjutnya dapat disusun strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan perusahaan (Toguria, 2013).

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palit, dkk (2017) berjudul Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi strategi yang tepat dalam pengembangan kawasan agrowisata Rurukan. Metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi dan dianalisis menggunakan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa rumusan strategi yang dapat diterapkan yaitu memanfaatkan objek wisata untuk menarik investor sehingga semakin berkembang dan dinikmati oleh masyarakat, memanfaatkan tanah kawasan Rurukan yang subur untuk ditanami buah sehingga lebih menarik wisatawan.

Kurniasanti (2019) melakukan penelitian berjudul Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam di Kecamatan Bangorejo – Banyuwangi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor lingkungan internal dan eksternal agrowisata

(34)

kampung petani buah jeruk siam, merumuskan strategi alternatif yang menjadi prioritas bagi agrowisata. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari 5 orang yaitu pengelola, petani, wisatawan, pemerintah desa, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Analisis data menggunakan analisis matriks IFAS, EFAS, dan SWOT. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat enam kekuatan dan empat kelemahan internal untuk pengembangan agrowisata sedangkan faktor eksternal menghasilkan lima peluang dan tiga ancaman; strategi pengembangan agrowisata memiliki sembilan alternatif strategi sedangkan prioritas strategi pengembangan agrowisata kampung petani buah jeruk siam yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan keterampilan SDM dan diversifikasi produk turunan buah jeruk siam menjadi pulpy orange siam maupun selai siam.

Penelitian Ernaldi (2010) berjudul Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas dan menganalisis strategi pengembangan yang dapat diterapkan dan menjadi prioritas dalam pengembangannya. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari responden internal sebanyak 8 orang dan responden eksternal (wisatawan) sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan faktor internal kekuatan utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah panorama alam perkebunan teh yang indah dan faktor lokasi wisata yang luas sedangkan kelemahan utamanya adalah promosi yang belum intensif dan

(35)

gencar. Faktor eksternal peluang utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah memiliki infrastruktur dan akses jalan yang bagus, sedangkan ancaman utamanya adalah intensitas persaingan bisnis agrowisata yang relatif tinggi;

strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang diperoleh dan dapat diterapkan terdiri atas menambah fasilitas penginapan, menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi, membuat paket liburan, lebih aktif dan gencar melakukan promosi melalui media elektronik dan media cetak, serta mengembangkan keunikan atau ciri khas khusus yang berbedar dari agrowisata lain.

Sukerti, dkk (2015) melakukan penelitian mengenai agrowisata dengan judul Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kabupaten Karangasem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan sumber daya pariwisata di Agrowisata Salak Sibetan dan menentukan strategi alternatif yang dapat diterapkan pada Agrowisata Salak Sibetan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari Kepala Desa dan 3 pengelola agrowisata. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan bahwa Agrowisata Salak Sibetan dikelola oleh masyarakat banjar adat dan masih memegang teguh nilai – nilai serta tradisi di Banjar;

Strategi alternatif yang dapat diterapkan untuk mengembangkan Agrowisata Salak Sibetan ialah dengan mengoptimalkan pengembangan keanekaragaman jenis salak, melakukan studi banding ke destinasi wisata sejenis, membentuk organisasi pengelola agrowisata yang profesional, meningkatkan kesadaran akan wisata berkelanjutan pada masyarakat Banjar.

(36)

Penelitian yang dilakukan oleh Tompodung, dkk (2017) berjudul Pengembangan Kawasan Agrowisata Di Kecamatan Tomohon Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik kawasan agrowisata dan menetapkan strategi pengembangan kawasan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah purposive dan analisis data yang digunakan berupa analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan agrowisata di Kecamatan Tomohon Timur ialah dengan membuat masterplan kawasan agrowisata, memanfaatkan investasi untuk memperbanyak fasilitas dan sarana serta prasarana, dan peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.

Penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Agrowisata Kebun Teh Kaligua Di Kabupaten Brebes: Perspektif Pedagang yang dilakukan oleh Viviyanti (2016). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian pedagang terhadap potensi dan pendukung pengembangan Agrowisata Kebun Teh Kaligua serta memberikan arahan untuk pengelolaan dan pengembangan yang tepat. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang berjumlah 48 responden. Analisis data menggunakan pendekatan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan bahwa strategi yang dapat diterapkan ialah dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang secara optimal. Harapan pedagang terhadap pengembangan agrowisata dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal dan sarana prasarana dan fasilitas pendukung agrowisata.

Penelitian Paputungan, dkk (2017) berjudul Strategi Pengelolaan Kebun Kopi di Desa Purworejo Timur, Kabupaten Bolaan Mongondow Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh profil sosial – budaya, ekonomi

(37)

masyarakat serta sumber daya alam untuk pengembangan agrowisata;

menganalisis persepsi masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan agrowisata; menyusun strategi untuk menciptakan Desa Purworejo Timur sebagai kawasan agrowisata berkelanjutan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang berjumlah 72 responden. Analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan masyarakat di kawasan Desa Purworejo Timur memiliki hubungan kemasyarakatan yang baik. Kegiatan ekonomi masyarakat didominasi oleh kegiatan pertanian; responden memiliki nilai persepsi positif terhadap pengembangan agrowisata Kebun Kopi di Desa Purworejo Timur; strategi kebijakan melalui analisis SWOT yaitu untuk mendesain pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur.

Bachtiar, dkk (2016) melakukan penelitian dengan judul Persepsi Masyarakat dan Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan; mengidentifikasi faktor – faktor internal dan eksternalnya;

merumuskan strategi alternatif yang perlu dilakukan untuk pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan; menentukan strategi yang tepat dan menjadi prioritas dalam pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah purposive yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu internal, eksternal dan pihak swasta. Analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan persepsi masyarakat Desa Sibetan terhadap pengembangan agrowisata tergolong dalam kategori sangat baik;

identifikasi faktor internal dan faktor eksternal pengembangan agrowisata terdiri

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan hal tersebut di atas, Panitia Pengadaan Alat Pengolah Data pada Perwakilan BPKP Provinsi Maluku akan mengadakan PELELANGAN ULANG. Demikian untuk

Selanjutnya, bab ini juga akan membahas mengenai pelaksanaan bimbingan rohani Islam di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang meliputi, tujuan bimbingan rohani

Pengurutan data ini akan menggunakan salah satu metode yaitu metode selection sort dan bubble sort serta mengunakan proses pengurutan ascending (dari terkecil ke terbesar)

KEPADA PESERTA PELELANGAN YANG KEBERATAN, DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MENYAMPAIKAN SANGGAHAN KHUSUSNYA MENGENAI KETENTUAN DAN PROSEDUR YANG TELAH DITENTUKAN DALAM

Penulisan Ilmiah dengan judul Penerapan HTML dalam Pembuatan Homepage Pribadi ini, ditujukan untuk membantu dalam melakukan pemodifikasian dalam pembuatan Homepage Pribadi,

kedalaman tanah keras > 3 m, dalam hal ini yang umum digunakan adalah pondasi sumuran atau pondasi

Yang membedakan film secara semiotis dari objek-objek desain lainnya, yaitu bahwa film selalu berisikan unsur-unsur tanda berupa objek (object) yang difilmkan; konkarya

Hal ini berarti bahwa: (1) upaya untuk memperoleh kualitas bahan pangan yang baik harus dimulai dari sejak pra-panen sampai pascapanen, dan (2) negara-negara berkembang didiskreditkan