• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.7. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Marendra (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Peran dan Kinerja Bank Pemerintah terhadap Pembiayaan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia (Perspektif Kredit Konsumsi sebagai Kredit Non UMKM). Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengevaluasi kinerja riil penyaluran kredit bank pemerintah kepada sektor usaha mikro dan kecil; (2) Memaparkan perspektif kredit konsumsi sebagai kredit yang tidak dapat digolongkan dalam kredit UMKM; (3) Menilai pengaruh suku bunga kredit dan

Non Performing Loan (NPL) bank pemerintah terhadap kinerja penyaluran UMKM bank pemerintah.

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder melalui studi pustaka diantaranya data Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA), Statistik Perbankan Indonesia (SEKI), Bank Indonesia dan Statistik UMKM, Kementerian Koperasi dan UMKM. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian menggambarkan kondisi berikut :

1. Kinerja pembiayaan bank pemerintah pada sektor UMKM masih belum

optimal dan belum memberikan kontribusi, serta peran nyata terhadap upaya pengembangan UMKM melalui bantuan permodalan disebabkan oleh (a)

penyaluran kredit bank pemerintah masih rendah, yaitu 11% dari total kredit perbankan; (b) bank pemerintah menempati urutan ketiga dalam penyaluran kredit untuk UMKM setelah BPR dan bank swasta.

2. Berdasarkan hasil kajian, outstanding kredit UMKM yang disalurkan oleh bank pemerintah didominasi oleh kredit konsumsi 60%.

3. Hasil analisis faktor rataan suku bunga kredit dan jumlah NPL bank pemerintah terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM bank pemerintah menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut tidak secara bersama-sama (simultan) berpengaruh namun hanya secara parsial (rataan suku bunga yang berpengaruh signifikan).

Juhaeri (2011) meneliti tentang kajian kelayakan dan strategi pengembangan KUR di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisa karakteristik dan perilaku UKM serta kesesuaiannya dengan skim kredit/pola pembiayaan yang paling tepat; (2) Menganalisa hambatan dan kendala dalam penyaluran KUR Bank BNI kepada para pelaku UKM; (3) Menyusun strategi efektif untuk meningkatkan pangsa KUR Bank BNI.

Penelitian ini dilakukan dengan kuesioner kepada 100 orang debitur KUR di 10 (sepuluh) kota di Indonesia. Metode analisis dalam kajian ini adalah (1) analisis deskriptif kuantitatif; (2) Khi Kuadrat; (3) Analisis SWOT dan Matriks

Boston Consulting Group (BCG).

Dari hasil kajian didapatkan keterbatasan dalam administrasi dan manajerial usaha merupakan kesesuaian dengan karakteristik dan perilaku UKM di 10 kota di Indonesia. Hasil observasi menunjukkan bahwa KUR sesuai dengan UKM adalah 84% dan yang menyatakan setuju masih ada kendala 79%. Kedua kondisi demikian diperkuat oleh uji Khi Kuadrat.

Berdasarkan analisa SWOT, yang menjadi kekuatan KUR Bank BNI adalah posisi coorporate image Bank BNI yang kuat, jaringan kantor Bank BNI yang tersebar luas dan dukungan modal yang memadai. Faktor kelemahan yang dimiliki adalah kurangnya outlet pemprosesan kredit, kurangnya promosi KUR dan kurangnya tenaga pemprosesan kredit. Peluang yang dimiliki adalah pangsa pasar pembiayaan KUR, kebijakan otonomi daerah dan kebijakan pemerintah terhadap UKM. Sedangkan faktor ancaman diantaranya outlet BRI tersebar luas sampai kepelosok, dukungan Pemda terhadap BPD dan agresivitas BPR. Berdasarkan kondisi di atas, maka matriks IE yang mengacu pada hasil total nilai matriks IFE 3,15 dan nilai matriks EFE 3,21. Posisi pembiayaan KUR Bank BNI untuk UKM terletak pada sel I, yaitu growth. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar).

Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penyaluran KUR Bank BNI sesuai rekomendasi strategi penetrasi pasar berupa : (1) Meningkatkan ekspansi kredit lebih intensif dan prudent melalui penambahan outlet

pemprosesan kredit; (2) Perbaikan fitur KUR Bank BNI berupa suku bunga bersaing dan jaminan yang lebih fleksibel; (3) menjalin kemitraan dengan BPR dan mengalokasikan sumber daya yang ada.

Wiyono et. al (2003) meneliti analisa strategi pola pembiayaan kredit mikro pada bank Bank BNI : Solusi Pemenuhan Permodal Bagi Usaha Kecil. Tujuan kajian ini adalah (1) Mengidentifikasi potensi pasar pada segmen mikro; (2) Menganalisis karakteristik dan perilaku pengusaha mikro; dan (3) menganalisis keberadaan Bank BNI dalam segmen pasar mikro. Penelitian ini dilakukan pada

Unit Layanan Mikro (ULM) Bank BNI, yaitu 6 ULM di Sumatera, 10 ULM di Jawa, 2 ULM di Sulawesi dan 2 ULM di Bali). Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner yang didistribusikan kepada 500 responden sebagai pelaku dan petugas ULM. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk menjawab tujuan penelitian tersebut.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pangsa pasar Bank BNI memasuki sektor mikro cukup besar. Hal ini didasarkan pada nama besar Bank BNI sudah dikenal di masyarakat. Segmen pasar yang dibidik oleh Bank BNI adalah para pengusaha mikro di daerah perkotaan atau pinggiran kota, dengan alasan kemudahan infrastruktur dan biaya operasional yang murah serta potensi pasar yang banyak. Dalam menjalankan bisnisnya di sektor mikro, Bank ABC secara mendasar menggunakan pendekatan 2 (dua) strategi pemasaran, yaitu (a) memasarkan produk-produk kredit mikro secara organik (proses dan pengelolaan debitur mikro dikelola sendiri oleh Bank BNI); dan (b) melakukan kemitraan dengan lembaga keuangan mikro lainnya (anorganik), seperti BPR, Koperasi dan lainnya.

Faktor-faktor yang berpengaruh dan harus dipertimbangkan dalam membangun usaha layanan mikro adalah (a) pengusaha mikro umumnya membutuhkan dana yang pengembaliannya dapat dicicil secara fleksibel, (b) jaminan kredit berupa hak sewa lokasi usaha umumnya kurang dapat diterima oleh operasional perbankan konvensional. Model jaminan seperti ini perlu disikapi dengan baik dan dapat dijadikan sebagai jaminan alternatif yang berfungsi sebagai moral obligation, (c) Proses kelayakan analisis kredit sebagian besar didasarkan dari kinerja usaha dan karakter dari calon debitur tanpa meninggalkan faktor prudential banking, dan (d) Untuk lebih mengefektifkan pemasaran produk-produk perkreditan mikro, petugas-petugas bank harus memahami budaya para pengusaha mikro di suatu lokasi dan petugas bank berasal dari tenaga lokal lebih disukai, karena proses komunikasi (bahasa), budaya dan pemahaman daerahnya lancar.

Perbedaan penelitian ini dari yang sebelumnya adalah cakupan masalah yang dibahas, alat analisis yang digunakan dan rekomendasi hasil penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbedaan penelitian sebelumnya

No. Nama, tahun dan

judul Cakupan masalah Alat analisis Rekomendasi

1 Marendra (2011)

Kajian Peran dan Kinerja Bank Peme- rintah terhadap Pembiayaan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia (Pers- pektif Kredit Kon- sumsi sebagai Kre- dit Non UMKM).

(1) Kinerja riil penyalu- ran kredit bank pemerin- tah kepada sektor usaha mikro dan kecil; (2) Pers- pektif kredit konsumsi sebagai kredit yang tidak dapat digolongkan dalam kredit UMKM; (3) Pe- ngaruh suku bunga kredit dan NPL bank pemerin- tah terhadap kinerja penyaluran UMKM

Data sekunder : data Statistik Eko- nomi dan Keuang- an Daerah (SEK- DA), Statistik Perbankan Indo- nesia (SEKI), Bank Indonesia dan Statistik UMKM, Kemen- terian Koperasi dan UMKM. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan regresi liniar berganda

No. Nama, tahun dan

judul Cakupan masalah Alat analisis Rekomendasi

2 Juhaeri (2011)

Kajian kelayakan dan strategi pengembangan kredit usaha rakyat di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

(1) Karakteristik dan perilaku UKM, serta kesesuaiannya dengan skim kredit pembiayaan yang paling tepat; (2) Hambatan dan kendala dalam penyaluran KUR Bank BNI kepada para pelaku UKM; (3) Strategi efektif untuk meningkatkan pangsa KUR Bank BNI.

Penelitian ini menggunakan kuesioner kepada 100 orang debitur KUR di 10 (sepuluh) kota di Indonesia. (1) Analisis deskriptif kuantitatif; (2) Khi Kuadrat; (3) Analisis SWOT dan Matriks BCG. 3 Wiyono et. al (2003) Strategi pola pembiayaan kredit mikro pada bank Bank BNI : Solusi Pemenuhan Permodal Bagi Usaha Kecil.

(1) potensi pasar pada segmen mikro; (2) karakteristik dan peri- laku pengusaha mikro; dan (3) keberadaan Bank BNI dalam segmen pasar mikro.

Penelitian ini dilakukan pada ULM Bank BNI, yaitu 6 ULM di Sumatera, 10 ULM di Jawa, 2 ULM di Sulawe- si dan 2 ULM di Bali). Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner kepada 500 responden sebagai pelaku dan petugas ULM. Analisis deskriptif kuantitatif 4 Nugraha (2013) Strategi Pening- katan Penyaluran KUR pada Bank ABC Cabang Pangkalpinang

(1) pola penyaluran KUR Bank ABC Cabang Pangkalpinang (2) faktor internal dan eksternal dalam menyalurkan KUR Bank ABC Cabang Pangkalpinang, (3) Merekomendasikan alternatif strategi bisnis prioritas terpilih bagi KUR Bank ABC Cabang Pangkalpinang Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung, kue- sioner dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan Analisis deskriptif kuantitatif, SWOT dan QSPM

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait